Perkataan Pak Mun seketika membuat mereka kembali mengingat ingat sebelumnya, apakah daya tahan ingatan mereka kalah dengan Pak Mun yang jauh lebih tua daripada mereka, dan nyatanya memang benar bahwa mereka sama sekali tidak ingat dengan kejadian waktu itu dimana anggota Gengcobra datang ketempat ini.
"Aku sama sekali tidak mengingatnya, kenapa ingatanku tidak semulus ingatanmu Pak, kau bahkan jauh lebih tua daripada diriku, makanan apa yang membuatmu memiliki ingatan tajam?" Ucap Pak Santo yang berusaha mengingatnya.
"Mangkanya cepat nikah biar ingatanmu itu setajam ingatanku" Ucap Pak Mun.
"Emang apa hubungannya dengan nikah? Ngak masuk akal sekali" Dengus Pak Santo.
"Apakah benar mereka pernah datang kemari sebelumnya? Tapi kenapa Non Dhira terlihat begitu sedih seperti itu?" Tanya Bi Sari yang ikut serta melihat kedatangan mereka ditempat ini sekarang.
"Kau mah bagian belakang, mana mungkin bisa melihat kedatangan mereka, orang mereka datang saja cuma sebentar setelah itu pergi lagi" Ucap Pak Mun kepada Bi Sari.
"Ya santai dong, mentang mentang pekerjaannya didepan gitu" Ucap Bi Sari yang sedikit sensi.
"Sudah jangan ladeni dia, emang gitu orangnya" Ucap Bi Ira yang menengahi ketiganya, "Mereka adalah teman teman Dhira, aku sangat mengenali mereka, mereka bukan orang jahat kok"
Hanya Bi Ira saja yang mengenali mereka, karena mereka sering datang kerumah Nadhira sebelumnya sehingga Bi Ira tidak seheboh teman kerjanya itu, entah apa yang terjadi kepada Nadhira sehingga dirinya terlihat begitu sedih.
Nadhira hanya bisa menahan tangisannya agar Bayu dan yang lainnya tidak mengetahui bahwa dirinya merasa sedih saat ini, yang mereka ketahui hanyalah tangisan air mata bahagia atas kepulangan dari Rifki saat ini.
"Apa kau serius tidak ingin bertemu dengannya Dhira?" Tanya Bayu sekali lagi untuk memastikan ucapan Nadhira sebelumnya.
"Entah apa yang harus aku katakan kepadanya Bay, aku tidak sanggup untuk bertemu dengannya saat ini, hanya mendengar bahwa dia baik baik saja sudah cukup bagiku Bay".
"Dhira, Rifki sangat merindukan dirimu, dan dia juga berharap bahwa kau datang untuk menyambutnya, apa kau ingin mematahkan harapannya itu?".
"Aku katakan kepadamu sekali lagi Bay, aku tidak akan bisa bertemu dengannya Bay, jika Rifki bertanya maka katakan saja bahwa aku tidak sanggup untuk menemuinya karena aku telah mengecewakan dirinya selama ini"
"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusanmu Dhira, kami juga tidak bisa memaksanya, kalau begitu kami pamit undur diri".
Bayu segera berpamitan untuk pergi dari tempat itu kepada Nadhira, dan mereka segera bergegas meninggalkan tempat itu, sementara Nadhira hanya menatap kepergian mereka dengan hati yang terasa sakit ketika melihat kepergian mereka dari tempat itu.
Melihat orang orang itu meninggal rumah Nadhira membuat keempat pekerjanya itu segera bergegas menuju ketempat dimana Nadhira berada untuk memastikan keadaannya, entah apa yang sebenarnya terjadi kepada Nadhira.
Ketika melihat Bi Ira mendekat kearah Nadhira, Nadhira segera menjatuhkan dirinya kedalam pelukan Ibu angkatnya itu, dan Bi Ira begitu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Nadhira.
"Apa yang dikatakan oleh mereka Nak? Kenapa kamu menangis seperti ini?" Tanya Bi Ira ketika mendengar isak tangis lirih Nadhira yang ada dipeluknya.
"Mereka bilang bahwa Rifki pulang Bu" Ucap Nadhira yang berusaha untuk menahan isak tangisnya.
"Bukankah itu hal yang bagus Nak? Lalu kenapa kau menangis seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi kepada Rifki? Apa dia baik baik saja?".
"Aku sangat merindukannya Bu, tapi aku tidak mampu bertemu dengan dirinya, aku telah mengecewakannya Bu, bagaimana bisa aku bertemu dengannya"
"Sudah jangan bersedih seperti ini, Rifki pasti bisa memaafkan dirimu, lagian itu juga bukan salahmu Dhira, kau hanya dijebak waktu itu".
"Lalu bagaimana kalau dia mengetahui bahwa sekarang aku hanya memiliki satu ginjal Bu? Aku tidak berani untuk bertemu dengannya, aku tidak tau lagi apa yang harus aku katakan kepadanya".
"Tidak akan ada yang akan mengatakan itu kepadanya Nak, kau tau kan bahwa hanya kami yang mengetahui hal itu? Dan kami tidak akan pernah mengatakan apapun soal itu, apalagi membicarakan hal itu kepada orang lain, sudah jangan bersedih lagi, jika Dhira bersedih kami juga akan ikut sedih".
"Iya Non, kami akan berusaha untuk menjaga rahasia itu demi Non Dhira, kami sangat menyayangi Non Dhira" Ucap Pak Mun.
"Non Dhira tidak perlu khawatir soal itu, saya janji tidak akan pernah mengatakan itu kepada siapapun kok, tapi Non Dhira masih keren loh, beladiri Non Dhira juga sangat hebat" Ucap Pak Santo.
"Mungkin hanya saya yang tidak tau apa apa disini, tapi Non Dhira tenang saja, rahasia itu akan aman" Ucap Bi Sari yang ikut mengutarakan pendapatnya.
Nadhira merasa begitu bahagia karena dirinya dapat hidup diantara orang orang yang sangat menyayanginya meskipun tidak ada hubungan darah diantara dirinya dan mereka, akan tetapi kasih sayang mereka benar benar tulus kepada Nadhira, ya meskipun Nadhira sering membuat mereka kewalahan karena sikapnya.
"Terima kasih kalian selalu ada untukku, aku merasa bahagia ketika bisa bertemu dengan kalian" Ucap Nadhira yang terharu dengan perkataan perkataan mereka kepadanya.
"Tapi Non janji jangan memecat saya kalau lagi sebal seperti kemarin" Ucap Pak Santo.
"Bagaimana mungkin aku bisa memecat Pak Santo, kalau aku sebal pasti langsung menjadikan Pak Santo sebagai tahu bulat".
"Non itu jauh lebih mengerikan, bagaimana kalau diberi saos diatasnya terus dipotong potong?".
"Boleh juga ide Pak Santo" Ucap Nadhira sambil tersenyum tipis kearahnya.
"Bagaimana kalau sebagai bahan percobaan, kita gunakan saja Pak Mun".
"Ini malah jauh lebih bagus lagi Pak" Ucap Nadhira sambil tersenyum misterius kearah Pak Mun.
"Eh apa yang kalian rencanakan? Non, kasihanilah saya Non, istri saya menunggu saya dirumah" Ucap Pak Mun merinding ketika ditatap oleh Nadhira dan Pak Santo seperti itu.
Nadhira mampu tertawa bahagia bersama mereka, meskipun tawanya itu hanyalah sebagai penutup rasa kesedihan yang ada didalam hatinya saja, bercanda gurau bersama Pak Mun dan Pak Santo adalah hal yang membahagiakan bagi Nadhira.
Meskipun dalam kesedihan akan tetapi Nadhira mampu menciptakan sebuah tawa diwajahnya jika berhadapan dengan kedua orang itu, meskipun perbedaan mereka begitu besar, akan tetapi Nadhira tidak pernah membeda bedakan mereka.
Mereka sangat menyayangi Nadhira dengan begitu tulus, karena kebaikan Nadhira yang selalu diberikan kepada mereka, sehingga mereka sangat menghormati Nadhira dan tidak ingin melihat Nadhira bersedih ataupun terluka.
*****
Penguni Surya Jayantara dihebohkan dengan kedatangan begitu banyak makanan dari anggota Gengcobra, entah apa yang terjadi sehingga ada seseorang yang mengantarkan nasi kotak tersebut menggunakan 5 buah mobil.
Mobil mobil tersebut segera masuk kedalam halaman Surya Jayantara, melihat kedatangan mobil tersebut membuat penjaga gerbang dengan segera membukakan gerbang untuk mereka karena ia takut kalau sampai Bayu marah ditempat itu.
Melihat begitu banyak mobil yang masuk membuat beberapa gadis menghentikan aktivitas mereka dan menatap kearah mobil mobil tersebut, dan terlihat tiga orang gsdis yang tengah mengintip kedatangan mobil itu melalui kaca yang ada dikamar mereka, dan gadis gadis itu terlihat masih berusia 18 tahunan, dan sesekali mereka bercanda gurau bersama.
Kamar mereka berada dilantai dua sehingga mereka dengan mudah melihat kedatangan anggota Gengcobra ketempat itu, dan mereka kebingungan karena tidak biasanya ada yang datang dengan seperti itu caranya.
"Eh lihatlah, siapa yang datang ketempat ini, kenapa begitu ramai seperti ini" Ucap seorang gadis yang biasanya dipanggil Lili
"Ngak tau Li, apa mungkin ada sesuatu yang membuat mereka datang, tidak seperti biasa orang orang dari pemerintah itu datang dengan seperti ini" Ucap seseorang yang bernama Vivi.
Selama ini anggota Gengcobra yang mereka kenal adalah sebuah anggota dari pemerintahan yang ditugaskan untuk mengatur keuangan dari Surya Jayantara, akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah anggota Gengcobra dan bebas dari pemerintah sehingga mereka menganggap anggota Gengcobra adalah anggota pemerintahan.
"Mungkinkah itu hal yang begitu penting?" Tanya Lili
"Bagaimana kalau kita lihat kebawah? Mungkin kita akan segera mengetahui jawabannya" Tanya seseorang yang bernama Vira.
"Jangan turun kebawah, sepertinya mereka orang orang yang penting, kalau kita melihat kebawah aku takutnya nanti para pengawas marah kepada kita karena menganggap bahwa kita pengerusuh disana" Ucap Vivi.
"Bisa jadi juga sih Vi, ya udah kita lihat dari sini saja lagian dari sini juga terlihat begitu jelas, ya meskipun suara mereka tidak terdengar" Pasrah Vira.
"Kau benar juga, nanti setelah orang orang itu pergi kita tanya saja kepada teman teman yang ada dilantai bawah bagaimana?" Saran Lili
"Bagus juga ide itu, kalau begitu nanti saja kita tanya kepasa mereka yang ada dibawah" Vivi mulai setuju dengan ide Lili.
"Oke" Jawab Vira dan Lili bersamaan.
Mereka pun memutuskan untuk melihat para anggota Gengcobra melalui kaca yang ada dikamar mereka, mereka juga terkejut kenapa tiba tiba mereka mengeluarkan begitu banyak makanan dari mobil tersebut, setelah itu selesai mereka segera bergegas meninggalkan tempat itu.
Tak beberapa lama kemudian akhirnya pintu kamar mereka diketuk oleh seseorang dan Vira segera bergegas untuk membukakan pintu tersebut dan melihat siapa yang datang, seorang pengawas laki laki datang dengan membawakan mereka sebuah nasi kotak untuk ketiganya.
"Ini bagian kalian bertiga" Ucap pengawas itu sambil menyerahkan tiga buah nasi kotak kepada Vira.
"Terima kasih Pak, oh iya Pak, ada acara apa ya Pak, kenapa tiba tiba membagikan nasi kotak seperti ini?" Tanya Vira.
"Pemilik Surya Jayantara akan pulang dari luar negeri, dan setelah makan kalian diminta untuk berkumpul dihalaman depan, Pak Hendra ingin menyampaikan sesuatu dibawah nanti"
"Pemilik Surya Jayantara? Bukannya itu Pak Hendra sendiri?" Gumannya pelan, "Baik Pak, setelah selesai makan kami akan segera datang".
"Baiklah kalau begitu, masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan, selesai makan kalian harus secepatnya kalian harus turun kebawah"
"Iya Pak".
Pengawas itu segera bergegas meninggalkan tempat itu dan Vira segera menutup kembali pintu kamarnya tersebut, Vira segera membaginya dengan teman temannya yang ada dikamar tersebut.
"Apa kalian tau siapa pemilik Surya Jayantara yang kita tinggali ini?" Tanya Vira.
Kedua tangannya itu hanya menggelengkan kepalanya karena selama mereka berada didalam Surya Jayantara mereka tidak pernah mendengar tentang pemilik dari Surya Jayantara itu sendiri, begitupun dengan Vira.
"Ada apa emang Ra? Kenapa kau tiba tiba menanyakan itu kepada kami?" Tanya Lili.
"Kata Pak Dani tadi, nasi kotak ini adalah syukuran karena pemilik Surya Jayantara akan segera pulang dari luar negeri, bukankah pemilik Surya Jayantara adalah Pak Hendra? Kalau bukan Pak Hendra siapa lagi? Terus katanya lagi, setelah makan kita diminta untuk berkumpul dihalaman depan"
"Entahlah, kami juga tidak tau soal itu Ra, mungkin Kak Fitri tau soal ini, bagaimana kalau kita tanyakan saja kepadanya nanti" Saran Vivi.
"Kau benar Vi, sudah ini ambilah" Ucap Vira sambil memberikan sebuah nasi kotak kepada teman temannya itu.
Ketiganya segera duduk diatas lantai dan segera membuka nasi kotak mereka masing masing, mereka begitu terkejut dengan masakan yang begitu harum itu, dan hal itu langsung membuat perut ketiganya berbunyi untuk minta diisi.
Tak beberapa lama kemudian datanglah seseorang yang masuk kedalam kamar mereka bertiga, seorang gadis yang sudah berusia 20 tahunan masuk sambil membawa sekotak nasi juga, mereka bertiga begitu mengenali gadis itu karena ketiganya sekamar dengan gadis yang baru masuk itu.
"Kak Fitri dari mana?" Tanya Lili.
"Dari bawah, kumpul kumpul sama teman teman yang lainnya, emang kenapa?" Tanya Fitri balik.
"Ngak papa sih, oh iya Kak, apa Kakak tau siapa pemilik Surya Jayantara ini? Kata Pak Dani tadi, kalau pemilik Surya Jayantara akan pulang dari luar negeri, sementara Pak Hendra kan ngak pergi keluar negeri, apa ada pemilik yang lainnya?" Tanya Vivi.
"Hem? Pak Hendra hanyalah seorang bawahan dari pemilik yang sesungguhnya dari Surya Jayantara, apa kalian bertiga tidak tau soal itu sebelumnya?"
Pertanyaan Fitri seketika dibalas gelengan kepala oleh ketiga gadis tersebut, karena ketiganya sama sekali tidak mengetahui siapa pemilik dari Surya Jayantara yang sebenarnya, yang ia ketahui adalah Pak Hendra yang selalu ada didalam yayasan Surya Jayantara dan dirinya tidak pernah pergi keluar negeri sebelumnya.
"Pemilik Surya Jayantara yang sebenarnya adalah seorang pria paruh baya akan tetapi posisi itu segera diberikan kepada seorang pemuda dan dia adalah cucu dari pria paruh baya itu, usianya sekarang mungkin sudah 23 tahun, wajahnya begitu sangat tampan, kalian tau, dia pernah datang ketempat ini beberapa tahun yang lalu juga, apa kalian ingat dengan kejadian yang dialami oleh almarhum Anis waktu itu?" Ucap Fitri lagi.
"Anis? Yang mati karena bunuh diri itu ya Kak? Aku ingat waktu itu, tapi kenapa aku tidak pernah melihat pemuda itu datang ketempat ini sebelumnya Kak?" Tanya Lili yang ingatannya jauh lebih tajam daripada kedua temannya itu.
"Iya, waktu itu juga pemilik Surya Jayantara datang ketempat ini tapi dengan diam diam sehingga tidak ada yang mengetahui kedatangan, mungkin usianya dulu baru masuk keusia 19 tahun, itu saja dia sudah terlihat sangat tampan, apalagi sekarang yang baru pulang dari luar negeri mungkin bisa bisa membuat para gadis begitu takjub dengan ketampanannya".
Fitri seketika membayangkan bagaimana tampannya pemuda itu, dan ia memimpikan bahwa dirinya yang akan dipilih sebagai pendamping dari pemuda itu, mungkin itu adalah hal yang sangat membahagiakan bagi dirinya.
Mendengar perkataan dari senior mereka membuat ketiga gadis itu juga ikut membayangkan wajah dari pemuda tersebut, dan mereka berharap bahwa mereka juga yang akan dipilih oleh pemuda itu untuk dijadikan sebagai pendamping hidupnya.
"Apa mungkin dia setampan itu Kak?" Ucap Lili sambil membayangkan sosok seorang pria yang sangat tampan dalam khayalannya.
"Bukan hanya mungkin saja, tapi memang benar benar tampan dan mempesona"
Khayalan itu seakan akan semakin liar dan membayangkan bahwa mereka akan memiliki pria itu sebagai pria idalam mereka, mereka langsung memiliki hasrat untuk dapat bertemu dengan pemilik dari Surya Jayantara, mereka ingin melihat seberapa tampannya pria itu hingga dapat menarik perhatian banyak gadis.
"Ya sudah, kalian lanjutkan saja makannya, aku mau keluar dulu menemui teman temanku yang lainnya, jangan terlambat untuk datang kehalaman depan" Ucap Fitri yang membubarkan lamunan mereka.
"Kak Fitri ngak makan dulu?" Tanya Vira.
"Tadi pagi aku sudah makan juga, aku akan makan nanti siang saja, kalau kalian masih kurang kenyang, kalian makan saja punyaku ngak papa".
"Iya Kak, terima kasih".
"Iya".
...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments