Bab 13. Babu

...🍀🍀🍀...

Evan masuk ke dalam ruangan tempat Maura dan Hanna berada. Dia yang baru saja keluar dari penjara, langsung pergi ke rumah sakit begitu mendengar Maura juga sakit.

"Kak Evan?" Maura lega melihat Evan sudah berada di hadapannya dan itu artinya dia sudah keluar dari penjara.

Ternyata Bara menepati janjinya. Syukurlah kak Evan sudah keluar dari penjara.

"Maura!" Evan menghampiri Maura dan memeluk adik sepupunya itu.

"Kakak, syukurlah kakak sudah bebas dari penjara. Aku senang sekali kak." Maura membalas pelukan kakak sepupunya itu.

"Iya, aku juga gak tau kenapa si brengsek itu mencabut tuntutannya. Apa kamu tau kenapa Maura?" tanya Evan kebingungan karena Bara melepaskan dia begitu saja tanpa syarat.

Evan tidak tahu apa yang dikorbankan Maura untuk mendapatkan kebebasannya dan biaya operasi ayahnya. Dia menukar kebebasannya demi kebaikan keluarganya.

"Mungkin saja dia berubah pikiran. Sudahlah kakak jangan pikirkan itu, lebih baik kakak pikirkan saja hidup kita setelah ini dan akan tinggal dimana kita." ucap Maura mencoba bersikap bijak ditengah badai yang melanda.

Hanna terperangah melihat sikap Maura yang lebih tenang, dia tidak menunjukkan sedihnya didepan Evan. Hanna tau sebelumnya Maura adalah gadis yang manja dan selalu bergantung pada keluarganya. Namun kali ini dia terlihat lebih dewasa, apa karena masalah membuatnya berubah? Hanna bertanya-tanya dalam hatinya.

"Aku masih ada sedikit tabungan di rekeningku. Kita bisa tinggal di rumah kontrakan sementara waktu, tapi kamu gimana?" tanya Evan pada Maura, dia tau adik sepupunya itu mungkin tak bisa diajak hidup susah.

"Tinggal dimanapun, asalkan kita bersama...aku gak masalah kak. Oh ya, Hanna...gimana keadaan ayahku?" Maura teringat ayahnya dan langsung bertanya pada Hanna.

"Operasi om Samuel berjalan dengan lancar, tapi dokter bilang kalau om Samuel koma." jelas Hanna dengan berat hati menyampaikan kurang menyenangkan pada Maura dan Evan.

Evan dan Maura tercengang mendengarnya. Mereka terlihat sedih dengan berita itu, semuanya membuat Maura sakit kepala. Masalah satu sudah selesai, muncullah masalah lain lagi.

Keesokan harinya, Maura sudah sedikit lebih membaik dari sebelumnya walau kepalanya masih sedikit pusing. Ponsel Maura terus berdering semalaman, ada beberapa pesan masuk dari Bara dan juga puluhan panggilan masuk yang tidak terjawab.

"Maura, kamu mau kemana? Kamu kan masih sakit?" Hanna cemas melihat ke arah Maura yang sudah bersiap pergi dari rumah sakit.

"Han, kamu tau kan aku mau kemana."

"Kamu mau ke rumah si brengsek Bara! Apa kamu harus melakukan semua ini?"

"Aku sudah terikat kontrak, dia sudah menolong biaya operasi ayah dan membebaskan kak Evan. Tentu saja aku harus menepati janji." ucap Maura dengan wajah datarnya tanpa senyum sedikitpun.

"Maura, kita bicara saja pada Evan ya? Siapa tau dia bisa membantu kamu?" Hanna memberi saran.

"Aku kan udah bilang, jangan kasih tau dia Han. Please, biarkan saja aku melaksanakan kontrak ini dengan tenang sampai batas waktu yang ditentukan dan mintalah kak Evan untuk menjaga ayah dan bekerja di perusahaan lain." Maura terlihat sedih.

Maura pun pergi darisana tanpa Evan ketahui, dia pergi ke tempat Bara dan disanalah dia akan mulai berperang. "Tunggu saja, aku akan merebut semuanya lagi dari kamu Bara!"

Gadis itu memasuki rumahnya sendiri seperti masuk ke rumah orang lain. Ya, memang rumah itu sekarang sudah menjadi milik Bara keluarganya.

"Darimana saja kamu semalam? Apa kamu berbuat kabur?" tanya Bara yang sudah bersiap dengan setelan jas rapi, seperti akan berangkat bekerja.

Maura menjelaskan dengan singkat. "Aku habis menunggu ayahku di rumah sakit."

"Hem..lain kali kamu harus mengangkat telpon dariku, tidak peduli dimanapun kamu berada." Bara menatap Maura dengan tajam.

Kenapa wajahnya pucat? Ah, kenapa juga aku peduli padanya.

"Baik." jawabnya singkat.

"Ya sudah, kamu cepat lakukan pekerjaanmu!" Bara beranjak dari tempat duduknya, dia membawa tas hitam persegi panjang di tangannya.

Maura terlihat bingung. "Apa yang harus aku lakukan?"

"Bukankah kemarin sudah jelas didalam kontrak? Kamu harus melakukan semua pekerjaan rumah." Kata Bara sinis.

"Iya, tapi bagaimana dengan pekerjaanku di kantor kalau aku bekerja disini?" tanya Maura bingung.

"Bekerja ya bekerja saja seperti biasanya. Aku tidak akan melarang mu mencari nafkah." ucap Bara dengan sinis seperti biasanya.

"Tapi...aku kan harus bekerja disini pagi dan sore juga." kening Maura berkerut.

"Itu urusanmu, bukan urusanku. Sudahlah, aku pergi bekerja dulu...sebagai Presdir baru perusahaan Agradana aku tidak boleh terlambat." Bara menyombongkan dirinya, dia tersenyum sinis.

Dasar pria tidak tahu diri, kamu menyombongkan dirimu dengan harta orang lain. Bagus sekali Bara Rahadian, bagaimana bisa aku mencintai sampah sepertimu selama 4 tahun. Aku benar-benar buta karena cinta, kini aku tau hal berharga dalam hidupku saat melihatmu...bahwa salah satu hal yang tidak bisa dipercaya di dunia ini adalah cinta.

Maura terdiam, sambil mengepalkan tangannya dengan gemas. "Oh ya Maura, kalau kamu tidak mau terlambat bekerja hari ini...lebih baik kamu cepat lakukan pekerjaan rumah!" Bentak Bara dengan ucapan tajam.

Maura tidak menjawab, tangannya gemetar menahan amarah pada Bara. Bara pun pergi dari sana di jemput oleh Nathan layaknya bos besar. Sebelum meninggalkan rumah, Nathan melihat Maura dsngan tatapan kasihan.

Gadis itu pun pergi ke dapur untuk menjadi babu di rumahnya sendiri. Dua orang pelayan didapur terlihat tidak nyaman ketika Maura meminta pekerjaan pada mereka, bagaimanapun juga Maura telah menjadi non mereka selama bertahun-tahun.

"Bi Iyam, Bi Inah, gak apa-apa kok...tolong jangan sungkan, pekerjaan apa yang harus saya lakukan?" tanya Maura sopan. Gadis itu memang selalu sopan dan baik kepada semua orang di rumahnya.

"Non, biar kami saja yang-"

"Heh! Kamu butuh pekerjaan kan?" tanya seorang wanita paruh baya yang berdiri didekat pintu dapur.

Maura menatap wanita itu, dia yakin bahwa wanita didepannya adalah ibu Bara. "Iya Bu, apa yang harus saya kerjakan?" tanya Maura dengan tenang.

"Ikut saya!" kata Alya sinis pada Maura.

Alya membawa Maura pergi ke kamar atas, kamar yang biasa ditempatin oleh Maura sebelumnya. Dia melihat kamar itu sangat acak-acakan dan dekorasinya diubah, Maura sakit hati melihat kamarnya yang ditempati orang lain.

"Ini kamar anak saya, tolong kamu bersihkan. Ah ya dan juga jangan lupa setrika baju baju disana." tunjuk Alya pada baju yang menumpuk di atas kasur itu.

"Baik Bu, tapi apa saya boleh minta izin? Saya harus pergi bekerja sebelum pukul setengah 8 pagi, apa boleh setrika bajunya nanti saja?" Maura menawar.

"APA? Dasar, babu aja ngelunjak ya kamu. Kamu belum bisa pergi sebelum menyelesaikan pekerjaan kamu!" Bentak Alya pada Maura dengan tegas.

Aku harus menyiksa anak sombong ini, kata Bara dia sangat manja dan tidak tahu aturan. Ayah dan anak pasti sama saja.

Maura hanya mengangguk lemah, dia pun melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Alya. Dengan susah payah dia membereskan kamar yang seperti kapal pecah itu.

Ketika akan menyetrika baju, Maura terlihat bingung karena dia tidak pernah melakukannya. "Bagaimana aku melipatnya ya?" gumam Maura bingung, dia tak bisa melipat baju.

"Heh! Lama banget sih kamu! Udah mau setengah delapan loh, kamu mau telat kerja." ucap Alya sinis.

"Iya Bu."

Iyain aja deh, aku pusing.

Alya memperhatikan Maura melipat bajunya secara asal, dia pun menghampiri Maura dan tak sengaja menyenggol setrika hingga menimpa tangan Maura. "Ahhh!! Panas!!!" pekik Maura kesakitan.

...*****...

Terpopuler

Comments

Rusma Yulida

Rusma Yulida

orang ky baru mna harta orang KH mknya kelkuan ky dajal gbtau diri

2022-10-14

0

lina

lina

kaga sengaja apa emang sengaja? dasar nenek sihir

2022-08-09

0

lina

lina

kaga sengaja apa emang sengaja?

2022-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Malam menyakitkan
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Wanita lain di ranjang pengantinku
4 Bab 4. Di usir!
5 Bab 5. Kenapa kau lakukan ini?
6 Bab 6. Ringan tangan
7 Bab 7. Malangnya Alina
8 Bab 8. Biaya rumah sakit
9 Bab 9. Rumah kontrakan teman
10 Bab 10. Tidak punya pilihan
11 Bab 11. Terpaksa
12 Bab 12. Penolong
13 Bab 13. Babu
14 Bab 14. Bara tak tahu diri
15 Bab 15. Makan siang bersama Hero
16 Bab 16. Budakku
17 Bab 17. Xander Cooporation
18 Bab 18. Bryan kecewa
19 Bab 19. Jangan bersikap polos
20 Bab 20. Merasa bersalah
21 Bab 21. Perasaan Bara
22 Bab 22. Aku akan melupakanmu
23 Bab 23. Ternyata Bara...
24 Bab 24. Siapa yang selingkuh?
25 Bab 25. Pernyataan cinta Bryan
26 Bab 26. Calon Pebinor
27 Bab 27. Pria penggoda
28 Bab 28. Terjerat penyakit gila
29 Bab 29. Telpon saat rapat
30 Bab 30. Bara cemburu
31 Bab 31. Bule narsis
32 Bab 32. Deal!
33 Bab 33. Tameng
34 Bab 34. Kaget kan?
35 Bab 35. Aku juga bisa selingkuh!
36 Bab 36. Kesucianku bukan untuk bajingan
37 Bab 37. Maafkan aku
38 Bab 38. Persetujuan operasi
39 Bab 39. Rumah sakit
40 Bab 40. Tentang KARMA
41 Bab 41. Apa belum terlambat?
42 Bab 42. Permintaan maaf
43 Bab 43. Hidupmu berharga, little girl!
44 Bab 44. Rara gembul
45 Bab 45. Tetap pada keputusan
46 Bab 46. Lepaskan aku Bara
47 Bab 47. Penyesalan suami durhaka
48 Bab 48. Fantasi Bryan
49 Bab 49. Ocehan Clara
50 Bab 50. Apa dia marah?
51 Bab 51. Saran Vera
52 Bab 52. Kamu murahan
53 Bab 53. Rasakan itu
54 Bab 54. Aku ternoda
55 Bab 55. Potongan kenangan
56 Bab 56. Kebaikan hati
57 Bab 57. Salah orang
58 Bab 58. Breakfast
59 Bab 59. Perpisahan
60 Bab 60. Ini yang kumau
61 Bab 61. Tak ada kabar
62 Bab 62. Maura ke rumah Bryan
63 Bab 63. Calon mantu
64 Bab 64. Makan malam
65 Bab 65. Pria tak tahu malu
66 Bab 66. Satpam Baru
67 Bab 67. Rahasia Nathan
68 Bab 68. Maura kenapa??!
69 Bab 69. Karena ayah Dajjal!
70 Bab 70. Bukan untukmu lagi
71 Bab 71. Pdkt Bryan
72 Bab 72. Rencana Bryan
73 Bab 73. Pernyataan cinta
74 Bab 74. Kamu hamil anakku
75 Bab 75. Sudah tiada
76 Bab 76. Kalian semua sama saja
77 Bab 77. Samuel siuman
78 Bab 78. Mata keranjang
79 Bab 79. Jangan marah
80 Bab 80. Saya bukan orang baik.
81 Bab 81. Samuel mengaku
82 Bab 82. Perawat baru
83 Bab 83. Buat dia bahagia
84 Bab 84. Bryan yang manja
85 Bab 85. Tentang Kenzo
86 Bab 86. Belum move on
87 Bab 87. Little girl cemburu
88 Bab 88. Penjelasan
89 Bab 89. Tentang Stella
90 Bab 90. Maura setuju
91 Bab 91. Dendam pada Samuel
92 Bab 92. Terluka
93 Bab 93. Donor darah
94 Bab 94. Kenzo
95 Bab 95. Lamaran dadakan?
96 Bab 96. Penolakan Bryan
97 Bab 97. Aku tak rela
98 Bab 98. Tak mau mengalah
99 Bab 99. Sandiwara Bara
100 Bab 100. Rencana pernikahan
101 Bab 101. Sudah gila
102 Bab 102. Sah!
103 Bab 103. Malam syahdu
104 Bab 104. Permohonan maaf
105 Bab 105. Rumah sendiri
106 Bab 106. Mantan istriku, kakak iparku
107 Bab 107. Hubungan Baru
108 Bab 108. Tak sabar momong cucu
109 Bab 109. Ingin taubat
110 Bab 110. Sosok asli Arya
111 Bab 111. Maafkan ayah, Maura
112 Bab 112. Dosa pada Jessica
113 Bab 113. Penolakan Nathan
114 Bab 114. Bucinnya Bryan
115 Bab 115. Vera gimana?
116 Bab 116. Akhir Samuel
117 Bab 117. Pergi selamanya
118 Bab 118. Kamu masih virgin?
119 Bab 119. Aku tidak pantas
120 Bab 120. Ada apa dengan Maura?
121 Bab 121. Jangan-jangan ngisi?
122 Bab 122. Clara bahagia
123 Bab 123. Unboxing spesial
124 Bab 124. Kebahagiaan Bryan
125 Bab 125. Aku gak kuat By
126 Bab 126. Namanya bukan kecebong tapi...
127 Bab 127. Kunjungan Vera
128 Bab 128. Kalian menikah saja
129 Bab 129. Bawaan bayi
130 Bab 130. Kembali ke apartemen
131 Bab 131. Wanita Psikopat
132 Bab 132. Di hari bahagia
133 Terjerat pesona papaku
134 Terjerat pesona ayah sahabatku
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1. Malam menyakitkan
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Wanita lain di ranjang pengantinku
4
Bab 4. Di usir!
5
Bab 5. Kenapa kau lakukan ini?
6
Bab 6. Ringan tangan
7
Bab 7. Malangnya Alina
8
Bab 8. Biaya rumah sakit
9
Bab 9. Rumah kontrakan teman
10
Bab 10. Tidak punya pilihan
11
Bab 11. Terpaksa
12
Bab 12. Penolong
13
Bab 13. Babu
14
Bab 14. Bara tak tahu diri
15
Bab 15. Makan siang bersama Hero
16
Bab 16. Budakku
17
Bab 17. Xander Cooporation
18
Bab 18. Bryan kecewa
19
Bab 19. Jangan bersikap polos
20
Bab 20. Merasa bersalah
21
Bab 21. Perasaan Bara
22
Bab 22. Aku akan melupakanmu
23
Bab 23. Ternyata Bara...
24
Bab 24. Siapa yang selingkuh?
25
Bab 25. Pernyataan cinta Bryan
26
Bab 26. Calon Pebinor
27
Bab 27. Pria penggoda
28
Bab 28. Terjerat penyakit gila
29
Bab 29. Telpon saat rapat
30
Bab 30. Bara cemburu
31
Bab 31. Bule narsis
32
Bab 32. Deal!
33
Bab 33. Tameng
34
Bab 34. Kaget kan?
35
Bab 35. Aku juga bisa selingkuh!
36
Bab 36. Kesucianku bukan untuk bajingan
37
Bab 37. Maafkan aku
38
Bab 38. Persetujuan operasi
39
Bab 39. Rumah sakit
40
Bab 40. Tentang KARMA
41
Bab 41. Apa belum terlambat?
42
Bab 42. Permintaan maaf
43
Bab 43. Hidupmu berharga, little girl!
44
Bab 44. Rara gembul
45
Bab 45. Tetap pada keputusan
46
Bab 46. Lepaskan aku Bara
47
Bab 47. Penyesalan suami durhaka
48
Bab 48. Fantasi Bryan
49
Bab 49. Ocehan Clara
50
Bab 50. Apa dia marah?
51
Bab 51. Saran Vera
52
Bab 52. Kamu murahan
53
Bab 53. Rasakan itu
54
Bab 54. Aku ternoda
55
Bab 55. Potongan kenangan
56
Bab 56. Kebaikan hati
57
Bab 57. Salah orang
58
Bab 58. Breakfast
59
Bab 59. Perpisahan
60
Bab 60. Ini yang kumau
61
Bab 61. Tak ada kabar
62
Bab 62. Maura ke rumah Bryan
63
Bab 63. Calon mantu
64
Bab 64. Makan malam
65
Bab 65. Pria tak tahu malu
66
Bab 66. Satpam Baru
67
Bab 67. Rahasia Nathan
68
Bab 68. Maura kenapa??!
69
Bab 69. Karena ayah Dajjal!
70
Bab 70. Bukan untukmu lagi
71
Bab 71. Pdkt Bryan
72
Bab 72. Rencana Bryan
73
Bab 73. Pernyataan cinta
74
Bab 74. Kamu hamil anakku
75
Bab 75. Sudah tiada
76
Bab 76. Kalian semua sama saja
77
Bab 77. Samuel siuman
78
Bab 78. Mata keranjang
79
Bab 79. Jangan marah
80
Bab 80. Saya bukan orang baik.
81
Bab 81. Samuel mengaku
82
Bab 82. Perawat baru
83
Bab 83. Buat dia bahagia
84
Bab 84. Bryan yang manja
85
Bab 85. Tentang Kenzo
86
Bab 86. Belum move on
87
Bab 87. Little girl cemburu
88
Bab 88. Penjelasan
89
Bab 89. Tentang Stella
90
Bab 90. Maura setuju
91
Bab 91. Dendam pada Samuel
92
Bab 92. Terluka
93
Bab 93. Donor darah
94
Bab 94. Kenzo
95
Bab 95. Lamaran dadakan?
96
Bab 96. Penolakan Bryan
97
Bab 97. Aku tak rela
98
Bab 98. Tak mau mengalah
99
Bab 99. Sandiwara Bara
100
Bab 100. Rencana pernikahan
101
Bab 101. Sudah gila
102
Bab 102. Sah!
103
Bab 103. Malam syahdu
104
Bab 104. Permohonan maaf
105
Bab 105. Rumah sendiri
106
Bab 106. Mantan istriku, kakak iparku
107
Bab 107. Hubungan Baru
108
Bab 108. Tak sabar momong cucu
109
Bab 109. Ingin taubat
110
Bab 110. Sosok asli Arya
111
Bab 111. Maafkan ayah, Maura
112
Bab 112. Dosa pada Jessica
113
Bab 113. Penolakan Nathan
114
Bab 114. Bucinnya Bryan
115
Bab 115. Vera gimana?
116
Bab 116. Akhir Samuel
117
Bab 117. Pergi selamanya
118
Bab 118. Kamu masih virgin?
119
Bab 119. Aku tidak pantas
120
Bab 120. Ada apa dengan Maura?
121
Bab 121. Jangan-jangan ngisi?
122
Bab 122. Clara bahagia
123
Bab 123. Unboxing spesial
124
Bab 124. Kebahagiaan Bryan
125
Bab 125. Aku gak kuat By
126
Bab 126. Namanya bukan kecebong tapi...
127
Bab 127. Kunjungan Vera
128
Bab 128. Kalian menikah saja
129
Bab 129. Bawaan bayi
130
Bab 130. Kembali ke apartemen
131
Bab 131. Wanita Psikopat
132
Bab 132. Di hari bahagia
133
Terjerat pesona papaku
134
Terjerat pesona ayah sahabatku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!