Bab 14. Bara tak tahu diri

Alya terkejut karena setrika panas yang masih menyala itu mengenai punggung tangan Maura. Gadis itu merintih kesakitan, bahwa dia kepanasan.

"Ahhh...panas...perih sekali...ya Allah..." Maura memegang tangannya, tanpa sadar air matanya mengalir karena sakit dan perihnya setrika panas yang menyengat pada punggung tangan kirinya yang cantik itu.

"Hey! Kamu seharusnya hati-hati dong!" Alya menutupi rasa bersalahnya.

Tidak, aku gak boleh kasihan padanya. Bara bilang kalau wanita ini dan ayahnya adalah orang jahat.

Tak lama kemudian, Bi Iyam dan Bi Inah datang ke ruangan khusus menyetrika baju di rumah itu. Kedua ART itu menghampiri Maura dengan cemas, mereka terlihat peduli pada Maura.

"Astagfirullah non! Non Maura kenapa?" Bi Iyam cemas melihat Maura yang menangis meringis kesakitan.

"Huhh.. sakit...perih Bi.."

"Ya Allah, kok bisa kayak gini non?!" kata Bi Inah yang juga mencemaskan nonanya itu.

Bi Iyam segera membawa Maura keluar dari ruangan itu dan membawanya ke kamar mandi. Bi Inah mengikutinya, sementara itu Alya terlihat bingung.

"Bara bilang kalau istrinya itu wanita yang jahat, tapi kenapa semua orang di rumah ini peduli padanya?" gumam Alya bingung.

Beberapa menit kemudian setelah dari kamar mandi, Bi Inah mengobati tangan Maura dengan salep luka bakar. Tangan Maura yang cantik itu kini melepuh dan memerah. "Sakit ya non?" tanya Bi Inah tidak tega melihat Maura terluka.

"Udah gak apa-apa kok bi...bibi jangan nangis gitu ah." Maura berusaha tersenyum kuat didepan Bi Inah dan bi Iyam yang menangis karena melihat luka ditangannya.

"Non... bagaimana ini? Sepertinya bekas lukanya tidak akan hilang." ucap bi Iyam cemas.

"Apa nyonya yang menyetrika tangan nona?" tanya Bi Inah sambil membalutkan perban di telapak tangan Maura.

"Enggak, bukan Bu Alya kok... setrikanya gak sengaja jatuh sendiri." ucap Maura sambil tersenyum.

Aku tau dia gak sengaja, jadi aku katakan saja begini. Aku gak mau cari ribut dengan Bara sementara waktu.

Tanpa mereka bertiga sadari, Alya mendengar percakapan mereka bertiga. Dia tak menyangka bahwa Maura tidak mengatakan bahwa setrika itu jatuh ke tangannya akibat ulah Alya.

"Masa bisa begitu non?" tanya Bi Inah tak percaya dengan jawaban Maura.

Maura tersenyum. "Eh, benaran loh Bi...aku kan gak bisa setrika baju dan ini pertama kalinya aku setrika baju, jadi ya gini deh." kata Maura berusaha santai.

Kalau aku menangis, gak ada gunanya juga. Lebih baik aku terlihat kuat agar mereka tidak memandang remeh padaku.

Bi Inah dan bi Iyam masih tidak percaya dengan ucapan Maura, mereka yakin bahwa Alya telah menindas Maura. Setelah luka Maura di obati, Alya datang menghampirinya dan mengatakan bahwa Bara meminta agar gadis itu segara pergi ke kantor kalau tidak mau dipecat.

Maura pun bergegas pergi ke kantor dengan memakai pakaian seadanya karena semua pakaiannya di rumah itu telah dibuang oleh Bara. Sungguh kejam Bara, dia bahkan tak menyisakan satu baju pun untuk Maura.

Beberapa menit kemudian, Maura sampai di kantor ayahnya yang kini menjadi milik Bara. Sedih dan perih hatinya, masuk ke kantor yang sudah menjadi milik suaminya yang ternyata adalah musuh dibalik selimut. "Tega sekali kamu Bara! Aku tau ayahku bersalah pada kekasihmu, tapi kenapa kau harus sampai melakukan hal sejauh ini?" gumam Maura sebelum masuk ke dalam kantornya.

Di kantor ayahnya, Maura bekerja sebagai kepala manager desain di tim desain. Sesuai dengan jurusannya saat kuliah di Amerika, dulu. Dia lulus lebih cepat dari angkatannya, karena dia murid berprestasi dan cerdas.

"Ketua tim!" ujar seorang wanita berkacamata pada Maura yang baru saja masuk ke dalam gedung kantor.

"Mila?" sahut Maura pada Mila, rekan kerjanya di kantor.

"Kenapa Bu ketua baru datang?" tanya Mila resah.

"Ya, aku ada sedikit urusan...ada apa? Mengapa kamu terburu-buru?" tanya Maura yang melihat Mila berjalan dengan nafas terengah-engah.

Mila berusaha menstabilkan nafasnya. "Sebenarnya banyak hal yang ingin saya tanyakan, tapi...hal ini lebih penting. Mari ibu lihat saja sendiri!" kata Mila dengan kening berkerut dan wajah panik.

Mila dan Maura langsung berjalan ke ruang rapat, dimana rapat baru saja berakhir. Bara berada didalam ruangan itu bersama Vera kekasihnya.

"Apa kalian gak bisa ketuk pintu dulu?" tanya Bara membentak Maura dan Mila yang masuk begitu saja ke ruang rapat tanpa mengetuk pintu.

Maura mengepalkan tangannya dengan kesal, melihat Vera berada di pangkuan suaminya. Mila juga terheran-heran, padahal Maura dan Bara belum lama menikah tapi Bara sudah membawa wanita lain bahkan bermesraan didepan umum. Mila ikut bertanya-tanya dalam hatinya, apa yang terjadi pada Maura dan Bara?

Mila tidak bisa bersama Maura didalam ruangan itu, karena Bara memintanya pergi keluar dari sana.

"Sayang, gimana dong? Aku diterima kerja gak?" Vera membelai lembut pipi Bara seraya menggodanya.

"Saya dengar, bapak memanggil saya? Ada apa?" tanya Maura sambil menahan dirinya untuk menangis.

Tahan Maura, jangan lemah...kamu gak boleh lemah.

"Ah ya benar, Vera akan bekerja dibawah bimbingan kamu mulai hari ini dan seterusnya." kata Bara sambil tersenyum pada Vera, wanita yang menjadi kekasihnya itu.

"Unchhh...makasih sayang." Vera memeluk dan mencium pipi Bara tanpa peduli disana ada siapa.

Bagaimana ini Maura? Kamu lihat kan? Hati kamu sakit kan?. Bara menatap Maura yang hanya diam saja.

"Maaf pak, saya menolak." jawab Maura tegas.

Bara tercekat mendengar ucapan Maura. Dia menanyakan alasan kenapa Maura menolak Vera bekerja dengannya? Maura menjelaskan bahwa dia tidak bisa menerima bawahan begitu saja, tanpa mengetahui kualifikasinya.

Bara pun menunjukkan ijazah dan dokumen milik Vera pada Maura dengan percaya diri. Ketika Maura membaca dokumen itu, dia tertawa sarkas.

"Haha,"

"Apa yang kamu tertawakan?" tanya Vera sinis pada Maura.

"Maaf pak Bara Rahadian, saya menolak Bu Vera untuk bekerja dibawah bimbingan saya. Bahkan dengan kualifikasinya seperti ini, mungkin dia hanya bisa mendapatkan jabatan office girl." Maura mengejek Vera sambil tersenyum tipis.

"Apa? Kamu berani mengejekku?! Mas...istri kamu ini mas..." Vera mengadu pada Bara atas kelakuan Maura, dia merasa kesal telah dihina oleh istri kekasihnya itu.

"Kenapa kamu bicara begitu?" tanya Bara dengan tatapan tajam pada Maura.

"Saya bicara dengan alasan yang profesional, selingkuhan anda ini hanya lulusan SMA. Mana bisa dia menjadi seorang karyawan di perusahaan ini? Kecuali jika dia menjadi office girl, dia sangat cocok dengan posisi itu sesuai dengan kepribadiannya."

Plakkkk...

Bara menampar pipi Maura, entah berapa lama dan sampai kapan dia dipermalukan oleh Bara didepan orang asing. "Jaga mulut kamu! Jangan menghina kekasihku!" Bara menunjukkan jarinya pada wajah istrinya.

Vera tersenyum bahagia melihat Maura di pukul oleh Bara. Sementara Maura, kembali membalikkan wajahnya. "Anda pria paling brengsek dan paling tidak berkompeten yang pernah saya temui pak Bara. Anda pengecut!" Maura mengatai Bara dengan mata penuh amarah, matanya berkaca-kaca.

"APA?"

"Kalau anda ingin dia bekerja disini, kenapa tidak pekerjakan saja dia sebagai pemuas ranjang. Saya rasa posisi itu akan cocok untuknya!" Maura menatap kedua orang didepannya itu dengan sakit hati.

Vera mendekati Maura dan hendak menampar gadis itu, namun Maura menahan tangan Vera dengan tangan kirinya yang terluka, lalu dia menampar wajah Vera dengan tangan kanannya.

Plakkkk...

"Beraninya kamu menamparku!" Vera hendak membalas Maura, namun Bara menghentikannya setelah melihat tangan kiri Maura yang dibalut perban.

"Cukup Vera! Maura, kamu keluar saja!" teriak Bara pada kedua wanita itu.

Maura pergi tanpa memberi hormat pada Bara, dia kesulitan menahan air matanya. Tapi setidaknya dia puas sudah memukul Vera. "Jangan menangis Maura, ayo bangkit...kamu harus bisa. Jangan terjebak oleh cinta yang palsu."

Siang itu, Maura hendak makan siang bersama anggota tim yang lainnya di kantin kantor seperti biasa. Namun sebuah telpon dari nomor tak dikenal, membuatnya harus menunda makan siang.

"Halo,"

"Apa ini kamu gadis kecil?"

"Ini siapa ya?" tanya Maura pada pria yang sedang bicara dengannya ditelepon itu.

"Hey, gadis kecil...kenapa saya harus menghubungimu lebih dulu?!" Pria itu membentak Maura dengan kesal.

"Maaf, sepertinya bapak salah sambung." kata Maura kesal.

"Maura Syanita Agradana, its your name, right?"

"Iya, anda siapa ya?'"tanya Maura sopan.

"Hero kamu, saya yang bawa kamu ke rumah sakit. Siang ini kamu harus traktir saya makan siang." kata pria itu tak mau dilanggar.

"Hah?!" Maura terperanjat mendengar ajakan pria yang terkesan memaksa itu.

Pria ini siapa sih? Apa dia sangat miskin sampai minta traktiran makan siang dariku sebagai balas budi?

"Saya didepan kantor kamu, cepat keluar! Waktu saya gak banyak!" Ujar pria itu memerintah.

Dia menutup teleponnya tanpa apapun lagi pada Maura. "Woah! Dasar gila! Ngapain dia didepan kantor?"

...*****...

Terpopuler

Comments

Rinny AP

Rinny AP

panasin si bara api itu sama bule maura😂

2022-09-27

0

lina

lina

gila karena cinta ama maura 😅😅

2022-08-09

0

lina

lina

pahlawan lu maura

2022-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Malam menyakitkan
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Wanita lain di ranjang pengantinku
4 Bab 4. Di usir!
5 Bab 5. Kenapa kau lakukan ini?
6 Bab 6. Ringan tangan
7 Bab 7. Malangnya Alina
8 Bab 8. Biaya rumah sakit
9 Bab 9. Rumah kontrakan teman
10 Bab 10. Tidak punya pilihan
11 Bab 11. Terpaksa
12 Bab 12. Penolong
13 Bab 13. Babu
14 Bab 14. Bara tak tahu diri
15 Bab 15. Makan siang bersama Hero
16 Bab 16. Budakku
17 Bab 17. Xander Cooporation
18 Bab 18. Bryan kecewa
19 Bab 19. Jangan bersikap polos
20 Bab 20. Merasa bersalah
21 Bab 21. Perasaan Bara
22 Bab 22. Aku akan melupakanmu
23 Bab 23. Ternyata Bara...
24 Bab 24. Siapa yang selingkuh?
25 Bab 25. Pernyataan cinta Bryan
26 Bab 26. Calon Pebinor
27 Bab 27. Pria penggoda
28 Bab 28. Terjerat penyakit gila
29 Bab 29. Telpon saat rapat
30 Bab 30. Bara cemburu
31 Bab 31. Bule narsis
32 Bab 32. Deal!
33 Bab 33. Tameng
34 Bab 34. Kaget kan?
35 Bab 35. Aku juga bisa selingkuh!
36 Bab 36. Kesucianku bukan untuk bajingan
37 Bab 37. Maafkan aku
38 Bab 38. Persetujuan operasi
39 Bab 39. Rumah sakit
40 Bab 40. Tentang KARMA
41 Bab 41. Apa belum terlambat?
42 Bab 42. Permintaan maaf
43 Bab 43. Hidupmu berharga, little girl!
44 Bab 44. Rara gembul
45 Bab 45. Tetap pada keputusan
46 Bab 46. Lepaskan aku Bara
47 Bab 47. Penyesalan suami durhaka
48 Bab 48. Fantasi Bryan
49 Bab 49. Ocehan Clara
50 Bab 50. Apa dia marah?
51 Bab 51. Saran Vera
52 Bab 52. Kamu murahan
53 Bab 53. Rasakan itu
54 Bab 54. Aku ternoda
55 Bab 55. Potongan kenangan
56 Bab 56. Kebaikan hati
57 Bab 57. Salah orang
58 Bab 58. Breakfast
59 Bab 59. Perpisahan
60 Bab 60. Ini yang kumau
61 Bab 61. Tak ada kabar
62 Bab 62. Maura ke rumah Bryan
63 Bab 63. Calon mantu
64 Bab 64. Makan malam
65 Bab 65. Pria tak tahu malu
66 Bab 66. Satpam Baru
67 Bab 67. Rahasia Nathan
68 Bab 68. Maura kenapa??!
69 Bab 69. Karena ayah Dajjal!
70 Bab 70. Bukan untukmu lagi
71 Bab 71. Pdkt Bryan
72 Bab 72. Rencana Bryan
73 Bab 73. Pernyataan cinta
74 Bab 74. Kamu hamil anakku
75 Bab 75. Sudah tiada
76 Bab 76. Kalian semua sama saja
77 Bab 77. Samuel siuman
78 Bab 78. Mata keranjang
79 Bab 79. Jangan marah
80 Bab 80. Saya bukan orang baik.
81 Bab 81. Samuel mengaku
82 Bab 82. Perawat baru
83 Bab 83. Buat dia bahagia
84 Bab 84. Bryan yang manja
85 Bab 85. Tentang Kenzo
86 Bab 86. Belum move on
87 Bab 87. Little girl cemburu
88 Bab 88. Penjelasan
89 Bab 89. Tentang Stella
90 Bab 90. Maura setuju
91 Bab 91. Dendam pada Samuel
92 Bab 92. Terluka
93 Bab 93. Donor darah
94 Bab 94. Kenzo
95 Bab 95. Lamaran dadakan?
96 Bab 96. Penolakan Bryan
97 Bab 97. Aku tak rela
98 Bab 98. Tak mau mengalah
99 Bab 99. Sandiwara Bara
100 Bab 100. Rencana pernikahan
101 Bab 101. Sudah gila
102 Bab 102. Sah!
103 Bab 103. Malam syahdu
104 Bab 104. Permohonan maaf
105 Bab 105. Rumah sendiri
106 Bab 106. Mantan istriku, kakak iparku
107 Bab 107. Hubungan Baru
108 Bab 108. Tak sabar momong cucu
109 Bab 109. Ingin taubat
110 Bab 110. Sosok asli Arya
111 Bab 111. Maafkan ayah, Maura
112 Bab 112. Dosa pada Jessica
113 Bab 113. Penolakan Nathan
114 Bab 114. Bucinnya Bryan
115 Bab 115. Vera gimana?
116 Bab 116. Akhir Samuel
117 Bab 117. Pergi selamanya
118 Bab 118. Kamu masih virgin?
119 Bab 119. Aku tidak pantas
120 Bab 120. Ada apa dengan Maura?
121 Bab 121. Jangan-jangan ngisi?
122 Bab 122. Clara bahagia
123 Bab 123. Unboxing spesial
124 Bab 124. Kebahagiaan Bryan
125 Bab 125. Aku gak kuat By
126 Bab 126. Namanya bukan kecebong tapi...
127 Bab 127. Kunjungan Vera
128 Bab 128. Kalian menikah saja
129 Bab 129. Bawaan bayi
130 Bab 130. Kembali ke apartemen
131 Bab 131. Wanita Psikopat
132 Bab 132. Di hari bahagia
133 Terjerat pesona papaku
134 Terjerat pesona ayah sahabatku
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1. Malam menyakitkan
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Wanita lain di ranjang pengantinku
4
Bab 4. Di usir!
5
Bab 5. Kenapa kau lakukan ini?
6
Bab 6. Ringan tangan
7
Bab 7. Malangnya Alina
8
Bab 8. Biaya rumah sakit
9
Bab 9. Rumah kontrakan teman
10
Bab 10. Tidak punya pilihan
11
Bab 11. Terpaksa
12
Bab 12. Penolong
13
Bab 13. Babu
14
Bab 14. Bara tak tahu diri
15
Bab 15. Makan siang bersama Hero
16
Bab 16. Budakku
17
Bab 17. Xander Cooporation
18
Bab 18. Bryan kecewa
19
Bab 19. Jangan bersikap polos
20
Bab 20. Merasa bersalah
21
Bab 21. Perasaan Bara
22
Bab 22. Aku akan melupakanmu
23
Bab 23. Ternyata Bara...
24
Bab 24. Siapa yang selingkuh?
25
Bab 25. Pernyataan cinta Bryan
26
Bab 26. Calon Pebinor
27
Bab 27. Pria penggoda
28
Bab 28. Terjerat penyakit gila
29
Bab 29. Telpon saat rapat
30
Bab 30. Bara cemburu
31
Bab 31. Bule narsis
32
Bab 32. Deal!
33
Bab 33. Tameng
34
Bab 34. Kaget kan?
35
Bab 35. Aku juga bisa selingkuh!
36
Bab 36. Kesucianku bukan untuk bajingan
37
Bab 37. Maafkan aku
38
Bab 38. Persetujuan operasi
39
Bab 39. Rumah sakit
40
Bab 40. Tentang KARMA
41
Bab 41. Apa belum terlambat?
42
Bab 42. Permintaan maaf
43
Bab 43. Hidupmu berharga, little girl!
44
Bab 44. Rara gembul
45
Bab 45. Tetap pada keputusan
46
Bab 46. Lepaskan aku Bara
47
Bab 47. Penyesalan suami durhaka
48
Bab 48. Fantasi Bryan
49
Bab 49. Ocehan Clara
50
Bab 50. Apa dia marah?
51
Bab 51. Saran Vera
52
Bab 52. Kamu murahan
53
Bab 53. Rasakan itu
54
Bab 54. Aku ternoda
55
Bab 55. Potongan kenangan
56
Bab 56. Kebaikan hati
57
Bab 57. Salah orang
58
Bab 58. Breakfast
59
Bab 59. Perpisahan
60
Bab 60. Ini yang kumau
61
Bab 61. Tak ada kabar
62
Bab 62. Maura ke rumah Bryan
63
Bab 63. Calon mantu
64
Bab 64. Makan malam
65
Bab 65. Pria tak tahu malu
66
Bab 66. Satpam Baru
67
Bab 67. Rahasia Nathan
68
Bab 68. Maura kenapa??!
69
Bab 69. Karena ayah Dajjal!
70
Bab 70. Bukan untukmu lagi
71
Bab 71. Pdkt Bryan
72
Bab 72. Rencana Bryan
73
Bab 73. Pernyataan cinta
74
Bab 74. Kamu hamil anakku
75
Bab 75. Sudah tiada
76
Bab 76. Kalian semua sama saja
77
Bab 77. Samuel siuman
78
Bab 78. Mata keranjang
79
Bab 79. Jangan marah
80
Bab 80. Saya bukan orang baik.
81
Bab 81. Samuel mengaku
82
Bab 82. Perawat baru
83
Bab 83. Buat dia bahagia
84
Bab 84. Bryan yang manja
85
Bab 85. Tentang Kenzo
86
Bab 86. Belum move on
87
Bab 87. Little girl cemburu
88
Bab 88. Penjelasan
89
Bab 89. Tentang Stella
90
Bab 90. Maura setuju
91
Bab 91. Dendam pada Samuel
92
Bab 92. Terluka
93
Bab 93. Donor darah
94
Bab 94. Kenzo
95
Bab 95. Lamaran dadakan?
96
Bab 96. Penolakan Bryan
97
Bab 97. Aku tak rela
98
Bab 98. Tak mau mengalah
99
Bab 99. Sandiwara Bara
100
Bab 100. Rencana pernikahan
101
Bab 101. Sudah gila
102
Bab 102. Sah!
103
Bab 103. Malam syahdu
104
Bab 104. Permohonan maaf
105
Bab 105. Rumah sendiri
106
Bab 106. Mantan istriku, kakak iparku
107
Bab 107. Hubungan Baru
108
Bab 108. Tak sabar momong cucu
109
Bab 109. Ingin taubat
110
Bab 110. Sosok asli Arya
111
Bab 111. Maafkan ayah, Maura
112
Bab 112. Dosa pada Jessica
113
Bab 113. Penolakan Nathan
114
Bab 114. Bucinnya Bryan
115
Bab 115. Vera gimana?
116
Bab 116. Akhir Samuel
117
Bab 117. Pergi selamanya
118
Bab 118. Kamu masih virgin?
119
Bab 119. Aku tidak pantas
120
Bab 120. Ada apa dengan Maura?
121
Bab 121. Jangan-jangan ngisi?
122
Bab 122. Clara bahagia
123
Bab 123. Unboxing spesial
124
Bab 124. Kebahagiaan Bryan
125
Bab 125. Aku gak kuat By
126
Bab 126. Namanya bukan kecebong tapi...
127
Bab 127. Kunjungan Vera
128
Bab 128. Kalian menikah saja
129
Bab 129. Bawaan bayi
130
Bab 130. Kembali ke apartemen
131
Bab 131. Wanita Psikopat
132
Bab 132. Di hari bahagia
133
Terjerat pesona papaku
134
Terjerat pesona ayah sahabatku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!