Suasana jalanan yang tidak terlalu ramai jika sudah masuk jalan menuju tempat tongkrongan geng Endelles cave.
Biasa berkumpul anak-anak bandel tapi, enggak ada barang obat diantara mereka kalo ada Alarico sendiri yang menghukum mereka.
Turun dari motor. Alarico melangkah masuk dan duduk di salah satu sofa buluk yang masih layak untuk di duduki.
Ketiga teman Alarico yang baru datang juga langsung masuk dan salah satu dari mereka membuka lemari pendingin dan mengambil minuman soda juga bir.
Melempar satu persatu pada temannya yang mau.
Alarico yang memejamkan matanya sambil bersandar di sofa seketika merasakan getaran ponselnya.
Melihat ternyata email dari Raka. Alarico langsung membukanya membacanya dan seketika mengeluarkan pen dari ponselnya.
"Tam. Lo denger gak tentang Rayanza," ucap salah satu anak Endless cave.
"Napa?" Jawab Tama tanpa mau basa basi.
"Kita di ajak balapan besok sama Tiger geng," jelas salah satu dari anak Endless cave yang berbeda orang.
Soleh Galang dan Tama mengangguk anggukan kepalanya santai dan tenang.
"Gue kira apaan, Lo lang yang maju," ucap Soleh melempar tantangan itu pada Galang tiba-tiba membuat Galang kaget.
"GUE...LO SONO." Tolak keras Galang dengan nada setengah berteriak.
Soleh menoleh pada Tama. Seketika Tama menggeleng pelan.
Soleh berdecak malas.
"Ayolah Tama lo kan satria. COCOK TUH... Pratama Satria itukan nama lo, sekali aja lo unjuk gigi lo didepan anak Tiger dari pada lo unjuk otot di depan Anak Black Diamond kemaren," ucap Soleh berusaha membujuk Tama.
Seketika Tama menunjukkan deretan gigi putihnya lalu berpaling.
Galang dan Soleh yang melihat juga anak Endless cave lainnya yang melihat, langsung tertawa.
"Tama! Bukan unjuk gigi beneran tapi, kasih tahu kemampuan kecepatan motor lo ama mereka plis lah Tama ayolah Tama Tama..."
Tama tak menjawab dan menggeleng adalah jawaban mereka.
Ketika Galang dan Soleh udin menatap Alarico seketika tatapan tajam Alarico lempar.
Apa.
"Eh.. Enggak papa Al, sadis amat mata lo Al," ucap Soleh ketakutan.
Galang menjauh dari Soleh.
"Lo aja Soleh Udin," ucap Galang melempar helm balapan khusu milik markas dan kinci motor khusus balapan.
"Yaa.. yaah.. Lang gue gak mau mati muda Lang kalo gue mati, belom aja naik haji belum aja umroh punya istri anak sepuluh anak kembar lima."
Keluh Soleh membuat Galang berdecak malas.
Absud sekali ucapan Soleh udin ini tapi, Alarico ataupun Tama sudah tidak mau balapan lagi sejak masuk kuliah mereka lebih baik memikirkan masa depan.
"Wakilin aja dah Lo orang aja sono terserah siapa," ucap Soleh meletakkan helm dan kunci motor.
"Yaah.. Bang gue gak bisa," ucap Fauzan yang membawa kabar tadi.
Soleh yang bangkit dari duduknya langsung menatap Fauzan.
"Lah kalo bukan lo siapa, makannya jangan ngasih kabar kalo lo oada gak mau ikut," ucap Soleh mengomel pada Fauzan dan angkatannya.
"Kalian tolak gak masalah kalo mereka marah lawan balik aja," ucapan Alarico bukan saran tapi, bunuh diri secara perlahan.
"Si bos kalo kasih saran membunuh batin," ujar Tian ngenes karena hanya beberapa anak yang bisa bercanda dengan Alarico selain teman-temannya.
Semuanya yang menatap Tian ada yang berani tersenyum ada yang tidak.
"Zan atas dasar apa lo terima tantangan itu?" Pertanyaan dari Tama seketika mengintimidasi Fauzan.
"Gue gak tahu bang habisnya gue di cegat di jalanan waktu bawa barang pesenan ibu buat jualan dia orang tahu kalo gue geng Endless cave dia makanya nantangin Endless cave."
Tama menerima penjelasn Fauzan hanya mengangguk anggukkan kepalanya.
"Lo maju Aja Zan gue di belakang lo," ucap Tama seketika membuat semua anak tongkrongan menatap aneh.
"Seriusan bang," ucap Fauzan tak percaya.
Tama menganggukkan kepalanya.
"Lagi pula kalo anak buahnya Rayanza macem macem ama lo gue juga bisa sekalian olah raga," katanya dengans angat enteng.
Soleh dan Galang hanya menggeleng tak percaya.
"Cubit gue lang, gue gak lagi mimpi kan Lang," ucap Soleh dengan wajah masih terkejut masalahnya Tama tak biasanya seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments