Kedatangan anggota Gengcobra

Setelah sekian lama perjalanan akhinya mereka sampai juga dimarkas Gengcobra, tepat pada pukul setengah lima pagi, keduanya segera turun dari mobil itu dan berniat untuk membantu mengangkat belanja itu akan tetapi Bayu segera menghentikannya.

"Kalian berdua sholat subuh dulu saja, biar ini semua menjadi tugas anak Gengcobra yang akan mengangkat bahan bahan ini kedapur, setelah selesai sholat segera datang ke dapur" Ucap Bayu.

"Baik Tuan" Jawab keduanya bersamaan.

Laksmi dan Lina segera bergegas menuju kekamar mereka untuk melakukan sholat subuh, mereka begitu senang ketika mengetahui bahwa Bayu sama sekali tidak marah dengan mereka tidak seperti biasanya ketika keduanya bercanda, mungkin karena Tuan Muda sebentar lagi akan pulang sehingga Bayu sedikit bersabar batin mereka berdua.

*****

Nadhira mulai membuka matanya disaat dirinya mendengar suara kicauan burung yang begitu merdu, ia melihat sekitarnya dan menemukan Bi Ira sedang menyisir rambutnya, ia menoleh kepada jam yang ada dikamar itu yang masih menunjukkan pukul setengah lima pagi.

Nadhira segera bangkit dari tidurnya dan langsung menuju kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah itu ia segera melaksanakan sholat subuh dan setelahnya ia segera bersiap siap untuk keluar dari kamar villa itu diikuti oleh Bi Ira.

"Bagaimana tidur Ibu malam ini? Apakah nyenyak?" Tanya Nadhira sambil melangkah keluar.

"Sangat nyenyak, Ibu belum pernah menginap ditempat seperti ini sebelumnya".

"Kalau begitu lain kali, kita akan sering datang kemari untuk berlibur".

"Iya Nak".

Nadhira segera bergegas menuju kesebuah gazebo yang disediakan dipenginapan itu, setelahnya keduanya duduk disana untuk menikmati suasana matahari dipagi hari, satu jam kemudian Pak Santo dan Theo segera datang untuk berkumpul dengan Nadhira dan juga Bi Ira.

"Pagi" Ucap Theo.

"Pagi juga" Jawab Nadhira dan Bi Ira bersamaan.

"Kalian sudah lama disini?". Tanya Pak Santo.

"Sudah, sudah satu jam yang lalu kami kemari" Jawab Nadhira dengan santainya.

Mereka pun mengobrol dengan santainya setelah itu salah satu pekerja di villa itu memberitahu mereka bahwa makanan telah matang, dan siap untuk mereka nikmati, Nadhira segera mengajak mereka untuk makan pagi karena perutnya sendiri sudah terlihat meronta ronta untuk diisi kembali.

Begitu banyak hidangan yang mereka sajikan untuk keempatnya, setelah selesai memilih menu akhirnya mereka segera menyantap makanan tersebut dengan lahapnya, meskipun masakan itu tidak seenak buatan Bi Ira akan tetapi mereka terlihat begitu memakannya dengan sangat lahap.

Setelah selesai makan mereka melanjutkan dengan mengobrol bersama, entah apa yang mereka ucapkan akan tetapi hal itu terlihat begitu seru, tanpa mereka sadari bahwa waktu berlalu begitu cepatnya sehingga Nadhira mengajak mereka untuk pulang kerumah.

"Kalian segera beres beres, kita akan pulang" Ucap Nadhira sambil melangkah pergi.

"Baiklah Nona Muda" Ucap Theo dan Pak Santo bersamaan dan ikut bergegas.

Sementara Bi Ira telah mendahului mereka sebelum Nadhira mengatakan itu, Bi Ira sudah terlebih dahulu kembali kekamarnya untuk mengemas kembali peralatan yang mereka bawa sebelumnya.

Ketika Nadhira masuk kedalam kamar villa itu ia begitu terkejut ketika melihat barang barangnya sudah selesai dibereskan, Nadhira segera masuk untuk menemui Bi Ira.

"Maaf Bu karena tidak membantu Ibu sebelumnya" Ucap Nadhira sambil menyengir.

"Ngak masalah, semuanya sudah selesai"

"Baiklah biar Dhira yang bawa, Ibu menuju mobil dulu saja, Nadhira yang akan menarik koper ini"

Nadhira segera merebut koper tersebut dari tangan Bi Ira dan menyuruh Bi Ira untuk berjalan didepannya sementara dirinya yang akan membawa koper koper itu, awalnya Bi Ira menolak akan tetapi watak Nadhira begitu sangat keras kepala sehingga membuat Bi Ira hanya bisa pasrah saja.

Nadhira segera memasukkan koper miliknya dan tas ransel milik Bi Ira kedalam mobil itu, bagi Nadhira itu bukanlah hal yang masalah dengan berat dari kedua benda tersebut, sehingga ia dengan mudah mengangkatnya dan menatanya dibagasi mobilnya.

Setelah selesai beres beres Theo dan Pak Santo juga segera datang, dan menata barang barang mereka dan memeriksanya apakah masih ada yang tertinggal atau tidak, setelah itu mereka segera melajukan mobil mereka meninggalkan villa tersebut.

Hubungan antara Bi Ira dan Pak Santo terlihat sedikit mulai membaik daripada sebelumnya, hal itu membuat Nadhira tersenyum melihat keduanya, tidak sia sia ia mengajak keduanya untuk berlibur divilla hingga dirinya merasa begitu senang.

Tak beberapa lama setelah melakukan perjalanan, akhirnya Nadhira berserta rombongannya telah sampai juga didepan rumah Nadhira, melihat kedatangan mobil tersebut membuat Pak Mun segera membukakan pintu gerbang untuk mereka agar mobil yang mereka naiki bisa masuk kedalam halaman rumah itu.

Setelah gerbang itu dibuka, Theo segera melanjutkan mobil yang ia kendarai untuk masuk kedalam halaman itu, setelahnya mereka segera bergegas keluar dari mobil tersebut, ketika melihat Nadhira keluar, Pak Mun segera bergegas untuk mendatanginya.

"Non Dhira, Bi Ira, Pak Santo, bagaimana liburan kalian? Apa menyenangkan?" Tanya Pak Mun dengan wajah masam.

"Sangat menyenangkan Pak, aku sudah mengalahkan Pak Santo sebanyak 50 kali" Ucap Nadhira bohong.

Nadhira tidak ingin menceritakan yang sebenarnya kepada pak Mun karena ia takut kalau Pak Mun merasa iri dengan Pak Santo ataupun Bi Ira yang sengaja ia ajak untuk pergi berlibur sehingga Nadhira mengatakan hal tersebut.

"Eh busyet banyak bener Non" Ucap Pak Mun.

"Oh iya, aku juga berhasil membanting Pak Santo sebanyak seratus kali loh Pak, hebatkan diriku".

"Bener bener hebat Non".

Mendengar ucapan Nadhira tersebut membuat ketiga orang itu hanya bisa menggelengkan kepala mereka, karena apa yang dikatakan oleh Nadhira sama sekali tidak ada yang benar, semua itu adalah kebohongan Nadhira demi kebaikan Pak Mun.

Jika Nadhira mengatakan yang sebenarnya, Pak Mun akan merasa sakit hati karena tidak diajak oleh Nadhira padahal disitu tugasnya adalah sebagai sopir pribadi Nadhira, akan tetapi disitu dia ditugaskan untuk berjaga di pos sementara yang berjaga dipos sebelumnya diajak liburan.

Mungkin hal itu akan terlihat begitu sangat sangat mengecewakan bagi Pak Mun sehingga Nadhira tidak ingin adanya kesalah pahaman diantara mereka hingga menyebabkan mereka tidak kompak lagi seperti sebelumnya.

"Ya sudah Dhira, aku mau pulang dulu" Ucap Theo tiba tiba kepada Nadhira.

"Eh kenapa buru buru? Apa ngak mampir dulu kedalam?" Tanya Nadhira.

"Ngak deh Dhir, kapan kapan aja, soalnya ada sedikit masalah di Gengters, dan aku harus datang".

"Baiklah kalau begitu, biar Pak Santo membukakan pintu garasinya dulu" Pasrah Nadhira.

Pak Santo segera bergegas menuju kedalam rumah itu untuk membukakan pintu garasi agar Theo dapat mengeluarkan mobilnya yang ada didalam garasi Nadhira, sementara Pak Mun dan juga Bi Ira segera membawa koper koper itu masuk kedalam rumah.

