...🍁🍁🍁...
.
Evan memukuli Bara habis-habisan sampai pria itu tidak bisa melawannya. Evan seperti kerasukan setan, dia tidak memberi Bara sedikitpun ruang bahkan untuk bernafas.
Wajah Bara banyak belur dibuatnya, tubuhnya berada dibawah tubuh Evan. "Brengsek kau Bara! Brengsek! Bajingan! Aku akan membunuhmu!" ujar Evan penuh kemarahan para pria itu.
Bara sampai tidak sadarkan diri di pukul oleh Evan. Maura tidak tega melihat Bara diperlakukan seperti itu oleh sepupunya sendiri. Dia mencoba menghentikan Evan yang terus memukuli Bara bahkan disaat Bara sudah tidak berdaya tak sadarkan diri.
"Kak Evan! Hentikan kak! Sudah!" Maura menarik tubuh besar dan kuat sepupunya itu agar menjauh dari Bara.
Salah satu orang yang melihat kekerasan dan keributan itu, langsung melaporkan hal ini kepada pihak keamanan. "Tolong pak! Ada orang yang membuat keributan disini!"
Evan belum bisa dihentikan, dia terus memukuli Bara yang tidak sadarkan diri itu. Wajah tampannya sudah tidak terlihat jelas lagi akibat ulah Evan.
"Kak! Cukup kak, hentikan...Bara bisa mati kalau kakak terus memukuli dia! Dia sudah tidak sadarkan diri kak, kumohon...hentikan."
"Diam kamu Maura! Padahal sudah diperlakukan seperti ini, kamu masih membelanya! Apa kamu buta karena cinta?" Evan kecewa, sepupunya itu masih saja membela suaminya yang sudah membuat keluarga mereka kesulitan bahkan bermain dengan wanita lain di malam pernikahannya sendiri.
Beberapa petugas keamanan datang ke depan kamar hotel itu. Mereka membawa Evan yang masih mengamuk disana. Sementara itu Bara dilarikan ke rumah sakit karena lukanya cukup parah.
Walau Bara sudah membuatnya sakit hati, Maura masih memikirkan ikatan yang ada diantara mereka. Ikatan pernikahan yang belum lama terjalin dan memang dia masih mencintai Bara, tidak semudah itu perasaannya hilang.
Vera dan Maura sama-sama berada di rumah sakit, mereka menunggu dokter yang memeriksa keadaan Bara. Kedua wanita itu saling menatap sinis satu sama lain.
Aku harus meminta Bara membebaskan kak Evan setelah dia sadar. Dan aku harus bertanya padanya apa yang membuat dia begitu dendam pada ayah.
"Kenapa kamu ada disini?! Kamu gak akan pergi?" Maura menatap tajam kepada wanita yang duduk di kursi seberang tempatnya duduk.
"Cih! Pacarku sedang ada didalam sana dan dia terluka, mana mungkin aku meninggalkan dia sendirian." jawab Vera dengan senyuman sarkasnya.
Tangan Maura gemetar, dia ingin sekali memukul wanita yang katanya pacar suaminya itu. "Kamu bilang dia sendirian? Ada aku disini, dia tidak sendirian."
"Memangnya kamu siapa?" tanya Vera sambil menyilangkan kedua tangannya didada. Dia meremehkan Maura dengan tatapannya.
"Kamu lupa ya? Aku istrinya Bara!" Maura menunjukkan jarinya pada dirinya sendiri. Menegaskan bahwa dia adalah istri Bara.
Vera tersenyum, dia menatap Maura kemudian tertawa sinis. "PFut...istri? Palingan bentar lagi, kamu juga bakal di cerai sama dia. Apa yang kamu harapkan dari Bara? Dia menikahi kamu cuma karena harta, dia tidak pernah mencintai kamu!" Vera berjalan mendekati Maura, jarinya menunjuk-nunjuk kening Maura seraya meremehkannya.
Bara tidak mungkin tidak pernah mencintaiku. Lalu selama ini apa artinya empat tahun kami bersama?
Maura menepis jadi Vera yang menunjuk-nunjuk kepalanya. "Jaga jari kamu itu!" Maura menunjukan jarinya pada wajah Vera, saking emosinya dia pada wanita yang berada diatas ranjang pengantinnya.
Vera tersenyum, dia meremehkan wanita itu. Tak lama kemudian, dokter keluar dari ruang rawat Bara. Dokter mengatakan bahwa luka di wajah Bara cukup parah dan ada beberapa kulitnya yang sobek, hingga wajahnya di jahit. Maura sangat cemas pada kondisi Bara, dia langsung masuk ke ruangan Bara dan diikuti oleh Vera.
"Bara...sayang?" Vera mendahului Maura untuk menghampiri Bara, dia memeluk Bara dengan cemas.
Wajah Bara di perban dan terlihat lebam-lebam parah di kulit putih bersihnya itu. "Bara, kamu gak apa-apa?" tanya Maura sambil menatap pria itu dengan cemas.
"Gak apa-apa gimana? Lihat kelakuan sepupu kamu itu? Tidak cukup membuat Alina hancur, keluarga kalian juga ingin menghancurkan aku. Kalian memang keluarga sialan!" Bara melemparkan bantal di atas ranjang itu ke wajah Maura dengan kasar.
Air mata Maura jatuh lagi karena Bara untuk ke sekian kalinya. "Alina! Alina dan Alina terus! Apa dia yang membuat kamu berubah? Siapa sih dia sampai kamu seperti ini? Siapa orang tidak penting ini?" tanya Maura emosional.
Plakkkk
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Maura. Walau dalam keadaan sakit, Bara masih memiliki tenaga untuk memukul gadis itu. Melihat Maura di pukul Bara, membuat Vera tersenyum puas. Dia senang melihat istri kekasihnya itu di tampar didepan matanya.
"Kamu...barusan kamu menamparku?" Maura mendongak tidak menyangka, Bara akan melayangkan pukulan kepadanya. Dia tercengang, pasalnya Bara yang dia kenal tidak akan berbuat kasar pada seorang wanita. Bahkan menyakiti semut saja, Bara tidak tega. Lalu ini? Apa ini adalah Bara yang sebenarnya?
Bara adalah pria yang ringan tangan?
Aku mencemaskan kamu, tapi kamu memperlakukanku seperti ini?. Maura kecewa.
"Beraninya kamu bilang bahwa Alina tidak penting untukku!" Bara emosi setiap nama Alina disebutkan orang Maura.
Pipi Maura memerah dan memar, tapi dia tidak peduli dengan semua itu karena hatinya yang telah tertampar dan dipukul keras oleh Bara. Menangis tiada gunanya saat ini, akhirnya Maura angkat bicara. "Bara, apa benar ini sifat asli kamu? Benarkah sekalipun kamu mencintai aku?"
Jika kamu bilang tidak, maka akan ku akhiri hubungan ini.
Bara menatap tajam ke arah Maura, "Benar, sekalipun aku tidak pernah mencintaimu. Aku menikahimu demi harta dan dendamku pada Samuel Agradana!" Jelas Bara.
Maura tersenyum pahit, sepahit hatinya saat ini. Air matanya mengalir, sakit dan perih hatinya saat mengetahui fakta tentang Bara. "Lalu siapa Alina ini? Aku ingin tahu..."
"Sudah kubilang, tanyakan saja pada ayahmu yang brengsek itu!" Bara menatap Maura dengan penuh kebencian.
"Baik, akan aku tanyakan pada ayahku. Apa yang membuatmu melakukan semua ini?" kata Maura sakit hati.
Rasa penasaran Maura tentang dendam Bara pada ayahnya belum terjawab. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari ruang rawat Bara dan menemui ayahnya yang ternyata sudah sadar dari pingsannya. Ruang rawat Bara dan ruang rawat Samuel hanya terhalang oleh satu ruangan saja.
"Maura...nak?" sambut Samuel sambil tersenyum melihat Maura menghampirinya.
"Ayah...aku akan panggilkan dokter ya." ucap gadis itu sambil menyeka air matanya yang terus jatuh membasahi pipi.
Samuel memegang tangan anaknya."Ti-tidak perlu, ayah baik-baik saja. Dimana Evan dan dimana suamimu?" raut wajah Samuel berubah saat menanyakan keberadaan Bara.
"Ayah...siapa sebenarnya Alina? Apa yang ayah lakukan padanya?" Maura tak dapat membendung lagi rasa penasarannya pada sosok Alina, siapa wanita yang membuat Bara sampai memperlakukan dia dan keluarganya sedemikian rupa.
Samuel tercengang, kedua matanya melebar mendengar pertanyaan dari putrinya tentang Alina.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
lina
jujur lah samuel. itu ulah mu ampe maura jadi kaya gini
2022-08-03
0
lina
cuma narik perhatin mu doang maura tno cinta
2022-08-03
0
lina
sarkas itu apa s ir?
2022-08-03
1