Bab 15. Makan siang bersama Hero

...🍀🍀🍀...

Maura beranjak dari tempat duduknya, dia menaikkan alis setelah menerima telepon dari pria yang bahkan tidak dia kenal. "Bu Maura, ibu mau kemana? Bukankah kita mau makan siang bersama?" tanya Mila yang melihat Maura beranjak dari tempat duduknya.

"Saya gak jadi makan siang disini, Mila...makan siang saya, tolong kamu habiskan ya." Maura menatap makanan yang sudah tersaji didepan matanya dengan hati yang berat.

Euh! Siapa sih pria itu?

"Beneran nih? Nanti saya gemuk dong, Bu.."

"Beneran. Saya keluar dulu ya, silahkan kalian makan siang." ucap Maura sambil tersenyum.

Maura mengambil tas selempangnya, dia pergi keluar dari gedung kantor Agradana. Ketiga teman dekatnya di tim desain, membicarakan Maura setelah gadis itu pergi meninggalkan kantin.

"Kasihan banget ya Bu Maura."

"Iya, katanya pak Bara bawa wanita lain ke kantor dan juga mendadak suaminya jadi Presdir." bisik seorang wanita merasa kasihan.

"Tega sekali pak Bara melakukan itu, Bu Maura kan sangat baik padanya. Dan apa kalian lihat? Setelah keluar dari ruangan rapat, pipi Bu Maura memar...tangannya juga dibalut perban sebelumnya."

"Apa pak Bara memukulinya?"

Pembicaraan tentang hubungan Bara dan Maura sebagai pengantin baru, bukanlah pembicaraan yang baik. Pegawai di kantor itu bersimpati kepada Maura, karena mereka tau bahwa Maura adalah gadis yang baik.

✳️✳️✳️

Didepan gedung kantor, Maura celingukan kesana-kemari mencari orang yang menelponnya. "Dimana orang itu? Ah... bagaimana bisa aku tau orang itu, kalau aku saja tidak pernah bertemu dengannya. Bodohnya aku! Ah, sudahlah...aku kembali ke dalam saja."

Saat Maura hendak masuk kembali ke dalam gedung kantor, tiba-tiba ada seseorang dibelakangnya dan membuat dia terkejut. "Astagfirullah!"

"Kamu lagi cari saya ya?" tanya pria bermata biru itu sambil tersenyum tipis.

Maura melihat siapa pria yang ada dihadapannya itu, pria tampan bermata biru, memakai setelan jas rapi. Tubuhnya tinggi dan terlihat lebih kekar dari Bara. "Om...apa om kesini mau menagih uang taksi? Saya ganti sekarang ya!" Maura mengenali Bryan sebagai pria yang berebut taksi dengannya bukan pria yang mengaku sebagai Hero nya.

Dia panggil aku apa? Om? Me, om?. Bryan terheran-heran apa dia setua itu sampai dipanggil oleh om.

"Ah benar, sekalian saya juga mau menagih biaya Taksi. Makan siang dua sampai tiga kali, sepertinya cukup untuk membayarnya."

"Makan siang?" Maura tertegun dan sedikit berpikir. "Ah...apa om yang menelpon saya barusan? Kenapa anda bisa tau nomor saya? Ada urusan apa, saya dengan anda?"

"Saya kan sudah bilang, kalau saya adalah Hero anda. Kita bicara sambil makan siang saja ya, saya sudah lapar." ucap Bryan mengajak Maura masuk ke dalam mobilnya.

"Ta-tapi..." Maura menatap Bryan dengan curiga, dia takut kalau Bryan adalah orang jahat.

"Saya bukan orang jahat, saya juga sudah menunjukkan identitas saya lewat teman anda." ucap Bryan sambil tersenyum tipis.

"Jadi om adalah orang yang menyelamatkan saya malam itu?"

Bryan tersenyum, sambil mengangguk. Ferry sang sekretaris sekaligus supir pribadi Bryan, membukakan pintu belakang mobil dengan perasaan senang. Dia menyambut Maura, seperti tamu kehormatan.

Bryan dan Maura masuk ke dalam mobil, mereka duduk di kursi bagian belakang mobil mewah itu. Tanpa mereka sadari, tatapan tajam mengarah pada mereka dari kaca lantai paling atas gedung itu.

Maura? Dia bersama siapa dan mau kemana dia? Kenapa aku memikirkannya?. Bara berpikir siapa pria yang pergi bersama Maura, karena dia belum pernah melihat pria itu sebelumnya.

"Sayang, kamu lihat apa sih?" tanya Vera sambil tersenyum seraya membelai dada Bara dengan lembut.

"Ngapain kamu masih disini? Gak pergi? Aku kan udah kasih yang, sana belanja atau apa kek?" tanya Bara sambil melepaskan tangan Vera dari dadanya.

"Katanya aku mau diperkerjakan disini, terus gimana dong? Aku kerja apa?"

"Kamu jadi asisten pribadiku saja, biar kita bisa terus bersama-sama." ucap Bara sambil tersenyum, tanpa berpikir lain-lain Bara mengambil keputusan gegabah.

"Benaran sayang?" Vera tersenyum senang, dia pun memeluk Bara dan memberikan benda kenyal milik pria itu sebuah ciuman yang dalam.

Tangan Bara merangkul pinggul Vera yang semok, dia menyambut ciuman Vera dengan penuh gairah namun tanpa perasaan yang mendalam. "Makasih banyak sayang, i love you ❤️," Vera mencium lagi pipi Bara dengan bahagia.

Mendapat ucapan terimakasih dari Vera, Bara masih melihat keluar jendela, entah apa yang dia pikirkan dan dia cari disana.

*****

Maura dan Bryan tiba di sebuah restoran mewah yang tak jauh dari kantor tempat Maura bekerja. Mereka berencana makan siang disana, Maura masih waspada terhadap sosok yang belum dikenalnya ini.

"Om mau pesan apa?" Maura bertanya duluan pada Bryan yang sudah duduk di hadapannya.

Aduh bagaimana ini, uangku tidak banyak dan dia malah mengajakku ke restoran mahal. Sekarang kan aku gak punya uang seperti dulu.

"Saya tiba-tiba jadi tidak berselera untuk makan." kata Bryan sambil menundukkan kepalanya.

"Memangnya kenapa?"

"Kamu terus memanggil saya om, saya tidak enak...saya kan masih muda." Bryan tersenyum tipis, matanya menatap mata polos Maura dengan menelisik. Dia memperhatikan memar di pipi gadis itu.

Apa gadis ini mengalami pelecehan atau penganiayaan di kantornya? Kenapa dia selalu tampak menyedihkan ketika bertemu denganku? Pasti saja ada luka.

"Kalau begitu saya akan panggil bapak saja, maafkan saya karena sudah tidak sopan. Bapak mau pesan apa? Silahkan pesan makanan sesuka bapak, saya yang akan bayar." Maura tersenyum sambil menyodorkan daftar menu pada Bryan.

"Baik, saya tidak akan sungkan karena kamu sudah memperbolehkan saya memesan apapun sesuka saya!" Bryan melihat daftar menu itu dan membacanya.

"I-iya pak, silahkan."

Ya Allah, semoga dia memilih makanan yang harganya murah.

Bryan melirik ke arah Maura sambil tersenyum, dia melihat Maura yang resah dan celingukan kesana kemari memperhatikan dirinya sambil mengatupkan kedua tangannya seperti sedang berdoa.

PFut...gadis kecil ini lucu sekali.

"Ehem, pelayan!" Bryan memanggil pelayan di restoran itu.

Pelayan wanita itu dengan cepat menghampiri ke meja tempat Bryan dan Maura duduk. Dia mencatat pesanan Bryan dan Maura, gadis itu menahan rasa terkejutnya saat Bryan memesan banyak makanan dan harga makanan itu seporsinya sangat mahal.

Maura menelan ludah, dia hanya punya cash 175 ribu saja di dompetnya. Bibirnya terus mengerucut, hal itu membuat Bryan menahan senyum sedari tadi.

"Ada apa dengan wajahmu itu?" tanya Bryan sambil menatap tajam pada Maura.

"Gak apa-apa kok pak." jawab Maura sebal.

"Kamu sembelit ya?" tanya Bryan mengejek.

"APA?!" Mata Maura melebar dan menatap Bryan.

"Saya hanya bercanda, hehe." Bryan terkekeh.

"Kenapa ya saya merasa bapak bicara dengan saya seperti bicara dengan anak kecil?" tanya Maura dengan bibir yang mengerucut.

"Lah, kamu memang anak kecil kok."

"Aku? Usia saya 24 tahun, mana bisa saya disebut anak kecil."

"Oh jadi 24 tahun ya? Berarti kamu hanya beda 4 tahun dengan saya." Bryan menatap Maura.

Cocoklah.

"Maaf, memangnya usia bapak berapa?" tanya Maura dengan mata polosnya.

Akhirnya mereka berdua makan siang bersama, Bryan menyerahkan sebagian makanan yang dia pesan untuk Maura dan Maura lah yang makan lebih banyak. Saat akan membayar biaya makanan, Maura terkejut karena semua makanan itu sudah dibayar.

"Apa bapak mempermainkan saya? Saya mau bayar makanannya, tapi kenapa bapak sudah membayar nya?" Maura kesal pada Bryan.

"Karena kalau kamu membayarnya, saya tidak punya alasan lagi untuk bertemu kamu." Bryan tersenyum sambil menatap Maura.

"Hah? Apa? Saya gak dengar pak?" tanya Maura polos.

Syukurlah dia gak dengar.

"Ehem, saya bisa kamu masih berhutang sama saya. Hutangnya jadi nambah sama hari ini ya."

"A-apa? Kok gitu sih pak? Bapak yang pesan makanan itu kan?" Maura mendesah kesal.

"Tapi kamu yang menghabiskannya, saya juga yang bayar." ucap Bryan tak mau.

"Bapak, anda benar-benar..."

"Bryan, nama saya Bryan." Bryan memperjelas namanya pada Maura. "Kalau kita bertemu lagi, Bu Maura harus mentraktir saya!" Ujar Bram tegas.

Bryan pergi begitu saja setelah bicara seperti itu pada Maura. Dia masuk ke dalam mobil bersama Ferry. Untuk pertama kalinya Ferry melihat presdirnya yang misophobia itu tersenyum dan tidak canggung berdekatan dengan seorang wanita.

"Pak, anda terus tertawa dari tadi?" Ferry tersenyum senang melihat Bryan tertawa.

"She's funny dan cute. Kamu lihat wajahnya tadi? Dia seperti kepiting rebus yang memerah...hahaha.."

Aku tidak mengerti apa yang lucu. Tapi aku iyakan saja deh, asal pak Presdir bahagia, karena dibalik suasana hati pak Presdir akan berpengaruh juga padaku.

"Hahaha iya pak, nona itu sangat imut dan lucu."

"Jangan ikut ketawa kamu!" Ujar Bryan yang wajahnya tiba-tiba berubah menjadi datar kembali.

Ferry langsung diam menutup mulutnya rapat-rapat. "Ferry, kamu cari tau siapa Maura Syanita Agradana, cari info tentang dia secara lengkap! Aku ingin tau!"

"Baik pak, siap!" jawab Ferry semangat.

Ini pertama kalinya pak Presdir meminta padaku untuk memeriksa latar belakang seorang wanita. Tentu saja aku akan melaksanakannya dengan baik!

Maura masih didepan restoran, dia kekenyangan sampai merasa perutnya buncit. "Ini semua karena dia!"

Dreett...

Dreett...

Ponselnya bergetar di saku jas, dengan cepat Maura menjawab panggilan itu. "Halo pak Bara!"

"Kamu dimana? Segera kembali ke kantor sekarang juga!" Teriak Bara murka.

