Bab 5. Kenapa kau lakukan ini?

Gadis itu memunguti barang-barangnya dengan cepat dan memasukkannya kedalam tas. Niat hati ingin kembali masuk ke dalam kamar itu dan meminta penjelasan suaminya. Namun, telepon dari kakak sepupunya membuat Maura terpaksa harus meninggalkan hotel itu.

"Kenapa kamu melakukan ini padaku? Perih hatiku..." Maura menangis, menatap pintu kamar dimana ada suaminya dan wanita lain didalam sana.

Dalam keadaan memakai baju tipis dan sendal tidur, Maura pergi dari hotel itu dengan berlari-lari. Maura tidak peduli dengan tatapan orang-orang padanya, setidaknya masih ada jaket yang menutupi baju tipisnya itu.

"Ayah...semoga ayah baik-baik saja." Gumam Maura sambil memegangi ponselnya dengan cemas. Dia melihat ada pesan masuk dari Evan, tentang dimana ruangan rawat ayahnya.

Kini Maura berada didepan hotel mewah itu, dia menunggu taksi yang lewat. "Taksi!"

Maura memberhentikan taksi yang ada didepannya itu, kemudian dia masuk ke dalamnya dan duduk di kursi belakang. "Pak, ke rumah sakit Mitra Husada! Cepat!" titah Maura pada supir taksi itu buru-buru.

"Mau ke rumah sakit, apa ke klub malam neng?" tanya supir taksi itu menggoda Maura sambil melihat baju tipis dan rok diatas lutut dan dipakainya. Supir taksi itu menyindir Maura, seolah wanita itu bukan wanita baik-baik.

"Rumah sakit pak!" Tegasnya pada supir taksi.

"Ehem,"

Maura dan supir taksi itu menoleh ke arah suara orang yang berdehem. Orang itu duduk disamping Maura. Penampilan pria itu terlihat seperti seorang pengusaha, dia rapi terlihat dewasa, wajahnya juga terlihat tampan. Kedua bola matanya yang berwarna biru itu menatap Maura dengan sinis.

"Maaf pak, tapi saya duluan yang naik taksinya." ucap pria itu pada supir taksi.

"Oh ya, mas duluan yang naik. Neng, maaf ya...tapi si mas bule duluan yang naik. Silahkan keluar!" seru supir taksi itu menyuruh Maura keluar dari taksinya.

"Pak, saya mohon...izinkan saya naik taksi ini. Saya sedang sangat buru-buru, ayah saya berada di rumah sakit. Tolonglah..." Maura memohon sembari mengatupkan kedua tangannya didepan si pria yang disebut bule itu.

"Excuse me, tapi saya juga buru-buru." jelas pria itu menolak.

Mau rebutan taksi denganku? Enak saja.

"Sa-saya akan bayar berapapun, tapi tolong sekarang pergi ke rumah sakit! Tolong pak!" Maura memohon lagi, dia tidak bisa menunggu taksi yang datangnya cukup lama didepan hotel itu.

"Maaf, anda tidak bisa seperti ini ya honey. Silahkan keluar." Pria itu bersikekeh tak mau mengalah, dia bahkan membukakan pintu keluar untuk Maura.

"Hikssss... hikssss...dasar pria jahat, gak punya hati!" Maura menangis tersedu-sedu didalam mobil itu.

Dia membuat si pria bule dan supir taksi merasa bersalah. Kini gadis bernama Maura sedang menangis seperti anak kecil di dalam mobil taksi.

"Hey honey!" Pria itu mengerutkan keningnya saat melihat Maura menangis.

Apa dia bilang? Aku gak punya hati?

"Apa bapak gak punya orang tua? Bagaimana kalau orang tua bapak berada di rumah sakit dan sedang dalam keadaan darurat saat ini? Lalu tidak ada yang mau menolong bapak! Bagaimana? Bapak jahat...hikss..."

Bagaimana bisa aku berantem sama anak kecil?

Pria itu mendesah, kemudian dia berkata pada si supir taksi. "Pak, Rumah sakit mitra Husada!"

Maura menyeka air matanya, kemudian dia tersenyum tipis dan menatap si pria bule itu. "Apa aku masih pria jahat?" tanyanya sambil tersenyum tipis.

"Tidak! Bapak pria yang sangat baik!"

Pria itu tersenyum mendengar pujian dari Maura, padahal satu detik yang lalu Maura mengatainya pria jahat dan tidak punya hati.

Lucu sekali gadis kecil ini, raut wajahnya bisa berubah dengan cepat.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai didepan rumah sakit yang dituju oleh Maura. Maura turun dari mobil, kemudian dia balik lagi karena lupa belum bayar ongkos taksinya. "Terimakasih pak, bentar ya uangnya!" Maura membuka tasnya untuk mengambil uang.

"Katanya sedang buru-buru,cepat pergi! Ayah kamu sudah menunggu kan?" Pria itu meminta Maura untuk segera turun dari taksi.

"Ta-tapi uangnya?" Maura tergagap.

"Saya yang bayar." jawab pria itu pada Maura.

"Tidak pak! Tidak boleh begitu,"

"Kamu pergi saja, anak kecil." Kata pria itu cuek pada Maura.

"Terimakasih pak, bapak sangat baik. Semoga Allah selalu melindungi bapak."

"Terimakasih doanya. Tapi, kamu itu cantik, kamu harus melakukan pekerjaan yang halal...usiamu masih muda, masa depanmu masih panjang." ucap pria itu seperti menasehati Maura, dia selalu tersenyum tipis.

"A-apa?" Maura tercengang.

Pria itu meminta si supir taksi untuk melajukan mobilnya. Di depan rumah sakit, Maura mendesah kesal. Dia paham arti ucapan si pria itu, dia mengira Maura melakukan pekerjaan yang kotor karena penampilannya saat ini.

Maura bergegas masuk ke dalam gedung rumah sakit dan mencari-cari ruangan tempat ayahnya di rawat. Hingga dia tiba di sebuah lorong dan melihat Evan juga Nathan, sekretaris ayahnya ada disana. Wajah kedua pria itu terlihat sangat cemas.

"Kakak! Gimana keadaan ayah?" tanya Maura yang sangat mencemaskan ayahnya.

"Maura, om Sam ada didalam dan masih belum sadarkan diri...kata dokter om Sam mengalami serangan jantung." jelas Evan dengan wajah cemas bercampur marah.

"Astagfirullah, gimana ini bisa terjadi?"

Evan mendengus kesal, "Ini semua gara-gara si Bara sialan!"

"Bara? Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa kakak menyalahkan Bara?" tanya Maura tidak paham bagaimana akar permasalahannya.

Evan terdiam, dia membuka jaketnya dan memakaikan jaket itu pada tubuh adik sepupunya. Dia tau Maura pasti buru-buru datang kesana dan dia sudah bisa menebak kalau ada apa-apa dengannya dan Bara. Sebab, biasanya Maura selalu pergi kemanapun bersama Bara dan kini Maura hanya sendirian.

"Kemana suamimu si pria sialan itu? Apa sifat aslinya sudah terlihat olehmu, Maura?" tanya Evan pada Maura.

"Aku tidak paham, kenapa kakak semarah ini pada Bara?"

Apapun yang Bara lakukan saat ini, dia pasti punya alasannya.

Evan melirik ke arah Nathan dan memintanya menjelaskan. "Nathan, jelaskan!"

Nathan menghampiri Maura, dia menjelaskan semua situasi yang membuat Maura tercengang. Perusahaan ayahnya, PT Argadana grup kini adalah milik Bara, semua aset kekayaan yang dimiliki keluarga Argadana sekarang atas nama Bara. Entah bagaimana itu bisa terjadi, yang jelas Bara telah merebut semua milik keluarga Argadana.

"Benarkah Bara melakukan itu? Benarkah itu kak Evan??" Maura menangis, dia tidak percaya Bara akan menusuknya sekejam ini.

"Aku sudah bilang sama kamu sebelumnya, kalau dia itu gak beres! Kenapa sih kamu tidak mau percaya? Sekarang om Samuel, kamu dan keluarga Argadana tidak punya apa-apa lagi karena pria sialan itu!" Evan berteriak emosi, menumpahkan semua kekesalannya.

Kenapa kamu melakukan ini padaku, Bar? Kenapa?

"Bara...dia pasti punya alasan kenapa dia melakukan ini." Maura masih membela suaminya, ya itu karena kasih sayangnya pada Bara sangat besar.

"Masih saja kamu membela dia!" Evan membentak adik sepupunya itu.

Evan yang berada dalam emosi pergi ke hotel tempat Bara dan Maura seharusnya tinggal bersama malam itu. Maura mengikuti Evan ke hotel. Di depan kamar itu, Evan marah-marah hingga membuat keributan disana. "Keluar kamu Bara! Sialan! Keluar kamu bajingan!"

"Kak, tenanglah kak!"

Semua penghuni kamar hotel di lorong itu sampai keluar dari kamar mereka karena suara Evan yang keras.

Cekret!

"Kamu sudah gila ya? Mengetuk pintu kamar orang malam-malam begini?" Bara membuka pintu kamar dan langsung menunjukkan sifat aslinya didepan Evan.

Evan menatap Bara penuh kemarahan, dia bersiap untuk menghajar pria itu. Apalagi saat dia melihat ada wanita lain hanya memakai pakaian tipis berada diatas ranjang itu. Evan ternganga dibuatnya.

"Brengsek!" Evan memukuli Bara tanpa ampun.

"Kakak!"

...*****...

Terpopuler

Comments

lina

lina

matiiin bae apa

2022-08-03

0

lina

lina

keren s bara

2022-08-03

0

lina

lina

🤣🤣🤣 maura di kata psk 😅😅

2022-08-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Malam menyakitkan
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Wanita lain di ranjang pengantinku
4 Bab 4. Di usir!
5 Bab 5. Kenapa kau lakukan ini?
6 Bab 6. Ringan tangan
7 Bab 7. Malangnya Alina
8 Bab 8. Biaya rumah sakit
9 Bab 9. Rumah kontrakan teman
10 Bab 10. Tidak punya pilihan
11 Bab 11. Terpaksa
12 Bab 12. Penolong
13 Bab 13. Babu
14 Bab 14. Bara tak tahu diri
15 Bab 15. Makan siang bersama Hero
16 Bab 16. Budakku
17 Bab 17. Xander Cooporation
18 Bab 18. Bryan kecewa
19 Bab 19. Jangan bersikap polos
20 Bab 20. Merasa bersalah
21 Bab 21. Perasaan Bara
22 Bab 22. Aku akan melupakanmu
23 Bab 23. Ternyata Bara...
24 Bab 24. Siapa yang selingkuh?
25 Bab 25. Pernyataan cinta Bryan
26 Bab 26. Calon Pebinor
27 Bab 27. Pria penggoda
28 Bab 28. Terjerat penyakit gila
29 Bab 29. Telpon saat rapat
30 Bab 30. Bara cemburu
31 Bab 31. Bule narsis
32 Bab 32. Deal!
33 Bab 33. Tameng
34 Bab 34. Kaget kan?
35 Bab 35. Aku juga bisa selingkuh!
36 Bab 36. Kesucianku bukan untuk bajingan
37 Bab 37. Maafkan aku
38 Bab 38. Persetujuan operasi
39 Bab 39. Rumah sakit
40 Bab 40. Tentang KARMA
41 Bab 41. Apa belum terlambat?
42 Bab 42. Permintaan maaf
43 Bab 43. Hidupmu berharga, little girl!
44 Bab 44. Rara gembul
45 Bab 45. Tetap pada keputusan
46 Bab 46. Lepaskan aku Bara
47 Bab 47. Penyesalan suami durhaka
48 Bab 48. Fantasi Bryan
49 Bab 49. Ocehan Clara
50 Bab 50. Apa dia marah?
51 Bab 51. Saran Vera
52 Bab 52. Kamu murahan
53 Bab 53. Rasakan itu
54 Bab 54. Aku ternoda
55 Bab 55. Potongan kenangan
56 Bab 56. Kebaikan hati
57 Bab 57. Salah orang
58 Bab 58. Breakfast
59 Bab 59. Perpisahan
60 Bab 60. Ini yang kumau
61 Bab 61. Tak ada kabar
62 Bab 62. Maura ke rumah Bryan
63 Bab 63. Calon mantu
64 Bab 64. Makan malam
65 Bab 65. Pria tak tahu malu
66 Bab 66. Satpam Baru
67 Bab 67. Rahasia Nathan
68 Bab 68. Maura kenapa??!
69 Bab 69. Karena ayah Dajjal!
70 Bab 70. Bukan untukmu lagi
71 Bab 71. Pdkt Bryan
72 Bab 72. Rencana Bryan
73 Bab 73. Pernyataan cinta
74 Bab 74. Kamu hamil anakku
75 Bab 75. Sudah tiada
76 Bab 76. Kalian semua sama saja
77 Bab 77. Samuel siuman
78 Bab 78. Mata keranjang
79 Bab 79. Jangan marah
80 Bab 80. Saya bukan orang baik.
81 Bab 81. Samuel mengaku
82 Bab 82. Perawat baru
83 Bab 83. Buat dia bahagia
84 Bab 84. Bryan yang manja
85 Bab 85. Tentang Kenzo
86 Bab 86. Belum move on
87 Bab 87. Little girl cemburu
88 Bab 88. Penjelasan
89 Bab 89. Tentang Stella
90 Bab 90. Maura setuju
91 Bab 91. Dendam pada Samuel
92 Bab 92. Terluka
93 Bab 93. Donor darah
94 Bab 94. Kenzo
95 Bab 95. Lamaran dadakan?
96 Bab 96. Penolakan Bryan
97 Bab 97. Aku tak rela
98 Bab 98. Tak mau mengalah
99 Bab 99. Sandiwara Bara
100 Bab 100. Rencana pernikahan
101 Bab 101. Sudah gila
102 Bab 102. Sah!
103 Bab 103. Malam syahdu
104 Bab 104. Permohonan maaf
105 Bab 105. Rumah sendiri
106 Bab 106. Mantan istriku, kakak iparku
107 Bab 107. Hubungan Baru
108 Bab 108. Tak sabar momong cucu
109 Bab 109. Ingin taubat
110 Bab 110. Sosok asli Arya
111 Bab 111. Maafkan ayah, Maura
112 Bab 112. Dosa pada Jessica
113 Bab 113. Penolakan Nathan
114 Bab 114. Bucinnya Bryan
115 Bab 115. Vera gimana?
116 Bab 116. Akhir Samuel
117 Bab 117. Pergi selamanya
118 Bab 118. Kamu masih virgin?
119 Bab 119. Aku tidak pantas
120 Bab 120. Ada apa dengan Maura?
121 Bab 121. Jangan-jangan ngisi?
122 Bab 122. Clara bahagia
123 Bab 123. Unboxing spesial
124 Bab 124. Kebahagiaan Bryan
125 Bab 125. Aku gak kuat By
126 Bab 126. Namanya bukan kecebong tapi...
127 Bab 127. Kunjungan Vera
128 Bab 128. Kalian menikah saja
129 Bab 129. Bawaan bayi
130 Bab 130. Kembali ke apartemen
131 Bab 131. Wanita Psikopat
132 Bab 132. Di hari bahagia
133 Terjerat pesona papaku
134 Terjerat pesona ayah sahabatku
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1. Malam menyakitkan
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Wanita lain di ranjang pengantinku
4
Bab 4. Di usir!
5
Bab 5. Kenapa kau lakukan ini?
6
Bab 6. Ringan tangan
7
Bab 7. Malangnya Alina
8
Bab 8. Biaya rumah sakit
9
Bab 9. Rumah kontrakan teman
10
Bab 10. Tidak punya pilihan
11
Bab 11. Terpaksa
12
Bab 12. Penolong
13
Bab 13. Babu
14
Bab 14. Bara tak tahu diri
15
Bab 15. Makan siang bersama Hero
16
Bab 16. Budakku
17
Bab 17. Xander Cooporation
18
Bab 18. Bryan kecewa
19
Bab 19. Jangan bersikap polos
20
Bab 20. Merasa bersalah
21
Bab 21. Perasaan Bara
22
Bab 22. Aku akan melupakanmu
23
Bab 23. Ternyata Bara...
24
Bab 24. Siapa yang selingkuh?
25
Bab 25. Pernyataan cinta Bryan
26
Bab 26. Calon Pebinor
27
Bab 27. Pria penggoda
28
Bab 28. Terjerat penyakit gila
29
Bab 29. Telpon saat rapat
30
Bab 30. Bara cemburu
31
Bab 31. Bule narsis
32
Bab 32. Deal!
33
Bab 33. Tameng
34
Bab 34. Kaget kan?
35
Bab 35. Aku juga bisa selingkuh!
36
Bab 36. Kesucianku bukan untuk bajingan
37
Bab 37. Maafkan aku
38
Bab 38. Persetujuan operasi
39
Bab 39. Rumah sakit
40
Bab 40. Tentang KARMA
41
Bab 41. Apa belum terlambat?
42
Bab 42. Permintaan maaf
43
Bab 43. Hidupmu berharga, little girl!
44
Bab 44. Rara gembul
45
Bab 45. Tetap pada keputusan
46
Bab 46. Lepaskan aku Bara
47
Bab 47. Penyesalan suami durhaka
48
Bab 48. Fantasi Bryan
49
Bab 49. Ocehan Clara
50
Bab 50. Apa dia marah?
51
Bab 51. Saran Vera
52
Bab 52. Kamu murahan
53
Bab 53. Rasakan itu
54
Bab 54. Aku ternoda
55
Bab 55. Potongan kenangan
56
Bab 56. Kebaikan hati
57
Bab 57. Salah orang
58
Bab 58. Breakfast
59
Bab 59. Perpisahan
60
Bab 60. Ini yang kumau
61
Bab 61. Tak ada kabar
62
Bab 62. Maura ke rumah Bryan
63
Bab 63. Calon mantu
64
Bab 64. Makan malam
65
Bab 65. Pria tak tahu malu
66
Bab 66. Satpam Baru
67
Bab 67. Rahasia Nathan
68
Bab 68. Maura kenapa??!
69
Bab 69. Karena ayah Dajjal!
70
Bab 70. Bukan untukmu lagi
71
Bab 71. Pdkt Bryan
72
Bab 72. Rencana Bryan
73
Bab 73. Pernyataan cinta
74
Bab 74. Kamu hamil anakku
75
Bab 75. Sudah tiada
76
Bab 76. Kalian semua sama saja
77
Bab 77. Samuel siuman
78
Bab 78. Mata keranjang
79
Bab 79. Jangan marah
80
Bab 80. Saya bukan orang baik.
81
Bab 81. Samuel mengaku
82
Bab 82. Perawat baru
83
Bab 83. Buat dia bahagia
84
Bab 84. Bryan yang manja
85
Bab 85. Tentang Kenzo
86
Bab 86. Belum move on
87
Bab 87. Little girl cemburu
88
Bab 88. Penjelasan
89
Bab 89. Tentang Stella
90
Bab 90. Maura setuju
91
Bab 91. Dendam pada Samuel
92
Bab 92. Terluka
93
Bab 93. Donor darah
94
Bab 94. Kenzo
95
Bab 95. Lamaran dadakan?
96
Bab 96. Penolakan Bryan
97
Bab 97. Aku tak rela
98
Bab 98. Tak mau mengalah
99
Bab 99. Sandiwara Bara
100
Bab 100. Rencana pernikahan
101
Bab 101. Sudah gila
102
Bab 102. Sah!
103
Bab 103. Malam syahdu
104
Bab 104. Permohonan maaf
105
Bab 105. Rumah sendiri
106
Bab 106. Mantan istriku, kakak iparku
107
Bab 107. Hubungan Baru
108
Bab 108. Tak sabar momong cucu
109
Bab 109. Ingin taubat
110
Bab 110. Sosok asli Arya
111
Bab 111. Maafkan ayah, Maura
112
Bab 112. Dosa pada Jessica
113
Bab 113. Penolakan Nathan
114
Bab 114. Bucinnya Bryan
115
Bab 115. Vera gimana?
116
Bab 116. Akhir Samuel
117
Bab 117. Pergi selamanya
118
Bab 118. Kamu masih virgin?
119
Bab 119. Aku tidak pantas
120
Bab 120. Ada apa dengan Maura?
121
Bab 121. Jangan-jangan ngisi?
122
Bab 122. Clara bahagia
123
Bab 123. Unboxing spesial
124
Bab 124. Kebahagiaan Bryan
125
Bab 125. Aku gak kuat By
126
Bab 126. Namanya bukan kecebong tapi...
127
Bab 127. Kunjungan Vera
128
Bab 128. Kalian menikah saja
129
Bab 129. Bawaan bayi
130
Bab 130. Kembali ke apartemen
131
Bab 131. Wanita Psikopat
132
Bab 132. Di hari bahagia
133
Terjerat pesona papaku
134
Terjerat pesona ayah sahabatku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!