"Lempar dia..lempar dia" teriak Kimberly dengan semangat sambil menguncang kursi yang di duduki Wilson
"Tolong hentikaaaan" teriak Wilson dengan merasa pusing yang tubuhnya ikut terguncang
"Hanya mengandalkan kalian ingin membunuhku, jangan berharap" bentak Raymond yang melempar jauh ratusan meter ke arah depan sana
"Aaaarrrggghhh" jeritan mereka berdua yang terlempar jauh entah ke mana
"Horeeeeeee, akhirnya sudah di lemparkaaaan" teriak Kimbely yang kegirangan sambil menendang kuat kursi yang di depannya itu
Brugh..
"Aarrrgghhhh" pekikan Wilson yang kepalanya menghantam setir akibat guncangan kursinya yang di lakukan oleh Kimberly
"Kau bukan manusia" ucap perampok yang masih tersisa satu di sana
"Apa kau ingin menyusul temanmu?" tanya Raymond yang menghampiri pria itu yang sedang tergeletak di jalan
"Tidak! aku tidak mau, jangan mendekat" jawab pria itu yang sedang ketakutan
"Lempar dia lagi" teriak Kimberly dengan meninju kursi depannya
"Aaarrggghhhh" jeritan Wilson yang lagi-lagi terguncang
"Ingin lari dariku? tidak begitu mudah" ujar Raymond dengan mencengkeram leher pria itu serta mengangkatnya dengan satu tangan
"Aaaarrgghhhh" jeritan pria itu yang sedang kesakitan
"Lempar dia....lempar dia" teriak Kimberly dengan sambil menguncang kursi supir itu
"Nona hentikaaaan, aku bisa matiiiiiiii" teriakan Wilson yang sudah pusing dan terluka
Raymond menatap tajam pada pria yang di cengkeramannya itu dan lalu melempar jauh ke arah depan sana
"Aaaaaarrrrggghhh" teriakan pria itu yang terlempar jauh menghilang entah ke mana
"Bagus sekaliiiiiiii" teriak Kimberly yang kegirangan dan lagi-lagi menendang kursi yang di duduki oleh Wilson
Bruk..
"Aaarrgghhhhh" jeritan Wilson yang lagi-lagi kepalanya menghantam setir
Kimberly yang melihat semua perampok telah menghilang di lakukan oleh Raymond ia pun segera turun dari mobil, dan menghampiri Raymond yang masih berdiri di sana
"Wah, hebat sekali, ke mana mereka pergi?" tanya Kimberly yang melihat ke arah depan sana
"Hanya mereka yang tahu" jawab Raymond dengan senyum menatap ke arah Kimberly yang berdiri di sampingnya
"Bukankah mereka menikammu tadi, kenapa tidak berdarah?" tanya Kimberly yang tanpa segan membuka kancing kemeja yang di kenakan oleh Raymond sehingga terlihat tubuh kekar berotot suaminya itu
"Apa wanita ini sudah gila ya? bisanya dia membuka kancing kemeja bos" gumam Wilson yang merasa mual-mual dan merangkak keluar dari mobilnya
"Kenapa bisa tidak ada luka ya, aneh sekali? aku melihat mereka menikam mu dengan tiga pisaunya" ujar Kimberly yang sedang menatap tubuh Raymond
"Kimberly, apa kau sadar apa yang sudah kau lakukan?" tanya Raymond dengan menatap heran dengan gadis itu
"Kenapa, aku hanya ingin melihat lukamu saja, tapi tidak ada" ujar Kimberly
"Kau adalah seorang gadis, harus bisa jaga jarak dengan pria apa lagi sampai membuka baju. apa kamu tidak merasa malu?" kata Raymond yang mengancing kembali kemejanya itu
"Kenapa harus malu? lagi pula kau adalah pria" jawab Kimberly dengan polos
"Sudah, lain kali jangan melakukannya lagi, jika dengan ku tidak masalah, tapi jangan pernah melakukannya dengan pria lain" ujar Raymond dengan tegas
"Apa bedanya pria lain denganmu? kalian sama-sama pria juga" tanya Kimberly dengan polos
"Karena aku adalah suamimu, jadi kau harus jaga jarak dengan pria lain" jawab Raymond dengan tegas
"Apa sudah mengerti?" tanya Raymond
"Iya, tapi aku belum setuju untuk menjadi istrimu" ujar Kimberly
Woak....woak....woak...woak...
"Ada apa denganmu?" tanya Raymond yang melihat asistennya itu sedang muntah tanpa berhenti
"Tuan, tadi terjadi guncangan 9.0 skala richter saat di dalam mobil" jawab Wilson yang menatap ke arah Raymond dan kemudian melanjutkan muntahnya
Woak...woak...woak...woak...woak...woak...
"Kenapa dahi mu bisa terluka?" tanya Raymond dengan penasaran
"Akibat gempa tadi, Tuan" jawab Wilson yang masih sedang muntah
"Kimberly" ucap Raymond yang menatap ke arah gadis itu yang sedang berdiri di sampingnya dan sudah tahu ulah istrinya itu
"Jangan melihatku dengan tatapan mu itu, aku tidak tahu kenapa dia bisa terluka, dan aku juga tidak menyentuhnya" jawab Kimberly dengan tanpa merasa berdosa
Karena luka di kepala Wilson maka Raymond pun mengendarai mobil dan membawanya ke rumah sakit
Rumah sakit
Dokter telah selesai mengobati luka di bagian dahi Wilson
"Tuan Wilson, sudah tidak apa-apa, hanya saja jangan terkena air dulu lukanya" jelas dokter yang menahan tawa melihat kondisi Wilson yang dahinya di lilit perban serta dua telinganya yang masih di tutupi perban
"Dokter, jangan tahan jika tidak tahan" bentak Wilson yang merasa kesal dan menatap ke arah dokter
"Apa dia tidak gegar otak?" tanya Raymond dengan menatap ke arah dokter itu
"Tidak akan, Tuan Raymond" jawab dokter itu dengan tertawa kecil
"Kenapa setiap aku terluka kau pasti tertawa?" tanya Wilson dengan kesal
"Karena lukamu itu sangat luar biasa, bahkan dalam tiga hari berturut-turut kau datang menemuiku" jawab Dokter dengan seraya bercanda
"Aku menyesal mencarimu setiap kali aku terluka" ketus Wilson dengan kesal
"Hahahahahahahah" tawa serentak dokter dan Kimberly
"Kimberly, apa yang membuatmu tertawa seperti ini, apa ada yang lucu?" tanya Raymond dengan senyum menatap Kimberly
"Iya, sangat lucu. lihat saja dua telinganya masih di perban dan dahinya juga di lilit perban, bukankah penampilannya sangat lucu" jawab Kimberly yang tanpa merasa berdosa
"Gadis ini benar-benar aneh, luka ku juga karena dia, tapi dia malah masih tertawakanku, tiga hari kami mengenalnya dan tiga kali pula aku masuk ke rumah sakit, mudah-mudahan besok aku tidak masuk ke rumah sakit lagi" batin Wilson
"Sudah malam, mari kita pulang" ucap Raymond yang mengandeng tangan Kimberly dan melangkah pergi menuju ke mobil mereka
Dalam perjalanan pulang
"Kapan kau akan mengeluarkan benda yang kamu masuk ke mulut ku itu?" tanya kimberly dengan kesal
"Kenapa, apa kau tidak menyukainya?" tanya Raymond dengan senyum
"Jangan bercanda, sebenarnya benda itu benda apa? kenapa tidak muncul di laporan Rontgen?"
"Sudah ku katakan dokter tidak bisa mendektesinya, jadi usaha mu sia-sia saja"
"Untuk apa kau masukam benda itu ke mulutku?"
"Karena kau adalah istri pilihanku, jadi benda itu adalah milikmu"
"Kau memasukan sesuatu ke dalam mulutku dan aku tidak tahu apa benda itu, apa masih waras?" bentak Kimberly dengan kesal
"Di saat telah tiba kau akan mengetahuinya" jawab Raymond dengan senyum
"Hentikaaan" teriak Kimberly kepada Wilson
Wilson yang mendengar teriakan Kimberly langsung menghentikan mobilnya
"Jalan" perintah Raymond dengan tegas
"Iya" jawab Wilson yang menjalankan mobilnya
"Hentikaaan" teriak Kimberly yang tidak mau kalah
"Iya" jawab Wilson yang menghentikan mobilnya
"Jalan, siapa yang suruh kau berhenti" bentak Raymond yang menatap ke arah Wilson
"Iya" jawab Wilson yang menjalankan mobilnya
"Aku suruh hentikan mobil mu" teriak Kimberly dengan nada kesal
"Jangan berhenti jika tidak ada perintah dariku" kata Raymond dengan tegas
"Hentikan sekarang juga" teriak Kimberly
"Tidak bisa, Nona" jawab Wilson dengan membantah
"Kau berani sekali tidak mendengarku" bentak Kimberly yang kesal lalu membentur kepala Wilson dengan kepalanya
Pruk
"Aaaarrgghh" jeritan serentak mereka
"Aaauuuhhhhggg" jeritan Wilson yang kesakitan dan menghentikan mobilnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
LENY
KIMBERLY RADA GILA BAR BAR KASIHAN WILSON.
2024-07-21
0
Eva Nova
𝘢𝘴𝘵𝘢𝘨𝘧𝘪𝘳𝘶𝘭𝘭𝘢𝘩.. 𝘯𝘨𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘹 𝘣𝘢𝘤𝘢'𝘢 𝘴𝘶𝘮𝘱𝘢𝘩𝘩𝘩.... 🤣🤣🤣
2024-03-14
0
Nurainun Harahap
hahaha mmg lh Kimberly
2023-12-13
0