...*****...

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

nikmati cemburumu bara

2023-01-12

0

lina

lina

bilang aja kngen

2022-08-11

0

lina

lina

aseeek 28th... ora tua tua amt itu mh... msih bsa d panggil abang 😅😅 abng hero love love

2022-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Malam menyakitkan
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Wanita lain di ranjang pengantinku
4 Bab 4. Di usir!
5 Bab 5. Kenapa kau lakukan ini?
6 Bab 6. Ringan tangan
7 Bab 7. Malangnya Alina
8 Bab 8. Biaya rumah sakit
9 Bab 9. Rumah kontrakan teman
10 Bab 10. Tidak punya pilihan
11 Bab 11. Terpaksa
12 Bab 12. Penolong
13 Bab 13. Babu
14 Bab 14. Bara tak tahu diri
15 Bab 15. Makan siang bersama Hero
16 Bab 16. Budakku
17 Bab 17. Xander Cooporation
18 Bab 18. Bryan kecewa
19 Bab 19. Jangan bersikap polos
20 Bab 20. Merasa bersalah
21 Bab 21. Perasaan Bara
22 Bab 22. Aku akan melupakanmu
23 Bab 23. Ternyata Bara...
24 Bab 24. Siapa yang selingkuh?
25 Bab 25. Pernyataan cinta Bryan
26 Bab 26. Calon Pebinor
27 Bab 27. Pria penggoda
28 Bab 28. Terjerat penyakit gila
29 Bab 29. Telpon saat rapat
30 Bab 30. Bara cemburu
31 Bab 31. Bule narsis
32 Bab 32. Deal!
33 Bab 33. Tameng
34 Bab 34. Kaget kan?
35 Bab 35. Aku juga bisa selingkuh!
36 Bab 36. Kesucianku bukan untuk bajingan
37 Bab 37. Maafkan aku
38 Bab 38. Persetujuan operasi
39 Bab 39. Rumah sakit
40 Bab 40. Tentang KARMA
41 Bab 41. Apa belum terlambat?
42 Bab 42. Permintaan maaf
43 Bab 43. Hidupmu berharga, little girl!
44 Bab 44. Rara gembul
45 Bab 45. Tetap pada keputusan
46 Bab 46. Lepaskan aku Bara
47 Bab 47. Penyesalan suami durhaka
48 Bab 48. Fantasi Bryan
49 Bab 49. Ocehan Clara
50 Bab 50. Apa dia marah?
51 Bab 51. Saran Vera
52 Bab 52. Kamu murahan
53 Bab 53. Rasakan itu
54 Bab 54. Aku ternoda
55 Bab 55. Potongan kenangan
56 Bab 56. Kebaikan hati
57 Bab 57. Salah orang
58 Bab 58. Breakfast
59 Bab 59. Perpisahan
60 Bab 60. Ini yang kumau
61 Bab 61. Tak ada kabar
62 Bab 62. Maura ke rumah Bryan
63 Bab 63. Calon mantu
64 Bab 64. Makan malam
65 Bab 65. Pria tak tahu malu
66 Bab 66. Satpam Baru
67 Bab 67. Rahasia Nathan
68 Bab 68. Maura kenapa??!
69 Bab 69. Karena ayah Dajjal!
70 Bab 70. Bukan untukmu lagi
71 Bab 71. Pdkt Bryan
72 Bab 72. Rencana Bryan
73 Bab 73. Pernyataan cinta
74 Bab 74. Kamu hamil anakku
75 Bab 75. Sudah tiada
76 Bab 76. Kalian semua sama saja
77 Bab 77. Samuel siuman
78 Bab 78. Mata keranjang
79 Bab 79. Jangan marah
80 Bab 80. Saya bukan orang baik.
81 Bab 81. Samuel mengaku
82 Bab 82. Perawat baru
83 Bab 83. Buat dia bahagia
84 Bab 84. Bryan yang manja
85 Bab 85. Tentang Kenzo
86 Bab 86. Belum move on
87 Bab 87. Little girl cemburu
88 Bab 88. Penjelasan
89 Bab 89. Tentang Stella
90 Bab 90. Maura setuju
91 Bab 91. Dendam pada Samuel
92 Bab 92. Terluka
93 Bab 93. Donor darah
94 Bab 94. Kenzo
95 Bab 95. Lamaran dadakan?
96 Bab 96. Penolakan Bryan
97 Bab 97. Aku tak rela
98 Bab 98. Tak mau mengalah
99 Bab 99. Sandiwara Bara
100 Bab 100. Rencana pernikahan
101 Bab 101. Sudah gila
102 Bab 102. Sah!
103 Bab 103. Malam syahdu
104 Bab 104. Permohonan maaf
105 Bab 105. Rumah sendiri
106 Bab 106. Mantan istriku, kakak iparku
107 Bab 107. Hubungan Baru
108 Bab 108. Tak sabar momong cucu
109 Bab 109. Ingin taubat
110 Bab 110. Sosok asli Arya
111 Bab 111. Maafkan ayah, Maura
112 Bab 112. Dosa pada Jessica
113 Bab 113. Penolakan Nathan
114 Bab 114. Bucinnya Bryan
115 Bab 115. Vera gimana?
116 Bab 116. Akhir Samuel
117 Bab 117. Pergi selamanya
118 Bab 118. Kamu masih virgin?
119 Bab 119. Aku tidak pantas
120 Bab 120. Ada apa dengan Maura?
121 Bab 121. Jangan-jangan ngisi?
122 Bab 122. Clara bahagia
123 Bab 123. Unboxing spesial
124 Bab 124. Kebahagiaan Bryan
125 Bab 125. Aku gak kuat By
126 Bab 126. Namanya bukan kecebong tapi...
127 Bab 127. Kunjungan Vera
128 Bab 128. Kalian menikah saja
129 Bab 129. Bawaan bayi
130 Bab 130. Kembali ke apartemen
131 Bab 131. Wanita Psikopat
132 Bab 132. Di hari bahagia
133 Terjerat pesona papaku
134 Terjerat pesona ayah sahabatku
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1. Malam menyakitkan
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Wanita lain di ranjang pengantinku
4
Bab 4. Di usir!
5
Bab 5. Kenapa kau lakukan ini?
6
Bab 6. Ringan tangan
7
Bab 7. Malangnya Alina
8
Bab 8. Biaya rumah sakit
9
Bab 9. Rumah kontrakan teman
10
Bab 10. Tidak punya pilihan
11
Bab 11. Terpaksa
12
Bab 12. Penolong
13
Bab 13. Babu
14
Bab 14. Bara tak tahu diri
15
Bab 15. Makan siang bersama Hero
16
Bab 16. Budakku
17
Bab 17. Xander Cooporation
18
Bab 18. Bryan kecewa
19
Bab 19. Jangan bersikap polos
20
Bab 20. Merasa bersalah
21
Bab 21. Perasaan Bara
22
Bab 22. Aku akan melupakanmu
23
Bab 23. Ternyata Bara...
24
Bab 24. Siapa yang selingkuh?
25
Bab 25. Pernyataan cinta Bryan
26
Bab 26. Calon Pebinor
27
Bab 27. Pria penggoda
28
Bab 28. Terjerat penyakit gila
29
Bab 29. Telpon saat rapat
30
Bab 30. Bara cemburu
31
Bab 31. Bule narsis
32
Bab 32. Deal!
33
Bab 33. Tameng
34
Bab 34. Kaget kan?
35
Bab 35. Aku juga bisa selingkuh!
36
Bab 36. Kesucianku bukan untuk bajingan
37
Bab 37. Maafkan aku
38
Bab 38. Persetujuan operasi
39
Bab 39. Rumah sakit
40
Bab 40. Tentang KARMA
41
Bab 41. Apa belum terlambat?
42
Bab 42. Permintaan maaf
43
Bab 43. Hidupmu berharga, little girl!
44
Bab 44. Rara gembul
45
Bab 45. Tetap pada keputusan
46
Bab 46. Lepaskan aku Bara
47
Bab 47. Penyesalan suami durhaka
48
Bab 48. Fantasi Bryan
49
Bab 49. Ocehan Clara
50
Bab 50. Apa dia marah?
51
Bab 51. Saran Vera
52
Bab 52. Kamu murahan
53
Bab 53. Rasakan itu
54
Bab 54. Aku ternoda
55
Bab 55. Potongan kenangan
56
Bab 56. Kebaikan hati
57
Bab 57. Salah orang
58
Bab 58. Breakfast
59
Bab 59. Perpisahan
60
Bab 60. Ini yang kumau
61
Bab 61. Tak ada kabar
62
Bab 62. Maura ke rumah Bryan
63
Bab 63. Calon mantu
64
Bab 64. Makan malam
65
Bab 65. Pria tak tahu malu
66
Bab 66. Satpam Baru
67
Bab 67. Rahasia Nathan
68
Bab 68. Maura kenapa??!
69
Bab 69. Karena ayah Dajjal!
70
Bab 70. Bukan untukmu lagi
71
Bab 71. Pdkt Bryan
72
Bab 72. Rencana Bryan
73
Bab 73. Pernyataan cinta
74
Bab 74. Kamu hamil anakku
75
Bab 75. Sudah tiada
76
Bab 76. Kalian semua sama saja
77
Bab 77. Samuel siuman
78
Bab 78. Mata keranjang
79
Bab 79. Jangan marah
80
Bab 80. Saya bukan orang baik.
81
Bab 81. Samuel mengaku
82
Bab 82. Perawat baru
83
Bab 83. Buat dia bahagia
84
Bab 84. Bryan yang manja
85
Bab 85. Tentang Kenzo
86
Bab 86. Belum move on
87
Bab 87. Little girl cemburu
88
Bab 88. Penjelasan
89
Bab 89. Tentang Stella
90
Bab 90. Maura setuju
91
Bab 91. Dendam pada Samuel
92
Bab 92. Terluka
93
Bab 93. Donor darah
94
Bab 94. Kenzo
95
Bab 95. Lamaran dadakan?
96
Bab 96. Penolakan Bryan
97
Bab 97. Aku tak rela
98
Bab 98. Tak mau mengalah
99
Bab 99. Sandiwara Bara
100
Bab 100. Rencana pernikahan
101
Bab 101. Sudah gila
102
Bab 102. Sah!
103
Bab 103. Malam syahdu
104
Bab 104. Permohonan maaf
105
Bab 105. Rumah sendiri
106
Bab 106. Mantan istriku, kakak iparku
107
Bab 107. Hubungan Baru
108
Bab 108. Tak sabar momong cucu
109
Bab 109. Ingin taubat
110
Bab 110. Sosok asli Arya
111
Bab 111. Maafkan ayah, Maura
112
Bab 112. Dosa pada Jessica
113
Bab 113. Penolakan Nathan
114
Bab 114. Bucinnya Bryan
115
Bab 115. Vera gimana?
116
Bab 116. Akhir Samuel
117
Bab 117. Pergi selamanya
118
Bab 118. Kamu masih virgin?
119
Bab 119. Aku tidak pantas
120
Bab 120. Ada apa dengan Maura?
121
Bab 121. Jangan-jangan ngisi?
122
Bab 122. Clara bahagia
123
Bab 123. Unboxing spesial
124
Bab 124. Kebahagiaan Bryan
125
Bab 125. Aku gak kuat By
126
Bab 126. Namanya bukan kecebong tapi...
127
Bab 127. Kunjungan Vera
128
Bab 128. Kalian menikah saja
129
Bab 129. Bawaan bayi
130
Bab 130. Kembali ke apartemen
131
Bab 131. Wanita Psikopat
132
Bab 132. Di hari bahagia
133
Terjerat pesona papaku
134
Terjerat pesona ayah sahabatku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!