Laura memilih untuk menghubungi suami nya memberitahu tentang kondisi Gisella.
Laura terlihat sangat panik sekali karena hari ini Gisella harus melakukan fitting baju pengantin karena rencana pernikahan akan di di lakukan seminggu lagi.
*Hallo Mas, sekarang aku sedang di rumah Ibu berniat untuk mengajak Gisell untuk mencoba baju pengantin yang akan di gunakan. Tapi ternyata Gisell baru saja pulang berobat dia seperti nya demam.*
Mendengar perkataan tersebut Barra tersenyum bahagia sekali, hal tersebut bisa mengundur rencana pernikahan mereka.
****Yasudah sayaang, lebih baik Gisella di rawat saja di Rumah Sakit supaya kondisi tubuh nya bisa jauh lebih baik. Jika mendapatkan perawatan dari Dokter.*
*Iya Mas, aku lihat dulu kondisi Gisella sekarang yaa. Semoga saja dia baik-baik saja***.*
Laura pun langsung mengakhiri panggilan telephone dengan suami tersebut.
Laura masuk ke dalam rumah nya sambil berlari.
Laura menghampiri Gisella yang berada di dalam kamar nya.
"Gisella, kamu kenapa sayang ? kamu tiba-tiba sakit seperti ini."
Laura mengelus rambut Gisella dengan sangat lembut.
"Maaafkan aku yaa Kaa, aku ini beneran sakit loh kaa. Aku begini bukan untuk menghindari rencana untuk mencoba baju pengantin."
Laura melihat wajah Gisella yang begitu sangat pucat sekali dia pun sangat percaya jika Laura memang sedang sakit.
"Iyaa sayang, Kakak percaya kok kamu sakit beneran bukan pura-pura."
Riana Dewanti yang merupakan ibu dari Laura dan Gisella hanya bisa memandangi putri nya dari kejauhan.
"Ibu tau nak, kamu Sakit seperti ini karena takut sekali untuk menghadapi pernikahan ini. Kenapa semua nya harus seperti ini kasihan sekali Laura."
Riana pun memilih untuk pergi ke kamar nya dia tidak bisa membayangkan hari pernikahan antara Gisella dengan Barra.
"Yaa Tuhan, semoga saja keajaiban terjadi dengan Laura semoga saja dia bisa segera memberikan keturunan untuk Barra. Sehingga Gisell tidak harus terlalu lama menikah kontrak dengan Barra."
Riana hanya menunggu keajaiban datang kepada keluarga nya.
Laura memegang kening Gisella yang masih saja panas dia pun teringat pada ucapan suaminya untuk membawa Gisella pergi ke rumah sakit.
"Gisella kamu masih saja panas bagaimana kalau kita pergi ke rumah sakit yaa, supaya kamu lebih cepat membaik karena penanganan medis."
Laura terus saja memegang kepala Gisella.
"Gausah kaa, ini aku kan belum minum obat nanti juga kalau aku minum obat dan istrirahat aku pasti langsung sembuh."
Gisella mencoba untuk menyakinkan Laura jika dia bisa segera sembuh dari sakit nya.
"Kakak nggak usah hawatir yaa Kaa, aku pasti sembuh dan aku tidak akan pernah mengingkari janji kita. Aku akan menikah kontrak dengan Kak Barra sampai aku mempunyai seorang anak yang Kakak ingin kan dan Kakak akan bahagia bersama dengan Kak Barra."
Laura tidak kuasa menahan air mata nya ketika mendengar perkataan tersebut dari Gisella.
"Terimakasih banyak yaa sayang kamu baik sekali dengan Kakak, karena hanya kamu Gisella yang bisa membantu Kakak. Kakak tidak rela jika Mas Barra menikah dengan wanita lain Kakak takut wanita tersebut akan merebut Mas Barra dari kehidupan Kakak."
Gisella pun memaksa kan diri untuk terbangun dari tidurnya dia memeluk erat tubuh Laura.
"Aku berjanji tidak akan menghianati Kakak aku sendiri, aku tidak akan pernah merebut Kak Barra dari pelukan Kakak. Karena Kakak yang begitu baik sekali dengan kuu dan aku sayang Kakak."
Laura pun menangis di pelukan erat Gisella dia meluapkan semua perasaan hati nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
pena_sf:)
cuma karena balas Budi ngorbanin diri ih amit amit
2022-07-28
1