"Gue cuman minta tolong lo malam ini ikut gue dan Gue pasti gak salah pilih kalo Gue bawa lo," ucap Alarico.
Syera kaget sedikit dan terkekeh malu.
"Sorry banget Al bukannya gak mau bantu tapi, Gue malu satu mobil sama Cowok dan gue ini cewek.."
"Lo Percaya Gue, Gue emang berengs*k Ra, Gue emang gak taat aturan tapi, Gue gak akan sentuh lo bahkan gue selalu cari cara supaya gak megang kulit lo langsung," jelas Alarico terang-terangan membuat Syera malu.
Syera terdiam sebentar tatapan mata Alarico seketika terputus oleh tatapannya sendiri dan seketika itu Alarico berdiri dan melempar ponsel Syera kepangkuannya.
"Gue cabut duluan," ucapnya berlalu begitu saja tapi, Syera seketika menghentikannya dengan tas yang di tarik membuat langkah Alarico terhenti.
"Emm Sorry Al, Gue gak bisa," ucap Syera.
"Iya gue ngerti.. Lagian gue juga bisa walau nanti di katain anak gak taat orang tua."
Syera terdiam.
"Pasti ada cara kok Al yang penting lo nolaknya baik-baik."
Baru kali ini sesantai ini mereka berdua bicara Alarico dan Syera. Waah sungguh keajaiban.
Kedua teman Syera menatap tak percaya dan menggeleng, sangat mustahil ini bisa terjadi.
Jangankan teman Syera teman Alarico saja hanya menatap aneh.
Alarico mengangguk dengan wajah datarnya dan pergi begitu saja.
Syera jadi tak enak hati.
Tatapan Syera jatuh pada rerumputan dan juga pohon di sampingnya lalu menatap kedua temannya yang berjalan mendekat meninggalkan Alarico pergi bersama tiga temannya.
"Ra.. ngomongin apaan lo sama Alarico," ucap Zulaika tiba-tiba.
"Gak tahu Gue bingung dia pake bahasa melankolis," ucap Syera seketika berlalu pergi meninggalkan Dinda dan Zulaika.
"Bahasa melankolis apaan Zul," ucap Dinda yang mulai aneh tingkahnya.
"Auah gelap, pikir aja sendiri ngobrol ama pohon noh Din," ucap Zulaika kesal.
Berlalu pergi mengejar Syera.
Alarico menghampiri temannya dan seketika itu mereka menatap wajah kecewa temannya.
"Gak bisa." Singkatnya.
Tama Galang Soleh mengerti, mereka bertiga paham maksud Alarico.
"Sebaiknya lo terima aja dulu Al, kalo menurut gue kalo gak cocok kalian bisa udahan," ucap Galang seketika di pukul kepala belakangnya dengan tangan Soleh.
"Pake otak lo lang kalo ngomong, ini nyangkut mommynya, kalo sampe mommynya kambuh sakitnya Lo mau tanggung jawab hah," omel Soleh berbisik di samping Galang.
"Yaa kagak."
Soleh dan Galang terus saja tak jelas. Tama menggeleng dan merangkul bahu Alarico menepuknya pelan dan melepaskan rangkulannya.
"Gue gak tahu tapi, Kita gak ada yang bisa," ucap Tama menjelaskan kalo mereka juga belum menemukan jalan keluar tepat atau saran tepat dari masalah Alarico sekali ada ide. Alarico tidak mau mencobanya dan malah menatap sadis temannya.
Dinda menatap heran pada Zulaika seketika Zulaika menarik tangan Dinda untuk ikut pergi dari pinggir jalan untuk segera menyebrang padahal Syera sudah menyebrang duluan.
Sekarang mereka berdua ada di warung Bu Leha mereka beli es cincau yang sering mereka beli harga murah cuman lima ribu cincaunya juga banyak karena langganan.
Baru saja habis setengah gelas Syera terdiam dan mulai sibuk dengan pikirannya tadi.
Syera menatap Zulaika dan Dinda.
"Ehmm.. Sebentar gue kayaknya ada perlu ama Tama," ucap Syera melangkah pergi menitipkan segelas es cincaunya.
Mencari Tama seketika bertemu Tama di depan mading umum sedang membaca sesuatu lalu menempelkannya di mading.
"Eh.. Tam." Syera melambai saat Tama menoleh tepat kearahnya berada.
Tama langsung mengangkat wajahnya dan menatap Syera.
"Apaan," jutek banget.
"Yee elah.." Seketika Syera menoleh ke kanan ke kiri.
"Lo sendirian Tama?" Syera menatap kesana kemari sambil bertanya.
"Lo buang waktu."
"Ck.. Tama sebentar gue mau tanya."
"Apaan Ra," kesalnya.
"Tentang Alarico gue tanya lo aja gue malu nanya dia langsung."
"Tentang apaan."
"Yaa tentang Itu tadi dia ngajakin gue ngomong Tam."
"Oh.. Alarico itu nganggep dirinya di kucilin di keluarga mommynya sakit keras kemaren Abangnya dateng ke rumah dan minta Alarico buat nyetujuin pernikahan kalo gak pertunangan sama Salsa anak dari kolega bisnis papanya di bagian kesehatan dan Farmasi," Jelas Tama.
Mengangguk dan menggeleng.
"Kalo lo bisa bantu dia syukur kalo gak ya udah gak papa lagian Dia palingan langsung di tendang sama orang tuanya dari KK," seketika ucapan Tama membuat dahi Syera mengerut jelas.
"Lo kalo ngomong suka nyeletuk kasar. Ya kali gak mau di jodohin langsung di tendang dari kartu keluarga," ucap Syera meremehkan.
Tama mengedikkan bahunya.
"Serah lo."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments