Pernikahan antara Nadira dan Albert telah usai, kini wanita itu sudah resmi menjadi istri dari seorang CEO muda yang kejam itu.
Tentunya hal ini bukan sebuah mimpi dari Nadira, ia sama sekali tak mengharapkan ini akan terjadi di dalam hidupnya, menikah muda dengan sosok lelaki perenggut kesuciannya adalah hal yang sangat buruk di dalam hidup Nadira.
Namun, wanita itu hanya bisa pasrah menerima kenyataan bahwasanya ia sudah sah menjadi istri dari Albert dan ia tidak bisa pergi kemana-mana lagi saat ini.
"Sayang..."
Albert memanggil istrinya dengan lembut disertai senyum renyah di wajahnya.
"I-i-iya tuan," ucap Nadira gugup sambil menunduk.
"Hey, jangan nunduk dong! Saya ingin lihat wajah cantik kamu, ayo tunjukkan ke suami kamu ini!" ucap Albert sembari menarik dagu Nadira.
"Ma-maaf tuan!" ucap Nadira sambil mendongak.
"Nah gitu dong, saya suka sekali lihat wajah kamu ini! Mulai sekarang kamu sudah sah menjadi istri saya, jadi jangan pernah kamu berani melawan atau membantah perintah saya!" tegas Albert.
"Iya tuan, saya paham!" ucap Nadira pelan.
Albert tertawa puas, lalu mencampakkan begitu saja wajah Nadira. Ia beranjak dari sofa sambil melepas jas yang ia kenakan dan melemparnya ke sembarang tempat, pria itu kembali menatap Nadira dengan tajam seakan memiliki niat buruk padanya.
Tanpa basa-basi, Albert langsung mencengkeram dua bahu Nadira dengan kuat dan memaksanya berdiri. Ia hendak melepas gaun yang dikenakan wanita itu, karena ia sudah tak tahan ingin segera menuntaskan gairahnya.
"Tu-tuan, tolong jangan sekarang! Ini masih siang tuan, masih banyak tamu yang datang di luar menunggu kita!" ucap Nadira menolak.
"Hey, apa tadi saya bilang ha? Kamu jangan pernah membantah saya!" bentak Albert.
Plaaakk...
"Aaaakkkhh!!"
Wanita berteriak cukup keras saat satu tamparan mendarat di pipinya.
"Paham kamu?!" tegas Albert.
Nadira mengangguk disertai tangisan yang mulai membasahi pipinya yang memerah itu, ia sungguh tak tahan dengan sikap kasar dari suaminya itu.
Albert dengan kasarnya merobek gaun pengantin yang dikenakan Nadira tanpa perduli dengan air mata yang mengalir di wajah Nadira, bahkan pria itu berhasil melepas seluruh gaun dari tubuh istrinya.
Kini Nadira hanya mengenakan kain tipisnya, Albert tersenyum puas lalu memegang wajah Nadira yang penuh air mata itu dengan kedua tangan.
"Hey, kamu jangan nangis! Kita nikmati ini bersama, aku yakin kamu akan ketagihan sayang!" ucap Albert sembari mengusap air mata di wajah Nadira, dan membelai rambutnya.
"Iya tuan..."
Nadira hanya bisa pasrah dengan hidupnya saat ini, ia tak mampu berbuat apa-apa dan menurutnya percuma juga memberikan perlawanan pada Albert karena hanya akan membuat pria itu semakin bringas padanya.
Albert pun membanting tubuh Nadira secara kasar ke atas ranjang, ia membuka seluruh pakaiannya dengan cepat dan mulai mencumbui tiap inci tubuh indah Nadira tanpa ada yang tertinggal.
Dalam sekejap, seluruh bagian atas Nadira sudah berisikan tanda merah yang diberikan Albert disana. Pria itu juga beberapa kali mengusap kedua pegunungan yang menjadi candu baginya itu, tak jarang juga Albert bermain dengan bibir istrinya secara kasar hingga membuat Nadira kewalahan.
•
•
Dari arah luar, rupanya Suhendra tengah berusaha menguping apa yang sedang terjadi di dalam kamar Albert itu. Ya karena Suhendra ingin tahu mengapa Albert membawa Nadira masuk ke dalam kamar disaat resepsi pernikahan mereka sedang berlangsung.
Suhendra menempelkan telinganya di pintu tersebut berharap ia dapat mengetahui apa yang terjadi di dalam sana, akan tetapi Albert tak sebodoh itu karena ia sudah membuat ruang kamarnya kedap suara sehingga tak ada yang bisa menguping nya.
"Kok gak kedengaran apa-apa ya? Sebenarnya ngapain tuan Albert bawa Nadira ke dalam?" gumamnya di dalam hati.
Disaat tengah asyik menguping, Suhendra tak sadar bahwa di belakangnya sudah ada sosok Keenan sang asisten dari Albert yang tengah memantau apa yang sedang dilakukan Suhendra.
"Ehem ehem..." Keenan berdehem pelan.
Sontak Suhendra terkejut lalu reflek menoleh ke belakang, ia semakin panik lantaran yang ada di belakangnya adalah Keenan. Seketika Suhendra terbujur kaku tak bisa menggerakkan kaki maupun tangannya saat ini, sedangkan Keenan masih terdiam menunggu penjelasan dari Suhendra.
"Eee ma-maaf pak Keenan! Sa-saya tadi cuma kebetulan aja," ujar Suhendra gugup.
"Oh gitu, katanya tadi mau ke kamar mandi kok malah jadi ke kamarnya tuan Albert? Mau ngapain sih pak? Mau nguping ya? Gak baik loh nguping anak sama menanti sendiri!" ujar Keenan.
"Hah? Saya gak nguping kok, ini beneran saya pengen ke toilet. Tapi tadi kebetulan aja lewat sini, makanya saya jadi penasaran!" ujar Suhendra.
"Ohh, yaudah pak mari saya antar ke kamar mandi supaya bapak gak nyasar lagi!" ucap Keenan.
"I-i-iya pak Keenan..."
Suhendra yang terlanjur panik itu memutuskan untuk mengiyakan saja ajakan Keenan, ia dan Keenan pun pergi dari sana menuju kamar mandi biarpun Suhendra masih amat penasaran pada apa yang dilakukan Albert terhadap putrinya disana.
Sesampainya di kamar mandi, Keenan langsung mempersilahkan Suhendra untuk masuk.
"Silahkan pak, bapak boleh masuk!" ucap Keenan.
"Iya pak Keenan,"
Akhirnya Suhendra masuk ke dalam kamar mandi dengan perlahan dan menutup pintu, sedangkan Keenan tetap berdiri di depan mengawasi terus pergerakan Suhendra.
"Saya gak boleh kecolongan! Bisa-bisa tuan Albert marah sama saya nanti!" batin Keenan.
Pria itu mengambil walkie talkie miliknya dari dalam saku jas, lalu segera menghubungi para anak buahnya untuk berjaga di bagian depan tepatnya tempat resepsi.
Setelahnya, Suhendra kembali keluar sesudah menyelesaikan keinginannya. Ia bertemu lagi dengan Keenan dan tersenyum ke arah pria itu.
"Sudah pak?" tanya Keenan.
"Iya, sudah pak Keenan!" jawab Suhendra.
"Baik, mari saya antar kembali ke tempat bapak!" ucap Keenan.
"Eee iya pak Keenan, terimakasih!" ucap Suhendra.
Mereka pun melangkah kembali menuju tempat resepsi, walau sebenarnya Suhendra masih ingin menemui putrinya yang dibawa kabur oleh Albert ke dalam kamar itu.
"Aduh, gagal deh aku ketemu sama Nadira!" gumam Suhendra dalam hati.
•
•
Sementara itu, Nadira tampak terengah-engah begitu Albert menuntaskan permainannya dan kembali pria itu mengeluarkan lahar di dalam tubuhnya tanpa rasa ragu untuk kesekian kalinya.
Albert tersenyum puas, ia memandangi wajah Nadira dan sesekali mengusap rambut yang menutupi pemandangan indah itu.
"Kamu selalu bisa bikin saya puas Nadira, sekarang kita harus segera kembali ke depan untuk menyambut para tamu! Ayo jangan malas, istirahat kamu sudah cukup sayang!" ucap Albert.
"Tuan, aku masih lemas!" ucap Nadira pelan.
"Tidak ada alasan Nadira! Kalau kamu gak ikut ke depan, yang ada tamu-tamu disana pada curiga! Masa resepsi pernikahan tapi mempelai wanitanya gak ada? Kamu mau bikin malu saya di hari bahagia ini, ha?" tegur Albert.
"Tidak tuan, saya minta maaf!" ucap Nadira.
"Yasudah, ayo bangun jangan malas!" bentak Albert.
"Baik tuan!" ucap Nadira.
Wanita itu berusaha bangkit walau harus bersusah payah menahan rasa nyeri pada area sensitifnya.
"Awhh!" rintih Nadira.
"Hey, jangan lebay! Saya yakin kamu kuat, ayo kita mandi dan setelah itu kembali berpakaian!" ucap Albert dengan suara lantang nya.
Nadira hanya manggut-manggut, dan dengan sisa-sisa tenaganya wanita itu beranjak dari ranjang untuk menuju kamar mandi, ia terkejut saat Albert mengikutinya dari belakang.
"Tuan, tuan mau apa?" tanya Nadira sembari menutupi bagian tubuhnya.
"Kamu ini gimana sih? Saya juga mau mandi, terus kenapa itu pake ditutupin segala? Udah sering saya lihat tubuh kamu, Nadira!" ujar Albert.
"Maaf tuan, maksudnya kita mandi berdua gitu?" tanya Nadira bingung.
"Jangan banyak omong! Ya udah jelas kita mandi berdua, pake ditanya lagi!" bentak Albert.
Pria itu langsung menarik tangan Nadira dan menyeretnya ke dalam kamar mandi, ia menutup pintu dan menguncinya, lalu mengungkung tubuh Nadira di dinding kamar mandi.
Albert mengangkat satu kaki Nadira dan menahannya dengan tangan kanan, tanpa berpikir panjang pria itu menghentakkan miliknya ke dalam milik Nadira untuk kesekian kalinya hari ini.
Jelas saja Nadira sangat kesakitan, karena miliknya masih terasa perih tetapi Albert sudah langsung menancapkan juniornya kembali di dalam sana.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Tarmi Widodo
dasar gila,jd emosi aq 😀
2023-11-06
1
elis yanti
ci Albert sakit kali ya kaya psikopat aja kasar banget ma cewe gedek banget sumpah😡 untung aja di dunia halu... coba klw nyata ku sunat abis kmu Albert😁
2022-11-01
2
🎯™вєуzα😎 ♡⃝ 𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂ
thor bikin Albert bucin akut sama si Nadira
2022-07-31
3