*** Keesokan harinya ***
Laura sudah berdandan cantik, dia berniat untuk bertemu dengan orang tua nya.
"Mau kemana kamu,? pagi-pagi sudah sangat rapih sekali."
Barra memperhatikan penampilan istrinya tersebut.
"Hari ini aku akan bertemu dengan Ayah dan Ibu, aku akan membicarakan tentang rencana kita waktu malam."
Barra menarik tangan istri nya dengan sangat kuat sekali.
"Apa harus secepat ini, siapa tahu bulan depan kamu positif hamil, jangan terburu-buru begini sayang."
Laura melepaskan tangan suaminya tersebut.
"Lebih cepat lebih baik, kita bisa mempunyai anak."
Laura berlari keluar dari kamar nya, dan berpapasan dengan mertuanya.
"Mau kemana kamu,? pagi-pagi begini sudah ingin pergi, apa suami kamu sudah kamu layani mempersiapkan untuk berangkat ke kantor."
Rossalinda memandang dengan sinis kearah Laura.
"Nanti juga Mas Barra pasti membicarakan semua kepada Mama, sekarang aku pamit untuk pergi dulu."
Barra langsung menghampiri Mamanya, dia mengajak Mama untuk berbicara di ruangan keluarga.
"Ada apa Barra, seperti ini sangat serius sekali terlihat dari raut wajah kamu".
Rossalinda mengikuti langkah anaknya tersebut.
"Laura mendengarkan semua pembicaraan kita semalam, dan sekarang dia akan pergi ke rumah orangtuanya, dia menyuruh aku untuk menikah adik perempuan nya hanya sampai dia bisa melahirkan anak untuk kita berdua."
Rossalinda tersenyum mendengar apa yang di ucapkan oleh anaknya itu.
"Baguslah, dia sadar diri dan tidak egois semoga saja secepatnya kamu menikah dengan adik ipar dan memberikan keturunan untuk Mama."
Barra langsung berdiri dari tempat duduk nya, dan lebih memilih pergi meninggalkan Mama nya.
"Aku tidak menyangka Laura bisa merelakan Barra menikah dengan adik nya sendiri, usia Barra dengan Gisella memang tidak terlalu jauh mereka berdua masih sangat muda dan akan mudah untuk memiliki anak."
***
Laura tiba di depan rumah orangtuanya, tapi dia masih terdiam di dalam mobil nya.
"Aku harus memulai pembicaraan nya darimana dulu, harus aku berbasa-basi atau langsung mengatakan semuanya."
Laura memberanikan diri untuk membuka pintu mobil nya, dan berjalan menuju depan pintu rumah nya.
Ketika Laura hendak mengetuk pintu tersebut, pintu itu terbuka sendiri, ternyata Gisella yang hendak keluar rumah.
"Gisella, mau ke mana kamu ayo masuk kembali ada yang mau kakak bicarakan dengan kamu Ayah dan Ibu."
Gisella menuruti permintaan Kakaknya dia kembali masuk ke dalam rumah.
"Baiklah, kak".
Kedatangan Laura membuat kaget kedua orang tuanya.
"Laura, kamu datang mendadak sekali sayang, Ibu tidak ada persiapan sama sekali untuk menyambut kedatangan kamu,"
ucap Ibunya sambil melirik matanya mencari Barra.
"Kamu datang sendiri, kemana suami kamu Laura kenapa dia tidak datang ke sini.?"
Laura menghelakan nafas panjang nya dan langsung duduk.
"Aku datang ke sini ingin meminta bantuan kepada Gisella, sudah 3 tahun aku berumah tangga bersama Mas Barra tapi, aku belum juga di berikan kepercayaan untuk bisa hamil. Ibu Mas Barra terus mendesak untuk meminta keturunan dari kami, sampai akhirnya Mas Barra di suruh untuk menikah lagi dengan wanita lain."
Kedua orangtua Laura di buat kaget mendengar perkataan Laura, mereka tidak menyangka jika Laura harus ada di posisi seperti ini.
Laura langsung menundukan kepala nya dan dia memohon kepada adik nya Gisella sambil menangis tersedu-sedu di hadapan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments