Laura hanya bisa menggelengkan kepalanya berkali-kali, melihat sikap suaminya tersebut.
Selesai mandi Laura hendak mencari pengering rambut, tapi Barra malah melarang istri nya untuk mengeringkan rambut nya.
"Sudah, biarkan basah saja bukan kita sudah terlalu lama membuat Gisella menunggu."
Barra langsung menarik tangan istrinya untuk cepat turun menemui Gisella.
Tapi ternyata Gisella masih tertidur pulas di sofa.
"Yaa Tuhan, kasian sekali kamu sayang sampai ketiduran begini nungguin Kakak."
Barra hanya tersenyum, mendengar perkataan istri nya tersebut.
"Sudah cepat bangun kan saja kasian kan tidur di sofa."
Laura membangun Adiknya dengan sangat lembut sekali, sampai akhirnya Gisell terbangun dan terkejut sekali melihat Laura dan Barra ada di hadapannya.
"Yaa ampun Kak, aku ketiduran yaa bikin Kakak lama nungguin aku bangun tidur."
Laura membantu membangun kan Adik nya.
"Nggak kok, malah kita yang minta maaf bikin kamu lama nunggu sampai ketiduran begini."
Gisell, memperhatikan rambut ke dua Kakak nya yang sama-sama basah, membuat nya sangat ingin pergi secepat nya dari rumah ini.
"Aku mau pulang yaa Kak, aku ada janji sama temen kuliah aku, katanya dia mau nawarin aku pekerjaan."
Gisell beranjak dari tempat duduk nya tapi dengan cepat di hentikan oleh Laura.
"Untuk apa kamu harus bekerja, sebentar lagi kamu akan menikah dengan Mas Barra, mungkin bukan hitungan bulan bisa juga minggu depan, lebih cepat itu lebih baik."
Gisell, terus memandangi wajah Barra yang sangat jutek melihat nya, terlihat sekali dia tidak menyukai dirinya.
"Tapi Kak, kenapa harus secepat itu aku belum siap Kak, kalau harus menikah minggu depan."
Gisell semakin di buat tertekan dengan keinginan Kakaknya tersebut.
"Ini memang belum Kakak bicarakan dengan Mama nya Mas Barra, tapi menurut Kakak pasti akan secepatnya."
Laura memandangin suaminya yang sangat acuh terhadap Adiknya tersebut, padahal sebelumnya mereka baik-baik saja dan selalu saling mengobrol.
"Lalu sekarang bagaimana, kita mau kemana ? jangan membuang-buang waktu."
Barra terlihat sangat kesal mendengar pembicaraan antara istrinya tersebut.
"Aku mau pulang ya Kak, antar aku pulang sekarang sama Kakak saja yaa."
Laura melihat Adiknya seperti sangat tidak nyaman sekali dekat dengan Barra, lebih suka menundukan kepalanya.
"Yasudah, ayo kita pulang sekarang yaa."
Laura mencium tangan suaminya, dan Barra pun memilih untuk pergi.
Laura tidak mengerti mengapa sikap suaminya seperti itu dengan Adiknya.
"Sudah yaa, jangan di pikiran mungkin Kak Barra sedang banyak sekali urusan di kantor nya."
Laura merangkul Adiknya menuju ke dalam mobil. Gisella tidak menyangka jika Kakak begitu sangat perhatian dan sayang kepada nya setelah dirinya akan menjadi istri untuk suaminya.
"Kak, aku janji tidak akan pernah menghianati perasaan Kakak, aku tidak akan merebut kebahagiaan rumah tangga Kakak, aku mau secepat menikah dengan Kak Barra, walaupun aku nggak tahu apa aku bisa melakukan nya dengan dasar tidak ada rasa cinta."
Gisella memegang erat tangan Kakaknya.
"Kamu pasti bisa, makanya Kakak akan lebih mendekatkan kamu dengan Kak Barra, supaya kamu lebih nyaman dan tidak canggung lagi bersama."
Laura pun menjalankan mesin mobil nya, untuk mengantarkan Gisell pulang.
"Gisell, seperti nya Kakak langsung pulang nggak bisa masuk ke dalam rumah, sampaikan salam Kakak untuk Ibu dan Ayah ya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Dewi Sartika Matanari
mantpp
2022-09-02
1