Rifki tiba dibandara

Fitri segera bergegas pergi meninggalkan kamar mereka setelah menaruh nasi kotak miliknya diatas meja yang ada didalam ruangan itu, ketiganya langsung melanjutkan makan mereka.

"Seandainya aku bisa bertemu dengan pemuda itu, duh bahagianya hatiku, mungkin aku tidak akan pernah berhenti untuk terus memandangi wajahnya yang katanya begitu tampan itu, ah seperti calon imam idalam deh" Ucap Lili.

"Aku juga ingin bertemu dengan dirinya, apalagi yang diucapkan oleh Kak Fitri seakan akan pemuda itu begitu sangat tampannya, aku jadi penasaran seperti apa wajahnya itu". Ucap Vira.

"Jangan berhayal terlalu tinggi Li dan kau juga Ra, nanti kalau jatuh sakitnya bukan main loh, menggapai pria yang tidak bisa digapai bagaikan memegang sebuah kaktus, semakin erat dipegang maka semakin sakit rasanya" Ucap Vivi.

"Lagian juga pemuda itu tidak akan mudah untuk digapai maka biarkan saja kita hanya menghayal, karena pasti banyak gadis gadis diluar sana yang memiliki segalanya dan terus mengidamkan dirinya, dan apalah kita yang hanya seorang anak yatim piatu dan dibesarkan dalam Surya Jayantara" Tambah Vira.

"Tapi ngak ada salahnya juga kan berhayal memilikinya, siapa juga sih yang tidak ingin punya pasangan yang begitu tampan seperti dirinya" Jawab Lili dengan sedikit ketus.

"Ngak juga sih Li, sudah cepat makan, sebentar lagi kita akan diperintahkan untuk berkumpul, aku tidak ingin telat lagi dan membuat para pengawas itu marah lagi kepada kita" Vira segera menyuruh kedua temannya itu untuk makan.

"Iya, aku juga tidak ingin kena omelan lagi" Lili mengiyakan ucapan Vira.

"Kau benar Ra, sudah ayo makan" Vivi segera menyantap makanan itu.

Keduanya hanya bisa pasrah saja karena mereka juga tidak ingin terlambat untuk berkumpul, setelah selesai makan mereka segera bergegas kehalaman depan dan mereka dapat melihat sudah begitu banyak anak yang berkumpul disana.

Hendra segera menempati posisi paling depan untuk dapat berbicara kepada seluruh penghuni Surya Jayantara, melihat sudah banyak yang berkumpul membuat Hendra merasa sangat senang dipagi yang indah itu.

"Baiklah saya akan sampaikan kenapa saya memerintahkan seluruhnya berkumpul ditempat ini, kita akan merayakan atas kembalinya pemimpin kita dan sekaligus pemilik dari Surya Jayantara yang kita cintai ini dari negeri seberang sana, mohon doanya kepada seluruh anak anakku semoga beliau sampai dalam tujuan dengan keadaan sehat wal afiat" Ucap Hendra kepada seluruhnya.

"Aamiin" Jawab mereka serempak.

Hendra menyampaikan beberapa bait kata, dan menyampaikan perayaan seperti apa yang akan mereka lakukan untuk menyambut kedatangan Rifki kembali dari luar negeri, betapa bahagianya dirinya karena dapat bertemu kembali dengan sosok pemuda yang membuatnya kagum sebelumnya.

"Pak seperti apa sosok pemilik Surya Jayantara? Kenapa kami tidak mengetahui soal itu?" Tiba tiba terdengar suara seorang gadis bertanya dengan nada sedikit keras kepada Hendra.

"Bukan hanya kalian saja yang tidak mengetahui sosok seperti apakah Tuan Muda itu, bahkan pengawas kalian sendiri saja banyak yang tidak mengetahuinya karena sosoknya begitu misterius dan rahasia" Ucap Hendra menjawab pertanyaan dari gadis tersebut.

"Pak Hendra benar, bahkan saya sendiri juga tidak mengetahui tentang Tuan Muda, tolong Pak Hendra ceritakan tentang Tuan Muda" Ucap salah satu pengawasan membenarkan ucap Hendra.

"Tuan Muda adalah orang yang baik, bahkan diusia yang masih muda dia sudah ditunjuk oleh Kakeknya sebagai pemimpin dan juga pemilik sebuah perusahaan yang sangat besar, sikapnya rendah hati dan selalu menyembunyikan identitasnya sebagai pemimpin Surya Jayantara, banyak orang yang mengetahui tentang dirinya tapi tidak banyak orang yang tau bahwa dia adalah pemilik Surya Jayantara, wajahnya begitu tampan, meskipun diusia yang masih muda ia sudah terlihat begitu berwibawa, dan dia begitu pintar bahkan dinegara orang lain".

"Duh calon idamanku" Guman Lili.

"Sadar Li, dia memang nyata tapi butuh mimpi untuk mewujudkannya" Ucap Vivi.

Hendra terus menceritakan sosok Rifki kepada anak anak yang ada di Surya Jayantara, dan bahkan dari ceritanya tersebut membuat seluruhnya begitu kagum dengan sosok Rifki, akan tetapi Hendra sama sekali tidak menyebutkan namanya sedikitpun.

*****

Rifki sedang menatap keindahan dunia melalui sebuah kaca pesawat terbang, ia tidak menyangka akan pulang secepat ini, ia sudah tidak sabar ingin segera pulang dan bertemu dengan kedua orang tuanya dan Adiknya yang super bawel itu, dan juga dengan sosok Nadhira.

"Entah bagaimana keadaan mereka sekarang, aku sangat merindukan mereka"

Rifki memegangi dada kirinya yang masih dalam proses penyembuhan, luka tembak tersebut mengenai paru parunya sedikit sehingga sebelumnya membuat Rifki mengalami koma selama setahun penuh karena begitu banyak darah yang keluar dari tubuhnya.

"Tuan Muda, apakah luka Tuan Muda baik baik saja? Apa perlu saya panggilkan tim medis?" Tanya salah satu anggota Gengcobra yang ikut serta pergi keluar negeri bersama dengan Rifki.

"Aku baik baik saja Dre, kau tidak perlu terlalu mencemaskan hal itu, aku hanya merasa bahagia saja akhirnya aku bisa pulang ketanah air setelah sekian lamanya".

"Syukurlah kalau Tuan Muda baik baik saja, saya takut terjadi sesuatu kepada Tuan Muda".

Rifki melihat kearah lautan yang sangat luas dari jendela yang ada disebelah bangkunya tersebut dengan sebuah senyuman yang sangat lebar dan sangat sulit untuk diartikan, ia sangat tidak sabar ingin segera mendarat ke bandara dan bertemu kembali dengan orang orang yang sangat dicintainya.

Entah seperti apa wajah mereka sekarang, sudah lima tahun ia tidak kembali dari negeri orang, mungkin Adik kandungnya kini tengah berusia remaja dan wajahnya kini etah seperti apa, Rifki seakan akan sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan mereka.

"Bagaimana kabar Nadhira?" Tanya Rifki kepada Andre anak buahnya yang ada disebelahnya.

Andre adalah salah satu anak buah Rifki dari Gengcobra yang datang keluar negeri setelah mengetahui bahwa adanya penyerangan terjadi kepada Rifki, ia datang bersama dengan Haris, dan ia diperintahkan oleh Haris untuk tetap menjaga Rifki sampai keduanya pulang dari luar negeri.

"Menurut apa yang dikatakan oleh Tuan Bayu, Nadhira tumbuh menjadi gadis yang cantik Tuan Muda, dia tinggal bersama Neneknya dan menjabat sebagai pemimpin perusahaan milik keluarganya" Ucap Andre.

"Tinggal bersama Neneknya? Apa ada sesuatu yang terjadi didalam hubungan Om Rendi dengan Dhira?"

"Saya kurang tau soal itu Tuan Muda, sebentar lagi Tuan Muda akan bisa bertemu langsung dengan Nadhira, sebaiknya Tuan Muda menanyakan hal itu langsung kepadanya"

"Berapa lama lagi kita akan mendarat?"

"Mungkin sekitar satu jam setengah Tuan Muda".

Rifki hanya menghela nafas berat, baginya itu adalah waktu yang sangat lama, ia sudah menunggu bertahun tahun lamanya agar dapat kembali pulang kerumah akan tetapi jika dirinya harus menunggu lagi ia tidak akan sanggup menunggu lebih lama lagi.

Rifki menyandarkan tubuhnya dikursi yang ia duduki seakan akan waktu satu jam setengah rasanya sudah seperti setahun lamanya, pesawat yang dinaiki oleh Rifki tersebut melanju begitu cepatnya akan tetapi bagi Rifki pesawat itu terlalu lama untuk terbang.

Rifki memutuskan untuk memejamkan kedua matanya agar ketika ia terbangun ia sudah sampai ditempat tujuan, ketika mata terpejam waktu yang lama akan terasa begitu sebentar sehingga Rifki ingin melakukan itu agar ia tidak merasa begitu bosan didalam pesawat terbang itu.

Tanpa terasa waktu setengah jam berlalu dan anak buah Rifki segera membangun Rifki kalau mereka sebentar lagi akan mendarat di bandara, hal itu membuat Rifki segera membuka matanya dengan lebar lebar.

"Tuan Muda kita sudah sampai ditempat tujuan" Ucap Andre dengan pelannya kepada Rifki.

Hal yang dinanti nantikan oleh Rifki akhinya datang juga, dimana dirinya akan mendarat ditempat tujuan mereka, ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan orang orang yang ia rindukan.

Tak beberapa lama kemudian akhirnya pesawat tersebut mendarat juga, dan setelah itu para penumpang sudah diperbolehkan untuk turun, Rifki segera bergegas keluar dari pesawat tersebut dan diikuti oleh beberapa anak buahnya.

Rifki menginjakkan kakinya ditanah bandara tersebut dengan perasaan begitu senang dan bahagianya karena ia dapat kembali lagi ke negerinya dengan keadaan yang baik baik saja dan selamat sampai tujuannya tanpa kurang sedikitpun.

"Dulu aku meninggalkan tempat ini dengan tangisan lantas kenapa aku datang kembali ketempat ini juga dengan tangisan" Guman Rifki.

Rifki segera melangkah kearah jalan keluar dari perlintasan pesawat terbang tersebut, ketika didalam bandara ia begitu terkejut dengan sambutan yang diadakan oleh para anak buahnya, mereka begitu bahagia ketika melihat kedatangan Rifki ketempat itu dan tak henti hentinya mereka tersenyum.

Tiba tiba seorang anak remaja menghentikan langkah Rifki, hal itu membuat Rifki begitu sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh anak laki laki itu, Rifki sangat tidak mengenali anak yang ada didepan saat ini.

"Tuan Muda, akhirnya anda bisa kembali dengan selamat, saya merasa sangat senang bisa bertemu dengan anda kembali, saya pikir bahwa saya tidak bisa bertemu dengan anda lagi, ternyata Allah Maha Baik dan membiarkan saya untuk bertemu dengan anda" Ucap anak laki laki yang ada didepan Rifki dengan senyuman bahagia meskipun adanya setitik air mata dan Rifki dapat menebak bahwa usia kini sudah mencapai sekitar 15 tahunan.

"Siapa anak ini? Apakah dia ...." Tanya Rifki kepada Bayu dan tidak bisa melanjutkan perkataannya dan dengan adanya setitik air mata dipelupuk matanya.

"Iya Tuan Muda" Ucap Bayu sambil mengangguk.

Rifki segera memeluk anak remaja itu dengan sangat eratnya, ia tidak menyangka bahwa anak tersebut kini sudah besar, sementara anak yang dipeluk tersebut begitu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Rifki dan ia pun membalas pelukannya tersebut.

"Seperti harapan Tuan Muda sebelumnya, dia tumbuh menjadi seorang pemuda penghafal Al Qur'an, dia adalah kebanggaan Gengcobra" Ucap Bayu lagi kepada Rifki.

Rifki melepaskan pelukan tersebut dan menatap wajah laki laki yang ada didepannya dengan sebuah senyuman yang hangat, dan pemuda itu tak henti hentinya mengeluarkan air mata bahagianya karena dapat bertemu dengan Rifki kembali.

"Aku sangat bangga dengan dirimu" Ucap Rifki kepada pemuda itu.

"Berkat Tuan Muda saya bisa hidup selama ini, saya merasa sangat bersyukur dapat bertemu dengan Tuan Muda, saya sudah mengetahui semuanya Tuan Muda, bahwa Kakak kandung saya telah meninggal beberapa tahun yang lalu, Tuan Muda begitu baik kepada saya, saya tidak akan pernah bisa membalas kebaikan anda selama ini".

"Aku hanya menjalankan janjiku kepada Kakakmu, bukankah dulu aku pernah bilang kepadamu, anggaplah aku sebagai Kakakmu juga, disini kau adalah Adikku"

"Tuan Muda, rasanya kedudukan itu terlalu tinggi bagi saya, saya hanyalah orang asing yang tiba tiba hadir dalam kehidupan Tuan Muda".

"Sejak kapan kau menjadi orang asing bagiku Fis, bukankah dahulu kau juga menganggapku sebagai Kakakmu sendiri?"

"Dulu saya belum tau apa apa Tuan Muda, dan saya berjanji akan selalu setia kepada Tuan Muda sampai kapanpun itu dan akan melakukan tugas apapun yang Tuan Muda berikan kepada saya sebagai ucapan terima kasih saya selama ini kepada Tuan Muda yang telah begitu baik kepada saya"

"Dasar anak bodoh, siapa yang mengajarimu kata kata seperti itu? Begitu sangat menyentuh hatiku, apakah Bayu yang mengajarimu kata kata seperti itu" Ucap Rifki sambil mengusap kepala laki laki itu dengan penuh kelembutan.

"Tuan Muda, bukan saya yang mengajarkan kata kata itu kepadanya, ini pasti ajaran dari Reno karena dia kan begitu dekat dengan Reno, kau! Akan ku ajari pelajaran yang lainnya nanti, biar kau bisa membuat Tuan Muda lebih terharu lagi nantinya dan pasti akan menangis begitu deras, siapa tau bisa jadi mutiara" Ancam Bayu kepada pemuda itu.

"Tuan Bayu tidak boleh seperti itu kepada Tuan Muda, apalagi membuat Tuan Muda menangis nanti, karena sekarang aku adalah pengawal pribadinya dan aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Tuan Muda" Ucap pemuda itu.

"Dasar bocah ya, sejak kapan hal itu terjadi hem? Dan kapan Tuan Muda mengangkatmu menjadi pengawal pribadinya?" Tanya Bayu dengan melotot mendengar ucapan itu.

"Sejak detik ini Tuan Bayu, dan Tuan Muda pasti setuju dengan ucapanku, benarkan Tuan Muda?"

"Sepertinya aku harus mendidikmu lebih keras lagi nanti, agar lebih disiplin lagi, apakah ini yang selama ini diajarkan oleh Reno kepadamu?"

"Tuan Bayu kenapa selalu menyalahkan Tuan Reno? Bukanlah Tuan Reno juga belajar dari Tuan Bayu, akan aku adukan kepada Tuan Muda kalau mmm...."

Belum selesain pemuda itu mengatakan sesuatu kepada Rifki, Bayu segera menutup mulutnya rapat rapat agar pemuda itu tidak mengatakan apapaun kepada Rifki yang akan membuatnya malu didepan banyak orang seperti ini.

"Tolong Tuan Muda jangan mendengarkan apapun ucapannya itu, dia sedikit menghayal yang tidak tidak" Ucap Bayu.

"Emang apa yang kau ajarkan kepada anak ini?" Tanya Rifki keheranan.

"Bukan apa apa Tuan Muda".

"Dia menyukai seorang gadis" Pemuda itu terus berusaha untuk melepaskan pegangan tangan Bayu dan akhirnya ia mampu melakukan itu.

"Huft... Sepertinya aku harus mengunci mulutmu itu bocah" Ucap Bayu dengan geram.

Rifki tersenyum bahagia ketika mendengar ucapan seorang pemuda yang ada dihadapannya, pemuda itu tidak lain adalah Hafis, seorang anak yang pernah diselamatkan oleh Rifki dan Adik kandung dari Rahel.

Rahel meninggal karena dirinya tidak ingin dilecehkan oleh orang orang yang tidak punya hati nurani apalagi mereka bukanlah mahramnya sehingga Rahel memilih untuk mengorbankan nyawanya daripada harus dilecehkan oleh mereka.

Orang orang itu adalah orang suruhan Mama dari Hakam, yang sangat tidak menyetujui hubungan Hakam dengan Rahel, bukan hanya itu saja akan tetapi Mamanya juga menyandera Hafis sebagai bahan untuk mengancam Rahel.

"Apa kau tidak merindukan Mamamu juga Nak?"

Seketika terdengar suara seorang wanita dari kejauhan hingga membuat Rifki menoleh kearah sumber suara, melihat itu anak anak Gengcobra segera memundurkan diri untuk memberikan jalan kepada wanita tersebut untuk lewat menemui putra tercintanya itu.

"Mama" Ucap Rifki dengan air mata yang deras mengalir dari pelupuk matanya.

Rifki segera berlutut didepan Putri sementara Putri segera menghentikan dan langsung memeluk putranya tercintanya itu, pelukan seorang Ibu yang merindukan anak laki lakinya adalah pelukan yang sangat mengharukan, dapat dilihat bahwa Putri tengah menangis didalam pelukan anaknya.

Ketika mengetahui bahwa Rifki mendapatkan serangan tiba tiba dan mengalami kritis membuat hati Putri rasanya begitu hancur, tidak ada hal yang lebih menyakitkan daripada melihat anak yang ia lahirkan terluka begitu parahnya dan mengalami kritis yang begitu lama.

...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...

Terpopuler

Comments

Popi Yulianti

Popi Yulianti

lanjut donk thor yang banyak up nya

2022-06-16

2

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan
2 Nadhira
3 Merindukanmu
4 Dibalik lelah pekerjaan
5 Para pekerja bangunan
6 Kabar gembira
7 Gelangku!
8 Pemilik kios
9 Apa yang terjadi
10 Hanya mimpi
11 Berangkat liburan tiba tiba
12 Liburan dipantai
13 Acara malam di villa
14 Dibangunkan oleh pekerjaan
15 Kedatangan anggota Gengcobra
16 Surya Jayantara
17 Rifki tiba dibandara
18 Dimana Nadhira?
19 Sambutan dari Nadhira
20 Melepas kerinduan
21 Rifki atau Theo?
22 Jauhi Nadhira sekarang
23 Menculik Nadhira
24 Berurusan dengan polisi
25 Cidera lama
26 Kemarahan Nadhira
27 Sang pawang telah tiba
28 Sebuah pesta dicabang baru
29 Puncak pesta perayaan
30 Minuman pembawa masalah
31 Gerhana bulan merah darah
32 Pemilik keris pusaka xingsi
33 Pengorbanan seorang Nenek
34 Pelarian dalam kegelapan
35 Mengincar nyawa Nadhira
36 Rifki terluka cukup parah
37 Rifki terluka cukup parah 2
38 Datanglah seorang penolong
39 Mencari jalan keluar dari hutan
40 Rifki tidak sadarkan diri
41 Penyelamatan untuk keduanya
42 Membawa mereka ke rumah sakit
43 Mendapat perhatian
44 Kalian tidak boleh bersama
45 Kenapa dia tidak datang untukku?
46 Mencari keberadaan Nadhira
47 Kemarahan Rifki
48 Perjodohan tanpa pemberitahuan
49 Pertengkaran antara ayah dan anak
50 Kencan yang begitu dingin
51 Ditengah derasnya hujan malam ini
52 Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53 Tidur dirumah Nadhira
54 Aku mohon lupakanlah aku
55 Segalanya telah berubah
56 Gengcobra vs Gengters
57 Asalkan dia bahagia bersamanya
58 Semua ini adalah salahku
59 Mabuk dan lupakan segalanya
60 Mabuknya Nadhira malam ini
61 Berada dimarkas Gengcobra
62 Jangan tinggalkan aku lagi
63 Bertemu dengan Syaqila
64 Tanpa sengaja bertemu
65 Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66 Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67 Aksi yang mengejutkan
68 Fakta yang sebenarnya
69 Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70 Menculik dan menyandera Nadhira
71 Pernikahan Rifki dan Syaqila
72 Nadhira datang dan menghentikannya
73 Aku akan selalu melindungimu
74 Berujung tidak sadarkan diri
75 Kesedihan bagi Rifki
76 Nadhira siuman
77 Nadhira dirawat dirumah sakit
78 Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79 Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80 Meminta restu kepada orang tua
81 Waktu begitu cepat berlalu
82 Jangan melawan kedua orang tuamu
83 Papa akan merestui hubungan kalian
84 Meminta restu kepada Sarah
85 Kebahagiaan yang dinantikan
86 Mempersiapkan pernikahan
87 Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88 Gengters pembuat rusuh
89 Menculik Rifki dari pernikahannya
90 Nekatnya seorang wanita
91 Visual Tokoh
92 Penundaan acara pernikahan
93 Kenapa dengan satu ginjal?
94 Tekadku tidak mudah dikalahkan
95 Pernikahan penuh kesedihan
96 Antara kain kafan dan baju pengantin
97 Berita duka untuk semuanya
98 Pemakaman dimalam pertama
99 Penggombal yang handal
100 Dua mahluk pengganggu
101 Pertengkaran kecil tiba tiba
102 Perhatian seorang Rifki
103 Perlombaan masak tiba tiba
104 Masakan spesial ala chef Rifki
105 Gabungnya dua perusahaan besar
106 Makan bersama anak panti
107 Makan bersama anak panti 2
108 Pikiran sesama lelaki
109 Bahayanya wanita yang lagi PMS
110 Berbelanja untuk Nadhira
111 Berbelanja untuk Nadhira 2
112 Cerita masa kanak kanak Rifki
113 Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114 Pelukan hangat seorang Rifki
115 Masalah yang ada dimarkas
116 Kedatangan Nadhira kemarkas
117 Nandhita sangat menjengkelkan
118 Perpisahan yang tak diinginkan
119 Kabar yang membahagiakan
120 Ingin bersepeda motor berdua
121 Pemalak salah sasaran
122 Anggota Gengcobra kena sasaran
123 Kesialan salah membeli pisang
124 Mangga muda
125 Keliling kota
126 Martabak manis
127 Dijadikan kontrakan
128 Berkunjung
129 Tentang Nadhira
130 Nadhira diculik
131 Penyiksaan
132 Penyiksaan 2
133 Aksi Dokter Lila
134 Pembantaian
135 Rifki terluka
136 Dibawa keluar negeri
137 Dihadang oleh seseorang
138 kedatangan Rifki
139 Kebenaran
140 Pengorbanan Theo
141 Pertarungan selesai
142 Nadhira atau bayinya
143 Aku tidak mau kembali
144 Jangan pergi Dhira
145 Nadhira kembali
146 Merias wajah Nadhira
147 Tidak mau bertemu
148 Merasa canggung
149 Ada apa dengan Rifki?
150 Apa yang disembunyikan?
151 Diizinkan untuk pulang
152 Sebungkus roti
153 Mencari Rifki
154 Ini tidak mungkin!
155 Maafkan aku Dhira
156 Baikan kembali
157 Kembali bersama
158 Kejutan dirumah
159 Foto prewedding
160 Resepsi
161 Menyiapkan kejutan
162 Jebakkan
163 Serahkan keris itu!
164 Perjuangan Nadhira
165 Menghancurkan keris pusaka xingsi
166 Kemunculan mereka
167 Pengorbanan Aryabima
168 Akhir dari semuanya
169 Berduka
170 Sadarkan diri
171 Sepucuk surat
172 Bersama Melda
173 Nadhira masih hidup
174 Hidup masing masing
175 Lahirnya Kinara
176 Diusir dari desa
177 Nadhira kenapa?
178 Wanita bercadar
179 Kejadian didesa
180 Merindukan Rifki
181 Pertemuan
182 Kinara berulah
183 Kinara marah
184 Om baik
185 Siapa Om baik itu?
186 Pesta bunga api
187 Pesta bunga api 2
188 Bahaya mengintai
189 Kekacauan
190 Sosok misterius
191 Menyelamatkan Rifki
192 Kinara terjaga
193 Kalang kabut
194 Melepas kerinduan
195 Rifki sadarkan diri
196 Rifki lemah
197 Masih peduli
198 Kekecewaan
199 Melamar pekerjaan
200 Pembantu baru
201 Keysa jatuh
202 Siapa itu Ana?
203 Kenakalan Kinara
204 Menitipkan Keysa
205 Dikegelapan
206 Kau datang disaat diriku hampir mati
207 Jangan bius aku
208 Sapta
209 Kebenaran
210 Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211 Rifki mabuk?
212 Sudah 4 tahun
213 Hasutan Sena
214 Tongkat bertuliskan Kinara
215 Curiga
216 Sudah tau!
217 Kemunculan Lia
218 Nadhira masih hidup?
219 Kekacauan
220 Kekacauan 2
221 Membawa Nadhira kabur
222 Kabur
223 Pengungkapan
224 Rifki diserang
225 Pertolongan dari pencipta
226 Terjebak
227 Pengorbanan Amanda
228 Perjuangan Sapta
229 Rifki siuman
230 Terlambat
231 Pengungkapan
232 Pemakaman Nadhira
233 Terpuruk
234 Perjuangan
235 Kenapa?
236 Pelukan menyakitkan
237 Merasa bersalah
238 Jangan pergi jauh
239 Sakit Ma
240 Jangan sampai kau menyesal nantinya
241 Panggilan Papa untuk Rifki
242 Rifki telah pergi
243 End
244 End 2
245 Bonus chapter
Episodes

Updated 245 Episodes

1
Pengenalan
2
Nadhira
3
Merindukanmu
4
Dibalik lelah pekerjaan
5
Para pekerja bangunan
6
Kabar gembira
7
Gelangku!
8
Pemilik kios
9
Apa yang terjadi
10
Hanya mimpi
11
Berangkat liburan tiba tiba
12
Liburan dipantai
13
Acara malam di villa
14
Dibangunkan oleh pekerjaan
15
Kedatangan anggota Gengcobra
16
Surya Jayantara
17
Rifki tiba dibandara
18
Dimana Nadhira?
19
Sambutan dari Nadhira
20
Melepas kerinduan
21
Rifki atau Theo?
22
Jauhi Nadhira sekarang
23
Menculik Nadhira
24
Berurusan dengan polisi
25
Cidera lama
26
Kemarahan Nadhira
27
Sang pawang telah tiba
28
Sebuah pesta dicabang baru
29
Puncak pesta perayaan
30
Minuman pembawa masalah
31
Gerhana bulan merah darah
32
Pemilik keris pusaka xingsi
33
Pengorbanan seorang Nenek
34
Pelarian dalam kegelapan
35
Mengincar nyawa Nadhira
36
Rifki terluka cukup parah
37
Rifki terluka cukup parah 2
38
Datanglah seorang penolong
39
Mencari jalan keluar dari hutan
40
Rifki tidak sadarkan diri
41
Penyelamatan untuk keduanya
42
Membawa mereka ke rumah sakit
43
Mendapat perhatian
44
Kalian tidak boleh bersama
45
Kenapa dia tidak datang untukku?
46
Mencari keberadaan Nadhira
47
Kemarahan Rifki
48
Perjodohan tanpa pemberitahuan
49
Pertengkaran antara ayah dan anak
50
Kencan yang begitu dingin
51
Ditengah derasnya hujan malam ini
52
Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53
Tidur dirumah Nadhira
54
Aku mohon lupakanlah aku
55
Segalanya telah berubah
56
Gengcobra vs Gengters
57
Asalkan dia bahagia bersamanya
58
Semua ini adalah salahku
59
Mabuk dan lupakan segalanya
60
Mabuknya Nadhira malam ini
61
Berada dimarkas Gengcobra
62
Jangan tinggalkan aku lagi
63
Bertemu dengan Syaqila
64
Tanpa sengaja bertemu
65
Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66
Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67
Aksi yang mengejutkan
68
Fakta yang sebenarnya
69
Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70
Menculik dan menyandera Nadhira
71
Pernikahan Rifki dan Syaqila
72
Nadhira datang dan menghentikannya
73
Aku akan selalu melindungimu
74
Berujung tidak sadarkan diri
75
Kesedihan bagi Rifki
76
Nadhira siuman
77
Nadhira dirawat dirumah sakit
78
Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79
Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80
Meminta restu kepada orang tua
81
Waktu begitu cepat berlalu
82
Jangan melawan kedua orang tuamu
83
Papa akan merestui hubungan kalian
84
Meminta restu kepada Sarah
85
Kebahagiaan yang dinantikan
86
Mempersiapkan pernikahan
87
Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88
Gengters pembuat rusuh
89
Menculik Rifki dari pernikahannya
90
Nekatnya seorang wanita
91
Visual Tokoh
92
Penundaan acara pernikahan
93
Kenapa dengan satu ginjal?
94
Tekadku tidak mudah dikalahkan
95
Pernikahan penuh kesedihan
96
Antara kain kafan dan baju pengantin
97
Berita duka untuk semuanya
98
Pemakaman dimalam pertama
99
Penggombal yang handal
100
Dua mahluk pengganggu
101
Pertengkaran kecil tiba tiba
102
Perhatian seorang Rifki
103
Perlombaan masak tiba tiba
104
Masakan spesial ala chef Rifki
105
Gabungnya dua perusahaan besar
106
Makan bersama anak panti
107
Makan bersama anak panti 2
108
Pikiran sesama lelaki
109
Bahayanya wanita yang lagi PMS
110
Berbelanja untuk Nadhira
111
Berbelanja untuk Nadhira 2
112
Cerita masa kanak kanak Rifki
113
Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114
Pelukan hangat seorang Rifki
115
Masalah yang ada dimarkas
116
Kedatangan Nadhira kemarkas
117
Nandhita sangat menjengkelkan
118
Perpisahan yang tak diinginkan
119
Kabar yang membahagiakan
120
Ingin bersepeda motor berdua
121
Pemalak salah sasaran
122
Anggota Gengcobra kena sasaran
123
Kesialan salah membeli pisang
124
Mangga muda
125
Keliling kota
126
Martabak manis
127
Dijadikan kontrakan
128
Berkunjung
129
Tentang Nadhira
130
Nadhira diculik
131
Penyiksaan
132
Penyiksaan 2
133
Aksi Dokter Lila
134
Pembantaian
135
Rifki terluka
136
Dibawa keluar negeri
137
Dihadang oleh seseorang
138
kedatangan Rifki
139
Kebenaran
140
Pengorbanan Theo
141
Pertarungan selesai
142
Nadhira atau bayinya
143
Aku tidak mau kembali
144
Jangan pergi Dhira
145
Nadhira kembali
146
Merias wajah Nadhira
147
Tidak mau bertemu
148
Merasa canggung
149
Ada apa dengan Rifki?
150
Apa yang disembunyikan?
151
Diizinkan untuk pulang
152
Sebungkus roti
153
Mencari Rifki
154
Ini tidak mungkin!
155
Maafkan aku Dhira
156
Baikan kembali
157
Kembali bersama
158
Kejutan dirumah
159
Foto prewedding
160
Resepsi
161
Menyiapkan kejutan
162
Jebakkan
163
Serahkan keris itu!
164
Perjuangan Nadhira
165
Menghancurkan keris pusaka xingsi
166
Kemunculan mereka
167
Pengorbanan Aryabima
168
Akhir dari semuanya
169
Berduka
170
Sadarkan diri
171
Sepucuk surat
172
Bersama Melda
173
Nadhira masih hidup
174
Hidup masing masing
175
Lahirnya Kinara
176
Diusir dari desa
177
Nadhira kenapa?
178
Wanita bercadar
179
Kejadian didesa
180
Merindukan Rifki
181
Pertemuan
182
Kinara berulah
183
Kinara marah
184
Om baik
185
Siapa Om baik itu?
186
Pesta bunga api
187
Pesta bunga api 2
188
Bahaya mengintai
189
Kekacauan
190
Sosok misterius
191
Menyelamatkan Rifki
192
Kinara terjaga
193
Kalang kabut
194
Melepas kerinduan
195
Rifki sadarkan diri
196
Rifki lemah
197
Masih peduli
198
Kekecewaan
199
Melamar pekerjaan
200
Pembantu baru
201
Keysa jatuh
202
Siapa itu Ana?
203
Kenakalan Kinara
204
Menitipkan Keysa
205
Dikegelapan
206
Kau datang disaat diriku hampir mati
207
Jangan bius aku
208
Sapta
209
Kebenaran
210
Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211
Rifki mabuk?
212
Sudah 4 tahun
213
Hasutan Sena
214
Tongkat bertuliskan Kinara
215
Curiga
216
Sudah tau!
217
Kemunculan Lia
218
Nadhira masih hidup?
219
Kekacauan
220
Kekacauan 2
221
Membawa Nadhira kabur
222
Kabur
223
Pengungkapan
224
Rifki diserang
225
Pertolongan dari pencipta
226
Terjebak
227
Pengorbanan Amanda
228
Perjuangan Sapta
229
Rifki siuman
230
Terlambat
231
Pengungkapan
232
Pemakaman Nadhira
233
Terpuruk
234
Perjuangan
235
Kenapa?
236
Pelukan menyakitkan
237
Merasa bersalah
238
Jangan pergi jauh
239
Sakit Ma
240
Jangan sampai kau menyesal nantinya
241
Panggilan Papa untuk Rifki
242
Rifki telah pergi
243
End
244
End 2
245
Bonus chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!