Hari ini Lily sudah diperbolehkan pulang dari Rumah sakit karena kondisinya yang sudah membaik. David sudah dalam perjalanan menuju Rumah sakit untuk menjemput Lily, setelahnya barulah menjemput Alicia di Sekolah.
Sesampainya Di Rumah Sakit ternyata Lily sudah rapi, tak lagi mengenakan seragam khas pasien Rumah Sakit, sepertinya gadis itu memang sudah tidak sabar ingin segera keluar dari sana.
"Oh My .. Anda mengagetkan saya sir" Seru Lily melihat David tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya yang sedang sibuk merapihkan pasien yang baru saja di tempatinya.
"Sorry, mmm sudah siap pulang?" tanya David tanpa basa-basi.
"Seperti yang Anda lihat Sir"
"kamu sudah merasa lebih baik?"
"Hmm, sudah Sir"
"Oke. Let's go, setelah ini kita ke Sekolah Alice"
"Oke Sir, mmm I'm sorry Sir, tentang perjanjian itu... Saya..." Ucap Lily ragu.
"Kita akan membahasnya di rumah, Saya sudah menyiapkan dokumen perjanjian nya"
mendengar penuturan David, Lily hanya mengangguk pelan. Kemudian mengekor kemana Bosnya itu berjalan.
Setelah selesai dengan semua urusan Administrasi di Rumah sakit, David pun mengemudikan mobilnya menuju Sekolah Alice, suasana canggung pun tak terelakkan diantara mereka. apalagi selama bekerja dengan bosnya itu, Lily memang sangat jarang berbicara atau mengobrol, hanya sesekali mengirim pesan dan menyampaikan informasi dari sekolah atau tempat les Alicia. selebihnya mereka hanya bertegur sapa singkat sebagai tanda bahwa mereka sama-sama makhluk bernyawa yang tinggal dalam satu atap.
"Bagaimana kabarnya?" Tanya David tiba-tiba.
"Ya? Kabar siapa Sir?" Lily balik bertanya karena tidak mengerti maksud pria itu.
"Dia" ucap David seraya menunjuk kearah perut datar Lily. Diberi pertanyaan mendadak semacam itu membuat Lily malu. bagaimana bisa dia lupa bahwa dia tengah mengandung anak Bosnya. wajahnya seketika memerah.
"Lily?"
"Ya Sir, Oke. mak-maksud Saya ss-semua baik-baik saja" jawab Lily terbata.
"Thank God, terima kasih"
"terima kasih untuk?"
"karena mau memberinya kesempatan hidup"
"Tentu Sir, bagaimanapun dia juga... anak saya" Lirih sekali Lily mengucapkan kalimat terakhirnya namun tentu saja David dapat mendengarny.
"Percayalah padaku. meski Saya membuat perjanjian itu, Saya tidak berniat untuk menyakitimu. Saya hanya ingin setidaknya menebus kejahatan saya meski tak akan sebanding" Ucap David dengan sorot mata penuh ketulusan menatap Lily.
Lily sendiri bisa membaca bahwa bos gantengnya itu terlihat sangat menyesal, Walaupun sangat jarang berbicara dan terkesan dingin, Lily tahu bahwa Sir David adalah orang yang baik. buktinya sekarang beliau bersedia bertanggung jawab untuk bayinya meski bukan dengan cara menikahinya. Jelas saja, mereka sangat berbeda dalam berbagai hal, kasta, keyakinan dan juga ras. Lily sendiri tidak berharap dinikahi, meskipun tetap saja hati kecilnya merasa sedih tanpa sebab.
"Oh iya Lily, Mukai besok saya sudah menyiapkan mobil khusus beserta sopir pribadi untuk mengantar kami dan Alicia berangkat atau pulang ke sekolah"
"Tapi Sir saya masih bisa menggunakan Kereta atau Busway" tolak Lily, karena dengan menggunakan kendaraan umum Lily bisa sering bertemu dengan teman-teman seperjuangannya meski hanya mengobrol singkat, tapi percayalah itu sangat menyenangkan baginya.
"Tidak ada penolakan kali ini. Okay?"
"Baik Sir"
Lily langsung mengangguk paham saat melihat tatapan tajam Pria itu. wajahnya yang tampan berubah menyeramkan. begitulah bosnya saat dibantah. wajahnya akan seketika berubah dimensi.
Tanpa terasa Mereka sudah sampai di depan gedung sekolah.l Alicia, saat Alliky hendak turun dari mobil, David langsung mencegahnya.
"Biar Saya saja" Ucap David, sementara Lily hanya mengangguk pasrah.
Tak lama kemudian peri kecilnya sudah nampak keluar dari kerumunan siswa-siswi, tengah berlari kecil menghampiri Ayahnya. Lily ikut tersenyum melihat Dua Ayah dan anak itu begitu harmonis.
"Waw... Cece!!!" seru Alice histeris saat melihat Lily yang duduk di kursi penumpang bagian depan.
"Haii lengloi.." Ucap Lily tak kalah bahagia.
"Oh My God. I'm so happy!!" Ucap Alice seraya memeluk Lily dari belakang dan memberondong gadis itu dengan kecupan bertubi-tubi di pipinya. Lily pun tergelak dibuatnya.
sementara David memandang hari kedua perempuan dihadapannya. Hatinya tersentuh melihat kasih sayang tulus diantara keduanya meski tak memiliki hubungan darah, tidak seperti hubungan putrinya dengan ibu kandungnya..
"I'm happy too, lengloi... sekarang kita bisa main bersama lagi, okay?"
"Okay Cece" jawab Alice seraya kembali memeluk Lily dari belakang.
"Daddy bolehkah Alice duduk di pangkuan Cece?" pinta Alicia pada Ayahnya.
"Tanyakan pada Cece" jawab David, seketika Alice menatap Lily dengan tatapan puppy eyes nya.
"hahaha tentu Lengloi, Come here" Jawab Lily gemas. Alice pun secepat kilat sudah bertengger dipangkuan Lily yang dengan erat memeluknya.
"Sudah kangen-kangenannya? bisa kita pulang sekarang?"
"Yes Daddy!!" Jawab Alicia lantang membuat kedua orang dewasa itu tak bisa menahan tawa.
Mereka pun melanjutkan perjalanan kembali ke Apartemen dengan diselingi canda tawa layaknya keluarga yang bahagia..
Bersambung...
*Kamus kata
*Lengloi \= gadis cantik, atau anak Cantik dikhususkan untuk perempuan/anak perempuan. kalau anak laki-laki atau laki-laki dewasa biasanya menggunakan kata lengcai.
Terima kasih, semoga menghibur ibu-ibu semuaa, salam sayang ❤️🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments