Hanya mimpi

Nadhira mendadak terbangun ditempat yang berbeda dari sebelumnya, seingat dia dirinya tengah tertidur dengan nyenyaknya dikamarnya akan tetapi saat dia terbangun justru dirinya berada sudah berada ditempat yang cukup asing baginya, entah dimana dirinya berada saat ini, dan penampilannya cukup berbeda dengan orang orang yang ada disana.

"Dimana aku? Kenapa aku bisa berada ditempat seperti ini?".

Ia berada didalam sebuah bangunan yang cukup megah dengan penuh orang orang yang sangat asing bagi dirinya tak seorang pun yang ia kenal berada disana sekarang, seketika itu juga pandangannya tertuju kepada seseorang yang tengah terduduk disebuah meja seorang diri sambil tersenyum kearahnya.

Orang itu sedang menikmati secangkir minuman hangat dan juga menikmati sebuah pertunjukan yang ada dipanggung hiburan yang ada ditempat itu, Nadhira begitu sangat mengenali orang itu.

"Rifki, kenapa dia juga ada disini, aku berada dimana sebenarnya" Ucapnya pelan.

Mendadak situsi ditempat itu menjadi ricuh sementara Rifki segera berlari dari tempat itu untuk menyelamatkan dirinya sendiri, melihat itu membuat Nadhira segera ikut berlari mengejarnya, ia tidak mau kehilangan jejak Rifki.

"Rifki!".

Nadhira juga melihat beberapa orang tengah mengejar Rifki dengan membawa senjata tajam, Nadhira merasa aneh kenapa tidak ada seorangpun yang melindungi Rifki dari kejaran orang orang itu, dimana anak buahnya.

Nadhira sangat yakin bahwa orang orang itu adalah musuh bisnis Rifki dan mereka ingin mencelakai Rifki akan tetapi Nadhira sama sekali tidak dapat menolongnya karena tubuhnya yang transparan dan tidak bisa menyentuh orang orang itu.

Nadhira tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh orang orang itu kepada Rifki, bahasa mereka cukup asing bagi Nadhira karena Nadhira tidak mengerti dengan maksud dari ucapan mereka, Rifki terlihat begitu marah saat ini.

Orang orang itu segera menyerang kearah Rifki, sementara Rifki tengah bersiap siap untuk membela dirinya, terjadilah perkelahian yang cukup sengit antara Rifki dengan sekawan orang orang itu.

Nadhira yang melihat Rifki mulai kewalahan itu hanya bisa meneteskan air matanya dan terus berusaha untuk menolong Rifki meskipun tangannya sama sekali tidak mampu memukul mereka ataupun hanya sekedar menyentuh mereka.

"Jangan sakiti Rifki!" Teriak Nadhira.

Entah apa yang saat ini mereka bicarakan, Rifki juga terlihat begitu kecewa dengan mereka, Nadhira dapat mengetahui itu dari nada bicara yang dilontarkan oleh Rifki kepada orang orang itu.

Rifki terkenal dengan sosok seorang anak yang dijuluki sebagai jenius muda dinegara itu, karena hanya dirinya yang masih kecil sudah mampu memimpin beberapa perusahaan Abriyanta Groub dan diberbagai negara hal itu membuat banyak orang yang iri dengan dan berniat untuk membunuhnya agar bisnis mereka tidak terkalahkan.

Rifki segera mengeluarkan sebuah pistol yang sengaja ia bawa didalam saku bajunya, setelah melihat orang orang itu tengah menodongkan sebuah senjata api kepadanya, tanpa ada rasa takut sedikitpun Rifki berdiri dengan tegaknya.

Dengan sangat lincah dirinya memainkan pistol dan juga pisau yang ada ditangannya, beberapa orang mulai terluka karena serangan dari Rifki dan sebagian dari mereka sudah terbaring tidak berdaya diatas tanah dibuatnya.

Meskipun kini sudah begitu banyak darah milik Rifki yang menetes ditempat itu, akan tetapi Rifki sama sekali tidak gentar sedikitpun untuk menghadapi mereka, sebagian dari mereka adalah penghianat perusahaan sehingga mereka diam diam menjatuhkan Rifki.

"Dasar kau penghianat! Tidak akan ku biarkan kau hidup setelah ini! Akan ku pastikan kau akan membayar semuanya nanti" Teriak Rifki dengan bahasa yang berlaku disana.

"Bagaimana kau bisa selamat dari kami Tuan Muda Rifki? Bahkan anak buahmu saja tidak ada disini, menyerahlah maka aku akan memberikan sebuah kematian yang cepat untuk dirimu dan kau tidak perlu merasakan sakit yang begitu lama"

"Aku tidak butuh mereka untuk dapat membunuh kalian semua, hanya Allah yang tau kapan dan dimana aku akan mati, selama aku masih bisa bernafas aku tidak akan pernah menyerah kepada kalian semua!" Rifki mengeratkan pegangan tangannya dari senjata yang ada ditangannya setelah selesai mengatakan itu.

"Dan sebentar lagi Dewa kematian akan segera menjemputmu, kau tidak akan selamat kali ini Rifki".

"Kalian pikir aku takut dengan kalian? Kalian salah besar, karena Rifki tidak akan pernah takut dengan siapapun sekalipun itu adalah Dewa kematian".

Orang orang itu kembali menyerang kearah Rifki, sementara Rifki tengah bersiap siap dengan serangan itu, Rifki adalah seorang pemuda yang sama sekali tidak mengenal kata menyerah, meskipun sudah begitu banyak darah yang menetes keluar dari tubuhnya itu.

Rifki memegangi senjata yang ada ditangannya dengan erat, dengan gerakan yang lincah Rifki menyerang kearah orang orang itu meskipun pertarungan itu tidaklah imbang karena satu melawan banyak orang.

"Jangan harap kalian bisa lolos dariku! Kalian sudah hidup begitu lama dengan melakukan kejahatan, sudah saatnya kalian kembali kepada sang pencipta" Ucap Rifki dengan geramnya.

Rifki bertekat untuk dapat menghabisi mereka semua, hanya ada dua pilihan bagi Rifki, antara dirinya yang dihabisi oleh mereka ataukah dirinya yang akan menghabisi mereka, nyawanya kini menjadi taruhan entah akan berakhir dengan dirinya yang kehilangan nyawa atau justru mereka yang kehilangan nyawa.

Dor... Dor... Dor...

Rifki segera menembakkan peluru kepada orang orang itu, tembakannya tersebut sama sekali tidak ada yang meleset untuk bisa melukai mereka semua, Rifki tidak menyerang area vitalnya melainkan bagian tubuh yang dapat membuat mereka tidak sadarkan diri termasuk saraf saraf mereka.

Rifki begitu ahli dalam memainkan senjata sehingga dengan mudah dirinya mampu melukai orang orang yang tengah menyerangnya itu, Nadhira yang melihat itu terlihat begitu histeris ketika mengetahui bahwa Rifki tengah terluka parah saat ini.

Seluruh orang yang tengah mengejarnya itu hanya tinggal tersisa tiga orang saja yang mampu berdiri dihadapan Rifki meskipun dengan luka yang sama parahnya dengan Rifki, dapat dilihat bahwa Rifki jauh lebih hebat daripada mereka.

"Kau cukup hebat rupanya, hingga kau mampu mengalahkan begitu banyak anak buahku, tapi keberuntunganmu itu tidak akan berpihak kepadamu saat ini juga, karena aku akan membunuhmu sekarang" Ucap seseorang yang menjadi pemimpin mereka dengan menggunakan bahasa negara mereka.

"Aku sama sekali tidak takut dengan ancamanmu itu jika kau bisa maka lakukan saja dan jangan hanya sekedar mengancam, kita lihat saja siapa yang akan beruntung nantinya dan siapa yang akan mati".

"Kau sangat percaya diri rupanya Rifki, lihatlah kau sudah mengalami luka yang cukup parah, bagaimana kau bisa menahan serangan kami bertiga? Dan kami bisa membunuhmu dengan mudah setelah ini".

"Aku percaya bahwa Tuhan akan selalu melindungiku dari orang orang penghianat seperti kalian, dan kalian bukanlah seorang Dewa yang berhak menentukan kapan dan dimana aku akan mati".

Rifki segera kembali memasang kuda kudanya dan bersiap untuk berduel dengan mereka, hal itu membuat mereka nampak begitu geram dengan apa yang diucapkan oleh Rifki, Nadhira yang melihat pertarungan itu sama sekali tidak mengerti apa yang sedang mereka katakan.

Rifki seperti sedang kewalahan menghadapi ketiga orang itu, hingga dirinya tidak melihat situasi disekitarnya, pandangan Nadhira jatuh kepada seseorang yang sedang mengarahkan sebuah pistol kearah Rifki dari kejauhan.

"Tidak! Jangan lakukan itu" Teriak Nadhira.

Nadhira menatap kearah orang itu dan Rifki dengan bergantian, orang itu sepertinya begitu fokus dengan Rifki sementara Rifki sedang sibuk dengan perkelahiannya, dan orang itu segera menempatkan sebuah peluru kepada Rifki.

"Rifki awas!" Teriakan Nadhira tidak mampu didengar oleh Rifki.

Nadhira segera bergegas kearah Rifki dan berniat untuk menghalangi peluru tersebut akan tetapi peluru itu melewati tubuh Nadhira begitu saja dan Nadhira sama sekali tidak merasakan peluru tersebut hingga dirinya merasa begitu aneh, peluru tersebut tembus begitu saja dan mengenai dada kiri Rifki.

"Sial kenapa tidak tepat di jantungnya!" Umpat seseorang yang menjadi pemimpin dari orang orang yang menyerang kearah Rifki.

Darah Rifki mulai muncrat ketika peluru tersebut nembus dadanya, Rifki dengan perlahan melihat bekas tembakan yang ada di dadanya, dan lukanya mengeluarkan darah begitu banyak hingga membasahi bajunya.

"Akh..."

Nadhira segera menoleh kebelakang dan mendapati bahwa peluru tersebut menembus dada kiri Rifki, Rifki yang terkena peluru tersebut perlahan lahan mulai terjatuh diatas tanah dengan darah yang keluar dari ujung bibirnya.

Rifki terjatuh ketanah dengan cara membentangkan kedua tangannya, dan merobohkan tubuhnya secara perlahan hingga kepala terbentuk ketanah dengan kerasnya, dengan mulut yang mengeluarkan darah yang begitu merah segar.

"RIFKI!!!" Teriak Nadhira histeris.

"Apa dia akan mati?" Tanya pria itu.

"Sepertinya, lihatlah darahnya begitu banyak yang merembes keluar".

"Semoga saja pemuda itu secepat mati".

Meskipun tubuhnya sudah terbaring diatas tanah akan tetapi Rifki masih membuka matanya menahan rasa nyerinya yang ia rasakan saat ini, Rifki terlihat begitu kesakitan dan hal itu membuat ketiga orang itu tertawa begitu bahagianya.

Pembunuhan itu telah direncanakan begitu lama, sehingga ketika mengetahui bahwa bukan jantung Rifki yang terkena tembakan itu membuat orang orang itu merasa begitu geram, itu artinya pemuda itu tidak akan langsung mati.

"Cepat habisi pemuda itu!"

"Tidak jangan" Ucap Nadhira ketika melihat orang orang itu kembali mengangkat senjata mereka.

Setelah Rifki terjatuh, sekumpulan orang yang diyakini sebagai anak buah Rifki segera datang ketempat itu untuk menyelamatkan Rifki dari penyerang yang tiba tiba itu, mereka begitu terkejut melihat Rifki yang terbaring tidak berdaya dan segera menangkap orang orang itu.

"Cepat tangkap mereka! Selamatkan Tuan Muda" Teriak seseorang yang berada dipihak anak buah Rifki.

"Rifki bertahanlah, jangan tinggalkan aku seperti ini, aku mohon kepadamu, kau harus selama demi diriku Rifki" Ucap Nadhira sambil memeluk tubuh Rifki meskipun Rifki tidak dapat mendengarnya ataupun merasa pelukan Nadhira.

Darah keluar begitu banyak dari luka tembakan dan juga mulut Rifki, sehingga membuat Nadhira tidak dapat berhenti untuk menangis, ia tidak bisa berbuat apa apa untuk menolong Rifki saat ini.

Rifki terbatuk batuk ketika merasakan bahwa tenggorokan penuh dengan darah, sehingga batuknya itu memuncratkan darah segar dan langsung menetes melalui pipinya.

"Dhira, ma af kan a ku" Ucap Rifki dengan susah payah, setelah selesai mengatakan itu Rifki mulai tidak sadarkan diri.

"Rifki bangun hiks.. hiks.. hiks.. aku mohon, jangan tinggalkan aku, bertahanlah, kau pasti bisa"

Setelah melumpuhkan orang orang yang menyerang Rifki, para anak buahnya tersebut segera bergegas mendatangi Rifki dan segera membawanya pergi dari tempat itu.

"Tuan Muda!"

Orang orang itu segera membawa Rifki menuju kesebuah rumah sakit terdekat dari tempat itu untuk mendapatkan pertolongan, Nadhira juga mengikuti orang orang itu untuk mengetahui kondisi Rifki.

Para dokter segera berlarian ketika mengetahui bahwa Rifki mengalami sebuah penyerangan, dan mereka segera membaringkan tubuh Rifki yang tidak sadarkan diri disebuah bangkar rumah sakit dan mendorongnya menuju keruang operasi.

Nadhira ikut masuk kedalam ruangan itu dan melihat para dokter itu segera memasang begitu banyak alat pada tubuh Rifki, dan begitu banyak selang yang terpasang pada tubuhnya itu, Nadhira tidak sanggup untuk milihat Rifki yang terbaring lemah itu.

"Rifki kau harus bertahan demi diriku" Nadhira menangis melihat darah Rifki keluar begitu banyak.

Cukup sekian lama mereka menangani Rifki, hingga akhirnya darah tersebut berhenti mengalir setelah mereka berhasil mengeluarkan sebuah peluru yang menancap didada kiri Rifki, setelah itu mereka membawa Rifki kesebuah ruangan dengan peralatan medis yang cukup lengkap.

Mereka terus memantau perkembangan dari kondisi Rifki, dan terus memberikan pelayanan terbaiknya agar Rifki mampu untuk sadarkan diri, mereka sangat berharap bahwa mereka dapat menyelamatkan nyawa Rifki.

Begitu banyak para anak buahnya yang tengah menjaga tempat itu, mereka tidak ingin kalau masih ada penghianat yang ingin mencelakai Tuan Muda mereka, penjagaan diruangan itu begitu ketat, banyak yang menjaga diluar ruangan dan tiga orang menjaga didalam ruangan.

Nadhira kini menatap tubuh Rifki yang terbaring tidak sadarkan diri dari dekat, dan sesekali terdengar isak tangis dari mulutnya, Nadhira berharap bahwa Rifki akan segera sadar dari masa kritisnya, dan mampu melewatinya agar Rifki tetap hidup.

Entah sudah berapa lama Rifki terbaring disana dan tak kunjung sadar juga, hingga sebuah rombongan Haris datang ketempat itu untuk melihat kondisi dari putra semata wayangnya itu.

"Rifki, apa yang terjadi denganmu" Ucap Haris dan langsung memeluk tubuh Rifki yang terbaring tidak sadarkan diri.

Haris meneteskan air matanya ketika melihat tubuh anaknya terbaring tidak berdaya diatas kasur rumah sakit, ia tidak menyangka bahwa akan terjadi sebuah penyerangan dari para pekerja yang berkhianat pada perusahaannya itu.

Nadhira dapat melihat bahwa Haris begitu terpukul ketika mengetahui kondisi anaknya dengan penuh luka tersebut, bahkan sampai saat ini dirinya tak kunjung sadarkan diri dan kondisi semakin memburu seiring berjalannya waktu.

"Rifki bangunlah, kamu harus kuat demi diriku Rif, jangan tinggalkan aku seperti ini, kau pernah berjanji akan menemuiku suatu saat nanti, aku mohon bertahanlah, kau pasti bisa" Nadhira mendekat kearah Rifki dengan linangan air mata.

Nadhira merasa cemas karena itu, bahkan peralatan medis itu tidak mampu membuat kondisi Rifki membaik, dan justru malah sebaliknya, suasana sedih menyelimuti tempat itu, apalagi dengan isak tangis Haris yang terdengar begitu sakit, dirinya terus terusan memanggil nama putranya.

Hingga seketika sebuah monitor menunjukkan bahwa jantung Rifki sudah tidak berdetak lagi, Nadhira yang melihat itu kembali menangis dengan histerisnya sementara Haris segera berteriak memanggil para dokter yang ada dirumah sakit itu.

"RIFKI..... Tidak mungkin! Rifki belum meninggal!" Teriak Nadhira.

Melihat Rifki yang sudah tidak bernyawa membuat Nadhira menangis dengan histerisnya dan dirinya sama sekali tidak menginginkan hal ini terjadi kepada Rifki, seketika itu juga Nadhira terbangun dari tidurnya tepat pukul 3 dini hari.

Nadhira terbangun dikamarnya dengan penuh keringat yang membasahi sekujur tubuhnya itu, ia bersyukur bahwa ini hanyalah sebuah mimpi, meskipun air matanya tidak tertahankan lagi, itu adalah mimpi yang sangat menyeramkan bagi dirinya dan Nadhira berharap bahwa mimpi itu tidak akan pernah menjadi kenyataan.

"Rifki hiks.. hiks.. hiks.. jangan tinggalkan aku Rif, aku mohon kepadamu, kau harus bertahan, hanya mimpi tapi kenapa begitu menyakitkan hiks.. hik.. hiks.." Tangis Nadhira didunia nyata pecah begitu saja.

"Kamu mimpi buruk lagi Dhira?" Tanya Nimas yang baru muncul dan melihat Nadhira tengah bermandikan keringat itu.

"Iya Nimas, sudah ketiga kalinya aku memimpikan hal ini, aku bermimpi bahwa Rifki dalam bahaya karena sebuah tembakan, aku takut terjadi sesuatu kepadanya" Tangis Nadhira pecah seketika.

"Mimpi hanyalah bunga tidur, kau tidak perlu mencemaskan soal itu, aku yakin Rifki akan baik baik saja, buktinya dia akan pulang sebentar lagi, mungkin saja kau sangat merindukannya sehingga kau bermimpi kejadian itu berulang ulang kalinya".

"Tapi kenapa mimpi itu seperti begitu nyata, bahkan aku sama sekali tidak bisa menyelamatkan dirinya dari tembakan itu? Aku sangat takut Nimas, aku takut dia dalam bahaya saat ini".

"Tenanglah Dhira, semuanya akan baik baik saja, ini hanya sebuah mimpi dan bukan berarti mimpi itu beneran terjadi, berdoa saja semoga dia baik baik saja dan selamat sampai tujuan".

"Sebaiknya aku segera sholat tahajjud, semoga hal ini tidak akan pernah terjadi kepada Rifkiku".

"Itu jauh lebih baik".

Nadhira segera bergegas menuju kekamar mandi dan melaksanakan sholat sunnah dimalam hari itu, setelahnya Nadhira mulai merasa tenang kembali, dia segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Theo untuk mengatakan bahwa hari ini dia tidak masuk kerja karena ada urusan penting.

"Halo Dhira" Ucap Theo diseberang telfon.

"Halo juga, kenapa belum tidur?" Tanya Nadhira.

"Kamu sendiri juga kenapa belum tidur? Apa telah terjadi sesuatu sehingga dirimu menghubungiku malam malam seperti ini?".

"Ngak apa apa kok Theo, hanya saja aku mau memberitahumu kalau pagi ini tidak usah menjemputku kerja, aku tidak masuk karena ada urusan, aku sudah memberitahukan ini kepada Citra, dan menyerahkan tanggung jawab perusahaan kepadanya pagi ini".

"Urusan? Kenapa mendadak seperti ini? Apa kamu baik baik saja Dhira? Kenapa suaramu terdengar seperti habis menangis?".

"Bukan urusan yang penting juga, aku ingin mengajak Pak Santo dan Bu Ira keluar jalan jalan, aku juga tidak nangis kok, mungkin kamu hanya salah dengar saja".

"Baiklah kalau begitu".

"Ya sudah, maaf menganggumu malam malam".

"Bukan masalah kok Dhira".

Nadhira segera menutup telfonnya setelah itu, Nadhira masih kepikiran dengan mimpinya itu, ia sangat takut kalau Rifki dalam bahaya.

...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...

Terpopuler

Comments

Sriyanti Sriyanti

Sriyanti Sriyanti

untung hanya mimpi

2022-11-06

1

Sriyanti Sriyanti

Sriyanti Sriyanti

kejam mereka

2022-11-06

1

Sriyanti Sriyanti

Sriyanti Sriyanti

betul semngaat Rifki

2022-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan
2 Nadhira
3 Merindukanmu
4 Dibalik lelah pekerjaan
5 Para pekerja bangunan
6 Kabar gembira
7 Gelangku!
8 Pemilik kios
9 Apa yang terjadi
10 Hanya mimpi
11 Berangkat liburan tiba tiba
12 Liburan dipantai
13 Acara malam di villa
14 Dibangunkan oleh pekerjaan
15 Kedatangan anggota Gengcobra
16 Surya Jayantara
17 Rifki tiba dibandara
18 Dimana Nadhira?
19 Sambutan dari Nadhira
20 Melepas kerinduan
21 Rifki atau Theo?
22 Jauhi Nadhira sekarang
23 Menculik Nadhira
24 Berurusan dengan polisi
25 Cidera lama
26 Kemarahan Nadhira
27 Sang pawang telah tiba
28 Sebuah pesta dicabang baru
29 Puncak pesta perayaan
30 Minuman pembawa masalah
31 Gerhana bulan merah darah
32 Pemilik keris pusaka xingsi
33 Pengorbanan seorang Nenek
34 Pelarian dalam kegelapan
35 Mengincar nyawa Nadhira
36 Rifki terluka cukup parah
37 Rifki terluka cukup parah 2
38 Datanglah seorang penolong
39 Mencari jalan keluar dari hutan
40 Rifki tidak sadarkan diri
41 Penyelamatan untuk keduanya
42 Membawa mereka ke rumah sakit
43 Mendapat perhatian
44 Kalian tidak boleh bersama
45 Kenapa dia tidak datang untukku?
46 Mencari keberadaan Nadhira
47 Kemarahan Rifki
48 Perjodohan tanpa pemberitahuan
49 Pertengkaran antara ayah dan anak
50 Kencan yang begitu dingin
51 Ditengah derasnya hujan malam ini
52 Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53 Tidur dirumah Nadhira
54 Aku mohon lupakanlah aku
55 Segalanya telah berubah
56 Gengcobra vs Gengters
57 Asalkan dia bahagia bersamanya
58 Semua ini adalah salahku
59 Mabuk dan lupakan segalanya
60 Mabuknya Nadhira malam ini
61 Berada dimarkas Gengcobra
62 Jangan tinggalkan aku lagi
63 Bertemu dengan Syaqila
64 Tanpa sengaja bertemu
65 Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66 Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67 Aksi yang mengejutkan
68 Fakta yang sebenarnya
69 Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70 Menculik dan menyandera Nadhira
71 Pernikahan Rifki dan Syaqila
72 Nadhira datang dan menghentikannya
73 Aku akan selalu melindungimu
74 Berujung tidak sadarkan diri
75 Kesedihan bagi Rifki
76 Nadhira siuman
77 Nadhira dirawat dirumah sakit
78 Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79 Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80 Meminta restu kepada orang tua
81 Waktu begitu cepat berlalu
82 Jangan melawan kedua orang tuamu
83 Papa akan merestui hubungan kalian
84 Meminta restu kepada Sarah
85 Kebahagiaan yang dinantikan
86 Mempersiapkan pernikahan
87 Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88 Gengters pembuat rusuh
89 Menculik Rifki dari pernikahannya
90 Nekatnya seorang wanita
91 Visual Tokoh
92 Penundaan acara pernikahan
93 Kenapa dengan satu ginjal?
94 Tekadku tidak mudah dikalahkan
95 Pernikahan penuh kesedihan
96 Antara kain kafan dan baju pengantin
97 Berita duka untuk semuanya
98 Pemakaman dimalam pertama
99 Penggombal yang handal
100 Dua mahluk pengganggu
101 Pertengkaran kecil tiba tiba
102 Perhatian seorang Rifki
103 Perlombaan masak tiba tiba
104 Masakan spesial ala chef Rifki
105 Gabungnya dua perusahaan besar
106 Makan bersama anak panti
107 Makan bersama anak panti 2
108 Pikiran sesama lelaki
109 Bahayanya wanita yang lagi PMS
110 Berbelanja untuk Nadhira
111 Berbelanja untuk Nadhira 2
112 Cerita masa kanak kanak Rifki
113 Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114 Pelukan hangat seorang Rifki
115 Masalah yang ada dimarkas
116 Kedatangan Nadhira kemarkas
117 Nandhita sangat menjengkelkan
118 Perpisahan yang tak diinginkan
119 Kabar yang membahagiakan
120 Ingin bersepeda motor berdua
121 Pemalak salah sasaran
122 Anggota Gengcobra kena sasaran
123 Kesialan salah membeli pisang
124 Mangga muda
125 Keliling kota
126 Martabak manis
127 Dijadikan kontrakan
128 Berkunjung
129 Tentang Nadhira
130 Nadhira diculik
131 Penyiksaan
132 Penyiksaan 2
133 Aksi Dokter Lila
134 Pembantaian
135 Rifki terluka
136 Dibawa keluar negeri
137 Dihadang oleh seseorang
138 kedatangan Rifki
139 Kebenaran
140 Pengorbanan Theo
141 Pertarungan selesai
142 Nadhira atau bayinya
143 Aku tidak mau kembali
144 Jangan pergi Dhira
145 Nadhira kembali
146 Merias wajah Nadhira
147 Tidak mau bertemu
148 Merasa canggung
149 Ada apa dengan Rifki?
150 Apa yang disembunyikan?
151 Diizinkan untuk pulang
152 Sebungkus roti
153 Mencari Rifki
154 Ini tidak mungkin!
155 Maafkan aku Dhira
156 Baikan kembali
157 Kembali bersama
158 Kejutan dirumah
159 Foto prewedding
160 Resepsi
161 Menyiapkan kejutan
162 Jebakkan
163 Serahkan keris itu!
164 Perjuangan Nadhira
165 Menghancurkan keris pusaka xingsi
166 Kemunculan mereka
167 Pengorbanan Aryabima
168 Akhir dari semuanya
169 Berduka
170 Sadarkan diri
171 Sepucuk surat
172 Bersama Melda
173 Nadhira masih hidup
174 Hidup masing masing
175 Lahirnya Kinara
176 Diusir dari desa
177 Nadhira kenapa?
178 Wanita bercadar
179 Kejadian didesa
180 Merindukan Rifki
181 Pertemuan
182 Kinara berulah
183 Kinara marah
184 Om baik
185 Siapa Om baik itu?
186 Pesta bunga api
187 Pesta bunga api 2
188 Bahaya mengintai
189 Kekacauan
190 Sosok misterius
191 Menyelamatkan Rifki
192 Kinara terjaga
193 Kalang kabut
194 Melepas kerinduan
195 Rifki sadarkan diri
196 Rifki lemah
197 Masih peduli
198 Kekecewaan
199 Melamar pekerjaan
200 Pembantu baru
201 Keysa jatuh
202 Siapa itu Ana?
203 Kenakalan Kinara
204 Menitipkan Keysa
205 Dikegelapan
206 Kau datang disaat diriku hampir mati
207 Jangan bius aku
208 Sapta
209 Kebenaran
210 Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211 Rifki mabuk?
212 Sudah 4 tahun
213 Hasutan Sena
214 Tongkat bertuliskan Kinara
215 Curiga
216 Sudah tau!
217 Kemunculan Lia
218 Nadhira masih hidup?
219 Kekacauan
220 Kekacauan 2
221 Membawa Nadhira kabur
222 Kabur
223 Pengungkapan
224 Rifki diserang
225 Pertolongan dari pencipta
226 Terjebak
227 Pengorbanan Amanda
228 Perjuangan Sapta
229 Rifki siuman
230 Terlambat
231 Pengungkapan
232 Pemakaman Nadhira
233 Terpuruk
234 Perjuangan
235 Kenapa?
236 Pelukan menyakitkan
237 Merasa bersalah
238 Jangan pergi jauh
239 Sakit Ma
240 Jangan sampai kau menyesal nantinya
241 Panggilan Papa untuk Rifki
242 Rifki telah pergi
243 End
244 End 2
245 Bonus chapter
Episodes

Updated 245 Episodes

1
Pengenalan
2
Nadhira
3
Merindukanmu
4
Dibalik lelah pekerjaan
5
Para pekerja bangunan
6
Kabar gembira
7
Gelangku!
8
Pemilik kios
9
Apa yang terjadi
10
Hanya mimpi
11
Berangkat liburan tiba tiba
12
Liburan dipantai
13
Acara malam di villa
14
Dibangunkan oleh pekerjaan
15
Kedatangan anggota Gengcobra
16
Surya Jayantara
17
Rifki tiba dibandara
18
Dimana Nadhira?
19
Sambutan dari Nadhira
20
Melepas kerinduan
21
Rifki atau Theo?
22
Jauhi Nadhira sekarang
23
Menculik Nadhira
24
Berurusan dengan polisi
25
Cidera lama
26
Kemarahan Nadhira
27
Sang pawang telah tiba
28
Sebuah pesta dicabang baru
29
Puncak pesta perayaan
30
Minuman pembawa masalah
31
Gerhana bulan merah darah
32
Pemilik keris pusaka xingsi
33
Pengorbanan seorang Nenek
34
Pelarian dalam kegelapan
35
Mengincar nyawa Nadhira
36
Rifki terluka cukup parah
37
Rifki terluka cukup parah 2
38
Datanglah seorang penolong
39
Mencari jalan keluar dari hutan
40
Rifki tidak sadarkan diri
41
Penyelamatan untuk keduanya
42
Membawa mereka ke rumah sakit
43
Mendapat perhatian
44
Kalian tidak boleh bersama
45
Kenapa dia tidak datang untukku?
46
Mencari keberadaan Nadhira
47
Kemarahan Rifki
48
Perjodohan tanpa pemberitahuan
49
Pertengkaran antara ayah dan anak
50
Kencan yang begitu dingin
51
Ditengah derasnya hujan malam ini
52
Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53
Tidur dirumah Nadhira
54
Aku mohon lupakanlah aku
55
Segalanya telah berubah
56
Gengcobra vs Gengters
57
Asalkan dia bahagia bersamanya
58
Semua ini adalah salahku
59
Mabuk dan lupakan segalanya
60
Mabuknya Nadhira malam ini
61
Berada dimarkas Gengcobra
62
Jangan tinggalkan aku lagi
63
Bertemu dengan Syaqila
64
Tanpa sengaja bertemu
65
Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66
Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67
Aksi yang mengejutkan
68
Fakta yang sebenarnya
69
Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70
Menculik dan menyandera Nadhira
71
Pernikahan Rifki dan Syaqila
72
Nadhira datang dan menghentikannya
73
Aku akan selalu melindungimu
74
Berujung tidak sadarkan diri
75
Kesedihan bagi Rifki
76
Nadhira siuman
77
Nadhira dirawat dirumah sakit
78
Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79
Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80
Meminta restu kepada orang tua
81
Waktu begitu cepat berlalu
82
Jangan melawan kedua orang tuamu
83
Papa akan merestui hubungan kalian
84
Meminta restu kepada Sarah
85
Kebahagiaan yang dinantikan
86
Mempersiapkan pernikahan
87
Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88
Gengters pembuat rusuh
89
Menculik Rifki dari pernikahannya
90
Nekatnya seorang wanita
91
Visual Tokoh
92
Penundaan acara pernikahan
93
Kenapa dengan satu ginjal?
94
Tekadku tidak mudah dikalahkan
95
Pernikahan penuh kesedihan
96
Antara kain kafan dan baju pengantin
97
Berita duka untuk semuanya
98
Pemakaman dimalam pertama
99
Penggombal yang handal
100
Dua mahluk pengganggu
101
Pertengkaran kecil tiba tiba
102
Perhatian seorang Rifki
103
Perlombaan masak tiba tiba
104
Masakan spesial ala chef Rifki
105
Gabungnya dua perusahaan besar
106
Makan bersama anak panti
107
Makan bersama anak panti 2
108
Pikiran sesama lelaki
109
Bahayanya wanita yang lagi PMS
110
Berbelanja untuk Nadhira
111
Berbelanja untuk Nadhira 2
112
Cerita masa kanak kanak Rifki
113
Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114
Pelukan hangat seorang Rifki
115
Masalah yang ada dimarkas
116
Kedatangan Nadhira kemarkas
117
Nandhita sangat menjengkelkan
118
Perpisahan yang tak diinginkan
119
Kabar yang membahagiakan
120
Ingin bersepeda motor berdua
121
Pemalak salah sasaran
122
Anggota Gengcobra kena sasaran
123
Kesialan salah membeli pisang
124
Mangga muda
125
Keliling kota
126
Martabak manis
127
Dijadikan kontrakan
128
Berkunjung
129
Tentang Nadhira
130
Nadhira diculik
131
Penyiksaan
132
Penyiksaan 2
133
Aksi Dokter Lila
134
Pembantaian
135
Rifki terluka
136
Dibawa keluar negeri
137
Dihadang oleh seseorang
138
kedatangan Rifki
139
Kebenaran
140
Pengorbanan Theo
141
Pertarungan selesai
142
Nadhira atau bayinya
143
Aku tidak mau kembali
144
Jangan pergi Dhira
145
Nadhira kembali
146
Merias wajah Nadhira
147
Tidak mau bertemu
148
Merasa canggung
149
Ada apa dengan Rifki?
150
Apa yang disembunyikan?
151
Diizinkan untuk pulang
152
Sebungkus roti
153
Mencari Rifki
154
Ini tidak mungkin!
155
Maafkan aku Dhira
156
Baikan kembali
157
Kembali bersama
158
Kejutan dirumah
159
Foto prewedding
160
Resepsi
161
Menyiapkan kejutan
162
Jebakkan
163
Serahkan keris itu!
164
Perjuangan Nadhira
165
Menghancurkan keris pusaka xingsi
166
Kemunculan mereka
167
Pengorbanan Aryabima
168
Akhir dari semuanya
169
Berduka
170
Sadarkan diri
171
Sepucuk surat
172
Bersama Melda
173
Nadhira masih hidup
174
Hidup masing masing
175
Lahirnya Kinara
176
Diusir dari desa
177
Nadhira kenapa?
178
Wanita bercadar
179
Kejadian didesa
180
Merindukan Rifki
181
Pertemuan
182
Kinara berulah
183
Kinara marah
184
Om baik
185
Siapa Om baik itu?
186
Pesta bunga api
187
Pesta bunga api 2
188
Bahaya mengintai
189
Kekacauan
190
Sosok misterius
191
Menyelamatkan Rifki
192
Kinara terjaga
193
Kalang kabut
194
Melepas kerinduan
195
Rifki sadarkan diri
196
Rifki lemah
197
Masih peduli
198
Kekecewaan
199
Melamar pekerjaan
200
Pembantu baru
201
Keysa jatuh
202
Siapa itu Ana?
203
Kenakalan Kinara
204
Menitipkan Keysa
205
Dikegelapan
206
Kau datang disaat diriku hampir mati
207
Jangan bius aku
208
Sapta
209
Kebenaran
210
Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211
Rifki mabuk?
212
Sudah 4 tahun
213
Hasutan Sena
214
Tongkat bertuliskan Kinara
215
Curiga
216
Sudah tau!
217
Kemunculan Lia
218
Nadhira masih hidup?
219
Kekacauan
220
Kekacauan 2
221
Membawa Nadhira kabur
222
Kabur
223
Pengungkapan
224
Rifki diserang
225
Pertolongan dari pencipta
226
Terjebak
227
Pengorbanan Amanda
228
Perjuangan Sapta
229
Rifki siuman
230
Terlambat
231
Pengungkapan
232
Pemakaman Nadhira
233
Terpuruk
234
Perjuangan
235
Kenapa?
236
Pelukan menyakitkan
237
Merasa bersalah
238
Jangan pergi jauh
239
Sakit Ma
240
Jangan sampai kau menyesal nantinya
241
Panggilan Papa untuk Rifki
242
Rifki telah pergi
243
End
244
End 2
245
Bonus chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!