Rachel dan Jasper sudah sah menjadi suami istri. Pernikahannya di selenggarakan di kediaman kakek dan nenek Jasper. Hal ini bertujuan agar tidak ada yang tahu mengenai pernikahan mereka selain dari keluarga inti.
Sesuai keinginan Jasper, pernikahan ini hanya dihadiri oleh Kai dan Alula selaku kedua orang tuanya, kakek dan neneknya, adiknya, serta Daniella dari pihak keluarga mempelai wanita. Alula dan Kai memang menawarkan untuk menjemput orang tua Rachel di Bulgaria, agar bisa menghadiri pernikahan putrinya. Akan tetapi, tawarannya itu langsung ditolak mentah-mentah oleh Rachel. Ia tidak ingin kedua orang tuanya berbuat onar, jika mereka tahu Rachel menikah dengan anak orang kaya raya.
"Ku harap kalian bahagia," Alula tersenyum. Ia mendoakan yang terbaik untuk putra dan juga menantunya.
Setelah upacara pernikahan selesai, kini mereka makan malam bersama guna mendekatkan dua keluarga yang sudah menjadi satu.
"Jangan dulu mempunyai anak ya? Selesaikan dulu kuliah kalian!" Nenek dari Jasper yang bernama Sofia memberikan nasihat.
Rachel pun mengangguk sekaligus tersipu malu dengan pertanyaan dari Sofia.
Sofia adalah ibu dari Kai, atau bisa dibilang Sofia adalah nenek Jasper dari pihak ayah. Sofia dan suaminya begitu kaget ketika mendengar kabar bahwa cucu pertamanya akan menikah. Akan tetapi, Kai menjelaskan semuanya dengan baik.
Berat memang bagi Sofia dan suami menerima pernikahan cucunya, tak lain adalah karena usia Jasper baru belasan tahun. Tetapi, Sofia percaya kepada Kai dan Alula bahwa pilihan mereka adalah pilihan yang tepat. Tentu saja, Kai dan Alula tidak memberitahukan mengenai latar belakang Rachel yang pernah bekerja di klub malam. Kai hanya memberitahukan, bahwa Rachel merupakan teman sekelas Jasper di kampus. Setelah perdebatan panjang yang sedikit alot, akhirnya Sofia dan suami menerima pernikahan cucunya. Mereka yakin, Rachel adalah gadis terdidi, karena berada di lingkungan kampus yang sama dengan Jasper.
Mengenai Rachel sendiri, semenjak Kai dan Alula memberikannya rumah, Rachel sudah berhenti dari pekerjaannya di klub malam. Kini status Rachel hanya sebagai mahasiswa dan juga ibu rumah tangga.
"Setelah menikah, akan ada banyak badai dalam kehidupan rumah tangga. Mama harap kalian akan selalu kuat dan selalu bersama-sama," Alula memberikan petuah.
"Selalu bersama-sama? Itu hanya akan ada dalam mimpi Mama," Jasper membatin sembari meneguk air yang ada di dalam gelas hingga tandas.
Rachel terlihat memotong-motong Steak Tartare yang ada di piringnya. Ia memakan steak yang memiliki kematangan di tingkat rare itu dengan malas. Bahkan makanan mewah itu terasa hambar di mulutnya, Rachel menelan makanan itu dengan berat. Hatinya bergidik ngeri membayangkan harus hidup bersama dengan Jasper, pemuda yang sering mengacuhkannya dan juga menghinanya. Kira-kita setelah ini, apa yang akan terjadi dengan kehidupan rumah tangganya?
"Makanannya tidak enak ya?" Alula bertanya karena melihat raut wajah Rachel yang tak bernafsu untuk makan.
"Enak, Tante!" Rachel buru-buru menjawab.
"Tante? Kau masih memanggilku tante? Sekarang aku ibu mertuamu. Kau adalah anakku. Panggil aku Mama!" Alula mengulas senyumnya yang tulus.
"Iya, Ma," Rachel tampak kikuk.
"Lihatlah! Betapa baiknya ibumu! Lalu, mengapa sikapmu sangat jauh berbeda dengan ibumu?" Rachel mencuri pandang ke arah pria yang sudah resmi menjadi suaminya. Sementara orang yang ditatapnya tengah menyantap sepiring Cassaoulet dengan tenang dan lahap, seolah tidak ada hal yang mengganggunya.
Setelah selesai dengan perayaan pernikahan Jasper dan Rachel, keluarga mereka pun langsung mengantarkan sepasang pengantin baru itu ke rumah barunya. Rumah baru mereka terletak di perumahan asri yang terletak di dekat Beacon Hills.
"Kami pamit pulang dulu! Nikmatilah malam pertama kalian sebagai pasangan suami istri!" Alula memberikan petuah. Semua keluarga memeluk mereka secara bergantian.
"Adikku, sayang! Aku ingin tinggal di sini bersamamu," ucap Daniella saat ia memeluk adik bungsunya itu. Saat ia masuk ke dalam rumah baru adiknya, matanya dibuat takjub dengan rumah yang kental bernuansa Eropa ini. Ditambah dengan perlengkapan di dalamnya yang terlihat sangat luxury.
"Nona Daniella, sebaiknya kita biarkan mereka hidup mandiri! Tidak baik jiga ada salah satu keluarga kita tinggal bersama pengantin baru ini," Kai tersenyum sarkas saat ia mendengar keinginan Daniella.
"Mak-maksudku, aku ingin menemani adikku, Tuan karena aku khawatir dia tidak bisa hidup mandiri!" Daniella merasa malu tertangkap basah, pasalnya ia berkata demikian saat keluarga Allen sudah keluar dari rumah. Akan tetapi, tanpa sepengatahuannya, Kai masuk kembali ke dalam rumah untuk mengambil ponselnya yang tertinggal.
"Kau tidak perlu menemaninya, ada putraku yang akan ada 24 jam untuk Rachel," Kai mengambil ponsel miliknya di atas nakas yang ada di ruang tengah.
"Nona Daniella, mari kita pulang! Kita berikan waktu istirahat untuk mereka," Kai menatap tajam Daniella.
"Ba-baik, Tuan!" Dengan gugup Daniella melangkahkan kakinya keluar, bahkan ia tak berpamitan kepada adiknya.
"Kalian segeralah istirahat. Papa pulang, nanti Papa akan mengunjungi kalian kembali," pamit Kai kepada Rachel. Sedangkan Jasper sudah masuk ke dalam kamar sedari tadi.
"Iya, Pa," Rachel tersenyum tulus. Andaikan Alula dan Kai adalah orang tua kandungnya, tentu hidupnya akan sangat bahagia. Kai pun meninggalkan rumah putra dan menantunya itu.
Rachel menatap rumah mewahnya yang sudah sepi. Tidak ada orang lain selain dirinya saat ini di tengah rumah. Hanya terdengar jam dinding yang berdetak, menemani hatinya yang saat ini terasa sangat sunyi.
Rachel mencoba mengumpulkan keberanian. Gadia itu melangkah naik menuju tangga untuk sampai di kamarnya. Saat sudah sampai di depan pintu kamar, Rachel menghirup nafas terlebih dahulu. Ia membuka pintu. Tampak kamar utama sudah dihias seperti kamar pengantin pada umumnya. Kaki kecilnya menelusuri kamar yang cukup luas itu. Ia melihat taburan bunga mawar yang di bingkai menjadi simbol cinta di atas seprai kasurnya.
Tatapannya beralih kepada handuk yang dirangkai menjadi angsa. Auranya menjelaskan mereka adalah pasangan yang berbahagia dan menikah dengan penuh cinta.
"Kau sedang apa?" Jasper yang keluar dari kamar mandi menatap tidak suka kepada Rachel.
"Sedang melihat-lihat kamar," Rachel berterus terang.
"Ini kamarku. Kamarmu bukan di sini," ucapnya ketus.
Lagi-lagi Rachel hanya mendengus. Ia sudah mengira hal ini akan terjadi. Lagi pula, bukankah ini keinginannya untuk tidak berdekatan dengan suami yang tak dicintainya itu?
"Lalu, aku harus tidur di mana?" Rachel bertanya dengan santai.
"Terserah kau saja. Mau tidur di dapur atau di toilet atau di kolam renang pun itu bukan urusanku."
"Kolam renang? Kau pikir aku ikan?" Rachel menunjukan kejengkelannya.
"Sudahlah. Aku lelah berdebat denganmu," Rachel membalikan tubuhnya, ia bersiap untuk keluar dari kamar suaminya.
"Tunggu!" Suara Jasper menghentikan langkah kaki gadis itu.
Rachel menoleh tanpa menjawab sepatah kata pun. Ia melihat suaminya membuka laci dan mengeluarkan sebuah kertas dari sana.
"Ikut aku!" Jasper berjalan dan menarik tangan Rachel keluar dari kamar itu.
"Aku bisa jalan sendiri," Rachel memberontak. Tapi Jasper tak melepaskan cekalan tangannya.
Pemuda itu membawa istri kecilnya ke ruang keluarga. Dengan patuh, Rachel terduduk di sofa.
"Tanda tangani itu!" Jasper menyimpan kertas itu di atas meja.
"Apa ini?" Rachel menatap wajah suaminya.
"Baca saja! Kau tidak bisa membaca?"
Rachel mengambil kertas itu dan membaca kalimat demi kalimat.
"Ini kontrak pernikahan? Seperti di novel-novel," Rachel tertawa.
"Baca dan tanda tangani!" Jasper memerintah.
"Baiklah," Dengan mudah Rachel menandatangani kontrak pernikahan itu.
Kontrak pernikahan :
Saya, Rachel Olivia Ruzha menyatakan dengan ini akan tunduk dengan perjanjian yang tertulis di dalam surat perjanjian pernikahan. Adapun perjanjian ini adalah :
1. Saya tidak akan mencampuri hidup suami saya yang bernama Jasper Allen,
2. Saya tidak akan mengurusi hubungannya dengan lawan jenis mana pun,
3. Saya akan menjadi istri yang patuh dan tidak membangkang,
4. Saya akan melakukan kewajiban sebagai seorang istri,
5. Saya tidak akan menolak jika suami mengajukan gugatan perceraian.
"Tunggu! Apa maksud poin nomor 4?"
"Aturan kau menanyakan terlebih dahulu sebelum menanda tanganinya. Maksudnya adalah kau harus mengurusi segala kebutuhanku di rumah ini. Mengerti?"
"Beres beres rumah?" Rachel memperjelas.
"Tentu saja. Memang kau kira apa?" Jasper berteriak.
"Ku kira melayani di atas kasur," ucap Rachel dengan polos sembari menggaruk rambutnya.
"Jangan bermimpi! Orang tidak waras pun akan sadar terlebih dahulu saat akan menyentuhmu," oceh Jasper dengan pedas.
"Berarti kau tidak waras? Kau kan pernah menyentuhku?" Rachel tertawa mendengar ocehan suaminya.
Jasper tidak menjawab, ia mengambil kertas yang sudah dibubuhi tanda tangan itu dengan kasar. Jasper pun meninggalkan Rachel yang masih tertawa dengan tawa kemenangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
El'
coba tebak siapa nanti yang akan melanggar atau merobek surat perjanjian ini?
2022-06-25
0
Zinnia Azalea
Makasih kak revisinya ya. Nanti otor edit 😘😘
2022-06-08
0
Shakila Anwar
kasian Rachel. keluarganya gaada yang bener 😭
2022-06-06
1