Di lapangan basket sekitar gedung B ada lah yang paling besar sering menjadi pusat juga tempat arena tanding.
"Latihan Bro Lupa lo ama kewajiban," ucap Soleh mengingatkan Riza orang yang mengajak Alarico dan teman basket lainnya tanding. Padahal Riza terkenal anak sebelah yang songong.
Cuman sering mewakilkan beberapa event dengan tampilan wajah tampan dan prestasi membanggakan.
Riza bukan lawan sepadan untuk Alarico yanh semua mendali tak terlihat bahkan raihan prestasi Alarico bisa melebihi Riza. Tapi, ya itu..dia, Alarico lebih suka biasa aja.
"Iya.. gue tahu tapi, gue lagi pengen duel sama yang katanya jago banget maennya," ucap Riza anak sebelah yang memang sombong karena ketua tim basket dia yang pimpin padahal mainnya aja gak cukup bagus dari Alarico.
Tama berdecak remeh.
"Kaya punya nyali aja lo lawan Al," ucap Tama dengan wajah datarnya.
Seketika tanpa banyak bicara Alarico turun lagi ke lapangan sempat sebelumnya hanya permainan pemanasan kini sungguhan. Alarico langsung melepas jaketnya dan mengganti baju latihannya.
Tanpa mereka sadari ini semua adalah permainan Riza menjatuhkan Alarico di depan semuanya.
Alarico siap di posisi.
Sebenarnya tidak semua mengagumi ketampanan juga ketenaran Alarico beberapa dari mereka memendam tak suka bahkan benci diam-diam. Gak keliatan gak suka tapi, kalo di sapa langsung terbang. Biasa pesona bintang emang beda.
Alarico mengamati sekitar seketika merebut bolanya saat fokus Riza kacau sebentar. Permainan sudah di mulai Riza menatap penonton yang ramai dan banyak bicara.
Teman-teman Riza yang susah payah mengumpulkan semua melihat pertunjukan Riza dan Alarico malah jadi mempertunjukan kemampuan kerennya Alarico.
"Lo Mau latihan atau mau pamer, lo mau ngejatohin gue," ucap Alarico pada Riza seketika membuat raut wajah kesal tak terima di hina balik lewat bisikan ketika Alarico berjalan disampingnya.
"Dasar banci lo."
Alarico mencetak poin besar sekali lemparan
Syera di tarik Zulaika dan juga di tarik Dinda bersamaan membawa Syera melihat pertunjukan basket yang hampir jarang bahkan bisa di hitung sisanya hanya latihan. Ya... mirip adegan langka di Universitas Samudra.
"Ih.. Apa sih Zul. ..Din... Gue mau pergi bentar gak enak gue kalo ngulur waktu," ucap Syera.
Dinda menggeleng dan menarik kasar Syera duduk.
"Duduk diam Rara, Kita sedikit ngerasain namanya hiburan.. Ngerti," ucap Dinda malas Syera dengarkan tapi, tanpa sengaja tatapan Alarico saat melirik tak sengaja tabrakan dengan tatapan mata Syera yang kesal.
Smirk tipis Alarico keluarkan seketika mencetak sekor tinggi lagi dan bersamaan itu, waktu permainan yang Riza dan teman-temannya tentukan selesai.
Wasit adil karena mereka menarik Pak Budi yang tiba-tiba lewat.
"Kenapa Lo bangga menang, Liat aja gue bakalan kalahin lo," ucap Riza tak terima tapi, Alarico acuh saja.
"Terserah," ucap Alarico. Berjalan mendekati ketiga temannya Seketika Galang terkejut.
Satu penonton bahkan menoleh kearahnya.
Galang jadi malu.
"Gak Al, Gak mau gue, Lo aja minta sendiri," ucap Galang malas.
Seketika suara bijak dari Tama membuat tatapan kesal Alarico berubah tak tahu apa yang Tama ucapkan tapi, Semua menatap Alarico mendekati Syera yang baru akan bangkit dari duduknya meningalkan Dindan dan Zulaika.
"Apa Lo," ucap Syera kesal.
Wajah tampan menyebalkan itu tersenyum tipis.
Syera menatap seluruh mahasiswa yang ada di sekitarnya.
"Besok aja lah, Gue kasih tahu," ucap Alarico bersikap aneh seketika membuat Syera melongo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments