"Gue.. emang gak bisa tapi, Sorry Gue cari tahu tentang lo sedikit, Sedikit aja gak banyak dari Tama. Dan dia ngejelasin juga sedikit banget, Jujur gue gak boong."
Alarico tetap diam mendengar ucapan Syera. Rasanya Alarico mengerti kenapa Syera langsung menelponnya.
"Terus," sahut Alarico yang ingin langsung menyelesaikan pembicaraan ini cepat.
"Ya.. Gue pikir ini bantuan sekali, dan lo gak bakalan gangguin gue lagi," ucap Syera akhirnya sampai pada intinya.
Alarico menganggukkan kepalanya.
"Deal. Gue terima, " ucap Alarico dengan mudahnya dan berdiri begitu saja dari duduknya dan berjalan dua langkah seketika berbalik. Syera menatap tak percaya semudah itu Alarico mengiyakannya. Ini tidak mungkin sangat sangat aneh.
"Lo gak mau pulang?" ucap Alarico menatap Syera yang masih melamun.
"Ya.. Ya Mau lah trus ngapa Lo nanya?" ucap Syera kembali judes lagi. Alarico tak suka sikap ini.
Penjelasan panjang Syera tadi cukup baik tak ada judes juteknya sekarang kembali lagi kasar dan jutek. Haah... Sulitnya memahami peresaan perempuan pikir Alarico.
Alarico kesal sendiri jadinya bagaimana tidak kesal tanya seperti serba salah tapi, wajah sangat tenangnya tidak memperlihatkan jika ia sangat-sangat malas dengan ucapan jawaban atau bicara cara juteknya Syera.
Tapi, si Syera justru acuh saja dan malah mengedikkan bahu dan berjalan hampir melewati Alarico tapi, tangannya menghentikan langkah Syera. Alarico menatap samping. Hampir saja tangan Alarico menyenggolnya.
"Ayo.. Gue anter lo balik," ucap Alarico dengan nada suara yang sangat tak baik tapi, seperti memerintah juga iya.
"Gak perlu! Terimakasih! Alarico Samudra sudah mau mengantarkan," tolakan halus Syera.
"GAK USAH SOK BAIK, MINGGIR," ucap Syera kesal jika ada maunya manusia satu ini di dekatnya ini pasti sikapnya akan manis, Hooh... Syera muak.
"Gue maksa!" ucapnya pelan dan menekan dua kata itu tanpa menatap lawan bicara yang tingginya hanya sedadanya.
"Gu-e Ga-k Ma-u," ucap Syera di eja dengan di tekan dan bergeser ke samping berjalan menjauh.
Alarico memasukan kedua tangannya kesaku jaketnya.
Mengedikkan bahunya acuh.
"Liat aja tampangnya sok perduli giliran udah di bantuin iya aja manis giliran kagak di bantuin, Bikin tangan gatel pengen nampol muka ganteng ukiran sempurnanya, Rasanya pengen remes-remes tuh mata bagus idung mancung dagu rahang, Biar... biarin gue rombak tu muka sok kecakepan yang bikin ketenangan gue hilang lama," ucap Syera pelan sambil berjalan sambil *******-***** angin dan melirik kanan kirinya jarang orang perhatikan juga jika ada yang perhatikan juga tak masalah baginya.
Alarico menaiki mobilnya yang tadi ia pakai untuk datang bertemu si penelpon yang memang Syera yang menelpon. Alarico memperhatikan dari belakang melihat Syera yang berjalan sambil menggerakkan tangannya.
Alarico memutar stir nya tiba-tiba berhenti dengan rem yang sangat berdecit di samping Syera dan membuatnya kaget.
Seketika Alarico keluar dan membukakan pintu mobil.
Syera menatap sekitar sedikit berjalan mundur menyeret langkahnya.
Bukannya berani jika seperti ini dirinya juga akan malu.
"Dasar gila apaan sih lo," ucap Syera kesal.
Seketika senyuman Alarico terlihat dengan jelas dan memperlihatkan jika dirinya sedang ingin mencoba mengetes kesabaran Syera.
"Kalo Lo.. Gak naik, Gue teriak yang buat lo malu, se-umur hi-dup lo," ucap Alarico dengan anehnya membuat alis Syera terangkat sebelah.
"Terus gue perduli gitu," ucap Syera tanpa sengaja menantang dan tak percaya ancaman Alarico ketika itu juga Alarico berdehem Syera langsung masuk mobil dengan cepat.
Alarico merasa menang tak salah punya otak cerdas bisa juga mengalahkan perempuan keras kepala, tinggi harga diri seperti Syera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Winsulistyowati
Santay aelah Jo jual Mahal..gayanya..Thor..he he
2022-06-29
0