Fitri segera bergegas pergi meninggalkan kamar mereka setelah menaruh nasi kotak miliknya diatas meja yang ada didalam ruangan itu, ketiganya langsung melanjutkan makan mereka.
"Seandainya aku bisa bertemu dengan pemuda itu, duh bahagianya hatiku, mungkin aku tidak akan pernah berhenti untuk terus memandangi wajahnya yang katanya begitu tampan itu, ah seperti calon imam idalam deh" Ucap Lili.
"Aku juga ingin bertemu dengan dirinya, apalagi yang diucapkan oleh Kak Fitri seakan akan pemuda itu begitu sangat tampannya, aku jadi penasaran seperti apa wajahnya itu". Ucap Vira.
"Jangan berhayal terlalu tinggi Li dan kau juga Ra, nanti kalau jatuh sakitnya bukan main loh, menggapai pria yang tidak bisa digapai bagaikan memegang sebuah kaktus, semakin erat dipegang maka semakin sakit rasanya" Ucap Vivi.
"Lagian juga pemuda itu tidak akan mudah untuk digapai maka biarkan saja kita hanya menghayal, karena pasti banyak gadis gadis diluar sana yang memiliki segalanya dan terus mengidamkan dirinya, dan apalah kita yang hanya seorang anak yatim piatu dan dibesarkan dalam Surya Jayantara" Tambah Vira.
"Tapi ngak ada salahnya juga kan berhayal memilikinya, siapa juga sih yang tidak ingin punya pasangan yang begitu tampan seperti dirinya" Jawab Lili dengan sedikit ketus.
"Ngak juga sih Li, sudah cepat makan, sebentar lagi kita akan diperintahkan untuk berkumpul, aku tidak ingin telat lagi dan membuat para pengawas itu marah lagi kepada kita" Vira segera menyuruh kedua temannya itu untuk makan.
"Iya, aku juga tidak ingin kena omelan lagi" Lili mengiyakan ucapan Vira.
"Kau benar Ra, sudah ayo makan" Vivi segera menyantap makanan itu.
Keduanya hanya bisa pasrah saja karena mereka juga tidak ingin terlambat untuk berkumpul, setelah selesai makan mereka segera bergegas kehalaman depan dan mereka dapat melihat sudah begitu banyak anak yang berkumpul disana.
Hendra segera menempati posisi paling depan untuk dapat berbicara kepada seluruh penghuni Surya Jayantara, melihat sudah banyak yang berkumpul membuat Hendra merasa sangat senang dipagi yang indah itu.
"Baiklah saya akan sampaikan kenapa saya memerintahkan seluruhnya berkumpul ditempat ini, kita akan merayakan atas kembalinya pemimpin kita dan sekaligus pemilik dari Surya Jayantara yang kita cintai ini dari negeri seberang sana, mohon doanya kepada seluruh anak anakku semoga beliau sampai dalam tujuan dengan keadaan sehat wal afiat" Ucap Hendra kepada seluruhnya.
"Aamiin" Jawab mereka serempak.
Hendra menyampaikan beberapa bait kata, dan menyampaikan perayaan seperti apa yang akan mereka lakukan untuk menyambut kedatangan Rifki kembali dari luar negeri, betapa bahagianya dirinya karena dapat bertemu kembali dengan sosok pemuda yang membuatnya kagum sebelumnya.
"Pak seperti apa sosok pemilik Surya Jayantara? Kenapa kami tidak mengetahui soal itu?" Tiba tiba terdengar suara seorang gadis bertanya dengan nada sedikit keras kepada Hendra.
"Bukan hanya kalian saja yang tidak mengetahui sosok seperti apakah Tuan Muda itu, bahkan pengawas kalian sendiri saja banyak yang tidak mengetahuinya karena sosoknya begitu misterius dan rahasia" Ucap Hendra menjawab pertanyaan dari gadis tersebut.
"Pak Hendra benar, bahkan saya sendiri juga tidak mengetahui tentang Tuan Muda, tolong Pak Hendra ceritakan tentang Tuan Muda" Ucap salah satu pengawasan membenarkan ucap Hendra.
"Tuan Muda adalah orang yang baik, bahkan diusia yang masih muda dia sudah ditunjuk oleh Kakeknya sebagai pemimpin dan juga pemilik sebuah perusahaan yang sangat besar, sikapnya rendah hati dan selalu menyembunyikan identitasnya sebagai pemimpin Surya Jayantara, banyak orang yang mengetahui tentang dirinya tapi tidak banyak orang yang tau bahwa dia adalah pemilik Surya Jayantara, wajahnya begitu tampan, meskipun diusia yang masih muda ia sudah terlihat begitu berwibawa, dan dia begitu pintar bahkan dinegara orang lain".
"Duh calon idamanku" Guman Lili.
"Sadar Li, dia memang nyata tapi butuh mimpi untuk mewujudkannya" Ucap Vivi.
Hendra terus menceritakan sosok Rifki kepada anak anak yang ada di Surya Jayantara, dan bahkan dari ceritanya tersebut membuat seluruhnya begitu kagum dengan sosok Rifki, akan tetapi Hendra sama sekali tidak menyebutkan namanya sedikitpun.
*****
Rifki sedang menatap keindahan dunia melalui sebuah kaca pesawat terbang, ia tidak menyangka akan pulang secepat ini, ia sudah tidak sabar ingin segera pulang dan bertemu dengan kedua orang tuanya dan Adiknya yang super bawel itu, dan juga dengan sosok Nadhira.
"Entah bagaimana keadaan mereka sekarang, aku sangat merindukan mereka"
Rifki memegangi dada kirinya yang masih dalam proses penyembuhan, luka tembak tersebut mengenai paru parunya sedikit sehingga sebelumnya membuat Rifki mengalami koma selama setahun penuh karena begitu banyak darah yang keluar dari tubuhnya.
"Tuan Muda, apakah luka Tuan Muda baik baik saja? Apa perlu saya panggilkan tim medis?" Tanya salah satu anggota Gengcobra yang ikut serta pergi keluar negeri bersama dengan Rifki.
"Aku baik baik saja Dre, kau tidak perlu terlalu mencemaskan hal itu, aku hanya merasa bahagia saja akhirnya aku bisa pulang ketanah air setelah sekian lamanya".
"Syukurlah kalau Tuan Muda baik baik saja, saya takut terjadi sesuatu kepada Tuan Muda".
Rifki melihat kearah lautan yang sangat luas dari jendela yang ada disebelah bangkunya tersebut dengan sebuah senyuman yang sangat lebar dan sangat sulit untuk diartikan, ia sangat tidak sabar ingin segera mendarat ke bandara dan bertemu kembali dengan orang orang yang sangat dicintainya.
Entah seperti apa wajah mereka sekarang, sudah lima tahun ia tidak kembali dari negeri orang, mungkin Adik kandungnya kini tengah berusia remaja dan wajahnya kini etah seperti apa, Rifki seakan akan sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan mereka.
"Bagaimana kabar Nadhira?" Tanya Rifki kepada Andre anak buahnya yang ada disebelahnya.
Andre adalah salah satu anak buah Rifki dari Gengcobra yang datang keluar negeri setelah mengetahui bahwa adanya penyerangan terjadi kepada Rifki, ia datang bersama dengan Haris, dan ia diperintahkan oleh Haris untuk tetap menjaga Rifki sampai keduanya pulang dari luar negeri.
"Menurut apa yang dikatakan oleh Tuan Bayu, Nadhira tumbuh menjadi gadis yang cantik Tuan Muda, dia tinggal bersama Neneknya dan menjabat sebagai pemimpin perusahaan milik keluarganya" Ucap Andre.
"Tinggal bersama Neneknya? Apa ada sesuatu yang terjadi didalam hubungan Om Rendi dengan Dhira?"
"Saya kurang tau soal itu Tuan Muda, sebentar lagi Tuan Muda akan bisa bertemu langsung dengan Nadhira, sebaiknya Tuan Muda menanyakan hal itu langsung kepadanya"
"Berapa lama lagi kita akan mendarat?"
"Mungkin sekitar satu jam setengah Tuan Muda".
Rifki hanya menghela nafas berat, baginya itu adalah waktu yang sangat lama, ia sudah menunggu bertahun tahun lamanya agar dapat kembali pulang kerumah akan tetapi jika dirinya harus menunggu lagi ia tidak akan sanggup menunggu lebih lama lagi.
Rifki menyandarkan tubuhnya dikursi yang ia duduki seakan akan waktu satu jam setengah rasanya sudah seperti setahun lamanya, pesawat yang dinaiki oleh Rifki tersebut melanju begitu cepatnya akan tetapi bagi Rifki pesawat itu terlalu lama untuk terbang.
Rifki memutuskan untuk memejamkan kedua matanya agar ketika ia terbangun ia sudah sampai ditempat tujuan, ketika mata terpejam waktu yang lama akan terasa begitu sebentar sehingga Rifki ingin melakukan itu agar ia tidak merasa begitu bosan didalam pesawat terbang itu.
Tanpa terasa waktu setengah jam berlalu dan anak buah Rifki segera membangun Rifki kalau mereka sebentar lagi akan mendarat di bandara, hal itu membuat Rifki segera membuka matanya dengan lebar lebar.
"Tuan Muda kita sudah sampai ditempat tujuan" Ucap Andre dengan pelannya kepada Rifki.
Hal yang dinanti nantikan oleh Rifki akhinya datang juga, dimana dirinya akan mendarat ditempat tujuan mereka, ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan orang orang yang ia rindukan.
Tak beberapa lama kemudian akhirnya pesawat tersebut mendarat juga, dan setelah itu para penumpang sudah diperbolehkan untuk turun, Rifki segera bergegas keluar dari pesawat tersebut dan diikuti oleh beberapa anak buahnya.
Rifki menginjakkan kakinya ditanah bandara tersebut dengan perasaan begitu senang dan bahagianya karena ia dapat kembali lagi ke negerinya dengan keadaan yang baik baik saja dan selamat sampai tujuannya tanpa kurang sedikitpun.
"Dulu aku meninggalkan tempat ini dengan tangisan lantas kenapa aku datang kembali ketempat ini juga dengan tangisan" Guman Rifki.
Rifki segera melangkah kearah jalan keluar dari perlintasan pesawat terbang tersebut, ketika didalam bandara ia begitu terkejut dengan sambutan yang diadakan oleh para anak buahnya, mereka begitu bahagia ketika melihat kedatangan Rifki ketempat itu dan tak henti hentinya mereka tersenyum.
Tiba tiba seorang anak remaja menghentikan langkah Rifki, hal itu membuat Rifki begitu sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh anak laki laki itu, Rifki sangat tidak mengenali anak yang ada didepan saat ini.
"Tuan Muda, akhirnya anda bisa kembali dengan selamat, saya merasa sangat senang bisa bertemu dengan anda kembali, saya pikir bahwa saya tidak bisa bertemu dengan anda lagi, ternyata Allah Maha Baik dan membiarkan saya untuk bertemu dengan anda" Ucap anak laki laki yang ada didepan Rifki dengan senyuman bahagia meskipun adanya setitik air mata dan Rifki dapat menebak bahwa usia kini sudah mencapai sekitar 15 tahunan.
"Siapa anak ini? Apakah dia ...." Tanya Rifki kepada Bayu dan tidak bisa melanjutkan perkataannya dan dengan adanya setitik air mata dipelupuk matanya.
"Iya Tuan Muda" Ucap Bayu sambil mengangguk.
Rifki segera memeluk anak remaja itu dengan sangat eratnya, ia tidak menyangka bahwa anak tersebut kini sudah besar, sementara anak yang dipeluk tersebut begitu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Rifki dan ia pun membalas pelukannya tersebut.
"Seperti harapan Tuan Muda sebelumnya, dia tumbuh menjadi seorang pemuda penghafal Al Qur'an, dia adalah kebanggaan Gengcobra" Ucap Bayu lagi kepada Rifki.
Rifki melepaskan pelukan tersebut dan menatap wajah laki laki yang ada didepannya dengan sebuah senyuman yang hangat, dan pemuda itu tak henti hentinya mengeluarkan air mata bahagianya karena dapat bertemu dengan Rifki kembali.
"Aku sangat bangga dengan dirimu" Ucap Rifki kepada pemuda itu.
"Berkat Tuan Muda saya bisa hidup selama ini, saya merasa sangat bersyukur dapat bertemu dengan Tuan Muda, saya sudah mengetahui semuanya Tuan Muda, bahwa Kakak kandung saya telah meninggal beberapa tahun yang lalu, Tuan Muda begitu baik kepada saya, saya tidak akan pernah bisa membalas kebaikan anda selama ini".
"Aku hanya menjalankan janjiku kepada Kakakmu, bukankah dulu aku pernah bilang kepadamu, anggaplah aku sebagai Kakakmu juga, disini kau adalah Adikku"
"Tuan Muda, rasanya kedudukan itu terlalu tinggi bagi saya, saya hanyalah orang asing yang tiba tiba hadir dalam kehidupan Tuan Muda".
"Sejak kapan kau menjadi orang asing bagiku Fis, bukankah dahulu kau juga menganggapku sebagai Kakakmu sendiri?"
"Dulu saya belum tau apa apa Tuan Muda, dan saya berjanji akan selalu setia kepada Tuan Muda sampai kapanpun itu dan akan melakukan tugas apapun yang Tuan Muda berikan kepada saya sebagai ucapan terima kasih saya selama ini kepada Tuan Muda yang telah begitu baik kepada saya"
"Dasar anak bodoh, siapa yang mengajarimu kata kata seperti itu? Begitu sangat menyentuh hatiku, apakah Bayu yang mengajarimu kata kata seperti itu" Ucap Rifki sambil mengusap kepala laki laki itu dengan penuh kelembutan.
"Tuan Muda, bukan saya yang mengajarkan kata kata itu kepadanya, ini pasti ajaran dari Reno karena dia kan begitu dekat dengan Reno, kau! Akan ku ajari pelajaran yang lainnya nanti, biar kau bisa membuat Tuan Muda lebih terharu lagi nantinya dan pasti akan menangis begitu deras, siapa tau bisa jadi mutiara" Ancam Bayu kepada pemuda itu.
"Tuan Bayu tidak boleh seperti itu kepada Tuan Muda, apalagi membuat Tuan Muda menangis nanti, karena sekarang aku adalah pengawal pribadinya dan aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Tuan Muda" Ucap pemuda itu.
"Dasar bocah ya, sejak kapan hal itu terjadi hem? Dan kapan Tuan Muda mengangkatmu menjadi pengawal pribadinya?" Tanya Bayu dengan melotot mendengar ucapan itu.
"Sejak detik ini Tuan Bayu, dan Tuan Muda pasti setuju dengan ucapanku, benarkan Tuan Muda?"
"Sepertinya aku harus mendidikmu lebih keras lagi nanti, agar lebih disiplin lagi, apakah ini yang selama ini diajarkan oleh Reno kepadamu?"
"Tuan Bayu kenapa selalu menyalahkan Tuan Reno? Bukanlah Tuan Reno juga belajar dari Tuan Bayu, akan aku adukan kepada Tuan Muda kalau mmm...."
Belum selesain pemuda itu mengatakan sesuatu kepada Rifki, Bayu segera menutup mulutnya rapat rapat agar pemuda itu tidak mengatakan apapaun kepada Rifki yang akan membuatnya malu didepan banyak orang seperti ini.
"Tolong Tuan Muda jangan mendengarkan apapun ucapannya itu, dia sedikit menghayal yang tidak tidak" Ucap Bayu.
"Emang apa yang kau ajarkan kepada anak ini?" Tanya Rifki keheranan.
"Bukan apa apa Tuan Muda".
"Dia menyukai seorang gadis" Pemuda itu terus berusaha untuk melepaskan pegangan tangan Bayu dan akhirnya ia mampu melakukan itu.
"Huft... Sepertinya aku harus mengunci mulutmu itu bocah" Ucap Bayu dengan geram.
Rifki tersenyum bahagia ketika mendengar ucapan seorang pemuda yang ada dihadapannya, pemuda itu tidak lain adalah Hafis, seorang anak yang pernah diselamatkan oleh Rifki dan Adik kandung dari Rahel.
Rahel meninggal karena dirinya tidak ingin dilecehkan oleh orang orang yang tidak punya hati nurani apalagi mereka bukanlah mahramnya sehingga Rahel memilih untuk mengorbankan nyawanya daripada harus dilecehkan oleh mereka.
Orang orang itu adalah orang suruhan Mama dari Hakam, yang sangat tidak menyetujui hubungan Hakam dengan Rahel, bukan hanya itu saja akan tetapi Mamanya juga menyandera Hafis sebagai bahan untuk mengancam Rahel.
"Apa kau tidak merindukan Mamamu juga Nak?"
Seketika terdengar suara seorang wanita dari kejauhan hingga membuat Rifki menoleh kearah sumber suara, melihat itu anak anak Gengcobra segera memundurkan diri untuk memberikan jalan kepada wanita tersebut untuk lewat menemui putra tercintanya itu.
"Mama" Ucap Rifki dengan air mata yang deras mengalir dari pelupuk matanya.
Rifki segera berlutut didepan Putri sementara Putri segera menghentikan dan langsung memeluk putranya tercintanya itu, pelukan seorang Ibu yang merindukan anak laki lakinya adalah pelukan yang sangat mengharukan, dapat dilihat bahwa Putri tengah menangis didalam pelukan anaknya.
Ketika mengetahui bahwa Rifki mendapatkan serangan tiba tiba dan mengalami kritis membuat hati Putri rasanya begitu hancur, tidak ada hal yang lebih menyakitkan daripada melihat anak yang ia lahirkan terluka begitu parahnya dan mengalami kritis yang begitu lama.
...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Popi Yulianti
lanjut donk thor yang banyak up nya
2022-06-16
2