Tak beberapa lama kemudian Pak Santo selesai mengeluarkan mobil itu dari bagasi, setelahnya Theo segera berpamitan untuk pergi meninggalkan tempat tersebut, dan Nadhira sendiri memutuskan untuk masuk kedalam rumahnya untuk menemui Omanya.

Nadhira melihat Omanya sedang fokus dengan televisi yang ada didepannya, sepertinya Omanya itu begitu sangat menikmati acara televisi kali ini sehingga ia tidak menyadari kedatangan Nadhira.

"Oma" Sapa Nadhira

"Sejak kapan kamu datang Nak?" Tanya Sarah.

Nadhira segera menjatuhkan tubuhnya kedalam pelukan Sarah, Sarah begitu terkejut ketika melihat kedatangan Nadhira tiba tiba, dan segera membalas pelukan Nadhira dengan lembutnya.

"Barusan, apa Oma tidam menyadari itu? Oma terlalu fokus dengan acara televisi, jadi tidak menyadari kedatangan Dhira".

"Bagaimana liburannya sayang? Apa Dhira sangat menikmatinya?" Tanya Sarah sambil mengusap kepala Nadhira pelan.

"Liburannya sangat menyenangkan Oma, Dhira juga main paralayang bersama Theo, tapi Dhira sangat merindukan Oma, rasanya seperti sudah bertahun tahun tidak bertemu dengan Oma" Manja Nadhira.

"Hem... Cucu Oma yang satu ini memanglah sangat manja sekali, Oma senang kalau Dhira bisa menikmati liburan itu dengan bahagia dan kembali dengan selamat tanpa lecet sedikitpun".

"Bagaimana mungkin Nadhira tidak kembali untuk Oma? Nadhira pasti akan kembali, karena Nadhira sangat sangat menyayangi Oma".

Nadhira melepaskan pelukan tersebut dan segera membaringkan tubuhnya dipangkuan Sarah sambil menatap kearah televisi, sesekali Sarah mengusap kepala Nadhira begitu lembut dan ikut menikmati acara televisi itu.

Keduanya sesekali tertawa bersamaan ketika pembawa acara televisi itu membawakan sebuah acara komedi yang begitu lucu bagi keduanya, seperti seakan akan keduanya sangat menikmati acara televisi kali ini.

Tiba tiba Pak Santo dengan tergesa gesa segera memasuki rumah itu untuk melaporkan sesuatu kepada Nadhira, melihat kedatangan Pak Santo seperti itu membuat Nadhira bangkit dari tidurnya dan segera berdiri.

"Ada apa Pak?" Tanya Nadhira dengan bingung.

"Didepan ada seseorang yang mencari Non Dhira" Ucap Pak Santo sambil berusaha menormalkan kembali pernafasannya.

"Siapa yang datang? Kenapa Pak Santo terlihat begitu tergesa gesa seperti itu? Ada apa?" Tanya Nadhira semakin dibuat bingung oleh Pak Santo.

"Saya tidak mengerti Non, mereka begitu banyak, kalau ngak salah ada lima mobil sekaligus"

Pak Santo mengatakan bahwa orang orang itu terlihat seperti anggota sebuah geng karena pakaian mereka yang sama dan juga sebuah jas yang sangat rapi, dan terlihat seperti orang yang begitu penting hingga membuat Pak Santo harus berlari larian untuk memberikan hal ini kepada Nadhira.

Mendengar itu membuat Sarah ikut bangkit dari duduknya, selama ini tidak ada anggota sebuah geng yang mendatangi rumahnya seperti itu, entah kesalahan apa yang telah membuat mereka datang kerumahnya dengan ramai ramai seperti itu.

"Ada apa ini?" Tanya Sarah.

"Itu Nyonya, diluar begitu ramai orang yang datang, dan mereka sedang mencari Non Dhira".

"Sebaiknya kamu ngak usah keluar Dhira, apa mungkin mereka ingin berniat jahat kepadamu Nak?" Tanya Sarah kepada Nadhira.

"Aku juga ngak tau Oma, selama ini aku tidak pernah berurusan ataupun berselisih dengan anggota geng manapun, apa mungkin itu geng Theo?" Ucap Nadhira yang juga kebingungan.

"Apakah saya harus mengatakan kalau Non Dhira tidak ada dirumah?" Tanya Pak Santo yang juga kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan.

"Tidak usah Pak, aku akan menemui mereka, siapa tau aku kenal dengan mereka"

"Jangan Nak, itu berbahaya".

"Ngak apa apa kok Oma, kalau Dhira tidak keluar sekarang, bagaimana Dhira bisa tau apa tujuan mereka datang kerumah Dhira?"

Nadhira memutuskan untuk keluar dari rumahnya dan melihat siapa yang datang kerumahnya itu, meskipun Sarah berulang ulang kali melarang Nadhira akan tetapi Nadhira tetap ingin melihat seberapa banyak orang yang datang itu.

Nadhira segera bergegas keluar rumahnya, dan mendapati ada beberapa anak Gengcobra sudah berada dihalaman rumahnya, sebelumnya Pak Santo masuk kedalam rumah itu, ia membukakan pintu gerbang untuk mereka agar mereka bisa masuk.

Nadhira begitu terkejut entah kenapa begitu banyak anggota Gengcobra yang datang kerumahnya, tidak biasanya mereka akan melakukan itu, melihat Nadhira keluar dari rumah membuat Bayu segera mendekat kearah Nadhira.

"Ada apa ini? Kenapa kalian datang kerumahku beramai ramai seperti ini? Apakah telah terjadi sesuatu?" Tanya Nadhira penasaran.

"Ikutlah bersama kami Dhira, sebentar lagi Tuan Muda Rifki akan mendarat dibandara".

Seketika muncullah sebuah senyuman dibibir Nadhira, ini bagaikan sebuah mimpi baginya, ia tidak menyangka bahwa sebentar lagi ia dapat bertemu dengan Rifki, orang yang paling ia rindukan itu, Nadhira begitu bahagia mendengar ucapan yang keluar dari mulut Bayu.

"Benarkah? Dia pulang? Ini serius kan? Jangan bercanda Bay, dia benar benar pulang kan?" Tanya Nadhira secara beruntun sambil meneteskan air mata, sebuah air mata bahagia.

"Aku tidak bercanda denganmu Dhira, aku datang kemari untuk mengajakmu menyambut kedatangan dibandara, mungkin dirinya akan begitu senang ketika melihat kedatanganmu".

"Setelah sekian lama aku menunggu kedatangannya akhirnya dia pulang juga, dan bahkan ini belum genap lima tahun, ini adalah sebuah kabar yang begitu membahagiakan" Ucap Nadhira dengan sebuah isak tangis.

"Bersiap siaplah Dhira, sebentar lagi kita akan berangkat kesana dan orang tua Rifki juga telah bersiap siap kesana".

Nadhira begitu bahagia mendengar kabar mengenai Rifki yang sebentar lagi akan pulang, tapi seketika itu juga dia menghapus air matanya dan menghirup nafas dalam dalam agar air matanya tidak jatuh.

"Tidak, aku tidak bisa bertemu dengannya" Ucap Nadhira sambil membalikkan badannya.

Senyum yang ada diwajah anak Gengcobra terutama Bayu lahan lahan menghilang dari wajah mereka ketika mendengar bahwa Nadhira menolak untuk datang menyambut kedatangan Rifki dibandara bersama dengan keluarga Rifki.

Diluar dari dugaan mereka, Nadhira menolak untuk datang menemui Rifki, entah apa yang terjadi kepada Nadhira hingga dirinya tidak mau untuk menyambut kedatangan Rifki dibandara, dan hal itu membuat mereka kebingungan dengan jawaban Nadhira.

"Apa yang kau katakan Dhira? Bukankah ini adalah hal yang paling kau tunggu?".

"Iya, tapi itu dulu, aku terlalu banyak mengecewakan Rifki, aku tidak akan pernah mampu untuk bertemu dengannya Bay, Rifki pasti sangat kecewa dengan diriku jika mengetahui apa yang telah aku lakukan selama ini" Ucap Nadhira dan dapat terdengar suara isak tangis dari bibirnya.

"Aku tau itu Dhira, tapi jika kau tidak datang kali ini, maka Rifki akan benar benar kecewa dengan dirimu, apa kau tidak merindukannya? Setelah sekian lama ia pergi, dan tiba tiba dirimu tidak mau bertemu dengannya seperti ini".

"Maafkan aku, jika bertemu dengan Rifki tolong sampaikan maafku kepadanya, aku telah membuatnya kecewa Bay, dan itu tidak akan bisa untuk dimaafkan dengan mudah".

Nadhira teringat kembali dengan masalalunya yang kelam, ia telah mengecewakan harapan Rifki kepadanya, dan ia tidak akan mampu untuk bertemu dengan Rifki, apalagi dia telah mempertaruhkan nyawanya untuk orang lain dan hal itu paling tidak disukai oleh Rifki.

Disatu sisi Pak Mun, dan yang lainnya hanya mampu melihat Nadhira dari kejauhan, entah apa yang sedang mereka katakan saat ini, dan mereka dapat melihat bahwa Nadhira kini tengah bersedih, mereka sama sekali tidak tau dengan apa yang terjadi.

"Apa yang sebenarnya mereka inginkan? Kenapa Non Dhira terlihat sedih?" Tanya Pak Mun.

"Aku juga ngak tau, siapa orang orang itu" Ucap Pak Santo yang juga kebingungan.

"Bukankah mereka adalah orang orang yang pernah datang kemari dulu, mungkin sekitar tiga tahunan yang lalu?" Tanya Pak Mun.

Pak Mun masih menginginkan wajah Bayu dengan jelas, Bayu pernah sekali kerumah Nadhira dan memberikan sebuah hadiah kepada Nadhira sehingga ia menduga bahwa itu adalah orang yang dicintai oleh Nona Muda nya itu.

...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...

Terpopuler

Comments

Popi Yulianti

Popi Yulianti

d tinggallin lagi nyesel loh dira

2022-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan
2 Nadhira
3 Merindukanmu
4 Dibalik lelah pekerjaan
5 Para pekerja bangunan
6 Kabar gembira
7 Gelangku!
8 Pemilik kios
9 Apa yang terjadi
10 Hanya mimpi
11 Berangkat liburan tiba tiba
12 Liburan dipantai
13 Acara malam di villa
14 Dibangunkan oleh pekerjaan
15 Kedatangan anggota Gengcobra
16 Surya Jayantara
17 Rifki tiba dibandara
18 Dimana Nadhira?
19 Sambutan dari Nadhira
20 Melepas kerinduan
21 Rifki atau Theo?
22 Jauhi Nadhira sekarang
23 Menculik Nadhira
24 Berurusan dengan polisi
25 Cidera lama
26 Kemarahan Nadhira
27 Sang pawang telah tiba
28 Sebuah pesta dicabang baru
29 Puncak pesta perayaan
30 Minuman pembawa masalah
31 Gerhana bulan merah darah
32 Pemilik keris pusaka xingsi
33 Pengorbanan seorang Nenek
34 Pelarian dalam kegelapan
35 Mengincar nyawa Nadhira
36 Rifki terluka cukup parah
37 Rifki terluka cukup parah 2
38 Datanglah seorang penolong
39 Mencari jalan keluar dari hutan
40 Rifki tidak sadarkan diri
41 Penyelamatan untuk keduanya
42 Membawa mereka ke rumah sakit
43 Mendapat perhatian
44 Kalian tidak boleh bersama
45 Kenapa dia tidak datang untukku?
46 Mencari keberadaan Nadhira
47 Kemarahan Rifki
48 Perjodohan tanpa pemberitahuan
49 Pertengkaran antara ayah dan anak
50 Kencan yang begitu dingin
51 Ditengah derasnya hujan malam ini
52 Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53 Tidur dirumah Nadhira
54 Aku mohon lupakanlah aku
55 Segalanya telah berubah
56 Gengcobra vs Gengters
57 Asalkan dia bahagia bersamanya
58 Semua ini adalah salahku
59 Mabuk dan lupakan segalanya
60 Mabuknya Nadhira malam ini
61 Berada dimarkas Gengcobra
62 Jangan tinggalkan aku lagi
63 Bertemu dengan Syaqila
64 Tanpa sengaja bertemu
65 Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66 Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67 Aksi yang mengejutkan
68 Fakta yang sebenarnya
69 Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70 Menculik dan menyandera Nadhira
71 Pernikahan Rifki dan Syaqila
72 Nadhira datang dan menghentikannya
73 Aku akan selalu melindungimu
74 Berujung tidak sadarkan diri
75 Kesedihan bagi Rifki
76 Nadhira siuman
77 Nadhira dirawat dirumah sakit
78 Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79 Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80 Meminta restu kepada orang tua
81 Waktu begitu cepat berlalu
82 Jangan melawan kedua orang tuamu
83 Papa akan merestui hubungan kalian
84 Meminta restu kepada Sarah
85 Kebahagiaan yang dinantikan
86 Mempersiapkan pernikahan
87 Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88 Gengters pembuat rusuh
89 Menculik Rifki dari pernikahannya
90 Nekatnya seorang wanita
91 Visual Tokoh
92 Penundaan acara pernikahan
93 Kenapa dengan satu ginjal?
94 Tekadku tidak mudah dikalahkan
95 Pernikahan penuh kesedihan
96 Antara kain kafan dan baju pengantin
97 Berita duka untuk semuanya
98 Pemakaman dimalam pertama
99 Penggombal yang handal
100 Dua mahluk pengganggu
101 Pertengkaran kecil tiba tiba
102 Perhatian seorang Rifki
103 Perlombaan masak tiba tiba
104 Masakan spesial ala chef Rifki
105 Gabungnya dua perusahaan besar
106 Makan bersama anak panti
107 Makan bersama anak panti 2
108 Pikiran sesama lelaki
109 Bahayanya wanita yang lagi PMS
110 Berbelanja untuk Nadhira
111 Berbelanja untuk Nadhira 2
112 Cerita masa kanak kanak Rifki
113 Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114 Pelukan hangat seorang Rifki
115 Masalah yang ada dimarkas
116 Kedatangan Nadhira kemarkas
117 Nandhita sangat menjengkelkan
118 Perpisahan yang tak diinginkan
119 Kabar yang membahagiakan
120 Ingin bersepeda motor berdua
121 Pemalak salah sasaran
122 Anggota Gengcobra kena sasaran
123 Kesialan salah membeli pisang
124 Mangga muda
125 Keliling kota
126 Martabak manis
127 Dijadikan kontrakan
128 Berkunjung
129 Tentang Nadhira
130 Nadhira diculik
131 Penyiksaan
132 Penyiksaan 2
133 Aksi Dokter Lila
134 Pembantaian
135 Rifki terluka
136 Dibawa keluar negeri
137 Dihadang oleh seseorang
138 kedatangan Rifki
139 Kebenaran
140 Pengorbanan Theo
141 Pertarungan selesai
142 Nadhira atau bayinya
143 Aku tidak mau kembali
144 Jangan pergi Dhira
145 Nadhira kembali
146 Merias wajah Nadhira
147 Tidak mau bertemu
148 Merasa canggung
149 Ada apa dengan Rifki?
150 Apa yang disembunyikan?
151 Diizinkan untuk pulang
152 Sebungkus roti
153 Mencari Rifki
154 Ini tidak mungkin!
155 Maafkan aku Dhira
156 Baikan kembali
157 Kembali bersama
158 Kejutan dirumah
159 Foto prewedding
160 Resepsi
161 Menyiapkan kejutan
162 Jebakkan
163 Serahkan keris itu!
164 Perjuangan Nadhira
165 Menghancurkan keris pusaka xingsi
166 Kemunculan mereka
167 Pengorbanan Aryabima
168 Akhir dari semuanya
169 Berduka
170 Sadarkan diri
171 Sepucuk surat
172 Bersama Melda
173 Nadhira masih hidup
174 Hidup masing masing
175 Lahirnya Kinara
176 Diusir dari desa
177 Nadhira kenapa?
178 Wanita bercadar
179 Kejadian didesa
180 Merindukan Rifki
181 Pertemuan
182 Kinara berulah
183 Kinara marah
184 Om baik
185 Siapa Om baik itu?
186 Pesta bunga api
187 Pesta bunga api 2
188 Bahaya mengintai
189 Kekacauan
190 Sosok misterius
191 Menyelamatkan Rifki
192 Kinara terjaga
193 Kalang kabut
194 Melepas kerinduan
195 Rifki sadarkan diri
196 Rifki lemah
197 Masih peduli
198 Kekecewaan
199 Melamar pekerjaan
200 Pembantu baru
201 Keysa jatuh
202 Siapa itu Ana?
203 Kenakalan Kinara
204 Menitipkan Keysa
205 Dikegelapan
206 Kau datang disaat diriku hampir mati
207 Jangan bius aku
208 Sapta
209 Kebenaran
210 Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211 Rifki mabuk?
212 Sudah 4 tahun
213 Hasutan Sena
214 Tongkat bertuliskan Kinara
215 Curiga
216 Sudah tau!
217 Kemunculan Lia
218 Nadhira masih hidup?
219 Kekacauan
220 Kekacauan 2
221 Membawa Nadhira kabur
222 Kabur
223 Pengungkapan
224 Rifki diserang
225 Pertolongan dari pencipta
226 Terjebak
227 Pengorbanan Amanda
228 Perjuangan Sapta
229 Rifki siuman
230 Terlambat
231 Pengungkapan
232 Pemakaman Nadhira
233 Terpuruk
234 Perjuangan
235 Kenapa?
236 Pelukan menyakitkan
237 Merasa bersalah
238 Jangan pergi jauh
239 Sakit Ma
240 Jangan sampai kau menyesal nantinya
241 Panggilan Papa untuk Rifki
242 Rifki telah pergi
243 End
244 End 2
245 Bonus chapter
Episodes

Updated 245 Episodes

1
Pengenalan
2
Nadhira
3
Merindukanmu
4
Dibalik lelah pekerjaan
5
Para pekerja bangunan
6
Kabar gembira
7
Gelangku!
8
Pemilik kios
9
Apa yang terjadi
10
Hanya mimpi
11
Berangkat liburan tiba tiba
12
Liburan dipantai
13
Acara malam di villa
14
Dibangunkan oleh pekerjaan
15
Kedatangan anggota Gengcobra
16
Surya Jayantara
17
Rifki tiba dibandara
18
Dimana Nadhira?
19
Sambutan dari Nadhira
20
Melepas kerinduan
21
Rifki atau Theo?
22
Jauhi Nadhira sekarang
23
Menculik Nadhira
24
Berurusan dengan polisi
25
Cidera lama
26
Kemarahan Nadhira
27
Sang pawang telah tiba
28
Sebuah pesta dicabang baru
29
Puncak pesta perayaan
30
Minuman pembawa masalah
31
Gerhana bulan merah darah
32
Pemilik keris pusaka xingsi
33
Pengorbanan seorang Nenek
34
Pelarian dalam kegelapan
35
Mengincar nyawa Nadhira
36
Rifki terluka cukup parah
37
Rifki terluka cukup parah 2
38
Datanglah seorang penolong
39
Mencari jalan keluar dari hutan
40
Rifki tidak sadarkan diri
41
Penyelamatan untuk keduanya
42
Membawa mereka ke rumah sakit
43
Mendapat perhatian
44
Kalian tidak boleh bersama
45
Kenapa dia tidak datang untukku?
46
Mencari keberadaan Nadhira
47
Kemarahan Rifki
48
Perjodohan tanpa pemberitahuan
49
Pertengkaran antara ayah dan anak
50
Kencan yang begitu dingin
51
Ditengah derasnya hujan malam ini
52
Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53
Tidur dirumah Nadhira
54
Aku mohon lupakanlah aku
55
Segalanya telah berubah
56
Gengcobra vs Gengters
57
Asalkan dia bahagia bersamanya
58
Semua ini adalah salahku
59
Mabuk dan lupakan segalanya
60
Mabuknya Nadhira malam ini
61
Berada dimarkas Gengcobra
62
Jangan tinggalkan aku lagi
63
Bertemu dengan Syaqila
64
Tanpa sengaja bertemu
65
Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66
Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67
Aksi yang mengejutkan
68
Fakta yang sebenarnya
69
Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70
Menculik dan menyandera Nadhira
71
Pernikahan Rifki dan Syaqila
72
Nadhira datang dan menghentikannya
73
Aku akan selalu melindungimu
74
Berujung tidak sadarkan diri
75
Kesedihan bagi Rifki
76
Nadhira siuman
77
Nadhira dirawat dirumah sakit
78
Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79
Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80
Meminta restu kepada orang tua
81
Waktu begitu cepat berlalu
82
Jangan melawan kedua orang tuamu
83
Papa akan merestui hubungan kalian
84
Meminta restu kepada Sarah
85
Kebahagiaan yang dinantikan
86
Mempersiapkan pernikahan
87
Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88
Gengters pembuat rusuh
89
Menculik Rifki dari pernikahannya
90
Nekatnya seorang wanita
91
Visual Tokoh
92
Penundaan acara pernikahan
93
Kenapa dengan satu ginjal?
94
Tekadku tidak mudah dikalahkan
95
Pernikahan penuh kesedihan
96
Antara kain kafan dan baju pengantin
97
Berita duka untuk semuanya
98
Pemakaman dimalam pertama
99
Penggombal yang handal
100
Dua mahluk pengganggu
101
Pertengkaran kecil tiba tiba
102
Perhatian seorang Rifki
103
Perlombaan masak tiba tiba
104
Masakan spesial ala chef Rifki
105
Gabungnya dua perusahaan besar
106
Makan bersama anak panti
107
Makan bersama anak panti 2
108
Pikiran sesama lelaki
109
Bahayanya wanita yang lagi PMS
110
Berbelanja untuk Nadhira
111
Berbelanja untuk Nadhira 2
112
Cerita masa kanak kanak Rifki
113
Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114
Pelukan hangat seorang Rifki
115
Masalah yang ada dimarkas
116
Kedatangan Nadhira kemarkas
117
Nandhita sangat menjengkelkan
118
Perpisahan yang tak diinginkan
119
Kabar yang membahagiakan
120
Ingin bersepeda motor berdua
121
Pemalak salah sasaran
122
Anggota Gengcobra kena sasaran
123
Kesialan salah membeli pisang
124
Mangga muda
125
Keliling kota
126
Martabak manis
127
Dijadikan kontrakan
128
Berkunjung
129
Tentang Nadhira
130
Nadhira diculik
131
Penyiksaan
132
Penyiksaan 2
133
Aksi Dokter Lila
134
Pembantaian
135
Rifki terluka
136
Dibawa keluar negeri
137
Dihadang oleh seseorang
138
kedatangan Rifki
139
Kebenaran
140
Pengorbanan Theo
141
Pertarungan selesai
142
Nadhira atau bayinya
143
Aku tidak mau kembali
144
Jangan pergi Dhira
145
Nadhira kembali
146
Merias wajah Nadhira
147
Tidak mau bertemu
148
Merasa canggung
149
Ada apa dengan Rifki?
150
Apa yang disembunyikan?
151
Diizinkan untuk pulang
152
Sebungkus roti
153
Mencari Rifki
154
Ini tidak mungkin!
155
Maafkan aku Dhira
156
Baikan kembali
157
Kembali bersama
158
Kejutan dirumah
159
Foto prewedding
160
Resepsi
161
Menyiapkan kejutan
162
Jebakkan
163
Serahkan keris itu!
164
Perjuangan Nadhira
165
Menghancurkan keris pusaka xingsi
166
Kemunculan mereka
167
Pengorbanan Aryabima
168
Akhir dari semuanya
169
Berduka
170
Sadarkan diri
171
Sepucuk surat
172
Bersama Melda
173
Nadhira masih hidup
174
Hidup masing masing
175
Lahirnya Kinara
176
Diusir dari desa
177
Nadhira kenapa?
178
Wanita bercadar
179
Kejadian didesa
180
Merindukan Rifki
181
Pertemuan
182
Kinara berulah
183
Kinara marah
184
Om baik
185
Siapa Om baik itu?
186
Pesta bunga api
187
Pesta bunga api 2
188
Bahaya mengintai
189
Kekacauan
190
Sosok misterius
191
Menyelamatkan Rifki
192
Kinara terjaga
193
Kalang kabut
194
Melepas kerinduan
195
Rifki sadarkan diri
196
Rifki lemah
197
Masih peduli
198
Kekecewaan
199
Melamar pekerjaan
200
Pembantu baru
201
Keysa jatuh
202
Siapa itu Ana?
203
Kenakalan Kinara
204
Menitipkan Keysa
205
Dikegelapan
206
Kau datang disaat diriku hampir mati
207
Jangan bius aku
208
Sapta
209
Kebenaran
210
Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211
Rifki mabuk?
212
Sudah 4 tahun
213
Hasutan Sena
214
Tongkat bertuliskan Kinara
215
Curiga
216
Sudah tau!
217
Kemunculan Lia
218
Nadhira masih hidup?
219
Kekacauan
220
Kekacauan 2
221
Membawa Nadhira kabur
222
Kabur
223
Pengungkapan
224
Rifki diserang
225
Pertolongan dari pencipta
226
Terjebak
227
Pengorbanan Amanda
228
Perjuangan Sapta
229
Rifki siuman
230
Terlambat
231
Pengungkapan
232
Pemakaman Nadhira
233
Terpuruk
234
Perjuangan
235
Kenapa?
236
Pelukan menyakitkan
237
Merasa bersalah
238
Jangan pergi jauh
239
Sakit Ma
240
Jangan sampai kau menyesal nantinya
241
Panggilan Papa untuk Rifki
242
Rifki telah pergi
243
End
244
End 2
245
Bonus chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!