Bab 9. Rumah kontrakan teman

...🍀🍀🍀...

Tidak! Setelah aku pikir-pikir lagi, aku tak perlu meminta bantuan padanya. Aku masih punya waktu mencari uang untuk ayah.

Maura melangkah pergi dari kamar itu dengan cepat. Dia memutuskan untuk tidak meminta bantuan dari Bara, suami brengseknya itu dan mencari uang dengan caranya sendiri.

Bara melihat wanita itu pergi dari kamarnya, Nathan juga menatap punggung Maura yang meninggalkan kamar itu dengan wajah marah.

"Hah! Lihat, betapa angkuhnya dia!" Bara mendengus kesal saat melihat Maura pergi dari sana. "Lihat saja, nanti dia akan kembali lagi." gumam Bara yakin.

"Pak Bara, apa kita harus sampai seperti ini?" tanya Nathan dengan wajah memelas.

"Kenapa Nathan? Apa kamu merasa kasihan pada Maura dan papanya? Kamu sudah melakukan sejauh ini untuk membantuku, apa sekarang kamu menyesal? Nasi sudah jadi bubur...Nathan." jelas Bara sambil menatap tajam ke arah Nathan.

Apa yang dikatakan pak Bara benar...aku sudah terlanjur berbuat, nasi sudah menjadi bubur. Tapi, aku kasihan pada non Maura.

"Saya tau pak, tapi apa bapak tidak kasihan pada nona Maura? Dia mencari uang dengan memakai baju seperti itu, setidaknya berikan non Maura baju-bajunya." Nathan masih memiliki rasa empati pada Maura, walau dia mengkhianati keluarganya.

"Jangan kasihan padanya Nathan, kamu harus ingat apa yang dia lakukan pada kakak kamu! Biarkan si Samuel itu tau bagaimana rasanya karma, dia punya anak perempuan... bagaimana rasanya jika anak perempuannya menderita." Bara mengingatkan lagi luka Nathan yang disebabkan oleh Samuel.

Nathan yang tadinya bersimpati pada Maura, raut wajahnya tiba-tiba berubah menjadi marah. Saat dia teringat dengan kakaknya yang menjadi gila karena dilecehkan oleh Samuel saat menjadi sekretarisnya di kantor.

"Kamu gak lupa kan, Nathan? Alasan kita berdua berada di pihak yang sama!" kata Bara sambil tersenyum menyeringai.

Tangan Nathan terkepal gemetar, sorot matanya tajam penuh luka. "Ya, saya tidak pernah lupa... bagaimana pria b*jing*n itu melecehkan kakak saya hingga kakak saya berakhir di rumah sakit jiwa!"

"Bagus, jangan lupakan itu Nathan...jangan kasihan padanya, karena dia berhak mendapatkan semua ini." Bara terus mengompori Nathan dengan amarah dan dendam.

Samuel memang penjahat wanita diluar rumah, didepan putrinya saja dia tampak seperti ayah penyayang dan baik hati. Namun, dia memiliki sikap jahat terhadap wanita di masa lalunya. Banyak wanita yang menjadi korban pelecehan, salah satunya kakak Nathan dan Alina, sayangnya Maura tidak tahu semua itu sampai sekarang karena ayahnya tetap tutup mulut.

*****

Maura sampai didepan sebuah rumah kontrakan, dia mengetuk pintu kosan itu. Tubuhnya terasa tidak enak karena belum mandi dan berganti pakaian, ditambah lagi ketika dalam perjalanan ke kontrakan itu, semua orang menatap Maura dengan aneh.

Seseorang membuka pintu kontrakan, terlihatlah seorang wanita berambut pendek disana. Wajahnya terlihat sinis melihat Maura, dia hendak menutup pintunya lagi tapi Mayra menahannya.

"Huh! Kamu, aku kira siapa?"

"Han! Tolong...kita harus bicara," pinta Maura seraya memohon pada sahabatnya.

"Kenapa kamu mau bicara padaku? Bicara saja sama si Bara sana, kamu kan hanya percaya sama dia." ucap Hanna menjawab dengan ketus sambil menutup pintu kosannya.

"Hanna, kamu benar! Bara itu jahat..." Maura menatap Hanna dengan mata berkaca-kaca.

Hanna menghela nafas, akhirnya dia mengizinkan Maura masuk ke kosannya. Hanna meminta Maura duduk di sofa kecilnya, sementara dia menyeduhkan sesuatu untuk temannya itu. "Han, boleh gak aku izin memakai kamar mandi? Sama pinjam baju kamu?"

"Oke, kamu mandi aja. Ambil aja bajunya di lemariku, aku siapkan dulu sesuatu di dapur." ucap Hanna dengan suara dinginnya.

"Makasih Hanna." Maura terharu dengan Hanna yang masih mau membantunya.

Disaat semua teman yang ku kunjungi menoleh kedatanganku, hanya Hanna yang mau menerimaku. Apa selama ini aku telah salah menilai orang?

"Tapi Maura, maaf...disini gak ada air hangat seperti di rumah kamu. Hanya ada air dingin saja disini." ucap Hanna mengingatkan.

"Gak apa-apa Han, kamu udah mengizinkan aku masuk ke dalam rumah dan memakai kamar mandimu saja, aku sudah sangat berterimakasih." Maura tersenyum pahit mengingat keadaannya dan dia yang dulu selalu mengabaikan Hanna yang peduli padanya.

Maura masuk ke kamar mandi setelah dia memilih baju di kamar Hanna yang sederhana itu. Selagi Maura berada didalam kamar mandi, Hanna sudah menyiapkan sesuatu yang hangat di cangkir berwarna coklat dan beberapa cemilan. Hanna bertanya-tanya dalam hatinya, apa yang terjadi pada Maura yang baru saja menikah kemarin. Gadis itu terlihat sangat berantakan dan seperti habis diusir saja.

Beberapa menit kemudian, Maura keluar dari kamar mandi dengan memakai pakaian yang benar. Tidak baju tidur tipis seperti sebelumnya, baju Hanna agak kebesaran untuknya. Dia berjalan menghampiri Hanna dan duduk di sampingnya. Hanna mempersilakan Maura untuk meminum dan memakan cemilan yang sudah dia siapkan.

"Makasih ya Han," Maura mengambil cangkir diatas meja. "Wah...susu coklat, ternyata kamu masih tau apa yang aku suka." Maura terharu.

"Ya, tentu saja aku tau...hanya kamu saja yang tidak peduli." ucap Hanna ketus.

Tiba-tiba saja butiran air mata menetes ke bawah dari kedua mata Maura. "Hiks...hiks..."

Hanna tercengang, dia langsung bertanya kenapa Maura menangis. Maura menjawab bahwa dia telah salah menilai orang dan dia juga bilang bahwa Hanna benar tentang Bara.

"Jadi...apa yang terjadi sama kamu dan Bara?" tanya Hanna sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

Maura menyeka air matanya, berusaha menahan agar butiran kristal itu tidak mengalir lagi. "Bara menipuku, dia menikahiku karena ingin balas dendam pada ayahku. Dia mengambil semua harta keluargaku, tidak cukup disitu saja...Bara juga membawa wanita lain saat malam pertama kami, mereka...hiks...mereka bercinta disana..."

Maura menangis sesenggukan. Hanna mendekati Maura sambil mengusap-usap punggungnya. "Maura..." lirih Hanna kasihan pada gadis itu.

"Kamu benar Han, kamu dan kak Evan kalian benar.... ternyata ada masalah dengan Bara. Dia tidak pernah mencintaiku selama ini dan semua kebaikannya hanya palsu...maafin aku karena gak percaya sama kamu dan kak Evan."

"Ya sudah, gak usah minta maaf. Yang penting kamu sudah tau seperti apa Bara, tenanglah Maura."

Si Bara itu...aku tau dia gak beres, tapi dia sampai berbuat seperti ini. Rasanya sudah keterlaluan.

Maura memeluk Hanna sambil menangis didalam pelukannya. Dia terus meminta maaf pada Hanna. Setelah mencurahkan semua isi hatinya, Hanna bicara dengan Maura tentang dendam yang dimaksud itu.

"Aku gak tau apa jelasnya, tapi Bara bilang tentang Alina. Ayah juga tidak bilang siapa Alina ini," ucap Maura menjelaskan dengan singkat.

"Hem...sekarang kamu-"

🎶🎶🎶

Telpon Maura berdering, dia segera mengangkat telepon itu. "Halo, iya benar saya Maura...maaf dengan siapa ya saya bicara?" tanya Maura pada orang yang sedang bicara dengannya di telpon itu.

Beberapa detik kemudian, Maura terperanjat tiba-tiba. "APA? Ayah saya kenapa?!"

Hanna menatap Maura dengan kening berkerut, dia terlihat cemas dengan Maura.

...*****...

Terpopuler

Comments

lina

lina

samuel bner2 deh, jahat banget. ira inget punya anak. karma berlaku tau

2022-08-07

0

lina

lina

iya lah d komporin yg dmada jadi g kasian m maura

2022-08-07

0

lina

lina

oooooh beda lagi

2022-08-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Malam menyakitkan
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Wanita lain di ranjang pengantinku
4 Bab 4. Di usir!
5 Bab 5. Kenapa kau lakukan ini?
6 Bab 6. Ringan tangan
7 Bab 7. Malangnya Alina
8 Bab 8. Biaya rumah sakit
9 Bab 9. Rumah kontrakan teman
10 Bab 10. Tidak punya pilihan
11 Bab 11. Terpaksa
12 Bab 12. Penolong
13 Bab 13. Babu
14 Bab 14. Bara tak tahu diri
15 Bab 15. Makan siang bersama Hero
16 Bab 16. Budakku
17 Bab 17. Xander Cooporation
18 Bab 18. Bryan kecewa
19 Bab 19. Jangan bersikap polos
20 Bab 20. Merasa bersalah
21 Bab 21. Perasaan Bara
22 Bab 22. Aku akan melupakanmu
23 Bab 23. Ternyata Bara...
24 Bab 24. Siapa yang selingkuh?
25 Bab 25. Pernyataan cinta Bryan
26 Bab 26. Calon Pebinor
27 Bab 27. Pria penggoda
28 Bab 28. Terjerat penyakit gila
29 Bab 29. Telpon saat rapat
30 Bab 30. Bara cemburu
31 Bab 31. Bule narsis
32 Bab 32. Deal!
33 Bab 33. Tameng
34 Bab 34. Kaget kan?
35 Bab 35. Aku juga bisa selingkuh!
36 Bab 36. Kesucianku bukan untuk bajingan
37 Bab 37. Maafkan aku
38 Bab 38. Persetujuan operasi
39 Bab 39. Rumah sakit
40 Bab 40. Tentang KARMA
41 Bab 41. Apa belum terlambat?
42 Bab 42. Permintaan maaf
43 Bab 43. Hidupmu berharga, little girl!
44 Bab 44. Rara gembul
45 Bab 45. Tetap pada keputusan
46 Bab 46. Lepaskan aku Bara
47 Bab 47. Penyesalan suami durhaka
48 Bab 48. Fantasi Bryan
49 Bab 49. Ocehan Clara
50 Bab 50. Apa dia marah?
51 Bab 51. Saran Vera
52 Bab 52. Kamu murahan
53 Bab 53. Rasakan itu
54 Bab 54. Aku ternoda
55 Bab 55. Potongan kenangan
56 Bab 56. Kebaikan hati
57 Bab 57. Salah orang
58 Bab 58. Breakfast
59 Bab 59. Perpisahan
60 Bab 60. Ini yang kumau
61 Bab 61. Tak ada kabar
62 Bab 62. Maura ke rumah Bryan
63 Bab 63. Calon mantu
64 Bab 64. Makan malam
65 Bab 65. Pria tak tahu malu
66 Bab 66. Satpam Baru
67 Bab 67. Rahasia Nathan
68 Bab 68. Maura kenapa??!
69 Bab 69. Karena ayah Dajjal!
70 Bab 70. Bukan untukmu lagi
71 Bab 71. Pdkt Bryan
72 Bab 72. Rencana Bryan
73 Bab 73. Pernyataan cinta
74 Bab 74. Kamu hamil anakku
75 Bab 75. Sudah tiada
76 Bab 76. Kalian semua sama saja
77 Bab 77. Samuel siuman
78 Bab 78. Mata keranjang
79 Bab 79. Jangan marah
80 Bab 80. Saya bukan orang baik.
81 Bab 81. Samuel mengaku
82 Bab 82. Perawat baru
83 Bab 83. Buat dia bahagia
84 Bab 84. Bryan yang manja
85 Bab 85. Tentang Kenzo
86 Bab 86. Belum move on
87 Bab 87. Little girl cemburu
88 Bab 88. Penjelasan
89 Bab 89. Tentang Stella
90 Bab 90. Maura setuju
91 Bab 91. Dendam pada Samuel
92 Bab 92. Terluka
93 Bab 93. Donor darah
94 Bab 94. Kenzo
95 Bab 95. Lamaran dadakan?
96 Bab 96. Penolakan Bryan
97 Bab 97. Aku tak rela
98 Bab 98. Tak mau mengalah
99 Bab 99. Sandiwara Bara
100 Bab 100. Rencana pernikahan
101 Bab 101. Sudah gila
102 Bab 102. Sah!
103 Bab 103. Malam syahdu
104 Bab 104. Permohonan maaf
105 Bab 105. Rumah sendiri
106 Bab 106. Mantan istriku, kakak iparku
107 Bab 107. Hubungan Baru
108 Bab 108. Tak sabar momong cucu
109 Bab 109. Ingin taubat
110 Bab 110. Sosok asli Arya
111 Bab 111. Maafkan ayah, Maura
112 Bab 112. Dosa pada Jessica
113 Bab 113. Penolakan Nathan
114 Bab 114. Bucinnya Bryan
115 Bab 115. Vera gimana?
116 Bab 116. Akhir Samuel
117 Bab 117. Pergi selamanya
118 Bab 118. Kamu masih virgin?
119 Bab 119. Aku tidak pantas
120 Bab 120. Ada apa dengan Maura?
121 Bab 121. Jangan-jangan ngisi?
122 Bab 122. Clara bahagia
123 Bab 123. Unboxing spesial
124 Bab 124. Kebahagiaan Bryan
125 Bab 125. Aku gak kuat By
126 Bab 126. Namanya bukan kecebong tapi...
127 Bab 127. Kunjungan Vera
128 Bab 128. Kalian menikah saja
129 Bab 129. Bawaan bayi
130 Bab 130. Kembali ke apartemen
131 Bab 131. Wanita Psikopat
132 Bab 132. Di hari bahagia
133 Terjerat pesona papaku
134 Terjerat pesona ayah sahabatku
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1. Malam menyakitkan
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Wanita lain di ranjang pengantinku
4
Bab 4. Di usir!
5
Bab 5. Kenapa kau lakukan ini?
6
Bab 6. Ringan tangan
7
Bab 7. Malangnya Alina
8
Bab 8. Biaya rumah sakit
9
Bab 9. Rumah kontrakan teman
10
Bab 10. Tidak punya pilihan
11
Bab 11. Terpaksa
12
Bab 12. Penolong
13
Bab 13. Babu
14
Bab 14. Bara tak tahu diri
15
Bab 15. Makan siang bersama Hero
16
Bab 16. Budakku
17
Bab 17. Xander Cooporation
18
Bab 18. Bryan kecewa
19
Bab 19. Jangan bersikap polos
20
Bab 20. Merasa bersalah
21
Bab 21. Perasaan Bara
22
Bab 22. Aku akan melupakanmu
23
Bab 23. Ternyata Bara...
24
Bab 24. Siapa yang selingkuh?
25
Bab 25. Pernyataan cinta Bryan
26
Bab 26. Calon Pebinor
27
Bab 27. Pria penggoda
28
Bab 28. Terjerat penyakit gila
29
Bab 29. Telpon saat rapat
30
Bab 30. Bara cemburu
31
Bab 31. Bule narsis
32
Bab 32. Deal!
33
Bab 33. Tameng
34
Bab 34. Kaget kan?
35
Bab 35. Aku juga bisa selingkuh!
36
Bab 36. Kesucianku bukan untuk bajingan
37
Bab 37. Maafkan aku
38
Bab 38. Persetujuan operasi
39
Bab 39. Rumah sakit
40
Bab 40. Tentang KARMA
41
Bab 41. Apa belum terlambat?
42
Bab 42. Permintaan maaf
43
Bab 43. Hidupmu berharga, little girl!
44
Bab 44. Rara gembul
45
Bab 45. Tetap pada keputusan
46
Bab 46. Lepaskan aku Bara
47
Bab 47. Penyesalan suami durhaka
48
Bab 48. Fantasi Bryan
49
Bab 49. Ocehan Clara
50
Bab 50. Apa dia marah?
51
Bab 51. Saran Vera
52
Bab 52. Kamu murahan
53
Bab 53. Rasakan itu
54
Bab 54. Aku ternoda
55
Bab 55. Potongan kenangan
56
Bab 56. Kebaikan hati
57
Bab 57. Salah orang
58
Bab 58. Breakfast
59
Bab 59. Perpisahan
60
Bab 60. Ini yang kumau
61
Bab 61. Tak ada kabar
62
Bab 62. Maura ke rumah Bryan
63
Bab 63. Calon mantu
64
Bab 64. Makan malam
65
Bab 65. Pria tak tahu malu
66
Bab 66. Satpam Baru
67
Bab 67. Rahasia Nathan
68
Bab 68. Maura kenapa??!
69
Bab 69. Karena ayah Dajjal!
70
Bab 70. Bukan untukmu lagi
71
Bab 71. Pdkt Bryan
72
Bab 72. Rencana Bryan
73
Bab 73. Pernyataan cinta
74
Bab 74. Kamu hamil anakku
75
Bab 75. Sudah tiada
76
Bab 76. Kalian semua sama saja
77
Bab 77. Samuel siuman
78
Bab 78. Mata keranjang
79
Bab 79. Jangan marah
80
Bab 80. Saya bukan orang baik.
81
Bab 81. Samuel mengaku
82
Bab 82. Perawat baru
83
Bab 83. Buat dia bahagia
84
Bab 84. Bryan yang manja
85
Bab 85. Tentang Kenzo
86
Bab 86. Belum move on
87
Bab 87. Little girl cemburu
88
Bab 88. Penjelasan
89
Bab 89. Tentang Stella
90
Bab 90. Maura setuju
91
Bab 91. Dendam pada Samuel
92
Bab 92. Terluka
93
Bab 93. Donor darah
94
Bab 94. Kenzo
95
Bab 95. Lamaran dadakan?
96
Bab 96. Penolakan Bryan
97
Bab 97. Aku tak rela
98
Bab 98. Tak mau mengalah
99
Bab 99. Sandiwara Bara
100
Bab 100. Rencana pernikahan
101
Bab 101. Sudah gila
102
Bab 102. Sah!
103
Bab 103. Malam syahdu
104
Bab 104. Permohonan maaf
105
Bab 105. Rumah sendiri
106
Bab 106. Mantan istriku, kakak iparku
107
Bab 107. Hubungan Baru
108
Bab 108. Tak sabar momong cucu
109
Bab 109. Ingin taubat
110
Bab 110. Sosok asli Arya
111
Bab 111. Maafkan ayah, Maura
112
Bab 112. Dosa pada Jessica
113
Bab 113. Penolakan Nathan
114
Bab 114. Bucinnya Bryan
115
Bab 115. Vera gimana?
116
Bab 116. Akhir Samuel
117
Bab 117. Pergi selamanya
118
Bab 118. Kamu masih virgin?
119
Bab 119. Aku tidak pantas
120
Bab 120. Ada apa dengan Maura?
121
Bab 121. Jangan-jangan ngisi?
122
Bab 122. Clara bahagia
123
Bab 123. Unboxing spesial
124
Bab 124. Kebahagiaan Bryan
125
Bab 125. Aku gak kuat By
126
Bab 126. Namanya bukan kecebong tapi...
127
Bab 127. Kunjungan Vera
128
Bab 128. Kalian menikah saja
129
Bab 129. Bawaan bayi
130
Bab 130. Kembali ke apartemen
131
Bab 131. Wanita Psikopat
132
Bab 132. Di hari bahagia
133
Terjerat pesona papaku
134
Terjerat pesona ayah sahabatku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!