Pemilik kios

Theo tidak mampu untuk marah kepada Nadhira seperti ini sehingga dirinya tidak mampu untuk melanjutkan kata katanya, baginya nyawa Nadhira begitu penting daripada gelang tersebut akan tetapi Nadhira menganggap bahwa gelang itulah yang paling penting baginya daripada nyawanya sendiri.

Theo tidak mengerti apa sebenarnya keistimewaan dari gelang itu, bagi Theo gelang tersebut sama sekali tidak ada istimewanya, akan tetapi bagi Nadhira gelang itu adalah segalanya, gelang pemberian dari Rifki dan sosok sebuah mahluk gaib yang tinggal didalam gelang itu.

"Aku janji aku tidak akan melakukan hal ini lagi, maafkan aku karena telah membuatmu khawatir seperti ini kepadaku".

"Sudahlah jangan dibahas lagi, lain kali jangan lakukan hal seperti itu Dhira, sebaiknya kita segera membeli pakaian yang baru agar tidak masuk angin, apalagi kalau basah kuyup seperti ini malam hati, penyakit akan mudah menyerang"

"Baiklah" Ucap Nadhira sambil mengangguk pelan.

Theo segera membantu Nadhira untuk bangkit dari duduknya, dan mengajak Nadhira untuk masuk kedalam sebuah kios yang menjual pakaian, pemilik kios tersebut segera mencarikan pakaian yang cocok untuk keduanya ketika melihat keduanya yang basah kuyup atas perintah dari Theo.

Tak beberapa lama, akhirnya pemilik kios itu menemukan pakaian yang cocok untuk keduanya, dan ia mempersilakan keduanya untuk menumpang mengganti pakaian mereka dikamar mandi yang ada didalam kios itu, Nadhira segera masuk kedalam kamar mandi dan mengganti pakaiannya.

Setelah Nadhira selesai, Theo segera masuk kedalam kamar mandi, Nadhira segera duduk disofa yang ada di kios itu untuk menunggu Theo yang sedang berganti pakaian, pemilik kios itu begitu baik hati sehingga membuatkan Nadhira dan Theo segelas minuman hangat untuk menghangatkan tubuh keduanya yang telah basah kuyup itu.

Nadhira segera menyeruput minuman yang telah disediakan oleh pemilik kios itu sambil mengobrol dengan pemilik kios, obrolan mereka begitu santai mengenai pekerjaan masing masing.

Nadhira merasakan sensasi hangat dari minuman itu yang mengalir dengan perlahan lahan dari tenggorokannya menuju ke perutnya, rasa hangat itu terasa begitu nyaman untuk Nadhira yang sedang kedinginan itu karena dirinya yang sebelumnya telah basah kuyup itu.

Dari obrolan keduanya Nadhira dapat mengetahui bahwa pemilik kios ini dulunya berasal dari Surya Jayantara tempat dimana penampungan anak yatim piatu yang berada dibawah kepemimpinan Gengcobra, karena ia adalah anak yang ditelantarkan oleh kedua orang tuanya ketika waktu kecil.

"Jadi anda berasal dari Surya Jayantara?"

"Iya begitulah nasibku, tapi berkat dari organisasi itu, Alhamdulillah aku bisa membangun kios ini walaupun kecil kecilan dan dapat menikah dengan orang yang paling aku cintai".

"Apakah anda juga mengenal anggota Gengcobra?".

Tanpa ia sadari bahwa pertanyaan itu meluncur begitu saja keluar dari mulut Nadhira, Nadhira yang menyadarinya seketika menutup mulutnya rapat rapat karena Gengcobra adalah anggota rahasia dan tidak banyak ada yang mengetahui tentang anggota Gengcobra selama ini.

"Haduh Dhira, kenapa aku harus menanyakan hal seperti itu, dasar bodoh! Bagaimana kalau pria ini mencurigaiku? Apa yang harus aku katakan nantinya, dasar bodoh! Bodoh! Bodoh!" Batin Nadhira.

Nadhira mengutuki kebodohannya sendiri mengenai pertanyaan yang ia ajukan itu, dan berharap semoga pria yang ada didepan itu tidak membahas lebih mengenai pertanyaan yang baru saja ia lontarkan itu.

Nadhira yakin bahwa pria itu akan mencurigainya karena dirinya mengetahui tentang anggota Gengcobra itu, karena setiap anggota yang dimiliki oleh Gengcobra memiliki peraturan bahwa mereka harus menjaga rapat rapat persoalan apapun itu yang berhubungan dengan Gengcobra.

Pria itu menatap Nadhira dengan telitinya, bagaimana bisa seorang gadis mengetahui mengenai soal Gengcobra apalagi wajah gadis itu seperti sangat familiar baginya, pria itu sedikit heran dengan sosok gadis yang ada didepannya.

"Gengcobra? Bagaimana anda bisa mengetahui tentang geng itu? Siapa anda sebenarnya?".

Pemilik kios itu begitu terkejut ketika seorang gadis yang ada didepannya itu menanyakan sesuatu mengenai Gengcobra, yang sebenarnya tidak ada yang mengetahui tentang geng tersebut, meskipun begitu sebagai besar anggota Surya Jayantara tidak banyak yang mengetahui tentang Gengcobra.

Hal itulah yang membuat sang pemilik kios begitu terkejut tiba tiba Nadhira menanyakan tentang anggota Gengcobra, dan berpikir bahwa gadis yang ada didepannya bukanlah gadis biasa dan gadis itu memiliki hubungan dengan anggota Gengcobra.

Sosok pria yang ada didepannya adalah anggota penting dari Surya Jayantara sehingga ia dapat mengetahui tentang Gengcobra, dulunya dia juga bagian dari Gengcobra itu sendiri akan tetapi dirinya memutuskan untuk hidup tenang bersama dengan istrinya dengan membangun sebuah kios didekat perairan danau yang ramai pengunjung itu.

Setiap anggota yang keluar ataupun berhenti dari Gengcobra maupun Surya Jayantara karena ingin hidup bebas dan tenang seperti penduduk pada umumnya, mereka disumpah terlebih dahulu agar tidak menceritakan apapun dan kepada siapapun kalau mereka mengenali atau sekedar tau mengenai anggota Gengcobra.

Akan tetapi Nadhira sendiri dengan terang terangan menanyakan sesuatu mengenai anggota Gengcobra, hal itu membuat pria itu merasa curiga kepada Nadhira, padahal tidak ada yang mengetahui tentang geng tersebut, ataupun berani mengucapkan nama dari geng tersebut.

"Saya bukan siapa siapa dari mereka Pak, hanya sekedar kenal saja dengan pemimpinnya, itupun hanya kebetulan saja".

"Apa! Tidak banyak orang yang dapat mengenal pemimpin mereka apalagi dengan anggota mereka selama ini, anda pernah bertemu dengan pemimpin mereka dimana? Bagaimana anda bisa tau kalau anda bertemu dengan pemimpin mereka? Padahal pemimpin mereka sendiri sangat tertutup dengan dunia luar selama ini" Tanya pria itu dengan penuh selidik kepada Nadhira.

Nadhira menggaruk kepalanya sendiri yang tidak gatal, entah alasan apa lagi yang harus ia katakan kepada pria itu, dan sepertinya dirinya benar benar kehabisan alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan beruntun dari pria itu.

"Itu Pak, aku tidak sengaja mendengarnya saja ketika lewat dijalan, dan aku menduga bahwa pria yang pernah aku temui itu adalah pemimpin Gengcobra".

"Apakah anda hanya beralasan saja Mbak? Setau saya sendiri sih tidak ada yang tau kalau Surya Jayantara itu memiliki hubungan khusus dengan Gengcobra, dan masyarakat meyakini bahwa Surya Jayantara adalah sebuah organisasi yang dibangun oleh pemerintah".

"Gawat, apa yang harus aku katakan sekarang, semakin lama sepertinya pria ini semakin menjerumuskan diriku saja" Batin Nadhira menjerit.

"Kenapa kau tidak bilang saja, kalau ada hubungan yang erat antara kau dan pemimpin mereka, bereskan?" Ucap Nimas dengan entengnya.

"Kalau aku mengatakan itu sama saja aku mengungkap identitas Rifki, dan pria ini akan terus bertanya mengenai sosok pemimpin Gengcobra nantinya, dan hal itu akan membuat Rifki kecewa".

"Suruh dia diam saja, kalau dia terus bertanya ancam saja kalau kau akan memanggil anggota Gengcobra ketempat ini".

"Memanggil mereka? Dengan cara apa ha? Nomer aja tidak punya".

"Hanya ancaman saja Dhira bukan sungguhan, lagian itu memang benar adanya, kau dan Rifki kan memiliki hubungan khusus".

"Itu juga akan membongkar identitasku sebagai sahabat Rifki, kau tau sendiri kan, kalau Gengcobra adalah sebuah geng yang besar, bagaimana kalau banyak orang yang menjadi musuh bagi geng itu dan mereka tau kalau aku ada hubungannya dengan mereka? Mungkin aku sendiri yang akan menjadi incaran mereka nantinya".

"Iya juga sih, nantinya aku sendiri yang bakal kerepotan untuk melindungimu, apa kau tidak mengingat sesuatu tentang peraturan yang ada didalam Surya Jayantara yang dapat membuat pria ini berhenti untuk bertanya?".

"Peraturan? Aku tidak terlalu hafal dengan peraturan yang ada didalam Surya Jayantara maupun Gengcobra, sudah lama aku tidak ketempat itu jadi aku lupa dengan peraturan yang ada disana".

"Haduh Dhira, pikirkanlah lagi, terserah peraturan apapun yang kau ingat itu, agar orang ini tidak bertanya terus terusan seperti ini, dan teman mu itu terlalu lama dikamar mandi, emang ngapain aja sih lelaki itu didalam".

"Entahlah, biar aku pikir pikir dulu apa yang aku ingat".

Pria itu nampak melihat bahwa gadis cantik yang ada didepannya sedang melamun seperti memikirkan apa yang harus ia katakan selanjutnya, akan tetapi yang sebenarnya terjadi adalah bahwa gadis yang ada didepannya itu sedang berbicara dengan mahluk gaib yang selalu mengikutinya.

"Mbak, Mbak ngak apa apa kan? Kenapa Mbak diam saja?" Tanya pria itu dan seketika membuat Nadhira membuyarkan lamunannya itu.

"Ngak apa apa kok Pak, bukannya setiap anggota Surya Jayantara tidak boleh menanyakan tentang Gengcobra kepada orang lain ya Pak? Dan peraturan itu tertulis begitu jelas dan ditanamkan begitu dalam kepada setiap anggota Surya Jayantara".

"Bagaimana anda bisa tau mengenai soal itu? Kalau sampai anggota Gengcobra mendengarnya, bisa bisa mereka akan menjatuhkan hukuman kepadaku, siapa anda sebenarnya? Kenapa anda bisa mengetahui soal peraturan Surya Jayantara juga?"

"Sudah ku katakan kan Pak, kalau saya hanya sekedar tau mengenai soal Gengcobra dan pemimpin dari Gengcobra sendiri, ketika bertemu dijalan mereka sedang membicarakan mengenai Surya Jayantara, dan mengenai peraturan yang ada didalam Surya Jayantara itu sendiri".

"Sepertinya anda tau betul mengenai Gengcobra ataupun Surya Jayantara, apa mungkin anda begitu dihormati didalam Gengcobra? Ataukah anda adalah bagian dari mereka dan hanya sekedar menyamar menjadi masyarakat biasa saat ini? Kalau saya boleh tau siapa nama anda?"

"Nama saya tidak terlalu penting kok Pak, saya hanya orang luar dari Gengcobra dan tidak ada hubungannya dengan anggota Gengcobra maupun Surya Jayantara, saya tidak sengaja bertemu dengan pemimpin mereka itu saja kok Pak" Bohong Nadhira.

"Sepertinya saya pernah melihat wajah anda sebelumnya, tapi dimana ya, saya lupa".

"Bagaimana mungkin kita bisa bertemu sebelumnya Pak, mungkin hanya orang lain saja yang mirip dengan saya Pak".

"Tidak hanya mirip saja tapi juga seperti sama persis, dimana ya aku pernah melihat wajah ini?".

"Sudah Pak jangan terlalu dipikirkan, mungkin kita memang pernah bertemu dijalan sebelum jadi Bapak seperti pernah melihat diriku".

Pria itu terus mencoba untuk mengingat ingat dimana dirinya pernah melihat wajah Nadhira sebelumnya, akan tetapi seperti pria itu tidak mampu untuk mengingatnya sampai sampai kepala terasa sedikit pusing jika dipaksakan untuk mengingat.

Keduanya berdiam diri cukup lama hingga akhirnya Theo keluar dari kamar mandi itu dan langsung duduk bersama dengan mereka, pria itu juga menyuruh Theo untuk meminum minuman yang telah ia buatkan itu untuk keduanya, Theo hanya mengangguk dan langsung mengangkat gelas tersebut dengan hati hati.

Dengan perlahan lahan Theo mulai menyeruput minuman itu dan langsung membuat tubuhnya terasa begitu hangat meskipun udara dingin seperti tak henti hentinya untuk menabrakkan diri kepada kulit luarnya sehingga Theo masih terasa sedikit mengigil.

Sebelumnya Theo mandi dahulu dan membersihkan seluruh tubuhnya, Theo takut akan mengalami gatal gatal karena tidak tawar dengan air yang ada didanau itu sehingga mandinya begitu lama dan membuatnya mengigil karena angin malam.

Pria itu terus menatap kearah Nadhira dan mencoba mengingat kembali dimana dirinya pernah bertemu dengan Nadhira sebelumnya, wajah Nadhira tidak begitu asing menurutnya dan pria itu merasa pernah melihat wajah itu.

Nadhira menyeruput minuman itu sambil berdoa semoga pria itu sama sekali tidak mengenalinya, Nadhira merasa lega karena dapat lolos dari pertanyaan pertanyaan yang dilontarkan oleh pria itu sebelumnya akan tetapi dirinya kembali merasa gelisah ketika pria itu mengatakan bahwa dirinya pernah bertemu dengannya sebelumnya.

"Saya baru ingat Mbak, anda pernah datang ketempat Surya Jayantara bersama dengan Tuan Muda kan? Wajah anda sangat mirip dengan gadis waktu itu".

Pria itu seketika nampak teringat dengan sosok Nadhira yang pernah dibawa oleh Rifki ketempat Surya Jayantara untuk melihat kasus yang pernah terjadi kepada seorang gadis yang bunuh diri karena kesuciannya yang direbut oleh seorang pemuda akan tetapi pemuda itu tidak mau bertanggung jawab.

Theo yang baru saja datang tidak mengerti apa yang tengah keduanya bicarakan saat ini, Theo mengetahui tentang Surya Jayantara itu akan tetapi kenapa tiba tiba pemilik toko mengatakan bahwa Nadhira pernah datang ketempat itu bersama dengan seorang Tuan Muda, siapa Tuan Muda yang orang itu maksud? Theo merasa bingung sendiri.

Theo tidak mengetahui bahwa yang dimaksud pria itu Tuan Muda adalah Rifki, karena yang ia ketahui adalah Surya Jayantara berjalan karena bantuan dari pemerintah akan tetapi yang sesungguhnya adalah Surya Jayantara mampu berdiri dengan kokohnya selama ini adalah berkat bantuan dari Gengcobra dan Abriyanta Groub.

"Mungkin hanya mirip saja kali Pak, tapi saya tidak pernah datang ketempat itu, apalagi tempat seperti apa juga saya tidak mengetahuinya Pak, lokasinya juga saya tidak tau Pak, bagaimana anda bisa melihat saya disana?" Bohong Nadhira.

"Apa mungkin seperti itu?".

"Iya Pak, aku pernah membaca sebuah majala kalau manusia yang sebenarnya itu memiliki kembaran sebanyak 7 orang, jadi wajah seperti wajahku itu pasti ada orang lain yang mirip".

"Benar juga apa yang anda katakan, tapi kenapa aku masih merasa bahwa anda adalah gadis itu, anda juga mengetahui peraturan yang ada disans".

"Sebenarnya apa yang kalian katakan? Temanku ini tidak pernah datang ketempat itu sebelumnya, dan untuk apa temanku datang ketempat itu?" Tanya Theo yang ikut bicara setelah tubuhnya mulai perlahan lahan merasa hangat.

"Apa kau sudah mendingan Theo?" Tanya Nadhira.

"Sedikit mendingan kok".

"Kalau sudah mendingan, ayo pulang, ini sudah jam 10 malam, aku takut nanti Oma nyari in".

"Baiklah".

Nadhira sebenarnya sudah tidak betah ditempat itu karena pertanyaan dari orang tersebut sama sekali tidak ada habisnya, ini adalah kesalahannya sendiri karena pertanyaannya yang tanpa ia sadari sebelumnya hingga membuat pria yang menjadi pemilik kios itu terlalu banyak bertanya kepadanya.

Nadhira tidak menyangka sebelumnya bahwa pemilik kios adalah orang yang pernah menduduki posisi penting didalam organisasi Surya Jayantara hingga akhirnya dia memutuskan untuk menjadi pemilik kios atas perintah dari istrinya.

Sebenarnya gaji mereka yang ada didalam Surya Jayantara cukup besar hingga dapat membuat mereka mampu untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak mereka, apalagi gaji yang didapatkan oleh anggota Gengcobra selama ini, akan tetapi istrinya tidak ingin bahwa dirinya memiliki hubungan dengan organisasi seperti itu yang dapat membahayakan keselamatannya sendiri karena tanggung jawabnya cukup besar.

Untuk dapat masuk kedalam anggota Gengcobra sangatlah tidak mudah dan dibutuhkan begitu banyak seleksi dan hanya sedikit yang mampu lolos dari seleksi tersebut dalam setahun saja yang lolos hanya sekitar satu atau dua orang, oleh karena itu akan sangat disayangkan kalau keluar dari Gengcobra dengan gaji yang cukup banyak itu, akan tetapi hanya demi istri tercintanya itu ia rela keluar dari Gengcobra maupun Surya Jayantara tersebut.

Theo merasa bahwa tubuhnya sudah sedikit enakan dari pada sebelumnya dan bisa untuk melanjutkan perjalanan, hal itu membuat Nadhira dan Theo segera membayar pakaian dan minuman yang telah keduanya gunakan maupun nikmati itu, dan setelah itu mereka segera berpamitan kepada pemilik kios.

...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...

Terpopuler

Comments

Sriyanti Sriyanti

Sriyanti Sriyanti

alasan yg bagus

2022-10-26

2

Sui Ika

Sui Ika

iya nih, kok bisa tahu si nadhira. padahal pemimpinnya sendiri nggak tahu kalau dia adalah pemimpinnya. 🧐

2022-08-20

0

Sui Ika

Sui Ika

Wake up nadhira, he is just eek. you know, something that you can push, 😂 oh i can't imagine, theo in sepsiteng wkwkwk

2022-08-20

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan
2 Nadhira
3 Merindukanmu
4 Dibalik lelah pekerjaan
5 Para pekerja bangunan
6 Kabar gembira
7 Gelangku!
8 Pemilik kios
9 Apa yang terjadi
10 Hanya mimpi
11 Berangkat liburan tiba tiba
12 Liburan dipantai
13 Acara malam di villa
14 Dibangunkan oleh pekerjaan
15 Kedatangan anggota Gengcobra
16 Surya Jayantara
17 Rifki tiba dibandara
18 Dimana Nadhira?
19 Sambutan dari Nadhira
20 Melepas kerinduan
21 Rifki atau Theo?
22 Jauhi Nadhira sekarang
23 Menculik Nadhira
24 Berurusan dengan polisi
25 Cidera lama
26 Kemarahan Nadhira
27 Sang pawang telah tiba
28 Sebuah pesta dicabang baru
29 Puncak pesta perayaan
30 Minuman pembawa masalah
31 Gerhana bulan merah darah
32 Pemilik keris pusaka xingsi
33 Pengorbanan seorang Nenek
34 Pelarian dalam kegelapan
35 Mengincar nyawa Nadhira
36 Rifki terluka cukup parah
37 Rifki terluka cukup parah 2
38 Datanglah seorang penolong
39 Mencari jalan keluar dari hutan
40 Rifki tidak sadarkan diri
41 Penyelamatan untuk keduanya
42 Membawa mereka ke rumah sakit
43 Mendapat perhatian
44 Kalian tidak boleh bersama
45 Kenapa dia tidak datang untukku?
46 Mencari keberadaan Nadhira
47 Kemarahan Rifki
48 Perjodohan tanpa pemberitahuan
49 Pertengkaran antara ayah dan anak
50 Kencan yang begitu dingin
51 Ditengah derasnya hujan malam ini
52 Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53 Tidur dirumah Nadhira
54 Aku mohon lupakanlah aku
55 Segalanya telah berubah
56 Gengcobra vs Gengters
57 Asalkan dia bahagia bersamanya
58 Semua ini adalah salahku
59 Mabuk dan lupakan segalanya
60 Mabuknya Nadhira malam ini
61 Berada dimarkas Gengcobra
62 Jangan tinggalkan aku lagi
63 Bertemu dengan Syaqila
64 Tanpa sengaja bertemu
65 Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66 Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67 Aksi yang mengejutkan
68 Fakta yang sebenarnya
69 Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70 Menculik dan menyandera Nadhira
71 Pernikahan Rifki dan Syaqila
72 Nadhira datang dan menghentikannya
73 Aku akan selalu melindungimu
74 Berujung tidak sadarkan diri
75 Kesedihan bagi Rifki
76 Nadhira siuman
77 Nadhira dirawat dirumah sakit
78 Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79 Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80 Meminta restu kepada orang tua
81 Waktu begitu cepat berlalu
82 Jangan melawan kedua orang tuamu
83 Papa akan merestui hubungan kalian
84 Meminta restu kepada Sarah
85 Kebahagiaan yang dinantikan
86 Mempersiapkan pernikahan
87 Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88 Gengters pembuat rusuh
89 Menculik Rifki dari pernikahannya
90 Nekatnya seorang wanita
91 Visual Tokoh
92 Penundaan acara pernikahan
93 Kenapa dengan satu ginjal?
94 Tekadku tidak mudah dikalahkan
95 Pernikahan penuh kesedihan
96 Antara kain kafan dan baju pengantin
97 Berita duka untuk semuanya
98 Pemakaman dimalam pertama
99 Penggombal yang handal
100 Dua mahluk pengganggu
101 Pertengkaran kecil tiba tiba
102 Perhatian seorang Rifki
103 Perlombaan masak tiba tiba
104 Masakan spesial ala chef Rifki
105 Gabungnya dua perusahaan besar
106 Makan bersama anak panti
107 Makan bersama anak panti 2
108 Pikiran sesama lelaki
109 Bahayanya wanita yang lagi PMS
110 Berbelanja untuk Nadhira
111 Berbelanja untuk Nadhira 2
112 Cerita masa kanak kanak Rifki
113 Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114 Pelukan hangat seorang Rifki
115 Masalah yang ada dimarkas
116 Kedatangan Nadhira kemarkas
117 Nandhita sangat menjengkelkan
118 Perpisahan yang tak diinginkan
119 Kabar yang membahagiakan
120 Ingin bersepeda motor berdua
121 Pemalak salah sasaran
122 Anggota Gengcobra kena sasaran
123 Kesialan salah membeli pisang
124 Mangga muda
125 Keliling kota
126 Martabak manis
127 Dijadikan kontrakan
128 Berkunjung
129 Tentang Nadhira
130 Nadhira diculik
131 Penyiksaan
132 Penyiksaan 2
133 Aksi Dokter Lila
134 Pembantaian
135 Rifki terluka
136 Dibawa keluar negeri
137 Dihadang oleh seseorang
138 kedatangan Rifki
139 Kebenaran
140 Pengorbanan Theo
141 Pertarungan selesai
142 Nadhira atau bayinya
143 Aku tidak mau kembali
144 Jangan pergi Dhira
145 Nadhira kembali
146 Merias wajah Nadhira
147 Tidak mau bertemu
148 Merasa canggung
149 Ada apa dengan Rifki?
150 Apa yang disembunyikan?
151 Diizinkan untuk pulang
152 Sebungkus roti
153 Mencari Rifki
154 Ini tidak mungkin!
155 Maafkan aku Dhira
156 Baikan kembali
157 Kembali bersama
158 Kejutan dirumah
159 Foto prewedding
160 Resepsi
161 Menyiapkan kejutan
162 Jebakkan
163 Serahkan keris itu!
164 Perjuangan Nadhira
165 Menghancurkan keris pusaka xingsi
166 Kemunculan mereka
167 Pengorbanan Aryabima
168 Akhir dari semuanya
169 Berduka
170 Sadarkan diri
171 Sepucuk surat
172 Bersama Melda
173 Nadhira masih hidup
174 Hidup masing masing
175 Lahirnya Kinara
176 Diusir dari desa
177 Nadhira kenapa?
178 Wanita bercadar
179 Kejadian didesa
180 Merindukan Rifki
181 Pertemuan
182 Kinara berulah
183 Kinara marah
184 Om baik
185 Siapa Om baik itu?
186 Pesta bunga api
187 Pesta bunga api 2
188 Bahaya mengintai
189 Kekacauan
190 Sosok misterius
191 Menyelamatkan Rifki
192 Kinara terjaga
193 Kalang kabut
194 Melepas kerinduan
195 Rifki sadarkan diri
196 Rifki lemah
197 Masih peduli
198 Kekecewaan
199 Melamar pekerjaan
200 Pembantu baru
201 Keysa jatuh
202 Siapa itu Ana?
203 Kenakalan Kinara
204 Menitipkan Keysa
205 Dikegelapan
206 Kau datang disaat diriku hampir mati
207 Jangan bius aku
208 Sapta
209 Kebenaran
210 Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211 Rifki mabuk?
212 Sudah 4 tahun
213 Hasutan Sena
214 Tongkat bertuliskan Kinara
215 Curiga
216 Sudah tau!
217 Kemunculan Lia
218 Nadhira masih hidup?
219 Kekacauan
220 Kekacauan 2
221 Membawa Nadhira kabur
222 Kabur
223 Pengungkapan
224 Rifki diserang
225 Pertolongan dari pencipta
226 Terjebak
227 Pengorbanan Amanda
228 Perjuangan Sapta
229 Rifki siuman
230 Terlambat
231 Pengungkapan
232 Pemakaman Nadhira
233 Terpuruk
234 Perjuangan
235 Kenapa?
236 Pelukan menyakitkan
237 Merasa bersalah
238 Jangan pergi jauh
239 Sakit Ma
240 Jangan sampai kau menyesal nantinya
241 Panggilan Papa untuk Rifki
242 Rifki telah pergi
243 End
244 End 2
245 Bonus chapter
Episodes

Updated 245 Episodes

1
Pengenalan
2
Nadhira
3
Merindukanmu
4
Dibalik lelah pekerjaan
5
Para pekerja bangunan
6
Kabar gembira
7
Gelangku!
8
Pemilik kios
9
Apa yang terjadi
10
Hanya mimpi
11
Berangkat liburan tiba tiba
12
Liburan dipantai
13
Acara malam di villa
14
Dibangunkan oleh pekerjaan
15
Kedatangan anggota Gengcobra
16
Surya Jayantara
17
Rifki tiba dibandara
18
Dimana Nadhira?
19
Sambutan dari Nadhira
20
Melepas kerinduan
21
Rifki atau Theo?
22
Jauhi Nadhira sekarang
23
Menculik Nadhira
24
Berurusan dengan polisi
25
Cidera lama
26
Kemarahan Nadhira
27
Sang pawang telah tiba
28
Sebuah pesta dicabang baru
29
Puncak pesta perayaan
30
Minuman pembawa masalah
31
Gerhana bulan merah darah
32
Pemilik keris pusaka xingsi
33
Pengorbanan seorang Nenek
34
Pelarian dalam kegelapan
35
Mengincar nyawa Nadhira
36
Rifki terluka cukup parah
37
Rifki terluka cukup parah 2
38
Datanglah seorang penolong
39
Mencari jalan keluar dari hutan
40
Rifki tidak sadarkan diri
41
Penyelamatan untuk keduanya
42
Membawa mereka ke rumah sakit
43
Mendapat perhatian
44
Kalian tidak boleh bersama
45
Kenapa dia tidak datang untukku?
46
Mencari keberadaan Nadhira
47
Kemarahan Rifki
48
Perjodohan tanpa pemberitahuan
49
Pertengkaran antara ayah dan anak
50
Kencan yang begitu dingin
51
Ditengah derasnya hujan malam ini
52
Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53
Tidur dirumah Nadhira
54
Aku mohon lupakanlah aku
55
Segalanya telah berubah
56
Gengcobra vs Gengters
57
Asalkan dia bahagia bersamanya
58
Semua ini adalah salahku
59
Mabuk dan lupakan segalanya
60
Mabuknya Nadhira malam ini
61
Berada dimarkas Gengcobra
62
Jangan tinggalkan aku lagi
63
Bertemu dengan Syaqila
64
Tanpa sengaja bertemu
65
Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66
Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67
Aksi yang mengejutkan
68
Fakta yang sebenarnya
69
Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70
Menculik dan menyandera Nadhira
71
Pernikahan Rifki dan Syaqila
72
Nadhira datang dan menghentikannya
73
Aku akan selalu melindungimu
74
Berujung tidak sadarkan diri
75
Kesedihan bagi Rifki
76
Nadhira siuman
77
Nadhira dirawat dirumah sakit
78
Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79
Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80
Meminta restu kepada orang tua
81
Waktu begitu cepat berlalu
82
Jangan melawan kedua orang tuamu
83
Papa akan merestui hubungan kalian
84
Meminta restu kepada Sarah
85
Kebahagiaan yang dinantikan
86
Mempersiapkan pernikahan
87
Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88
Gengters pembuat rusuh
89
Menculik Rifki dari pernikahannya
90
Nekatnya seorang wanita
91
Visual Tokoh
92
Penundaan acara pernikahan
93
Kenapa dengan satu ginjal?
94
Tekadku tidak mudah dikalahkan
95
Pernikahan penuh kesedihan
96
Antara kain kafan dan baju pengantin
97
Berita duka untuk semuanya
98
Pemakaman dimalam pertama
99
Penggombal yang handal
100
Dua mahluk pengganggu
101
Pertengkaran kecil tiba tiba
102
Perhatian seorang Rifki
103
Perlombaan masak tiba tiba
104
Masakan spesial ala chef Rifki
105
Gabungnya dua perusahaan besar
106
Makan bersama anak panti
107
Makan bersama anak panti 2
108
Pikiran sesama lelaki
109
Bahayanya wanita yang lagi PMS
110
Berbelanja untuk Nadhira
111
Berbelanja untuk Nadhira 2
112
Cerita masa kanak kanak Rifki
113
Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114
Pelukan hangat seorang Rifki
115
Masalah yang ada dimarkas
116
Kedatangan Nadhira kemarkas
117
Nandhita sangat menjengkelkan
118
Perpisahan yang tak diinginkan
119
Kabar yang membahagiakan
120
Ingin bersepeda motor berdua
121
Pemalak salah sasaran
122
Anggota Gengcobra kena sasaran
123
Kesialan salah membeli pisang
124
Mangga muda
125
Keliling kota
126
Martabak manis
127
Dijadikan kontrakan
128
Berkunjung
129
Tentang Nadhira
130
Nadhira diculik
131
Penyiksaan
132
Penyiksaan 2
133
Aksi Dokter Lila
134
Pembantaian
135
Rifki terluka
136
Dibawa keluar negeri
137
Dihadang oleh seseorang
138
kedatangan Rifki
139
Kebenaran
140
Pengorbanan Theo
141
Pertarungan selesai
142
Nadhira atau bayinya
143
Aku tidak mau kembali
144
Jangan pergi Dhira
145
Nadhira kembali
146
Merias wajah Nadhira
147
Tidak mau bertemu
148
Merasa canggung
149
Ada apa dengan Rifki?
150
Apa yang disembunyikan?
151
Diizinkan untuk pulang
152
Sebungkus roti
153
Mencari Rifki
154
Ini tidak mungkin!
155
Maafkan aku Dhira
156
Baikan kembali
157
Kembali bersama
158
Kejutan dirumah
159
Foto prewedding
160
Resepsi
161
Menyiapkan kejutan
162
Jebakkan
163
Serahkan keris itu!
164
Perjuangan Nadhira
165
Menghancurkan keris pusaka xingsi
166
Kemunculan mereka
167
Pengorbanan Aryabima
168
Akhir dari semuanya
169
Berduka
170
Sadarkan diri
171
Sepucuk surat
172
Bersama Melda
173
Nadhira masih hidup
174
Hidup masing masing
175
Lahirnya Kinara
176
Diusir dari desa
177
Nadhira kenapa?
178
Wanita bercadar
179
Kejadian didesa
180
Merindukan Rifki
181
Pertemuan
182
Kinara berulah
183
Kinara marah
184
Om baik
185
Siapa Om baik itu?
186
Pesta bunga api
187
Pesta bunga api 2
188
Bahaya mengintai
189
Kekacauan
190
Sosok misterius
191
Menyelamatkan Rifki
192
Kinara terjaga
193
Kalang kabut
194
Melepas kerinduan
195
Rifki sadarkan diri
196
Rifki lemah
197
Masih peduli
198
Kekecewaan
199
Melamar pekerjaan
200
Pembantu baru
201
Keysa jatuh
202
Siapa itu Ana?
203
Kenakalan Kinara
204
Menitipkan Keysa
205
Dikegelapan
206
Kau datang disaat diriku hampir mati
207
Jangan bius aku
208
Sapta
209
Kebenaran
210
Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211
Rifki mabuk?
212
Sudah 4 tahun
213
Hasutan Sena
214
Tongkat bertuliskan Kinara
215
Curiga
216
Sudah tau!
217
Kemunculan Lia
218
Nadhira masih hidup?
219
Kekacauan
220
Kekacauan 2
221
Membawa Nadhira kabur
222
Kabur
223
Pengungkapan
224
Rifki diserang
225
Pertolongan dari pencipta
226
Terjebak
227
Pengorbanan Amanda
228
Perjuangan Sapta
229
Rifki siuman
230
Terlambat
231
Pengungkapan
232
Pemakaman Nadhira
233
Terpuruk
234
Perjuangan
235
Kenapa?
236
Pelukan menyakitkan
237
Merasa bersalah
238
Jangan pergi jauh
239
Sakit Ma
240
Jangan sampai kau menyesal nantinya
241
Panggilan Papa untuk Rifki
242
Rifki telah pergi
243
End
244
End 2
245
Bonus chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!