Sebulan semenjak pembicaraan Lily dengan David, mereka tak lagi saling berbicara, hanya sesekali David berusaha mencairkan suasana asing diantara mereka hanya saja Lily terus saja menghindar seolah melihat David adalah sebuah musibah.
Sejujurnya, David sedikit tertarik dengan kepribadian Lily, sangat berbeda dengan gadis-gadis yang seringkali bertemu dengannya. mereka akan dengan senang hati dan rela sepenuh jiwa raga menyerahkan diri padanya. Namun gadis ini tak sama sekali menunjukkan minat padanya. bahka. setelah kejadian itu Lily sangat kentara menjauhinya? apakah Lily tidak normal? apa dia.... pecinta jeruk makan jeruk? Atau Dirinya lah yang berkurang kadar ketampanannya? entahlah David sendiri tidak mengerti.
Sementara itu, surat pengunduran Lily masih di proses oleh Agency, karena sekarang mengajukan resign kepada majikan tidak semudah dulu. meski alasannya dibuat sangat masuk akal tetap saja akan melalui tahap peninjauan kembali oleh Agency dan Imigrasi.
"Huweeeeekkk" Lily kembali memuntahkan makanannya pagi ini. sudah seminggu badannya terasa sangat sakit. kepalanya sering berkunang-kunang, mual terus menerus bahkan hampir setiap memakan sesuatu Lily akan memuntahkannya. Ia memang seringkali kurang enak badan dan kepalanya berkunang-kunang saat masih di kampung dulu, tapi penyebabnya adalah akhir bulan tanda tak punya uang alias bokek.
Tapi sekarang ini Ia merasakan 10x lipat meriang dibandingkan saat ia tak punya uang.
"Cece, apa Cece sakit?" tanya Alice cemas. kebetulan hari ini Alicia libur sekolah jadi Lily tidak harus menahan sakitnya sambil berjalan mengantar dan menjemput gadis kecilnya itu.
"iya sepertinya Cece kurang enak badan Alice" jawab Lily lemah. kemudian Ia duduk di sofa kecil yang ada di ruang tamu.
"Alice akan telepon papa"
"Tidak perlu Alice, nanti Cece akan minum obat saja, jangan khawatir, okey?"
"Are you sure?"
"Hmm.. boleh temani Cece tidur dikamar?" pinta Lily lembut seraya mengusap puncak kepala Alice.
"of course, My beloved Cece" jawab Alice tersenyum riang.
Lily hanya membalasnya dengan tersenyum lembut.
Baru saja merebahkan tubuhnya Di ranjang Lily langsung terlelap seolah tubuhnya memang sangat membutuhkan tidur. padahal Ia baru saja bangun. Lily berbaring di samping pengasuhnya itu sambil mengelus rambutnya sayang.
2 jam berlalu, Lily tak kunjung membuka matanya. Alice terus menggoyang-goyang lengan Lily namun gadis muda itu tak juga bereaksi. pelan Alice menyentuh kening Lily. Panas. Lily demam!
Alicia dengan panik melompat dari ranjang menuju telepon rumah di meja ruang televisi.
Dengan lincah jari-jari kecilnya menekan nomor telepon. kemudian menunggu jawaban dari orang diseberang sana
"Hallo, Daddy"
"...."
"Lily sakit Daddy, badannya sangat panas, Alice takut"
"....."
"Oke Dad, Hurry up , please"
selesai menghubungi Ayahnya, Alice segera menuju kamar Lily. gadis itu bersimpuh di samping tubuh pengasuhnya dan menggenggam jemari lentik gadis itu.
"Everything's gonna be Alright Cece, Promise!" kemudian Alice mulai terisak.
"Don't Leave me Cece, I love you so much. Don't Leave" gadis itu tergugu. Lily adalah cahaya dalam hidupnya. Ia mendapatkan kasih sayang seorang ibu yang selama ini ia dambakan dari gadis di sampingnya ini. Lily sangat tulus menyayanginya. Alice tak akan sanggup jika berpisah dengan Lily.
"Tuhan, selamatkan Ibuku Lily, please" Alicia memeluk tubuh Lily yang Ia rasakan sangat panas, sangat erat seolah jika.ia melepaskan Lily akan hilang daru hadapannya.
30 menit berlalu...
"Alice!" Seru David yang setengah berlari menuju kamar Lily.
"Daddy!" Alice segera menghambur ke pelukan Ayahnya.
"Selamatkan Cece Daddy, please" pinta Alice memohon diiringi dengan matanya yang sudah sembab.
"Don't worry Sweetie, Dia akan baik-baik saja. trust me, oke?"
Alice pun mengangguk mantap. David segera melepaskan Alice dari pelukannya kemudian dengan sigap menggendong Lily ala bridal style.
"Sweetie, ikuti Daddy yah. Pegang Jas Daddy, Okey?"
"Oke Dad!" Alice pun menuruti Daddy-nya dengan memegang ujung Jas David dan mengekornya di belakang.
David mengemudikan mobilnya secepat kilat tentu setelah Lily dan Alicia sudah dipastikan aman dengan sabuk pengamannya.
Sesampainya di rumah sakit David langsung menggendong Lily ke ruang pemeriksaan, sementara Alicia Ia titipkan kepada Lucy, Dokter Anak yang merupakan sahabatnya. David sudah menghubungi Lucy saat dalam perjalanan karena Ia tahu anak kecil tak di perbolehkan memasuki ruang pemeriksaan.
David berjalan mondar-mandir di depan ruang pemeriksaan dengan gelisah. Hampir persis saat ia menunggu Alicia sakit.
Sampai akhirnya pintu pemeriksaan di buka, dan...
"Bagaimana dokter, Is she Okay?" tanya David secepat kilat
"Ehem... sebaiknya kita bicara di ruang saya Tuan Dave" ucap dokter tersebut. (Dave adalah panggilan khusus David dari orang-orang yang terlibat kerjasama bisnis atau pekerjaan dengannya.
"Okay" David pun mengikuti sang dokter menuju Ruangannya.
"Silahkan duduk Tuan Dave" Dokter dengan NamE tag Chan Kam Loi itu mempersilakan David untuk duduk. Davidpun menurutinya.
"Begini tuan, Saya takut salah menduga, tapi setelah saya lakukan pemeriksaan, saya pikir emmm..." Dokter tersebut terlihat menghela nafas, membuat David menegang.
"What's happen?" tanya David memicingkan matanya.
"Saya kira, Pasien tersebut sedang mengandung Tuan. tapi untuk memastikannya lebih baik diperiksa langsung oleh dokter OBGYN. saya akan memberikan surat rujukannya" Ucap Dokter Chan dengan gamblang.
Bagai disambar petir di siang bolong, Davin hanya menganga mendengar penjelasan dokter kepercayaannya itu. Rohnya seolah kabur dari raganya hingga untuk mengeluarkan kata-kata saja David tidak mampu.
"Tuan Dave? Anda baik-baik saja?" Ucap Sang dokter khawatir melihat reaksi David yang seperti orang tersengat listrik. Kaku. kemudian dengan pelan menepuk pelan pundak David.
"Ya??" ucap David seraya berjengkit kaget mendapat tepukan itu.
"Anda baik-baik saja?" Dokter Chan mengulangi pertanyaannya.
"Yes, Sure.. I'm good" Jawab David gugup m membuat Dokter Chan bingung. Ia tak pernah melihat bos besarnya yang arogan dan dingin itu setegang ini. apalagi hanya mendengar pengasuhnya hamil. Padahal tinggal pecat saja, beres kan? pikir Dokter Chan begitu.
"Bagaimana Tuan Dave? apa saya perlu buat surat rujukannya sekarang?"
"Yah, tentu, terima kasih"
"Dengan senang hati, Tuan"
Setelah itu Dave Keluar dari ruangan Dokter Chan.
Lily Hamil??
Padahal mereka hanya sekali melakukannya.
'Oh My.... Apa yang harus aku lakukan sekarang?' Bathin David
Bersambung
.*Mohon maaf ya pemirsah ceritanya ini mereka bicara pakai bahasa Hongkong yah, karena kalo saya beneran pakai bahasa Hongkong dalam dialognya nanti repot karena harus ada terjemahannya yah. tapi next kalo ada istilah-istilah singkat pakai bahasa Hongkong, saya taruh terjemahannya di bagian bawah akhir yah, Thank you 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Dyah Oktina
alice yg terbaring d samping pengasuhnya... bukan lily ✌️
2025-03-29
0
Sandisalbiah
syukurnya Dave langsung tau akan kehamilan Lily.. semiga dia mau tanggung jawab
2024-10-19
0
Sri Hariati
bahasa canton siu siu ya gak pa pa Thor. hmm kayaknya critanya ok semangat berkarya💪💪
2023-09-02
0