Surya Jayantara

Perkataan Pak Mun seketika membuat mereka kembali mengingat ingat sebelumnya, apakah daya tahan ingatan mereka kalah dengan Pak Mun yang jauh lebih tua daripada mereka, dan nyatanya memang benar bahwa mereka sama sekali tidak ingat dengan kejadian waktu itu dimana anggota Gengcobra datang ketempat ini.

"Aku sama sekali tidak mengingatnya, kenapa ingatanku tidak semulus ingatanmu Pak, kau bahkan jauh lebih tua daripada diriku, makanan apa yang membuatmu memiliki ingatan tajam?" Ucap Pak Santo yang berusaha mengingatnya.

"Mangkanya cepat nikah biar ingatanmu itu setajam ingatanku" Ucap Pak Mun.

"Emang apa hubungannya dengan nikah? Ngak masuk akal sekali" Dengus Pak Santo.

"Apakah benar mereka pernah datang kemari sebelumnya? Tapi kenapa Non Dhira terlihat begitu sedih seperti itu?" Tanya Bi Sari yang ikut serta melihat kedatangan mereka ditempat ini sekarang.

"Kau mah bagian belakang, mana mungkin bisa melihat kedatangan mereka, orang mereka datang saja cuma sebentar setelah itu pergi lagi" Ucap Pak Mun kepada Bi Sari.

"Ya santai dong, mentang mentang pekerjaannya didepan gitu" Ucap Bi Sari yang sedikit sensi.

"Sudah jangan ladeni dia, emang gitu orangnya" Ucap Bi Ira yang menengahi ketiganya, "Mereka adalah teman teman Dhira, aku sangat mengenali mereka, mereka bukan orang jahat kok"

Hanya Bi Ira saja yang mengenali mereka, karena mereka sering datang kerumah Nadhira sebelumnya sehingga Bi Ira tidak seheboh teman kerjanya itu, entah apa yang terjadi kepada Nadhira sehingga dirinya terlihat begitu sedih.

Nadhira hanya bisa menahan tangisannya agar Bayu dan yang lainnya tidak mengetahui bahwa dirinya merasa sedih saat ini, yang mereka ketahui hanyalah tangisan air mata bahagia atas kepulangan dari Rifki saat ini.

"Apa kau serius tidak ingin bertemu dengannya Dhira?" Tanya Bayu sekali lagi untuk memastikan ucapan Nadhira sebelumnya.

"Entah apa yang harus aku katakan kepadanya Bay, aku tidak sanggup untuk bertemu dengannya saat ini, hanya mendengar bahwa dia baik baik saja sudah cukup bagiku Bay".

"Dhira, Rifki sangat merindukan dirimu, dan dia juga berharap bahwa kau datang untuk menyambutnya, apa kau ingin mematahkan harapannya itu?".

"Aku katakan kepadamu sekali lagi Bay, aku tidak akan bisa bertemu dengannya Bay, jika Rifki bertanya maka katakan saja bahwa aku tidak sanggup untuk menemuinya karena aku telah mengecewakan dirinya selama ini"

"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusanmu Dhira, kami juga tidak bisa memaksanya, kalau begitu kami pamit undur diri".

Bayu segera berpamitan untuk pergi dari tempat itu kepada Nadhira, dan mereka segera bergegas meninggalkan tempat itu, sementara Nadhira hanya menatap kepergian mereka dengan hati yang terasa sakit ketika melihat kepergian mereka dari tempat itu.

Melihat orang orang itu meninggal rumah Nadhira membuat keempat pekerjanya itu segera bergegas menuju ketempat dimana Nadhira berada untuk memastikan keadaannya, entah apa yang sebenarnya terjadi kepada Nadhira.

Ketika melihat Bi Ira mendekat kearah Nadhira, Nadhira segera menjatuhkan dirinya kedalam pelukan Ibu angkatnya itu, dan Bi Ira begitu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Nadhira.

"Apa yang dikatakan oleh mereka Nak? Kenapa kamu menangis seperti ini?" Tanya Bi Ira ketika mendengar isak tangis lirih Nadhira yang ada dipeluknya.

"Mereka bilang bahwa Rifki pulang Bu" Ucap Nadhira yang berusaha untuk menahan isak tangisnya.

"Bukankah itu hal yang bagus Nak? Lalu kenapa kau menangis seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi kepada Rifki? Apa dia baik baik saja?".

"Aku sangat merindukannya Bu, tapi aku tidak mampu bertemu dengan dirinya, aku telah mengecewakannya Bu, bagaimana bisa aku bertemu dengannya"

"Sudah jangan bersedih seperti ini, Rifki pasti bisa memaafkan dirimu, lagian itu juga bukan salahmu Dhira, kau hanya dijebak waktu itu".

"Lalu bagaimana kalau dia mengetahui bahwa sekarang aku hanya memiliki satu ginjal Bu? Aku tidak berani untuk bertemu dengannya, aku tidak tau lagi apa yang harus aku katakan kepadanya".

"Tidak akan ada yang akan mengatakan itu kepadanya Nak, kau tau kan bahwa hanya kami yang mengetahui hal itu? Dan kami tidak akan pernah mengatakan apapun soal itu, apalagi membicarakan hal itu kepada orang lain, sudah jangan bersedih lagi, jika Dhira bersedih kami juga akan ikut sedih".

"Iya Non, kami akan berusaha untuk menjaga rahasia itu demi Non Dhira, kami sangat menyayangi Non Dhira" Ucap Pak Mun.

"Non Dhira tidak perlu khawatir soal itu, saya janji tidak akan pernah mengatakan itu kepada siapapun kok, tapi Non Dhira masih keren loh, beladiri Non Dhira juga sangat hebat" Ucap Pak Santo.

"Mungkin hanya saya yang tidak tau apa apa disini, tapi Non Dhira tenang saja, rahasia itu akan aman" Ucap Bi Sari yang ikut mengutarakan pendapatnya.

Nadhira merasa begitu bahagia karena dirinya dapat hidup diantara orang orang yang sangat menyayanginya meskipun tidak ada hubungan darah diantara dirinya dan mereka, akan tetapi kasih sayang mereka benar benar tulus kepada Nadhira, ya meskipun Nadhira sering membuat mereka kewalahan karena sikapnya.

"Terima kasih kalian selalu ada untukku, aku merasa bahagia ketika bisa bertemu dengan kalian" Ucap Nadhira yang terharu dengan perkataan perkataan mereka kepadanya.

"Tapi Non janji jangan memecat saya kalau lagi sebal seperti kemarin" Ucap Pak Santo.

"Bagaimana mungkin aku bisa memecat Pak Santo, kalau aku sebal pasti langsung menjadikan Pak Santo sebagai tahu bulat".

"Non itu jauh lebih mengerikan, bagaimana kalau diberi saos diatasnya terus dipotong potong?".

"Boleh juga ide Pak Santo" Ucap Nadhira sambil tersenyum tipis kearahnya.

"Bagaimana kalau sebagai bahan percobaan, kita gunakan saja Pak Mun".

"Ini malah jauh lebih bagus lagi Pak" Ucap Nadhira sambil tersenyum misterius kearah Pak Mun.

"Eh apa yang kalian rencanakan? Non, kasihanilah saya Non, istri saya menunggu saya dirumah" Ucap Pak Mun merinding ketika ditatap oleh Nadhira dan Pak Santo seperti itu.

Nadhira mampu tertawa bahagia bersama mereka, meskipun tawanya itu hanyalah sebagai penutup rasa kesedihan yang ada didalam hatinya saja, bercanda gurau bersama Pak Mun dan Pak Santo adalah hal yang membahagiakan bagi Nadhira.

Meskipun dalam kesedihan akan tetapi Nadhira mampu menciptakan sebuah tawa diwajahnya jika berhadapan dengan kedua orang itu, meskipun perbedaan mereka begitu besar, akan tetapi Nadhira tidak pernah membeda bedakan mereka.

Mereka sangat menyayangi Nadhira dengan begitu tulus, karena kebaikan Nadhira yang selalu diberikan kepada mereka, sehingga mereka sangat menghormati Nadhira dan tidak ingin melihat Nadhira bersedih ataupun terluka.

*****

Penguni Surya Jayantara dihebohkan dengan kedatangan begitu banyak makanan dari anggota Gengcobra, entah apa yang terjadi sehingga ada seseorang yang mengantarkan nasi kotak tersebut menggunakan 5 buah mobil.

Mobil mobil tersebut segera masuk kedalam halaman Surya Jayantara, melihat kedatangan mobil tersebut membuat penjaga gerbang dengan segera membukakan gerbang untuk mereka karena ia takut kalau sampai Bayu marah ditempat itu.

Melihat begitu banyak mobil yang masuk membuat beberapa gadis menghentikan aktivitas mereka dan menatap kearah mobil mobil tersebut, dan terlihat tiga orang gsdis yang tengah mengintip kedatangan mobil itu melalui kaca yang ada dikamar mereka, dan gadis gadis itu terlihat masih berusia 18 tahunan, dan sesekali mereka bercanda gurau bersama.

Kamar mereka berada dilantai dua sehingga mereka dengan mudah melihat kedatangan anggota Gengcobra ketempat itu, dan mereka kebingungan karena tidak biasanya ada yang datang dengan seperti itu caranya.

"Eh lihatlah, siapa yang datang ketempat ini, kenapa begitu ramai seperti ini" Ucap seorang gadis yang biasanya dipanggil Lili

"Ngak tau Li, apa mungkin ada sesuatu yang membuat mereka datang, tidak seperti biasa orang orang dari pemerintah itu datang dengan seperti ini" Ucap seseorang yang bernama Vivi.

Selama ini anggota Gengcobra yang mereka kenal adalah sebuah anggota dari pemerintahan yang ditugaskan untuk mengatur keuangan dari Surya Jayantara, akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah anggota Gengcobra dan bebas dari pemerintah sehingga mereka menganggap anggota Gengcobra adalah anggota pemerintahan.

"Mungkinkah itu hal yang begitu penting?" Tanya Lili

"Bagaimana kalau kita lihat kebawah? Mungkin kita akan segera mengetahui jawabannya" Tanya seseorang yang bernama Vira.

"Jangan turun kebawah, sepertinya mereka orang orang yang penting, kalau kita melihat kebawah aku takutnya nanti para pengawas marah kepada kita karena menganggap bahwa kita pengerusuh disana" Ucap Vivi.

"Bisa jadi juga sih Vi, ya udah kita lihat dari sini saja lagian dari sini juga terlihat begitu jelas, ya meskipun suara mereka tidak terdengar" Pasrah Vira.

"Kau benar juga, nanti setelah orang orang itu pergi kita tanya saja kepada teman teman yang ada dilantai bawah bagaimana?" Saran Lili

"Bagus juga ide itu, kalau begitu nanti saja kita tanya kepasa mereka yang ada dibawah" Vivi mulai setuju dengan ide Lili.

"Oke" Jawab Vira dan Lili bersamaan.

Mereka pun memutuskan untuk melihat para anggota Gengcobra melalui kaca yang ada dikamar mereka, mereka juga terkejut kenapa tiba tiba mereka mengeluarkan begitu banyak makanan dari mobil tersebut, setelah itu selesai mereka segera bergegas meninggalkan tempat itu.

Tak beberapa lama kemudian akhirnya pintu kamar mereka diketuk oleh seseorang dan Vira segera bergegas untuk membukakan pintu tersebut dan melihat siapa yang datang, seorang pengawas laki laki datang dengan membawakan mereka sebuah nasi kotak untuk ketiganya.

"Ini bagian kalian bertiga" Ucap pengawas itu sambil menyerahkan tiga buah nasi kotak kepada Vira.

"Terima kasih Pak, oh iya Pak, ada acara apa ya Pak, kenapa tiba tiba membagikan nasi kotak seperti ini?" Tanya Vira.

"Pemilik Surya Jayantara akan pulang dari luar negeri, dan setelah makan kalian diminta untuk berkumpul dihalaman depan, Pak Hendra ingin menyampaikan sesuatu dibawah nanti"

"Pemilik Surya Jayantara? Bukannya itu Pak Hendra sendiri?" Gumannya pelan, "Baik Pak, setelah selesai makan kami akan segera datang".

"Baiklah kalau begitu, masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan, selesai makan kalian harus secepatnya kalian harus turun kebawah"

"Iya Pak".

Pengawas itu segera bergegas meninggalkan tempat itu dan Vira segera menutup kembali pintu kamarnya tersebut, Vira segera membaginya dengan teman temannya yang ada dikamar tersebut.

"Apa kalian tau siapa pemilik Surya Jayantara yang kita tinggali ini?" Tanya Vira.

Kedua tangannya itu hanya menggelengkan kepalanya karena selama mereka berada didalam Surya Jayantara mereka tidak pernah mendengar tentang pemilik dari Surya Jayantara itu sendiri, begitupun dengan Vira.

"Ada apa emang Ra? Kenapa kau tiba tiba menanyakan itu kepada kami?" Tanya Lili.

"Kata Pak Dani tadi, nasi kotak ini adalah syukuran karena pemilik Surya Jayantara akan segera pulang dari luar negeri, bukankah pemilik Surya Jayantara adalah Pak Hendra? Kalau bukan Pak Hendra siapa lagi? Terus katanya lagi, setelah makan kita diminta untuk berkumpul dihalaman depan"

"Entahlah, kami juga tidak tau soal itu Ra, mungkin Kak Fitri tau soal ini, bagaimana kalau kita tanyakan saja kepadanya nanti" Saran Vivi.

"Kau benar Vi, sudah ini ambilah" Ucap Vira sambil memberikan sebuah nasi kotak kepada teman temannya itu.

Ketiganya segera duduk diatas lantai dan segera membuka nasi kotak mereka masing masing, mereka begitu terkejut dengan masakan yang begitu harum itu, dan hal itu langsung membuat perut ketiganya berbunyi untuk minta diisi.

Tak beberapa lama kemudian datanglah seseorang yang masuk kedalam kamar mereka bertiga, seorang gadis yang sudah berusia 20 tahunan masuk sambil membawa sekotak nasi juga, mereka bertiga begitu mengenali gadis itu karena ketiganya sekamar dengan gadis yang baru masuk itu.

"Kak Fitri dari mana?" Tanya Lili.

"Dari bawah, kumpul kumpul sama teman teman yang lainnya, emang kenapa?" Tanya Fitri balik.

"Ngak papa sih, oh iya Kak, apa Kakak tau siapa pemilik Surya Jayantara ini? Kata Pak Dani tadi, kalau pemilik Surya Jayantara akan pulang dari luar negeri, sementara Pak Hendra kan ngak pergi keluar negeri, apa ada pemilik yang lainnya?" Tanya Vivi.

"Hem? Pak Hendra hanyalah seorang bawahan dari pemilik yang sesungguhnya dari Surya Jayantara, apa kalian bertiga tidak tau soal itu sebelumnya?"

Pertanyaan Fitri seketika dibalas gelengan kepala oleh ketiga gadis tersebut, karena ketiganya sama sekali tidak mengetahui siapa pemilik dari Surya Jayantara yang sebenarnya, yang ia ketahui adalah Pak Hendra yang selalu ada didalam yayasan Surya Jayantara dan dirinya tidak pernah pergi keluar negeri sebelumnya.

"Pemilik Surya Jayantara yang sebenarnya adalah seorang pria paruh baya akan tetapi posisi itu segera diberikan kepada seorang pemuda dan dia adalah cucu dari pria paruh baya itu, usianya sekarang mungkin sudah 23 tahun, wajahnya begitu sangat tampan, kalian tau, dia pernah datang ketempat ini beberapa tahun yang lalu juga, apa kalian ingat dengan kejadian yang dialami oleh almarhum Anis waktu itu?" Ucap Fitri lagi.

"Anis? Yang mati karena bunuh diri itu ya Kak? Aku ingat waktu itu, tapi kenapa aku tidak pernah melihat pemuda itu datang ketempat ini sebelumnya Kak?" Tanya Lili yang ingatannya jauh lebih tajam daripada kedua temannya itu.

"Iya, waktu itu juga pemilik Surya Jayantara datang ketempat ini tapi dengan diam diam sehingga tidak ada yang mengetahui kedatangan, mungkin usianya dulu baru masuk keusia 19 tahun, itu saja dia sudah terlihat sangat tampan, apalagi sekarang yang baru pulang dari luar negeri mungkin bisa bisa membuat para gadis begitu takjub dengan ketampanannya".

Fitri seketika membayangkan bagaimana tampannya pemuda itu, dan ia memimpikan bahwa dirinya yang akan dipilih sebagai pendamping dari pemuda itu, mungkin itu adalah hal yang sangat membahagiakan bagi dirinya.

Mendengar perkataan dari senior mereka membuat ketiga gadis itu juga ikut membayangkan wajah dari pemuda tersebut, dan mereka berharap bahwa mereka juga yang akan dipilih oleh pemuda itu untuk dijadikan sebagai pendamping hidupnya.

"Apa mungkin dia setampan itu Kak?" Ucap Lili sambil membayangkan sosok seorang pria yang sangat tampan dalam khayalannya.

"Bukan hanya mungkin saja, tapi memang benar benar tampan dan mempesona"

Khayalan itu seakan akan semakin liar dan membayangkan bahwa mereka akan memiliki pria itu sebagai pria idalam mereka, mereka langsung memiliki hasrat untuk dapat bertemu dengan pemilik dari Surya Jayantara, mereka ingin melihat seberapa tampannya pria itu hingga dapat menarik perhatian banyak gadis.

"Ya sudah, kalian lanjutkan saja makannya, aku mau keluar dulu menemui teman temanku yang lainnya, jangan terlambat untuk datang kehalaman depan" Ucap Fitri yang membubarkan lamunan mereka.

"Kak Fitri ngak makan dulu?" Tanya Vira.

"Tadi pagi aku sudah makan juga, aku akan makan nanti siang saja, kalau kalian masih kurang kenyang, kalian makan saja punyaku ngak papa".

"Iya Kak, terima kasih".

"Iya".

...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...

Episodes
1 Pengenalan
2 Nadhira
3 Merindukanmu
4 Dibalik lelah pekerjaan
5 Para pekerja bangunan
6 Kabar gembira
7 Gelangku!
8 Pemilik kios
9 Apa yang terjadi
10 Hanya mimpi
11 Berangkat liburan tiba tiba
12 Liburan dipantai
13 Acara malam di villa
14 Dibangunkan oleh pekerjaan
15 Kedatangan anggota Gengcobra
16 Surya Jayantara
17 Rifki tiba dibandara
18 Dimana Nadhira?
19 Sambutan dari Nadhira
20 Melepas kerinduan
21 Rifki atau Theo?
22 Jauhi Nadhira sekarang
23 Menculik Nadhira
24 Berurusan dengan polisi
25 Cidera lama
26 Kemarahan Nadhira
27 Sang pawang telah tiba
28 Sebuah pesta dicabang baru
29 Puncak pesta perayaan
30 Minuman pembawa masalah
31 Gerhana bulan merah darah
32 Pemilik keris pusaka xingsi
33 Pengorbanan seorang Nenek
34 Pelarian dalam kegelapan
35 Mengincar nyawa Nadhira
36 Rifki terluka cukup parah
37 Rifki terluka cukup parah 2
38 Datanglah seorang penolong
39 Mencari jalan keluar dari hutan
40 Rifki tidak sadarkan diri
41 Penyelamatan untuk keduanya
42 Membawa mereka ke rumah sakit
43 Mendapat perhatian
44 Kalian tidak boleh bersama
45 Kenapa dia tidak datang untukku?
46 Mencari keberadaan Nadhira
47 Kemarahan Rifki
48 Perjodohan tanpa pemberitahuan
49 Pertengkaran antara ayah dan anak
50 Kencan yang begitu dingin
51 Ditengah derasnya hujan malam ini
52 Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53 Tidur dirumah Nadhira
54 Aku mohon lupakanlah aku
55 Segalanya telah berubah
56 Gengcobra vs Gengters
57 Asalkan dia bahagia bersamanya
58 Semua ini adalah salahku
59 Mabuk dan lupakan segalanya
60 Mabuknya Nadhira malam ini
61 Berada dimarkas Gengcobra
62 Jangan tinggalkan aku lagi
63 Bertemu dengan Syaqila
64 Tanpa sengaja bertemu
65 Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66 Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67 Aksi yang mengejutkan
68 Fakta yang sebenarnya
69 Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70 Menculik dan menyandera Nadhira
71 Pernikahan Rifki dan Syaqila
72 Nadhira datang dan menghentikannya
73 Aku akan selalu melindungimu
74 Berujung tidak sadarkan diri
75 Kesedihan bagi Rifki
76 Nadhira siuman
77 Nadhira dirawat dirumah sakit
78 Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79 Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80 Meminta restu kepada orang tua
81 Waktu begitu cepat berlalu
82 Jangan melawan kedua orang tuamu
83 Papa akan merestui hubungan kalian
84 Meminta restu kepada Sarah
85 Kebahagiaan yang dinantikan
86 Mempersiapkan pernikahan
87 Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88 Gengters pembuat rusuh
89 Menculik Rifki dari pernikahannya
90 Nekatnya seorang wanita
91 Visual Tokoh
92 Penundaan acara pernikahan
93 Kenapa dengan satu ginjal?
94 Tekadku tidak mudah dikalahkan
95 Pernikahan penuh kesedihan
96 Antara kain kafan dan baju pengantin
97 Berita duka untuk semuanya
98 Pemakaman dimalam pertama
99 Penggombal yang handal
100 Dua mahluk pengganggu
101 Pertengkaran kecil tiba tiba
102 Perhatian seorang Rifki
103 Perlombaan masak tiba tiba
104 Masakan spesial ala chef Rifki
105 Gabungnya dua perusahaan besar
106 Makan bersama anak panti
107 Makan bersama anak panti 2
108 Pikiran sesama lelaki
109 Bahayanya wanita yang lagi PMS
110 Berbelanja untuk Nadhira
111 Berbelanja untuk Nadhira 2
112 Cerita masa kanak kanak Rifki
113 Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114 Pelukan hangat seorang Rifki
115 Masalah yang ada dimarkas
116 Kedatangan Nadhira kemarkas
117 Nandhita sangat menjengkelkan
118 Perpisahan yang tak diinginkan
119 Kabar yang membahagiakan
120 Ingin bersepeda motor berdua
121 Pemalak salah sasaran
122 Anggota Gengcobra kena sasaran
123 Kesialan salah membeli pisang
124 Mangga muda
125 Keliling kota
126 Martabak manis
127 Dijadikan kontrakan
128 Berkunjung
129 Tentang Nadhira
130 Nadhira diculik
131 Penyiksaan
132 Penyiksaan 2
133 Aksi Dokter Lila
134 Pembantaian
135 Rifki terluka
136 Dibawa keluar negeri
137 Dihadang oleh seseorang
138 kedatangan Rifki
139 Kebenaran
140 Pengorbanan Theo
141 Pertarungan selesai
142 Nadhira atau bayinya
143 Aku tidak mau kembali
144 Jangan pergi Dhira
145 Nadhira kembali
146 Merias wajah Nadhira
147 Tidak mau bertemu
148 Merasa canggung
149 Ada apa dengan Rifki?
150 Apa yang disembunyikan?
151 Diizinkan untuk pulang
152 Sebungkus roti
153 Mencari Rifki
154 Ini tidak mungkin!
155 Maafkan aku Dhira
156 Baikan kembali
157 Kembali bersama
158 Kejutan dirumah
159 Foto prewedding
160 Resepsi
161 Menyiapkan kejutan
162 Jebakkan
163 Serahkan keris itu!
164 Perjuangan Nadhira
165 Menghancurkan keris pusaka xingsi
166 Kemunculan mereka
167 Pengorbanan Aryabima
168 Akhir dari semuanya
169 Berduka
170 Sadarkan diri
171 Sepucuk surat
172 Bersama Melda
173 Nadhira masih hidup
174 Hidup masing masing
175 Lahirnya Kinara
176 Diusir dari desa
177 Nadhira kenapa?
178 Wanita bercadar
179 Kejadian didesa
180 Merindukan Rifki
181 Pertemuan
182 Kinara berulah
183 Kinara marah
184 Om baik
185 Siapa Om baik itu?
186 Pesta bunga api
187 Pesta bunga api 2
188 Bahaya mengintai
189 Kekacauan
190 Sosok misterius
191 Menyelamatkan Rifki
192 Kinara terjaga
193 Kalang kabut
194 Melepas kerinduan
195 Rifki sadarkan diri
196 Rifki lemah
197 Masih peduli
198 Kekecewaan
199 Melamar pekerjaan
200 Pembantu baru
201 Keysa jatuh
202 Siapa itu Ana?
203 Kenakalan Kinara
204 Menitipkan Keysa
205 Dikegelapan
206 Kau datang disaat diriku hampir mati
207 Jangan bius aku
208 Sapta
209 Kebenaran
210 Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211 Rifki mabuk?
212 Sudah 4 tahun
213 Hasutan Sena
214 Tongkat bertuliskan Kinara
215 Curiga
216 Sudah tau!
217 Kemunculan Lia
218 Nadhira masih hidup?
219 Kekacauan
220 Kekacauan 2
221 Membawa Nadhira kabur
222 Kabur
223 Pengungkapan
224 Rifki diserang
225 Pertolongan dari pencipta
226 Terjebak
227 Pengorbanan Amanda
228 Perjuangan Sapta
229 Rifki siuman
230 Terlambat
231 Pengungkapan
232 Pemakaman Nadhira
233 Terpuruk
234 Perjuangan
235 Kenapa?
236 Pelukan menyakitkan
237 Merasa bersalah
238 Jangan pergi jauh
239 Sakit Ma
240 Jangan sampai kau menyesal nantinya
241 Panggilan Papa untuk Rifki
242 Rifki telah pergi
243 End
244 End 2
245 Bonus chapter
Episodes

Updated 245 Episodes

1
Pengenalan
2
Nadhira
3
Merindukanmu
4
Dibalik lelah pekerjaan
5
Para pekerja bangunan
6
Kabar gembira
7
Gelangku!
8
Pemilik kios
9
Apa yang terjadi
10
Hanya mimpi
11
Berangkat liburan tiba tiba
12
Liburan dipantai
13
Acara malam di villa
14
Dibangunkan oleh pekerjaan
15
Kedatangan anggota Gengcobra
16
Surya Jayantara
17
Rifki tiba dibandara
18
Dimana Nadhira?
19
Sambutan dari Nadhira
20
Melepas kerinduan
21
Rifki atau Theo?
22
Jauhi Nadhira sekarang
23
Menculik Nadhira
24
Berurusan dengan polisi
25
Cidera lama
26
Kemarahan Nadhira
27
Sang pawang telah tiba
28
Sebuah pesta dicabang baru
29
Puncak pesta perayaan
30
Minuman pembawa masalah
31
Gerhana bulan merah darah
32
Pemilik keris pusaka xingsi
33
Pengorbanan seorang Nenek
34
Pelarian dalam kegelapan
35
Mengincar nyawa Nadhira
36
Rifki terluka cukup parah
37
Rifki terluka cukup parah 2
38
Datanglah seorang penolong
39
Mencari jalan keluar dari hutan
40
Rifki tidak sadarkan diri
41
Penyelamatan untuk keduanya
42
Membawa mereka ke rumah sakit
43
Mendapat perhatian
44
Kalian tidak boleh bersama
45
Kenapa dia tidak datang untukku?
46
Mencari keberadaan Nadhira
47
Kemarahan Rifki
48
Perjodohan tanpa pemberitahuan
49
Pertengkaran antara ayah dan anak
50
Kencan yang begitu dingin
51
Ditengah derasnya hujan malam ini
52
Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53
Tidur dirumah Nadhira
54
Aku mohon lupakanlah aku
55
Segalanya telah berubah
56
Gengcobra vs Gengters
57
Asalkan dia bahagia bersamanya
58
Semua ini adalah salahku
59
Mabuk dan lupakan segalanya
60
Mabuknya Nadhira malam ini
61
Berada dimarkas Gengcobra
62
Jangan tinggalkan aku lagi
63
Bertemu dengan Syaqila
64
Tanpa sengaja bertemu
65
Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66
Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67
Aksi yang mengejutkan
68
Fakta yang sebenarnya
69
Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70
Menculik dan menyandera Nadhira
71
Pernikahan Rifki dan Syaqila
72
Nadhira datang dan menghentikannya
73
Aku akan selalu melindungimu
74
Berujung tidak sadarkan diri
75
Kesedihan bagi Rifki
76
Nadhira siuman
77
Nadhira dirawat dirumah sakit
78
Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79
Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80
Meminta restu kepada orang tua
81
Waktu begitu cepat berlalu
82
Jangan melawan kedua orang tuamu
83
Papa akan merestui hubungan kalian
84
Meminta restu kepada Sarah
85
Kebahagiaan yang dinantikan
86
Mempersiapkan pernikahan
87
Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88
Gengters pembuat rusuh
89
Menculik Rifki dari pernikahannya
90
Nekatnya seorang wanita
91
Visual Tokoh
92
Penundaan acara pernikahan
93
Kenapa dengan satu ginjal?
94
Tekadku tidak mudah dikalahkan
95
Pernikahan penuh kesedihan
96
Antara kain kafan dan baju pengantin
97
Berita duka untuk semuanya
98
Pemakaman dimalam pertama
99
Penggombal yang handal
100
Dua mahluk pengganggu
101
Pertengkaran kecil tiba tiba
102
Perhatian seorang Rifki
103
Perlombaan masak tiba tiba
104
Masakan spesial ala chef Rifki
105
Gabungnya dua perusahaan besar
106
Makan bersama anak panti
107
Makan bersama anak panti 2
108
Pikiran sesama lelaki
109
Bahayanya wanita yang lagi PMS
110
Berbelanja untuk Nadhira
111
Berbelanja untuk Nadhira 2
112
Cerita masa kanak kanak Rifki
113
Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114
Pelukan hangat seorang Rifki
115
Masalah yang ada dimarkas
116
Kedatangan Nadhira kemarkas
117
Nandhita sangat menjengkelkan
118
Perpisahan yang tak diinginkan
119
Kabar yang membahagiakan
120
Ingin bersepeda motor berdua
121
Pemalak salah sasaran
122
Anggota Gengcobra kena sasaran
123
Kesialan salah membeli pisang
124
Mangga muda
125
Keliling kota
126
Martabak manis
127
Dijadikan kontrakan
128
Berkunjung
129
Tentang Nadhira
130
Nadhira diculik
131
Penyiksaan
132
Penyiksaan 2
133
Aksi Dokter Lila
134
Pembantaian
135
Rifki terluka
136
Dibawa keluar negeri
137
Dihadang oleh seseorang
138
kedatangan Rifki
139
Kebenaran
140
Pengorbanan Theo
141
Pertarungan selesai
142
Nadhira atau bayinya
143
Aku tidak mau kembali
144
Jangan pergi Dhira
145
Nadhira kembali
146
Merias wajah Nadhira
147
Tidak mau bertemu
148
Merasa canggung
149
Ada apa dengan Rifki?
150
Apa yang disembunyikan?
151
Diizinkan untuk pulang
152
Sebungkus roti
153
Mencari Rifki
154
Ini tidak mungkin!
155
Maafkan aku Dhira
156
Baikan kembali
157
Kembali bersama
158
Kejutan dirumah
159
Foto prewedding
160
Resepsi
161
Menyiapkan kejutan
162
Jebakkan
163
Serahkan keris itu!
164
Perjuangan Nadhira
165
Menghancurkan keris pusaka xingsi
166
Kemunculan mereka
167
Pengorbanan Aryabima
168
Akhir dari semuanya
169
Berduka
170
Sadarkan diri
171
Sepucuk surat
172
Bersama Melda
173
Nadhira masih hidup
174
Hidup masing masing
175
Lahirnya Kinara
176
Diusir dari desa
177
Nadhira kenapa?
178
Wanita bercadar
179
Kejadian didesa
180
Merindukan Rifki
181
Pertemuan
182
Kinara berulah
183
Kinara marah
184
Om baik
185
Siapa Om baik itu?
186
Pesta bunga api
187
Pesta bunga api 2
188
Bahaya mengintai
189
Kekacauan
190
Sosok misterius
191
Menyelamatkan Rifki
192
Kinara terjaga
193
Kalang kabut
194
Melepas kerinduan
195
Rifki sadarkan diri
196
Rifki lemah
197
Masih peduli
198
Kekecewaan
199
Melamar pekerjaan
200
Pembantu baru
201
Keysa jatuh
202
Siapa itu Ana?
203
Kenakalan Kinara
204
Menitipkan Keysa
205
Dikegelapan
206
Kau datang disaat diriku hampir mati
207
Jangan bius aku
208
Sapta
209
Kebenaran
210
Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211
Rifki mabuk?
212
Sudah 4 tahun
213
Hasutan Sena
214
Tongkat bertuliskan Kinara
215
Curiga
216
Sudah tau!
217
Kemunculan Lia
218
Nadhira masih hidup?
219
Kekacauan
220
Kekacauan 2
221
Membawa Nadhira kabur
222
Kabur
223
Pengungkapan
224
Rifki diserang
225
Pertolongan dari pencipta
226
Terjebak
227
Pengorbanan Amanda
228
Perjuangan Sapta
229
Rifki siuman
230
Terlambat
231
Pengungkapan
232
Pemakaman Nadhira
233
Terpuruk
234
Perjuangan
235
Kenapa?
236
Pelukan menyakitkan
237
Merasa bersalah
238
Jangan pergi jauh
239
Sakit Ma
240
Jangan sampai kau menyesal nantinya
241
Panggilan Papa untuk Rifki
242
Rifki telah pergi
243
End
244
End 2
245
Bonus chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!