"Tama.. itu punya gue lo pake tempe goreng napa sih," ucap perempuan jantik dengan hijap coklat terlilit di kepalanya tapi bisa menutupi dada dan punggung auter berwarna putih dengan motif segitiga hitam, Zulaika namanya.
Paling tak bisa di bilang kalem tapi, bar-bar juga tidak.
"Udah lah Zul punya gue ada," ucap Dinda.
"Nah.. tu dengerin kata temenlo, apa Bestie lo tuh," ucap Tama sengaja menunjuk Dinda kambing hitamnya dan memakan tahu bunting itu saat Zulaika lengah.
"Enggak apaan sih loh Tama," ucap Zulaika menolak keras seketika sodet penggorengan ada didepan mereka.
"Tenang dong neng-neng sama aden-aden sekalian, Bu Leha bikini lagi ya," ucapnya dengan lembut.
Zulaika mengangguk lucu dengan wajah memelas seperti anak kecil yang baru mendapat eskrim tapi, eskrimnya jatoh.
"Nah.. kan.. kan apa gue bilang kalo ada Zulaika pasti tempat bu Leha rame, Diem lo Zul," ucap Galang.
Seketika Dinda menatap tajam Galang.
Tidak suka jika Zulaika di serang teman-temannya Tama. Dinda kini turun tangan membantu Zulaika.
"HEH..Galang Areka yodoyono," ucap Dinda seenaknya.
"Ck. NAMA GUE GAK ADA NAMA LAGI SELAIN GALANG AREKA, din," ucap Galang setengah keras dan di akhiri menekan nama Dinda di akhir.
"Bodo amat mau lo ada nama kek mau gak ada kek. SEKARANG LO SEMUA MINGGAT," ucap Dinda.
Zulaika seketika berbinar bahagia bukan karena di bela Dinda tapi, cara Dinda menantang membuatnya tersert masalah.
"Bisa diem gak lo Dinda." Setengah berbisik bicara di samping Dinda.
"Lah kenapa bukannya bagus kenapa malah kek gitu lo," ucap Dinda kesal sendiri.
"Lo marn ngusir aja yang punya warung aja gak ngusir," suara lain dari mereka yang sedang berdepat datang dari perempuan cantik dengan hijap pasmina sedang menutupi dada dan punggung.
Syera Alinda. Perempuan yang membuat Tama malas berurusan juga Galang dan Soleh udin jika sampai mereka berurusan beda situasinya.
"RARA." Jerit kedua temannya bersamaan seketika itu Syera menutup telinganya.
"Apaan sih."
"Syera Alinda tahu bunting gue di ambil tama nunggu bu Leha goreng lama hiks," ucap Zulaika mengadu seperti anak kecil.
Syera melirik Tama yang santai memakannya dan menikmatinya.
"Dah lebay lo Zul. Tunggu aja bentarn paling juga mateng lebih enak baru di goreng dari pada yang tinggal satu, kalo baru goreng di taro belum ada yang nyentuh tapi, kalo udah lama di nampan gorengan dingin pasti bekas pilihan orang-orang."
Jleb.. kena dah.. pasti ngena mana tahu udah Tama telen kedalem tenggorokannya.
Sikap Tama tetep tenang wlaupun Galang dan Soleh menahan tawa dan ingin sekali menertawai Tama.
"Cakep-cakep sadis mulutnya," ucap Alarico.
Jelb ngena ok fix, kali ini lebih ngena di Syera ucapan Alarico tajem.
"Suka-suka gue mau sadis apa enggak yang penting gak makan-makan bekas pengang pilihan orang," ucap Syera.
"Tapi, gelas lo pasti bekas es dari pake orang lain walaupun Bu Leha udah cuci."
Debat tak terselesaikan ini mah ok, sampai sini kita tahu kalo geng Alarico dan Geng Syera sangat punya crlah yang dalam dan lebar.
Sama-sama tak mau mengalah dan sama-sama keras.
"Stoop.. Fix ok udah, demi keamanan bersama waktunya kita udahin perang berkelanjutan ini kawan," ucap Soleh udin menengahi.
Semua langsung tenang tapi, Zulaikan langsung berulah mengambil semua gorengan di nampan gorengan.
"ZULAIKA." Soleh murka karena tak bisa makan pempek goreng kapal selamnya yang ada di nampan itu.
Ketiga perempuan berhijam itu tertawa senang dan memakan goreng itu sendirian. Keempat lelaki itu hanya bisa memakan jajan kering ciki di depannya.
"Neng bagi-bagi ya, kasihan temen-temennya den Al."
Syera memberikan nampan yang hanya berisi pisang goreng.
Bu Leha memberikan sisa gorengan itu pada Alarico dan kawan-kawan dengan wajah mereka yang sudah kecewa.
"Apa adanya ya." Bu Leha tersenyum tak enak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments