ketika dia melihat ke luar ternyata Laura masih ada di depan rumah nya, dia terdiam di dalam mobil nya.
"Yaa Tuhan, dia masih belum pergi dari rumah ini. Kak Laura memilih untuk diam di dalam mobil nya."
Laura melihat adiknya memperhatikan nya dari jendela kamar nya, tapi Gisel langsung memilih untuk menutup gorden jendela nya.
Handphone Laura terus saja berdering, tapi dia mengabaikan nya karena tahu itu pasti panggilan telephone dari suaminya.
"Aku nggak mau pulang dulu sebelum Gisel mau menyetujui nya."
Laura memilih untuk tidur di mobil hujan petir dan angin kencang tidak membuat nya ketakutan, dia tetap memilih untuk diam di dalam mobilnya.
Gisella merasa gelisah sekali dia terus memikirkan Laura yang belum juga pergi.
"Aku jadi tidak bisa tidur, kenapa Kak Laura masih saja di situ membuat aku sangat hawatir."
Gisella mencoba memaksakan matanya untuk terpejam tetapi memang tidak bisa. Gisella langsung terbangun dari tidurnya dan melihat kembali ke luar, ternyata Laura masih belum juga pergi.
Tampa berpikir panjang Gisella berlari keluar dari kamar nya dan membawa payung untuk Laura.
"Kak, bangun kak buka pintu mobilnya cepetan aku kedinginan sekali."
Laura sangat terkejut ketika Gisel menghampiri nya membawakan payung untuk nya. Laura langsung dengan cepat membuka pintu mobil nya.
"Ayoo cepatan kelur masuk ke dalam rumah."
Laura mengikuti apa yang di perintahkan oleh Adiknya itu. Gisella langsung berlari ke dapur untuk membuatkan segelas teh manis hangat.
"Ayoo di minum dulu teh manis hangat nya".
Laura pun meminum teh manis hangat buatan Adiknya itu.
"Baiklah Kak, aku mau menikah dengan Kak Barra, walaupun aku tidak tahu bagaimana jalan cerita pernikahan ini karena aku tidak punya sedikit pun perasaan cinta kepada Kak Barra."
Laura langsung memeluk erat tubuh Gisella, dia mencium kening Adik perempuan nya itu.
"Terimakasih banyak yaa sayang, terimakasih."
Laura merasa sangat terharu akhirnya bisa meluluhkan hati Gisella.
"Iya sama-sama Kak, sekarang lebih baik Kakak mandi dan ganti baju terus langsung istirahat deh."
Gisella meninggalkan Laura sendirian di ruang tamu, ternyata Laura langsung menghubungi Barra untuk menceritakan semuanya.
Gisella memandangi Laura dari balik tembok.
"Mas Barra harus tahu kabar baik ini, dia pasti sangat senang sekali."
*Hallo Mas,*
*Sayang kamu di mana,? apa kamu baik-baik saja kan, aku hawatir sekali sama kamu.*
*Aku baik-baik saja kok Mas, aku punya kabar baik sekali, akhirnya Gisella mau menikah dengan kamu hatinya luluh juga, sebentar lagi kita akan mempunyai anak.*
Barra langsung terkejut mendengar perkataan istrinya tersebut, dia sangat tidak menginginkan rencana pernikahan itu karena Barra sangat mencintai Laura.
*Kamu pulang ya sayang, aku jemput sekarang yaa.*
*Nggak aku mau menginap di sini saja, aku mau tidur bersama Gisella.*
*Yasudah kalau begitu, hati-hati kamu di sana yaa sayaaaaang, semoga mimpi yang indah I love you sayang.*
*I love you too sayang *
Gisella tidak kuasa menahan air mata nya, melihat pengorbanan yang dilakukan oleh Laura demi ingin membahagiakan suaminya.
"Kak, kenapa nasib rumah tangga kamu harus seperti ini, sampai kamu harus merelakan suami yang kamu cintai harus menikah lagi."
Laura beranjak dari tempat duduk nya, ia berniat untuk pergi ke kamar Gisella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments