"Sepertinya gadis ini tidak mau dibeli olehmu, tuan!" Seorang pemuda tampan dan muda mendatangi Rachel dan kedua orang tuanya.
Rachel tampak terkesima dengan pemuda itu. Tak lama seorang pemuda lagi datang. Rachel berpikir bahwa itu adalah teman pemuda tampan tadi.
"Kau tahu apa anak kecil? Aku membelinya untuk dijadikan istri," cetus pria paruh baya itu dengan bengis.
"Jasper, sudahlah jangan ikut campur!" teman pemuda itu hendak menarik tangan pemuda yang diketahui bernama Jasper itu.
"Sepertinya mereka bukan warga sini," ucap Nicolay dalam hati seraya memperhatikan penampilan Jasper dan temannya.
"Aku tidak mau. Tolong aku!" Gadis itu menangis menatap Jasper.
"Informasi yang aku dapatkan dari penduduk di kota ini, harusnya kegiatan pasar pengantin ini tidak ada paksaan sama sekali. Tetapi mengapa kalian memaksa putri kalian untuk bersama pria ini?" Jasper mengarahkan pandangannya ke arah Nicolay dan Anelia selaku orang tua Rachel.
"Kamu mengerti apa? Yang penting uang," jawab Nicolay.
"Uang? Aku akan membayar anakmu lebih dari pria ini. Berapa kau membayar?" Jasper mengarahkan tatapannya ke arah pria yang ada di sampingnya.
"Sombongnya kau anak kecil! Punya uang berapa kau, hah?" Bentak pria paruh baya.
"Kami dan dia bernegosiasi di angka 10.000 lev Bulgaria (mata uang Bulgaria)," jawab Nicolay.
"Aku tidak ingin menikah dulu," berontak Rachel yang sedari tadi menangis. Matanya tampak sembab, hal itu membuat Jasper semakin iba.
"Baiklah. Aku akan membelinya 16.000 lev Bulgaria. Bagaimana?" Tawar Jasper dengan enteng.
Nicolay dan Anelia serta pria yang menawar Rachel kaget mendengar ucapan Jasper.
"Memangnya kau mempunyai uang sebanyak itu? Jangan bermimpi anak kecil!" Pria yang ingin membeli tadi tertawa dengan sangat keras.
Jasper mengambil ponselnya dan menelfon para pengawalnya.
"Tunggu! Pengawalku akan datang dan membawa uangnya ke sini," Jasper memasukan ponsel itu kembali ke dalam saku celananya.
Beberapa menit kemudian, pengawal-pengawal Jasper pun datang.
"Ini uang yang anda minta, Tuan. Tapi untuk apa uang sebanyak ini?" Pengawal itu tampak kebingungan.
Jasper mengambil koper uang yang sudah disimpan di dalam koper oleh para pengawalnya. Jasper langsung memberikan koper itu kepada kedua orang tua Rachel.
"Aku setuju," kata Nicolay.
"Aku sudah sah membelinya!" Kata Jasper seraya memberikan koper berisi uang kepada orang tua Rachel.
"Ini benar uang?" Mata Anelia berbinar menatap gepok demi gepok uang dari dalam koper. Pertahanan Anelia pun roboh saat melihat uang berlev-lev di depan matanya.
"Sial*n!' Hardik pria paruh baya tadi. Ia pun segera berlalu dari sana.
Rachel tampak termangu di tempatnya berdiri. Ia masih tidak percaya keberuntungan masih berpihak padanya. Rachel terus mengucapkan rasa syukur di dalam hati karena ia tidak jadi dinikahkan dengan pria yang seumuran dengan ayahnya.
"Kau bebas. Aku pergi!" Suara Jasper membuyarkan lamunan Rachel. Ia pun pergi meninggalkan gadis berambut blonde itu. Sedangkan kedua orang tua Rachel masih terpana dengan uang yang sudah menjadi milik mereka.
"Kau mau ke mana? Ayo kita urus pernikahanmu dengan putriku!" Teriak Nicolay saat melihat Jasper melongos pergi.
"Tidak ada pernikahan!" Seru Jasper seraya tidak menghentikan derap langkah kakinya.
"Tuan, tunggu!" Rachel menahan tangan Jasper yang berjalan menuju mobil.
"Apa?" Tanya Jasper dengan dingin. Ia melepaskan kaitan tangan Rachel.
"Terima kasih," tutur Rachel dengan senyum merona.
"Sama-sama," ketus Jasper.
Jasper memperhatikan penampilan Rachel dari ujung kaki sampai dengan kepala.
"Gadis seperti ini jelas bukan tipeku. Dia tampak seperti wanita wanita penggoda," batin Jasper memperhatikan dress Rachel yang terbuka.
"Tuan, namaku Rachel. Siapa namamu?" Rachel menjulurkan tangannya.
"Dia sangat agresif," Jasper menilai dari dalam hatinya.
Jasper menatap tangan Rachel dengan dingin, kemudian ia berbalik lagi dan berjalan menuju mobilnya.
"Aku tidak akan menikahimu. Pulanglah sebelum ada yang menawarmu lagi!" Jasper berucap sebelum ia masuk ke dalam mobil.
"Sombong sekali dia!" Rachel mencebikan bibirnya.
"Apa-apaan kau ini?" Semprot teman Jasper yang bernama Archie. Kini mereka sudah berada di dalam mobil dan meninggalkan pasar itu.
"Maksudmu?" Jasper tampak tidak mengerti.
"Kau mengeluarkan uang sebanyak itu untuk apa? Kau gila? Jika kedua orang tuamu tahu kau membeli seorang gadis, kau akan habis!" Archie berteriak.
"Kalau begitu jangan sampai kedua orang tuaku tahu."
"Kau benar-benar gila!" Archie menggelengkan kepalanya.
"Ayo kita pulang!" Perintah Jasper kepada pengawal yang sedang menyetir.
"Pulang? Baiklah, Tuan!" Pengawal itu menbelokan mobilnya ke arah sebuah hotel mewah.
"Maksudku ayo kita pulang ke Inggris!" Jasper memberikan perintah.
"Pulang? Ke Inggris? Hari ini?" Archie tampak tidak percaya. Sementara itu tidak ada sahutan dari Jasper.
Jasper Allen adalah seorang pemuda berusia 17 tahun. Jasper adalah remaja yang tampan dan mempesona. Ia adalah seorang anak dari konglomerat Inggris. Keberadaannya di negara Bulgaria tak lain dan tak bukan adalah untuk berlibur seusai kelulusan sekolah dilaksanakan.
Jasper tampak memperhatikan jalanan kota Bulgaria dari kaca mobil yang ia tumpangi.
"Kau pasti akan melupakan Aurora!" tandas Archie saat melihat raut wajah murung dari Jasper.
Jasper hanya tersenyum kecut. Sebenarnya liburan sesudah kelulusan hanyalah tameng agar Jasper bisa pergi dari negara Inggris. Alasan sebenarnya ia berlibur adalah untuk melupakan gadis yang bernama Aurora. Gadis itu adalah cinta pertama sekaligus teman masa kecilnya. Aurora terang-terangan menolak cintanya karena Aurora sendiri sudah memiliki kekasih.
"hufft," Jasper menghembuskan nafas yang ia rasa semakin berat saat ia mengingat Aurora.
"Kita masih muda. Kita masih pelajar SMA. Lebih baik kita memikirkan ujian untuk masuk ke perguruan tinggi yang sudah di depan mata" hibur Archie.
Sementara itu...
"Kemana anak itu?" Nicolay celingukan mencari keberadaan Rachel.
"Tidak tahu," Anelia menggengkan kepalanya.
"Ayo kita pulang dan rayakan bersama Rachel!" sambung Anelia.
Anelia dan Nicolay pun pulang dengan menenteng uang di tangannya.
"Ke mana dia?" Nicolay masuk ke dalam rumahnya.
"Sepertinya Rachel belum pulang," Anelia mengambil koper uang itu untuk di simpan di tempat yang aman.
Rachel yang sudah sampai ke rumah terlebih dahulu tampak mendengarkan percakapan ibu dan ayahnya.
"Siapa pemuda tadi?" Nicolay tampak penasaran.
"Mungkin turis," Anelia mengangkat bahu.
"Aku yakin dia seorang borjouis," terawang Nicolay.
"Jadi, Rachel tidak akan jadi menikah?" Anelia tampak mengira-ngira.
"Tentu saja aku tidak akan menikah," Rachel bergumam dan terus mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya.
"Dia akan tetap menikah," Nicolay melepaskan sepatu miliknya.
"Maksudmu?" Anelia tampak tidak mengerti.
"Rachel akan tetap aku nikahkan. Besok mari kita datang ke pasar itu lagi!" Nicolay memutuskan.
"Ayah! Teganya kau!" Setitik air mata Rachel melompat kembali.
"Setelah kita mendapatkan uang ini?" Anelia tampak keheranan.
"Ini bukan hanya tentang uang, tetapi pergaulan anak remaja zaman sekarang sudah sangat liar. Aku khawatir mengenai Rachel. Aku khawatir dia tidak bisa menjaga dirinya. Jadi, lebih baik kita nikahkan saja!" Nicolay tampak mempengaruhi Anelia.
"Baiklah," Anelia hanya bisa menuruti keputusan suaminya.
"Tidak. Aku tidak ingin menikah. Bagaimana jika pria tua tadi datang lagi besok," Rachel menghapus air mata di pipinya. Ia segera masuk ke dalam kamar.
"Aku harus pergi dari rumah ini," Rachel mengambil koper mini dan mulai memasukan baju-bajunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
ya Rachel pergi saja.. orang tua mu memang matre
2023-07-13
0
Arik Purwaningsih
orangtuanya Rachel GK ngotak
2023-07-12
0
✰ᴘᷱuͣᴛᷤʀͣɪᷨɴͥᴀ
pemuda ini akan jd jodohnya Rachel 🤭🤭
2022-07-29
0