Jasper mengemudikan mobil miliknya dengan pikiran yang begitu kacau. Beberapa kali ia memukul-mukul setir mobil. Pikirannya sungguh porak poranda.
"Mengapa aku bisa bersama gadis si*lan itu?" Gigi Jasper bergemerutuk menahan amarah. Tak lama, Jasper menepikan mobilnya untuk menelfon Archie.
"Hallo, Archie! Aku minta alamat si gadis Bulgaria itu!!" Jasper tak berbasa basi saat Archie mengangkat telfonnya.
Jasper meminta alamat gadis itu kepada Archie karena mereka pernah satu kelompok, dan Archie pernah ke rumah Rachel untuk berdiskusi mengenai hasil tugas kelompok.
"Ada apa?" Archie bertanya balik.
"Aku minta alamatnya saja. Ada urusan."
"Kau baik-baik saja kan? Bagaimana semalam?" Archie tampak ingin tahu.
"Beritahu aku di mana alamat gadis itu!" Jasper tak menjawab pertanyaan Archie. Jelas ia tak ingin mengingat malam kelam itu.
"Alamatnya di dekat klub malam yang ada di Digbeth, tepatnya di belakang klub. Nanti tak jauh dari situ, akan ada rumah kecil yang berwarna abu-abu."
"Baiklah, terima kasih," Jasper langsung menutup telfon dari sahabatnya itu.
"Pasti ada yang tidak beres," gumam Archie saat Jasper menutup telfonnya.
Tanpa berbasa-basi lagi, Jasper langsung melajukan mobilnya menuju kediaman Rachel. Jasper melajukan mobilnya dengan kecepatan 100 km/jam. Tak lama, ia sampai di sebuah rumah kecil yang tampak sedikit lusuh dan tak terurus.
Jasper langsung turun dari mobil dan menggedor pintu rumah Rachel.
"Siapa orang yang bertamu di pagi hari seperti ini?" Daniella yang sedang berchat ria dengan kekasihnya merasa kesal mendengar ketukan keras di pintu depan.
"Rachel, ada tamu, tolong buka pintunya!!" Daniella berteriak. Tak ada sahutan dari kamar adiknya. Rachel memang baru tertidur setelah menangis semalaman.
"Ke mana anak itu?" Daniella keluar dari dalam kamarnya dan membuka pintu.
"Rachelnya ada?" Tanya Jasper saat Daniella membuka pintu.
Daniella tak menjawab pertanyaan dari Jasper. Ia menilik penampilan pemuda itu dari ujung kaki hingga kepala.
"Bukankah ini pria yang semalam minum di klub dan diantarkan oleh Rachel ke hotel? Wow, lihatlah pria ini! Semua yang ia pakai barang branded semua," takjub Daniella yang memang tahu mengenai barang-barang mewah. Jasper memang terbiasa memakai barang-barang branded setiap harinya.
Daniella pun melirik mobil mewah yang terparkir di halaman rumahnya.
"Mobilnya R*nge Rover keluaran terbaru," Daniella melirik mobil yang terparkir di halaman rumahnya.
"Rachelnya ada?" Jasper mengulang pertanyaannya.
"A-ada," Daniella menjawab dengan terbata.
"Bisakah kau panggilkan? Aku ada urusan dengannya."
"Oh tentu. Silahkan masuk!" Daniella membuka pintu lebih lebar.
"Tidak. Di sini saja," Jasper menolak.
"Baiklah. Aku panggilkan dulu," Daniella meninggalkan Jasper dan berjalan menuju kamar adiknya. Daniella masuk dan melihat Rachel tengah tertidur meringkuk dengan mata yang sembab.
"Anak ini kenapa?" Daniella memperhatikan raut wajah adiknya. Ia memang tidak tahu yang terjadi dengan Rachel, karena semalam Daniella langsung pergi dengan kekasihnya usai bekerja.
"Hey, Rachel! Bangunlah!" Daniella menggoyangkan pelan tubuh adiknya yang tengah lelap di dalam mimpi.
"Bangun!" Daniella menepuk pipi Rachel.
"Ada apa, kak?" Tanya Rachel dengan suara yang serak.
"Ada yang mencarimu."
"Siapa?" Rachel menggosok-gosok matanya.
"Pemuda yang semalam mabuk."
"Apaa??" Rachel berteriak. Otaknya refleks tahu siapa yang datang.
"Pria yang semalam kau antar ada di sini. Dia mencarimu."
"Suruh dia pergi saja, kak. Aku masih mengantuk," Rachel berpura-pura menguap.
"Apa terjadi sesuatu semalam?" Daniella menatap adiknya dengan curiga.
"Ti-tidak. Ter-terjadi apa maksud kaka?" Rachel menjawab dengan gagap.
"Mengapa dia mencarimu? Semalam ada sesuatu?" Daniella terus mencari tahu.
"Dia teman sekelasku. Mungkin ada urusan kampus," Rachel buru-buru mengelak.
"Kalau urusan kampus temui saja! Siapa tahu penting!"
"Baiklah, kak," Rachel buru-buru bangkit dari kasurnya. Ia tak ingin membuat Daniella semakin curiga.
Rachel berjalan cepat ke arah pintu, ia melihat Jasper sedang berdiri membelakanginya.
"Ada apa?" Tanya Rachel dengan suara yang parau dan dengan mimik wajah tak ramah.
Jasper membalikan tubuhnya, ia menatap Rachel yang terlihat berantakan.
"Mari kita bicara!" Ajak Jasper dengan dingin.
"Bicara? Tidak perlu ada yang dibicarakan," Rachel takut kejadian semalam saat Jasper hampir melec*hkannya terulang.
"Banyak yang harus kita bicarakan!" Jasper memaksa.
Daniella pun mengekori dan melihat keduanya di pintu yang terbuka.
"Aku ingin bicara mengenai semalam. Benarkah kita-"
"Jasper, aku lupa! Hari ini kita kan akan ke perpus," Rachel menghambur ke arah Jasper dan menarik tangan pemuda itu karena tahu kakaknya sedang menguping.
"Ayo kita pergi!" Lanjut Rachel dengan menggusur pria itu.
"Sepertinya ada sesuatu," Daniella semakin curiga.
"Aku harap mereka berpacaran. Hidupku dan Rachel akan mudah bila anak itu mempunyai kekasih yang kaya raya," harap Daniella.
"Ayo kita berbicara di tempat lain!" Gumam Rachel sembari terus berjalan.
Jasper masuk ke dalam mobilnya dengan di ikuti oleh Rachel. Jasper melajukan mobilnya ke sebuah taman yang lumayan lengang dan sepi. Mereka berdua diam dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Ada banyak hal yang ingin Jasper tanyakan.
"Mengapa semalam kau ada bersamaku di dalam kamar hotel yang sama?" Jasper bertanya tanpa melihat ke arah Rachel. Mereka kini masih berada di dalam mobil dan duduk di kursinya masing-masing.
"Alan menyuruh para waitress untuk mengantarkan kau pulang dengan memberikan imbalan. Lalu, entah kenapa dia malah menunjukku," Rachel berbicara dengan tatapan kosong.
"Jadi ini semua ulah Alan?" Jasper menggertakan giginya.
"Lalu? Mengapa kau masuk ke dalam kamar? Kau mencoba menjebakku?" Jasper menoleh ke arah gadis yang terduduk di sisinya.
"Tidak. Ada seseorang yang menyuruhku untuk mengantarkanmu ke kamar. Dia bilang khawatir bila kau naik ke lift sendirian," Rachel berterus terang.
"Dan kau percaya???" Jasper membentak.
"Aku tidak tahu akan seperti ini," Rachel mulai menitikan air matanya yang sedari tadi sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Mengapa kau bodoh sekali???" Jasper kembali berteriak.
"Dan benarkah semalam kita melakukannya?" Nafas Jasper terlihat menderu karena amarah yang mulai memuncak.
"Ti-" Rachel hendak menyanggah karena kenyataannya Jasper belum sempat menidurinya.
"Atau kau juga bersekongkol dengan Alan untuk menjebakku?" Jasper memotong.
"Katakan!!!" Jasper berteriak.
"Jangan berteriak padaku!! Mengapa kau menyalahkanku??" Rachel ikut berteriak sembari menangis.
Jasper menoleh kembali ke arah gadis yang tampak berantakan itu. Ia menilik dan melihat noda-noda merah di leher Rachel.
"****!!!!!" Jasper mengacak rambutnya. Ia semakin yakin bahwa semalam dirinya benar-benar melakukan hal itu dengan Rachel.
"Berapa?"
"Apa maksudmu?" Rachel tampak tidak mengerti.
"Berapa yang harus aku bayar untuk kejadian semalam?" Jasper memperjelas.
PLAKKK !!
Sebuah tamparan mendarat di pipi pemuda itu.
"Aku bukan wanita seperti yang kau pikirkan!" Mata Rachel menyipit.
"Haha. Aku tahu semalam bukan yang pertama untukmu!" Jasper merendahkan.
"Harusnya kau meminta maaf padaku bukan malah menghinaku seperti ini! Meskipun aku bekerja di klub, tetapi aku tidak pernah melakukan hal seperti itu," Rachel berteriak.
"Ya, ya ya. Terserah apa katamu. Berapa nominalnya?" Jasper memandang Rachel dengan tatapan menghina.
"Ini nominalnya!" Rachel kembali menampar pemuda itu. Lalu, ia turun dari mobil Jasper dengan dada yang sesak.
"Aku benci dia!!" Rachel terus berjalan sembari menghapus air matanya yang terus menerus bercucuran tanpa permisi.
****
Daniella memperhatikan penampilan dua orang yang sedang duduk di depannya. Dua orang itu terdiri dari satu wanita dan satu pria.
"Kami ingin bertemu dengan Rachel," ucap wanita itu yang tak lain adalah Alula. Alula datang bersama Kai dengan tujuan untuk menemui Rachel.
"Rachel sedang keluar bersama temannya," Daniella melihat ke arah tas herm*s keluaran terbaru yang ditenteng oleh Alula.
"Pasti dengan anak itu!" Kai menghela nafas dalam.
"Mohon maaf. Sebenarnya kalian siapa dan ada perlu apa dengan adikku? Aku perlu tahu karena aku kakaknya."
"Sayang, tolong jelaskan!" Pinta Kai kepada istrinya.
Alula pun menceritakan apa yang terjadi malam itu antara putranya dan Rachel.
"Ya ampun! Kasihan sekali adikku," Daniella berpura-pura menangis.
"Maafkan putra kami!" Alula tampak iba melihat tangisan Daniella.
"Minta maaf? Kau tahu, Nyonya? Walau adikku bekerja di klub malam, tapi dia tidak pernah tersentuh pria manapun. Dan sekarang putra anda yang mengambil semua itu," Daniella mengencangkan tangisnya.
Alula berdiri dari duduknya. Ia duduk di sebelah Daniella dan mengusap-usap tangan gadis itu untuk menguatkan.
"Kau tahu alasan Rachel kabur dari Bulgaria? Karena ia tidak ingin dijual oleh orang tua kami."
"Lalu mengapa kalian bisa bekerja di sebuah klub malam?" Kai berkata dengan penuh wibawa.
"Kebutuhan yang memaksa. Kami harus bertahan di kota ini. Pendatang sulit untuk mendapatkan pekerjaan, jadi aku dan adikku terjun ke dunia malam," jelas Daniella berterus terang.
"Apakah kau yakin adikmu hanya melakukannya dengan putraku?" Kai terlihat ragu. Pasalnya saat muda dulu, Kai sering ke klub malam dan tahu bagaimana kehidupan di sana.
"Aku sangat yakin, Tuan."
"Begini, kami ingin berbicara dulu dengan Rachel agar kami tahu kebenarannya seperti apa. Kami hanya merasa ganjil karena saat kami mengecek CCTV, Rachel dan Jasper bertemu seseorang sebelum masuk ke dalam hotel. Kami takut ini hanya sebuah jebakan untuk putra kami," beber Kai.
"Aku rasa tidak mungkin bila jebakan. Sepertinya mereka memang melakukannya atas dasar suka sama suka," Daniella menampik.
"Kalau begitu tolong atur pertemuan kami dengan Rachel! Kapan dia kembali ke rumah? Bisakah sekarang kau menelfonnya dan menyuruh dia pulang?" Pinta Alula.
"Sepertinya masih lama. Begini saja, bagaimana jika besok?" Daniella menawar. Bagaimana pun Daniella harus tahu kebenarannya seperti apa, lalu menyusun strategi yang tepat.
"Baiklah. Kami harus berbicara kepada Rachel untuk menentukan langkah apa yang harus kita ambil setelah ini," Kai menutup pembicaraan mereka di hari itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jasper ingat sebuah harga diri bisa ditukar dengan dominal..
2023-07-15
0
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha
ternyata kakak sama aja jahat sama rahel
2022-07-07
0
☠ᵏᵋᶜᶟ𝐌𝐀𝐗&LYLY𝐀⃝🥀ᴼᴺᴼᶠᶠ
dih kakak sama ibu bapak nya rahel sama aja.. sama kejam ny
2022-07-07
2