Setelah melihat Gisella yang sudah mau makan dan minum obat, Laura pun memilih untuk pergi ke kantor nya.
"Aku harus pergi ke kantor karena bagaimana pun juga bisnis kosmetik ku harus maju aku harus memiliki tabungan yang banyak tidak mengandalkan uang dari Mas Barra."
Laura pun masuk ke dalam mobil nya dia menuju ke kantor kosmetik nya.
Ketika Laura masuk ke dalam ruangan pribadi nya dia melihat ada banyak sekali bucket bunga di meja kerja nya.
Laura pun merasa sangat heran sekali siapa yang membawa bunga yang begitu banyak sekali.
Tiba-tiba ada seseorang yang keluar dari toilet dan Laura pun langsung membalikkan badannya.
Barra tersenyum manis kepada Laura dan langsung memeluk mesra istri nya tersebut.
"Mas, kamu kok bisa ada di sini sih. Dan membawa banyak sekali bucket bunga seperti ini."
Laura melepaskan pelukan erat dari Barra.
"Menyenangkan istri itu kan sangat baik sekali, jadi aku ingin membuat istri kuu selalu bahagia sekali."
Laura pun tersenyum manis sambil tersipu malu ketika mendengar perkataan tersebut.
"Ayoo kita makan siang bersama, aku sudah sangat lapar sekali. Aku ingin makan bersama dengan istri ku yang cantik sekali."
Barra langsung menarik tangan Laura dan mereka berdua pun keluar dari ruangan nya.
Semua karyawan yang ada di kantor memandangi mereka berdua sambil tersenyum dan membuat Laura merasa sangat malu sekali.
"Pasangan yang sangat serasi sekali, Ibu Laura cantik dan Pak Barra yang tampan. Pasti jika punya anak cantik dan ganteng."
Ucapan salah satu karyawan tersebut membuat Laura langsung terdiam wajah nya begitu sangat sedih sekali.
"Doa kan yang terbaik untuk kita berdua semoga saja ucapan kalian menjadi kenyataan."
Melihat wajah Laura yang berubah menjadi sedih, Barra pun secepatnya membawa Laura pergi.
"Sayaaaaang kamu kenapa sedih begitu sih, seharusnya kamu senang dan berpikiran positif itu adalah Doa mereka untuk kita berdua jadi kamu jangan sedih yaa."
Langkah kaki Laura tiba-tiba saja langsung berhenti ketika Barra mau membawa nya ke kantin.
"Mas, aku tidak mau makan. Aku merasa perut ku sudah sangat kenyang sekali lebih baik sekarang kita pergi untuk bertemu dengan Gisell yang sedang sakit Mas."
Seketika Barra merasa sangat lemes sekali ketika Laura meminta untuk bertemu dengan Gisell.
"Laura kenapa selalu saja Gisell yang ada di pikiran kamu itu, ingat Laura kamu merencanakan pernikahan antara aku dan adik kamu itu. Dan sekarang aku ingin bersama dengan istri ku bukan untuk selalu bertemu dengan Gisell."
Barra merasa sangat kesal sekali kepada Laura karena sebenarnya Barra tidak setuju dengan rencana pernikahan tersebut.
"Tapi Mas, kamu harus lebih dekat dengan Gisell. Karena dia yang akan memberikan kamu keturunan Mas, kamu tidak mungkin bisa melakukan nya jika hubungan kalian berdua seperti ini."
Laura memegang tangan Barra dia seperti memohon kepada suaminya tersebut.
"Mas, umur ku sudah terlalu tua mungkin kesempatan aku untuk hamil itu sangat minim sekali. Mama kamu menginginkan seorang cucu sebagai penerus keluarga kamu mas ingat itu."
Barra di buat diam ketika mendengar perkataan dari Laura.
"Jika kamu terus saja bersikap seperti lebih kita berpisah saja."
Barra begitu sangat terkejut sekali ketika mendengar perkataan perpisahan dari mulut Laura.
"Laura semudah itu kah kamu mengatakan kata perpisahan di hubungan kita ini."
Laura menangis histeris di hadapan Barra
"Lebih baik aku berpisah karena aku tidak sanggup melihat kamu bersama dengan wanita lain, karena jika permintaan Mama kamu tidak segera di ikuti maka dia pasti akan mencari wanita lain untuk kamu."
Laura pun langsung meninggalkan Barra dia berjalan menuju ke mobil nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments