"Mas, ini tolongin dong!" ujar pria bermata biru itu pada kasir supermarket.
"Maaf pak, saya gak tau...saya sibuk." jawab kasir itu seperti mengalihkan tanggung jawab.
Pria bermata biru itu kemudian membawa Maura kedalam mobilnya, disana ada seorang pria yang duduk di kursi depan. "Pak Bryan, anda membawa siapa?" tanya pria itu pada pria yang dipanggil Bryan.
"Jangan tanya, aku juga tidak tahu. Pergi ke rumah sakit, sekarang!" ujar Bryan memerintah pada pria yang menyetir mobil itu.
"Baik pak, kebetulan rumah sakit dekat dari sini." ucap pria itu memberitahu. Dia menjalankan mobilnya menuju ke rumah sakit.
Sementara Bryan dan Maura berada di kursi belakang mobil itu. Maura berada di pangkuannya dalam keadaan tidak sadarkan diri. Bryan merasakan badan Maura yang suhunya tinggi dan melihat wajahnya yang pucat pasi.
Bryan tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan gadis kecil yang bertemu dengannya kemarin malam, saat mereka berebut taksi.
"Gadis kecil ini, pasti dia kelelahan karena bekerja bersama pria-pria hidung belang itu. Kenapa dia mengambil pekerjaan haram? Apa dia kekurangan uang?" gumam Bryan pelan, sambil memandang gadis yang berada dipangkuannya.
"Pak, kalau anda tidak nyaman...biarkan saja gadis itu berbaring di-"
Bryan memotong ucapan Ferry, "Ferry, kamu diam saja. Aku tidak apa-apa begini, sebentar lagi juga sampai rumah sakit kan? Jangan cerewet dan jalan saja!" ujarnya dingin.
"Baiklah pak, saya hanya takut bapak tidak nyaman saja." ucap Ferry pada Bryan, dia tau Bryan memiliki Mysophobia.
Mysophobia itu sendiri adalah ketakutan berlebihan dan tidak masuk akal terhadap kontaminasi bakteri, kotoran, debu, kuman, dan risiko infeksi penyakit. Penyakit takut kotor ini juga dikenal dengan sebutan fobia kuman (germophobia) atau fobia kotor.
Aneh sekali, kenapa pak Presdir berani menyentuh wanita ini dan tidak menyingkirkannya? Biasanya dia akan mengusir wanita yang mendekat padanya lalu mengusap usap tangannya kegelian. Tapi ini, pak Presdir sampai menggendongnya tadi?
Mereka pun sampai di depan rumah sakit, Ferry lebih dulu dari mobil dan dia segera membuka pintu mobil belakang tempat Bryan dan Maura berada.
"Pak, biar saya yang gendong mbaknya." Ferry sudah bersiap merentangkan tangannya untuk menggendong Maura.
"Tidak usah, kamu parkirkan saja mobil."
"Eh? Serius pak?" Ferry melebar tak percaya bahwa presdirnya akan menggendong seorang wanita.
"Kalau kamu bicara lagi, aku pecat kamu!" ancam Bryan kesal sambil melotot pada Ferry.
"Baik pak, saya akan parkirkan mobilnya." jawab Ferry sembari menundukkan kepalanya.
Pak Bryan memang tidak bisa ditentang.
Bryan membawa tas Maura di tangannya dan dia menggendong Maura didepan. Dia membawa Maura masuk ke dalam rumah sakit, tanpa menunggu Ferry yang masih memarkirkan mobilnya.
Bryan sampai di ruang IGD, dia segera membaringkan Maura di atas ranjang beroda. Ada dua orang petugas rumah sakit yang menyambutnya. "Pak, silakan urus administrasinya dulu."
"Oh, baiklah." ucap Bryan sambil menganggukkan kepalanya.
Pria itu berada di bagian pendaftaran pasien, saat mengisi formulirnya, Bryan bingung karena dia sama sekali tidak tahu menahu tentang Maura. "Siapa nama gadis ini ya? Apakah sopan kalau aku melihat KTP-nya?" gumam Bryan bingung.
Dengan terpaksa, Bryan membuka tas selempang milik Maura untuk mengambil dompet atau identitas yang ada disana. Namun sebelum Bryan berhasil mengambil sesuatu didalam tasnya. Seseorang mengambil tas Maura darinya secara tiba-tiba.
"Maaf pak, ini tas teman saya!" kata Hanna ketus.
Ini tas Maura, ada gantungan hati di resletingnya. Gimana caranya tas Maura bisa sama dia?
"Bagaimana bisa ini tas teman anda? Darimana anda tau?" tanya Bryan sinis, sambil mengambil kembali tas milik Maura dari tangan Hanna.
"Tapi itu benar-benar tas teman saya pak!" Kata Hanna tegas.
"Kamu jangan bohong ya!" Bryan tidak percaya begitu saja, dia menatap Hanna dengan waspada. Takutnya wanita itu adalah penipu atau perampok.
"Kalau bapak gak percaya, coba cek aja KTP yang ada didalam tas itu. Namanya Maura Syanita Agradana..." ucap Hanna menjelaskan.
Bryan tidak bicara, dia mengambil KTP yang ada didalam dompet Maura. Dia melihat nama Maura Syanita Agradana tertera jelas disana. "Sepertinya benar dia teman kamu, kalau gitu silahkan urus administrasinya." ucap Bryan sambil menyerahkan tas itu pada Hanna.
"Administrasi? Apa maksud bapak? Bapak bertemu dengan teman saya dimana?!" Hanna mendekati Bryan seraya bertanya padanya dimana Maura.
Bryan sontak menjauh, tatapannya terlihat tidak nyaman. "Tolong jangan dekat-dekat dengan saya!" Bryan terlihat resah, dia bersiap-siap mengambil sapu tangannya disaku jas.
Hanna menjauh, "Maaf pak, saya hanya mengkhawatirkan keadaan teman saya. Bapak bertemu dengan teman saya?"
"Saya menemukan teman kamu pingsan di supermarket, dia sedang di IGD. Kamu isi formulirnya saja. Oh ya, kalau dia sudah sadar...beritahu dia untuk menghubungi nomor ini. Dia harus balas budi!" Bryan merogoh saku celananya, dia memberikan Hanna kertas kecil seperti kartu nama.
Gadis kecil itu pasti akan kaget kalau bertemu denganku lagi. Kita sudah bertemu dua kali, ini pasti takdir. Bryan menyunggingkan sedikit senyuman dibibirnya.
"Ba-baik pak."
Bule yang aneh.
Bryan pun pergi dari rumah sakit, setelah bertemu dengan Hanna. Hanna pun mengisi formulir rumah sakit, dia bermaksud membayar biaya rumah sakit Maura namun suster mengatakan bahwa biaya rumah sakit telah dibayar oleh Bryan.
Hanna pun menemui Maura yang terbaring disalah satu ruang rawat di rumah sakit. Maura demam tinggi, kurang makan dan minum hingga membuat tubuhnya lemah. Itulah penjelasan dokter. Hanna menunggunya dengan cemas, sampai pada tengah malam itu Maura terbangun dia langsung menanyakan ayahnya.
"Maura? Kamu udah bangun?" tanya Hanna sambil menghela nafas lega.
"Apa yang terjadi? Hanna, aku dimana? Ayah...ayahku gimana? Bagaimana operasinya?" tanya Maura pada Hanna.
"Ayah kamu sudah dioperasi, tapi keadaannya..."
BRAK!
Pintu ruangan itu terbuka, seorang pria berdiri disana menatap Maura dengan cemas.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
lina
kaka sepupunya
2022-08-08
0
lina
selamat hanna... duit lu aman 🤣🤣
2022-08-08
0
lina
ember, babang brian jadi pahlawan nanti buat maura ya? 🙈
2022-08-08
0