Syera mendengus sebal setelah Tama mengatakan dua kata sebelum pergi.
Di tempat kerja setelah pulang kuliah Syera bekerja di salah satu toko roti Sam.
Disana Syera tidak mendapatkan gaji besar tapi, cukup untuk tambahan.Di sela Toko sepi Syera menatap Nomor Alarico di ponselnya sewaktu minta pada Tama.
Tapi, Kenapa Syera minta nomor ini sih? Haah... bukan ini yang Syera mau kenapa Syera jadi pinplan sih.
Tentang penjelasan Tama, Syera sedikit paham walaupun Tama tak menjelaskan secara lebar dan luas. Syera tahu perasaan Alarico.
Tapi, Syera merasa pusing juga kenapa minta tolongnya pada dirinya sih ya, kan jadi kepikiran juga kalo beneran di tendang dari Kartu keluarga tuh anak jadi gelandangan. Syera pasti ngerasa bersalah.
Di rumahnya Alarico bermain ponsel sendiri di kursi kerjanya dengan menatap layar ponsel Alarico mengagumi foto seseorang yang bahkan wajahnya tak jelas. Itu kejadian bakti sosial waktu itu dimana kelasnya mengambil beberapa orang sedang beberapanya bertugas dokumentasi.
Pas Alarico memegang kamera saat itu Alarico tak sengaja mengambil gambar Syera. Tak bisa hanya satu jepretan bahkan berkali-kali sampai tak sadar sangat banyak.
Syera tidak tahu tapi, Alarico tidak paham juga kenapa dirinya mengambil gambar ini, dan waktu bertemu ayahnya sebentar lagi Alarico harus menghentikan perjodohan ini dengan jalan lain. Syera tidak mau membantunya.
Alarico tak pandai mengutarakan perasaannya pada orang yang ia suka tapi, lebih pada sikapnya tanpa banyak bicara.
Tapi, bicara jalan keluar. Jalan lain itu menuju ke Syera dan tidak tahu kenapa pikiran Alarico menyarankan Syera saja kemarin.
Alarico bangkit dari kursi kerjanya dan seketika itu ponselnya berdering dengan nomor tak di kenal.
Syera menggigit kuku jempolnya.
Kenapa dia gugup mau menelpon Alarico saja tapi, di sebrang sana Alarico tak langsung mengangkatnya dan justru memperhatikan dulu baru mengangkatnya.
"Ha.. Assalamualaikum ini Gue Syera, Lo bisa dateng gak di toko roti Sam. Gue mau ngomong sesuatu," ucap Syera cepat seketika di putus Syera sendiri.
Syera merutuki dirinya langsung Akh.. Memalukan Gak sopan, Syera kenapa memutusnya sebelum mendengar jawaban di sebrang sana.
Syera memukul bibirnya berulang kali menyumpah serapah bibir tak tahu diri main memutus sambungan telpon.
Di tempatnya Alarico yang baru mau menjawab seketika mendengar nada putus sambungan langsung terdiam aneh dengan telpon orang ini Tapi, ucapan si penelpon cukup jelas. Alarico langsung pergi ke tempat dimana si penelpon ingin menjelaskan sesuatu.
Alarico sampai di toko roti Sam Alarico memilih memesan minuman sambil menunggu Syera yang katanya sedang sibuk sang kasir yang aneh tak terlalu memikirkan hal itu.
Syera melirik ketempat dimana Alarico duduk.
Sudah datang ternyata.
Syera melirik jam dan waktu kerjanya juga sebentar lagi habis.
Syera sudah selesai dengan pekerjaannya yang sudah beberapa jam dan pamit pulang pada managernya.
Ketika itu melihat Alarico duduk meminum es kopi Americano.
Syera tersenyum malu sambil berjalan mendekat lalu menarik kursi didepan Alarico ketika sudah dekat dan duduk.
Didepan Alarico kini Syera sangat canggung.
"Eh, Anu, Al... Gue gak sopan ya," ucap Syera cengenegsan.
Sihf kerja Syera sudah selesai kini bergantian yang lainnya sampai jam sepuluh malam.
Alarico mengangguk menatap Syera.
"Maaf, Gue ada pelanggan jadi harus sampe selesai dulu," ucap Syera.
"Kalo di telpon gue gugup gak bisa lama-lama abisnya gue malu," ucapnya lagi.
"Lo lama nunggu?" ucap Syera.
"Dua jam.." Jawab Alarico santai sambil melihat jam tangannya.
"Lo mau ngomong apa?" tanpa basa basi Alarico langsung bertanya ke inti pembicaraan.
Syera menatap Alarico ragu tapi, ini bantuan manusiawi kan semoga masalahnya gak besar pikir Syera.
Tapi, Syera juga tidak tahu bagaimana jalan takdirnya ke Alarico jadi teman atau jadi suka.
Kok malah mikir jadi suka, Ih amit-amit jangan sampe suka.
Alarico begini harusnya dapet yang lebih baik gak potongan bentuk Syera Alinda, sadar diri Woy.
"Gu-gue, Gue mau lo ajak malem ini," ucap Syera seketika Alarico mulai serius tidak santai dan malas seperti tadi, sekarang lebih semangat dan mendengarkan lebih serius.
"Bukannya Lo bilang gak bisa," ucap Alarico yang berpikir jika Syera memang sulit di bujuk tapi, pasti ada sesuatu sampai Syera mengubah pendapatnya.
Syera mengangguk pelan.
Seketika mengingat nasehat Zulaika dan Dinda yang bilang mendukung apapun keputusan Syera untuk membantu Alarico setelah mereka bertiga berunding.
Zulaika dan Dinda sebenarnya mendengar juga penjelasan Tama tentang Alarico dan sulit juga jika menjadi Syera. Tapi, aneh juga jika sampai Syera menjadi beban pikiran masalahnya Syera orang yang terlalu baik hati sampai tak tegaan.
"Gue tahu lo gak suka Alarico tapi, Bantuan kecil gak masalah selesain secepatnya dan buat perjanjian juga supaya dia gak gangguin lo sama kita berdua," nasehat Zulaika.
"Gue yakin Alarico si Bad boy dan brandalan kayak dia gak akan ingkar janji buktinya di, pernah nonjokin anak fakultas sebelah karena ngeremehin cewek dan pernah kasih bogem mentahnya ke asisten Dosen karena omongannya gak pernah di pegang dan..." nasehat dari Dinda terlalu banyak Syera hanya mendengar di bagian itu sisanya Syera pergi meninggalkan Dinda bersama Zulaika.
Alarico masih diam menunggu jawaban Syera lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments