Suara ketukan pintu berkali-kali yang tidak di hiraukan oleh Laura, dia terus saja menangis sambil melamun.
Barra akhirnya membuka sendiri pintu kamar nya, dia terkejut melihat istrinya melamun di atas tempat tidurnya.
"Sayang kamu kenapa nangis, apa ada yang menyakiti perasaan kamu.?"
Barra memeluk erat tubuh istrinya itu.
"Maafkan aku ya Mas, aku gagal lagi untuk memberikan keturunan untuk kamu, aku belum bisa menjadi istri sempurna untuk kamu, seperti nya aku memang tidak bisa memberikan keturunan untuk kamu."
Ucap Laura dengan suara yang lirih, tangan Laura pun ikut bergetar ketika menggenggam tangan suaminya.
"Kamu tenang sayaaaaang, kamu yang sabar aku tidak apa-apa jika kamu tidak bisa memberikan keturunan untuk aku, yang penting aku bisa hidup bahagia bersama kamu sampai akhir hidup kita."
Tatapan mata Barra begitu sangat tajam memandangi wajah Laura, seakan bukti keseriusan perkataan kepada istrinya.
"Terimakasih banyak, kamu adalah suami yang sangat sempurna, aku janji akan terus berusaha lagi, terimakasih sudah selalu jadi penyemangat hidup ku."
Barra membeli mesra rambut panjang istri nya.
"Yasudah, sekarang kamu istirahat yaa kamu pasti kecapean sekali."
Barra membaringkan tubuh istrinya dan menyelimuti nya.
"Aku setiap hari diam di dalam kamar, aku tidak punya aktivitas sama sekali, mana mungkin aku merasa cape. Yang harusnya istrirahat itu kamu Mas berkerja seharian mencari nafkah untuk istrinya."
Barra langsung tersenyum manis sambil memandangi wajah cantik istrinya.
"Iya sayang, nanti aku menyusul ya sekarang kamu yang tidur duluan saja yaa, aku mau keluar kamar dulu."
Barra mematikan lampu kamar nya, dan mengecup kening istrinya.
"Selamat tidur sayang, mimpi indah yaa."
Barra langsung membuka pintu kamar nya, dan menutup rapat pintu tersebut.
Baru saja melangkahkan kakinya tangan Barra langsung di tarik oleh Mamanya.
"Mama, ada apa sih segala tarik-tarik tangan beginian, ada apa sih Mam.?"
Rossalinda menyuruh Barra duduk dan berbicara serius dengan anaknya itu.
"Barra, bagaimana hasil nya apakah istri kamu sudah positif hamil ?."
Barra tertunduk dan merasa sangat binggung untuk menjawab apa.
"Kenapa kamu diam, sudah Mama duga pasti hasilnya nya seperti sebelumnya negatif lagi kan, mau sampai kapan kamu terus bersabar pernikahan kamu sudah 3 tahun, kamu masih saja belum punya anak, apalagi umur istri kamu yang pasti semakin tua semakin sedikit untuk bisa mempunyai keturunan."
Rossalinda menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"Terus aku harus bagaimana Mam, kita belum juga di berikan kepercayaan untuk bisa menjadi orangtua, tapi aku yakin suatu saat nanti Laura pasti akan hamil."
Rossalinda tersenyum tipis mendengar perkataan anaknya.
"Cari perempuan yang bisa memberikan keturunan untuk keluarga kita, terserah kamu dengan siapapun yang bisa memberikan keturunan untuk keluarga kita."
Barra sangat terkejut dengan ucapan Mamanya.
"Bagaimana perasaan Laura, jika aku mencari perempuan lain halnya untuk memiliki anak, dia pasti sangat kecewa sekali."
Rossalinda berdiri dari tempat duduk nya, dan berniat untuk pergi meninggalkan Barra.
"Jika dia tidak mau melihat kamu menikah dengan perempuan lain, dia harus secepatnya hamil tapi sampai sekarang selalu gagal dengan hasil yang sama, pikiran kembali dengan pikiran yang jernih, mama tunggu jawabannya besok pagi."
Barra di buat sangat emosi oleh apa yang di katakan oleh Mamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-08-11
0