Lily masih duduk termenung di bangku taman dekat Sekolah Alice, air matanya sepertinya sudah kering. Lily masih kebingungan dengan apa yang sudah terjadi. Apakah ini nyata atau hanya mimpi ?
Tak ingin menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang karena terus menangis di taman, Lily memutuskan kembali ke Apartemen, Ia harus tetap profesional melakukan tugasnya, untuk masalah yang menimpanya kini, Lily akan meminta pendapat Sahabatnya Fany dan Dewi. Selama ini Mereka selalu menceritakan masalah masing-masing dan saling memberi solusi disaat sama-sama kesulitan.
Tak terasa, melakukan perjalanan sambil melamun ternyata bisa mempersingkat waktu, Lily sudah berdiri di depan pintu Apartemennya, kemudian seperti biasa memasukkan kartu dan menekan sandi untuk membuka pintunya.
Dan saat pintunya terbuka..
"Lily"
Lily terlonjak melihat penampilan makhluk tampan yang malah sangat ditakutinya saat ini. meski memanggil dengan pelan namun di pendengaran Lily suara itu seperti Petir hingga membuatnya bereaksi berlebihan.
"S-sir?" tanya Lily tergagap sementara tubuhnya mengeras seperti kanebo kering.
"Yes, Can we talk?" Tanya David Pelan namun nadanya jelas mengandung keharusan.
"Yes sir" Lily pun mengangguk dengan takut-takut.
"Have a sit, Please" David mempersilahkan Lily duduk seraya menggunakan isyarat tangannya menunjuk sofa.
"Oke sir"
Mereka pun duduk berhadapan namun Lily sengaja memberi jarak yang cukup jauh antara mereka. Beberapa saat berlalu mereka.masih saling diam, David juga mungkin bingung harus memulai pembicaraan dari mana, karena ini jelas kesalahannya yang sangat fatal. apalagi sampai menodai gadis yang Ia ketahui ternyata masih perawan.
"Lily, saya meminta maaf, sangat minta maaf atas apa yang sudah saya lakukan sama kamu. saya tidak sadar melakukannya"
Lily hanya terdiam sambil memilin ujung bajunya.
"Saya akan bertanggung jawab atas apa yang sudah saya lakukan, saya.."
"Tidak Sir, Anda tidak perlu bertanggung jawab sir. ini adalah kecelakaan" Sela Lily cepat sebelum David menyelesaikan kalimatnya.
"Tapi Lily, kamu sudah kehilangan sesuatu yang sangat berharga" ucap David terdengar lirih pada kalimat terakhirnya. kegadisan. Yah bahkan di Negara asalnya hal itu seperti harta karun, tapi kini Ia merenggutnya begitu saja pada seorang gadis malang yang kebetulan bertemu dengan bajingan seperti dirinya.
"Tidak Sir, sungguh. Saya juga melakukan kesalahan Disini karena tidak pandai menghindar dan melarikan diri saat Anda... Ehm yang jelas ini bukan kesalahan Sir David 100%. saya mengerti kalau Anda dalam keadaan.. mabuk sir"
"Lily... saya akan berikan apapun untuk kamu.."
"Tidak Sir, saya sudah memutuskan, saya akan pulang ke Indonesia"
"What?" tanya David terkejut. kenapa gadis ini malah memilih untuk pulang ke Negaranya? bukannya merengek meminta pertanggungjawaban seperti yang ia bayangkan sebelumnya.
Melihat reaksi Bosnya itu, Lily hanya mengangguk mantap.
"Cara terbaik untuk melupakan adalah meninggalkan Sir"
"Lily... Are serious? bagaimana dengan Alice?"
David tau Ia egois tapi Alicia adalah orang yang akan sangat sedih dengan kepergian Lily. meski belum lama tapi David tahu bahwa pengasuhnya itu sudah berhasil mengambil hati putrinya. Dan Ia sungguh senang melihat perubahan yang signifikan pada putrinya akhir-akhir ini.
"Lily adalah anak yang penurut sir, dia akan bisa menerima suster yang baru nanti. tapi izinkan saya untuk pulang" Ucap Lily mulai terisak..Lolos sudah air mata yang sedari tadi Ia tahan. sebenarnya Lily pun sangat berat meninggalkan Alicia, entah kenapa Lily merasa mempunyai ikatan batin dengan anak itu. berpisah dengannya seperti mimpi buruk. Lily adalah peri kecilnya, Gadis manis yang selalu mengingatkan pada adik perempuannya yang meninggal akibat menderita leukimia 3 tahun yang lalu.
Tak mau terlalu menunjukkan kesedihan nya Lily mengangkat kepalanya, menatap manik Bos nya sungguh-sungguh.
"Saya harap Sir David mengerti. walaupun saya sudah berusaha menerima apa yg terjadi antara kita. tapi melupakannya bukan hal yang mudah Sir. Jadi, saya mohon izinkan saya pulang"
"I'm so Sorry Lily, tapi kalau itu yang kamu inginkan, saya tidak bisa memaksa kamu untuk tetap bekerja disini"
"Thank you, Sir"
kemudian Lily memaksakan agar mampu tersenyum dihadpan Bosnya, Ia bisa melihat David sangat menyesal. dan Ia tahu ini bukan kesengajaan. Hanya memang nasibnya saja yang tidak beruntung.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Sandisalbiah
hais si Lily.. lalu bagai mana nasibmu di kampung nanti.. org masti bakal mikir yg buruk tentang mu
2024-10-19
0