Alarico langsung melangkah ke motor trailnya yang berwarna hitam emas dimana terparkir rapi, diantara motor sport trail dan motor sekuter lainnya.
Yang punya motor sport besar dan trail tinggi hanya geng Endless Cave. Siapa mereka sudah pasti bukan orang sembarangan termasuk sang ketua Alarico Samudra.
Tak ada yang bisa mengganggunya bahkan mengizinkan pembuliyan jika tidak di depannya. Tapi, jika di hadapannya.
Maka pelaku perundungan tidak akan bisa pulang dengan sehat dan aman. Siapa yang cari gara-gara jika mereka mengaku tidak lalu luka tonjokkan Alarico membuat mereka tertanda jika pernah mencari masalah dengan Alarico.
Mereka yang tidak tahu siapa dan bagaimana Alarico mencoba bogementahnya, uh.. teman-teman Alarico saja pernah dapat sekali dan itu karena latihan beladiri dan tinju di tempat latihan.
Tapi, kalo mereka sok berani, bermodalkan ke sombongan siap-siap bukan hanya mereka yang menantang yang berurusan dengan Alarico tapi, satu keluarga mereka juga akan berurusan dengan abangnya.
Alarico yang fokus dengan motornya terus mengemudikannya diatas kecepatan rata-rata. Tapi, kadang juga pelan di jalanan yang macet.
Alarico selalu melayap kemanapun sebelum sampai kerumah karena pasti ibunya tidak di rumah hari ini karena ada urusan di rumah istri ketiga ayah.
Seharusnya ibu tidak perduli dengan ibu sambung.
Tapi, ibu hanya ingin akrab begitu alasan yang sering Alarico tahu.
Setelah beberapa menit Alarico melaju cepat di jalan raya. Di belakang ketiga temannya mengemudikan motor dengan santai.
Galang selalu sembarangan menyalip asalkan tak membahayakan yang penting juga nyawanya tidak ketinggalan dan tidak bertemu malaikat maut.
Taman dan Soleh adalah teman mereka berempat yang paling kalem kalo naik motor. Karena mereka harus memikirkan hasilnya dimana ibu mereka akan marah jika sampai ban motor atau mesin panas.
Perhatian ibu sangat lekat pada keempat pria tampan itu sampai tidak ada kata ayah untuk memperlihatkan beberapa peraturan di rumah yang harus seorang anak lelaki taati. Semua peraturan datang dari ibu mereka.
Di tempatnya ibu dan ibu sambung Alarico duduk bersama di taman sambil membicarakan hal yang ringan sampai terberat.
Keduanya sangat akrab sangat dekat. Walaupun mereka hanya istri di satu suami.
"Mb lisa sebaiknya mb pulang ini juga udah mulai sore gimana kalo Al nyariin mb kemari," ucap Leni pada Falisa yang masih nyaman duduk berdua bersama dengannya.
"Sst.. kamu itu panik banget Leni, tenang aja aku juga biasanya bisa sampe malem Al itu gak masalah mommynya tempat mamanya, Al palingan pulang malem dia sibuk sama temennya, kamu juga harus cepet akur sama anak itu mau gimanapun Raka sama Alarico itu anak kamu juga," ucapnya pada Leni dengan tatapan hangat yang selalu di berikannya.
Falisa sadar istri ketiga dari suaminya ini sulit dekat dengan kedua putra suaminya karena mereka berdua tertutup jika Raka sedikit bisa Leni dekati tapi, Alarico sama sekali tak tersentuh jangankan Leni, Ayahnya saja tidak bisa mendekati darah dagingnya sendiri.
Hanya Falisa, mommy kandungnya yang bisa dekat dengan putra pertamanya dan satu satunya dari suaminya.
Tak lama datang sebuah mobil hitam mewah sedan terparkir sempurna di garasi menurunkan lelaki paruh baya yang masih terlihat tinggi tegap dan segar walaupun suah sore wajahnya tetep nyaman di pandang.
Masuk kedalam rumah seketika itu bersamaan dengan kedua istrinya yang baru memasuki dapur dari pintu samping.
Melihat sang suami lewat begitu saja. Felisia langsung menyuruh Leni membantu suami mereka bersih-bersih.
Falisa duduk sendirian di sofa seketika itu bosan mulai memainkan ponselnya tapi, rasanya tenggorokannya gatal.
Falisa langsung berlari ke kamar mandi dapur dan terbatuk juga memuntah sesuatu disana.
Angga yang baru keluar kamar melihat Falisa berlari ke dapur tepatnya di kamar mandi dapur hanya bisa terdiam dan ingin mendekat ada Leni yang memperhatikannya.
"Tanya Falisa dia mau menginap atau pulang," ucapan tanpa basa basi sekaligus perintah itu di tujukan untuk Leni yang di minta menghampiri Falisa, membantu Falisa.
Leni yang hanya bisa menurut pergi menghampiri Falisa dan membantu Falisa supaya terlihat lebih baik.
"Makasih Len, maaf ya.. jadi ngerepotin," ucap Falisa pada Leni yang baru saja memnuangkan teh manis ke gelas.
"Minum dulu mb, biar enakan tenggorokannya," ucapnya pada Falisa.
Menerima uluran gelas teh hangat Falisa tersenyum senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Winsulistyowati
Rukun dgn Madunya..👍
2022-06-17
0