Gisell terus memperhatikan Kakak nya tersebut.
"Seperti nya, Kak Laura mau pergi ke kamar aku. Aku harus menghapus air mata ku ini jangan sampai Kak Laura tahu aku nangis."
Gisel berlari ke dalam kamar nya dia langsung pergi ke toilet kamarnya untuk mencuci wajah nya.
Laura langsung ke kamar Gisella karena pintu kamar nya terbuka lebar.
"Gisel kemana yaa,? kenapa pintu kamar nya terbuka lebar seperti ini."
Mendengar suara Laura dari dalam toilet. Gisella langsung cepat-cepat keluar dari toilet nya.
"Maaf Kak tadi aku cuci muka dulu soalnya lupa belum pakai night cream, supaya bisa langsung tidur sekarang supaya besok jadi glowing."
Laura menghampiri Adiknya dan memegang tangan nya.
"Gisell, boleh malam ini Kakak tidur bersama kamu sayang ?, supaya ikatan cinta kita semakin dekat."
Gisell hanya menganggukkan kepalanya, dan langsung naik ke tempat tidur nya, sepanjang malam Laura terus memeluk Gisell dan sesekali mencium rambutnya.
Gisell tidak kuasa menahan air mata nya, dia tidak tahu kehadirannya di rumah tangga Kakaknya akan menjadi musibah atau membuat cinta.
***
Keesokan harinya Laura melihat Adiknya masih tertidur pulas, dia tidak tega membangunkannya. Laura langsung mandi dan turun ke dapur.
Ibunya kaget melihat Laura yang masih ada di rumah ini.
"Laura Ibu pikir kamu sudah pulang ternyata kamu menginap di sini, apa kamu tidur bersama Gisell,?" tanya Ibunya kepada Laura.
"Iya Bu, aku tidur bersama Gisell dan akhirnya Gisell mau juga menikah dengan Mas Barra."
Riana langsung seketika kaget dia menjatuhkan pisau yang ada di tangannya. Laura dengan sigap mengambil pisau tersebut.
"Ibu, hati-hati dong ini pisau loh Buu bahaya tajam untung saja tidak melukai jari Ibu."
Riana menatap wajah Laura, dia langsung memeluknya.
"Laura, apa kamu sanggup melihat suami yang kamu sayangi menikah lagi dengan Adik kandung kamu, jangan memaksakan sayaaaaang, lebih baik kamu bicarakan lagi semuanya dengan keluarga kamu."
Laura melepaskan pelukan erat dari Ibunya.
"Kenapa aku pilih Gisell sebagai calon istri Mas Barra, karena Gisell tidak mungkin menghianati aku Bu, dia nggak mungkin ingin memiliki Mas Barra seutuhnya."
Gisella mendengar perkataan Laura, dia seakan berjanji pada dirinya sendiri jika dia melakukan ini demi untuk kebahagiaan Kakak.
"Aku janji Kak, aku nggak akan merebut Kak Barra dari Kakak. Kak Barra milik Laura Renita."
Gisell langsung pergi ke meja makan, dia duduk dan berpura-pura memainkan handphone nya.
"Wahh, ternyata kamu sudah bangun, sesudah sarapan kita tunggu Mas Barra datang dan Kakak akan bawa kamu ke rumah Mas Barra untuk bertemu dengan Mama nya."
Gisell hanya terdiam dan melirik ke kedua orang tuanya.
Suasana sarapan pagi menjadi sangat canggung sekali. Gisell hanya memainkan sendok nya saja tatapan mata seperti kosong.
"Laura apa tidak terlalu cepat kamu memperkenalkan Gisell kepada Mama nya Barra, lebih baik sekarang kamu luangkan saja waktu kamu bersama dengan suami kamu untuk pergi honeymoon ke luar negeri, siapa tau ada keajaiban setelah kamu pulang dari sana."
Riana seakan mencoba untuk membuat Laura membatalkan rencana nya, dia sangat tidak tega jika ini semua terjadi.
"Aku sudah cape Bu, setiap aku pergi ke Dokter specialis kandungan, mereka bilang semuanya baik-baik saja, aku di suruh bersabar selama 3 tahun lamanya Bu, aku sangat lelah seperti menunggu harapan palsu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments