Masuk ke dalam area kampus Alarico langsung menjadi pusat perhatian. Hari pertama masuk melewati masa ospek dan sengaja ia lewatkan karena bolos.
Alarico dengan santai dengan aerphone di telinganya mendengarkan musik yang sedang di putarnya menurutnya musik itu cukup enak di dengar.
Masuk ke tanggabdimana semua maha siswa lalu lalang. Sampai di lorong lantai tiga Alarico melangkah terus kakinya sampai didepan kelas yang menjadi tempatnya belajar lagi.
Walau sudah ada dosen tapi, Alarico tidak terlambat karena memang baru saja masuk. Alarico masuk bersama maha siswa lainnya yang baru masuk.
Pelajaran di mulai dengan tenang tanpa hal yang menghalangi jam pelajaran mata kuliah saat ini.
Selesai, tak langsung keluar. Alarico justru duduk dulu di kursinya menatap keluar jendela.
Tak terasa sudah setengah jaman Alarico terdiam di sini ruangan kosong dan menatap keluar jendela.
Membereskan tabletnya dan membawa keluar tasnya. Alarico mulai melangkah keluar lantai tiga dan ketika melewati tangga muncul tiga lelaki tampan yang menjadi idola kampus yang paling terkenal walaupun tampan dan anak irang kaya mereka terkenal pintar dan berprestasi tapi, sikap malasnya paling terlihat.
Jadi, jika ada disen baru atau maha siswa yang tak mengenal mereka, menganggap jika mereka semua bodoh.
"Al.. tahu gak hari ini lotre di mang asep lagi banyak-banyaknya, cihui dapet banyak haji mumpung kalo kata orang tua," ucap salah satu temannya berambut gondrong dan di kat rambutnya dengan karet gelang.
Galang Areka nama teman Alarico yang gondrong semua kenal dengannya walaupun tampan dan terlihat berwibawa di kelas yang terkenal kerapihannya Galang terlihat sangat berantak, yaah... walaupun tak menghilangkan kesan ganteng dan maco. Galang terlihat sangat maskulin ketika wajah datarnya di perlihatkan.
Jika sudah berkumpun sikap maskulin dan maco itu hancur seketika di hadapan Alarico dan lainnya.
"Lotree.. mulu, Lo bisa beli apa yang lo mau lang Lotre aja idup lo," kesal Soleh udin menjawab ucapan Galang yang kelewat senangnya.
"Yaaah.. biarin suka-suka gue lagi pula mumpung gue punya duit gue beli dulu ama Mama gak boleh gue beli itu katanya ngabisin duit sekarang gue bisa borong semua lotre semua hadiaah... Lo pada mau maen gak, lumayan balik modal beli lotre kupon ama gue limaratus ribu dapet tiga."
"APAAN LIMARATUS RIBU CUMAN BUAT KUPUN BEGINIAN GILA LO," sentak Soleh yang kesal.
Diantara temannya hanya Soleh udin Gabrielo yang paling irit pengeluaran karena takut di pukul centong nasi sama emaknya.
Pernah mereka hampir di pukul bersama dengan Soleh karena mereka nenghabiskan uang jajan dan itu hanya untuk membeli petasan di bulan Ramadhan kemaren.
Soleh udin Gabrielo terlihat sekali nama lokal tapi, nama velakang modern sekali.
Kedua orang tua Soleh adalah belasteran dan Soleh di beri nama itu dari neneknya yang ada di Indonesia
Rambut Soleh bisa berubah warna jika Soleh bosan tapi, kadang lebih lama dengan warnan coklat kemerahan.
Mereka berempat yang berjalan melewati lorong lantai dua sekarang selalu menjadi pusat perhatian dari kaum hawa sampai kaum adam pun banyak yang terpesona dengan ke tampanan mereka.
Begitu besar aura mereka sampai bisa memikat semua orang yang terus terusan memandangi mereka.
Diantara kermpat pangeran tampan itu atau idola laki-laki kampus. Satu orang diantara mereka yang paling tenang.
Pratama Satria anak pemilih Bank terkenal di Indonesia sahamnya sangat besar sampai perusahan kedua orang tua Galang dan Soleh ada di bawahnya tapi hanya perusahan cabang jika perusahan utama mereka bekerja sama dengan perusahan milik orang tua Samudra. Termasuk perusahan kedua orang tua Tama tapi, lebih banyak melakukannya sendirian dan tidak bergantung pada perusahan lokal kedua orang tua Tama lebih memilih bekerja sama dengan luar negeri.
Pratama paling diam juga paling aneh jika ada hal yang membuat mood nya meningkat tajam. Kalian akan melihat Tama yang bobrok.
Kini sasaran mereka adalah warung kopi di sebrang kampis termasuk area lua kampus karena keluar dari gerbang mereka berempat tak malu duduk dan makan di sana walaupun terbilang semua hal yang menpel dan lekat dengan mereka adalah barang mahal dengan kualitas terbaik.
Ketika satu tahu goreng bunting tinggal satu-satunya diatas nampan goreng seketika itu tangan Tama bergerak cepat sebelum yang lainnya.
Bruuuak..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments