Bibir Rachel membisu, ia tidak menyangka jika pria yang pernah menolongnya itu kini bertindak seolah olah ingin mempermalukan dirinya.
"Bagaimana, Nona Rachel? Apa pendapatmu?" Tanya seorang senior yang menatap ke arah gadis berambut blonde itu.
"Pendapatku adalah sudah seharusnya kasus yang merendahkan harkat martabat seorang wanita diberikan sanksi yang sangat tegas. Wanita pun harus bisa menjaga dirinya sendiri, jika perlu wanita bisa membekali dirinya dengan ilmu bela diri," jelas Rachel dengan tegas.
"Lalu, bagaimana pendapatmu mengenai seorang perempuan berusia belasan tahun yang bekerja di sebuah klub malam?" Tanya Jasper dengan menarik sebelah bibirnya ke atas.
"Menurutku tidak ada yang salah dengan bekerja di sebuah klub. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana keadaan orang lain. Jangan menilai dari satu sisi saja! Bisa jadi alasan seorang gadis belasan tahun bekerja di sebuah klub adalah untik menyambung hidupnya," Rachel menatap nyalang ke arah Jasper. Ia seolah tidak gentar dengan intimidasi yang dilakukan oleh pemuda yang pernah membelinya itu.
"Lalu, bagaimana jika status gadis yang bekerja di klub malam itu adalah mahasiswi di sebuah universitas terkenal?" Jasper begitu menikmati raut wajah Rachel yang seakan ingin memakannya hidup-hidup.
"Menurutku tidak ada yang salah selama itu tidak mengganggu waktu kuliahnya. Bukankah begitu teman-teman?" Rachel meminta pendapat dari teman-teman sekelas yang menjadi pendengar.
Seorang gadis yang diketahui bernama Aurora pun mengangkat tangannya untuk menanggapi pernyataan Rachel.
"Bolehkah aku menyanggah pendapat Rachel?" Aurora meminta izin kepada senior dan senior pun mempersilahkannya.
"Aku rasa penjelasan Rachel keliru. Bagaimana pun seorang mahasiwa harus menjaga nama baik almamaternya. Bagaimana bisa seorang mahasiswi universitas ternama bekerja di sebuah klub malam? Oke jika dia memang bekerja sebagai waitress atau pembersih klub. Akan tetapi, sangat tidak elok saja bila orang-orang tahu ada mahasiswi yang bekerja di sebuah klub malam. Kalian tahu sendiri kan, pekerja-pekerja malam seperti itu rentan dari bentuk p*leceh*n dari kaum laki-laki," Aurora memberikan argumennya.
"Akan tetapi, kita tidak tahu bagaimana kehidupan orang lain. Bisa saja, dia bekerja karena harus menyambung hidupnya untuk bertahan hidup hari demi hari. Siapa yang tahu? Apalagi di siang hari gadis ini harus pergi kuliah" Rachel menanggapi pernyataan Aurora.
"Nona Rachel, menurutku pendapatmu itu terlalu naif. Ada banyak pekerjaan yang bisa diambil oleh seorang mahasiswa. Misal bekerja part time di siang hari untuk menyajikan makanan di restoran, atau pekerjaan yang lain yang bisa diambil oleh seorang mahasiswa tanpa harus bersinggungan dengan dunia malam," Aurora kembali menanggapi ucapan dari Rachel.
Spontan mahasiswa-mahasiswa dan para senior pun bertepuk tangan akan jawaban dari Aurora. Jasper pun menatap dengan penuh takjub kepada gadis yang amat dicintainya itu. Jawaban Aurora semakin menegaskan bagaimana perasaan Jasper kepadanya.
"Ya, kau dan yang lain bisa berkata seperti itu karena kalian di lahirkan di sebuah keluarga kaya raya. Tahu apa kalian tentang sulitnya mencari uang? Kalian tidak akan pernah mengerti kejamnya dunia ini untuk orang-orang miskin. Kalian bisa berbicara idealis seperti itu karena kalian hanya perlu menadah tangan untuk membeli semua kebutuhan yang kalian mau. Berbeda halnya denganku. Aku harus hidup dan bertahan di negara orang dengan segenap jiwaku. Bekerja part time di restoran? Tidak semudah yang kau katakan Aurora. Selain karena aku pendatang, bayaran bekerja di part time tidak akan mengcover seluruh kebutuhan hidupku," batin Rachel dengan meluap-luap.
"Oh iya mengapa kau sangat emosional ketika tadi menjawab?" Nicole bertanya ketika sesi diskusi telah selesai.
"Aku hanya bersifat netral. Aku memposisikan diriku sebagai orang yang harus bekerja untuk membiayai hidup," Rachel tersenyum penuh luka.
"Ya tapi aku setuju sih dengan penjelasan Aurora. Bagusnya mencari pekerjaan yang lain saja," Nicole berucap dengan enteng.
"Sudahlah. Mereka tidak akan mengerti," Rachel mengeluarkan kotak makannya dari tas karena para senior memberitahu jika waktu istirahat telah tiba.
****
Rachel menatap kotak makan mahal yang baru saja ia terima. Para senior membuat ide kepada para mahasiswa baru untuk menukarkan makanan mereka dengan teman sekelasnya. Semua mahasiswa mengumpulkan kotak makanan mereka. Para senior pun mengambil kotak mahasiswa dan kembali membagikannya secara acak. Hal ini dilakukan agar para mahasiswa bisa lebih akrab satu sama lain.
Rachel menerima kotak makanan yang terlihat elegan. Rachel membukanya dengan hati-hati. Di kotak makan itu terdapat sajian mewah Meat Pie. Meat Pie adalah olahan yang terbuat dari daging Sapi Fillet W**agyu, Jamur Matsutake Cina, Truffle hitam musim dingin dan Jamur Bluefoot.
"Ini kan Meat Pie," Rachel tampak syok dengan makanan yang ada di depan matanya. Rachel sendiri pernah melihat Meat Pie saat menonton acara televisi mengenai makanan-makanan termewah di dunia.
"Benarkah aku akan memakan ini?" Mata Rachel berkaca-kaca. Selama kedatangannya di negara Inggris, Rachel hanya mampu makan seadanya untuk berhemat.
"Silahkan makan makanan kalian!" Perintah senior wanita sembari memasukan tangannya ke jas almamater kampusnya.
"Selamat makan," Rachel langsung memakan makanan itu dengan sangat rakus.
"Ini makanan terenak yang pernah aku makan. Rasanya aku ingin menangis," kicaunya dalam hati.
Rachel tampak seperti orang kelaparan. Ia memakan makanan itu tanpa jeda.
"Hati-hati! Kau bisa tersedak!" Nicole menepuk bahu Rachel. Rachel hanya mengangguk dan kembali memakan makanannya.
"Aku begitu tidak sudi dan ikhlas makanan buatan mama dimakan olehnya," Jasper sang pemilik kotak makan menatap tajam ke arah Rachel yang tengah memakan makanannya dengan sangat lahap.
"Ayo makan makananmu!" Perintah Archie kepada sahabatnya itu.
"Lihatlah! Kotak makanannya begitu usang dan dekil!" Jasper menatap geli tempat makan yang ada di depan matanya.
"Syukurilah! Setidaknya kau mendapatkan makanan. Ayo makan!" Archie menasehati.
Dengan malas, Jasper pun membuka kotak makan yang sudah berwarna usang itu. Matanya membulat ketika ia melihat rupa makanan di dalam kotak makan itu. Jasper menutup hidungnya. Ia pun berdiri dari duduknya, otomatis semua makanan di dalam kotak itu berceceran.
"Jasper, ada apa?" Tanya senior laki-laki dengan khawatir.
"Lihatlah ada apa di dalam kotak bekal makanan itu!" Seru Jasper dengan setengah berteriak.
Senior pun melihat isi kotak makanan tersebut. Isinya adalah paru domba goreng dan roti berukuran kecil.
"Ini milik siapa?" Tanya senior kepada mahasiswa yang lain.
Seorang gadis dengan mulut yang masih di penuhi dengan makanan pun mengacungkan jarinya.
"Dia lagi! Mengapa aku terus berurusan dengannya?" Jengkel Jasper ketika melihat Rachel yang mengangkat tangan.
"Pantas saja dia menj*al diri. Dia pasti harus mendapatkan uang untuk memenuhi kehidupannya," geram Jasper dalam hatinya. Pasalnya ia adalah seseorang yang begitu tidak bisa melihat j*roan sapi, dll.
Author ucapkan terima kasih kepada readers yang sudah berkenan membaca. Author update santai ya karena ada kesibukan juga di dunia nyata. Tapi author selalu berusaha untuk update setiap hari. Satu hal yang pasti, Author pasti akan menulis novel ini sampai tamat ya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jasper adalah pria yang terlalu sombong.. sekurang-kurangnya bersyukur lah
2023-07-13
0
Amrisa Simatupang
wah Jaspers sombong sekali ya.. Rachel kasihan de
2023-01-08
0
Triana Mustafa
mereka y berkata begitu..karna tidak merasakan apa y orang lain alami...menjadi orang susah untuk menyambung hidup...rasanya amazing
2022-10-11
0