Nadira pergi

Nadira telah bersiap untuk pergi ke rumah neneknya, ia sudah mandi dan berganti pakaian serta membawa seluruh pakaian miliknya di dalam koper yang cukup besar.

Sulastri dan juga Suhendra yang menyarankan Nadira untuk membawa banyak baju-bajunya, hal itu menambah kecurigaan di benak Nadira karena sikap orangtuanya yang seperti tengah ketakutan dan menyembunyikan sesuatu.

Nadira pun coba memberanikan diri untuk bertanya lagi kepada ibu dan bapaknya.

"Bu, pak, ini kenapa ibu sama bapak suruh aku bawa semua pakaian aku sih? Kan kata ibu, aku cuma sementara tinggal di rumah nenek!" tanya Nadira.

"Eee iya sayang, itu buat jaga-jaga aja. Kalau-kalau nanti nenek kamu masih kangen dan pengen berduaan sama kamu!" jawab Sulastri gugup.

"Tapi Bu, aku kan masih sekolah. Gak mungkin aku libur terlalu lama, nanti aku bisa ketinggalan pelajaran!" ucap Nadira.

"Gapapa sayang, emang kamu gak sayang sama nenek kamu? Kasihan loh dia!" ujar Sulastri.

"Iya Nadira, lagian cuma sebentar kok. Kalau nenek kamu itu udah gak kangen lagi, ya kamu boleh pulang dan bisa sekolah kayak biasa!" sahut Suhendra meyakinkan putrinya.

"Huft, yaudah deh. Terus, aku kesana naik apa?" tanya Nadira.

"Eee biar kamu diantar sama Rojali, ya?" usul Hendra.

"Hah? Bang Jali? Ih, enggak-enggak gak mau! Aku gak mau naik motornya bang Jali, berisik tau bikin kuping pengang! Udah gitu bang Jali juga bau ketek, yang ada aku mual-mual sepanjang perjalanan. Apalagi dari sini ke rumah nenek kan jauh pak, Bu!" ucap Nadira menolak.

"Aduh, gapapa lah sayang. Kamu tolong ngertiin kondisi ekonomi bapak sama ibu, kalau diantar Rojali kan gratis Nadira!" bujuk Suhendra.

"Iya Nadira, kan cuma sebentar aja. Kalau kamu gak kuat sama baunya, pakai masker aja!" sahut Lastri.

Akhirnya Nadira tak ada pilihan lain selain menuruti kemauan bapak dan ibunya, karena ia tahu betul kondisi ekonomi orangtuanya itu sedang seret dan mampet. Untuk makan saja mereka susah, apalagi membayar kendaraan yang bagus.

"Yaudah deh, aku mau diantar bang Jali!" ucap Nadira cemberut.

"Alhamdulillah! Gitu dong sayang," ujar Sulastri.

"Bagus Nadira! Kalo gitu, biar bapak panggil dulu Rojali nya ya? Kamu tunggu disini sama ibu, gak lama kok!" ucap Suhendra.

"Iya pak," ucap Nadira pelan.

Suhendra pun melangkah ke depan, ia pergi dari rumahnya untuk menemui Rojali.

Sementara Nadira dan sang ibu tetap disana.

"Sayang, duduk dulu yuk! Pegal loh kalau berdiri terus," ucap Sulastri.

Nadira hanya mengangguk pelan, lalu duduk di sofa bersama ibunya. Sesekali Nadira melirik ke arah sang ibu dengan tatapan penasaran, ia yakin sekali ada sesuatu yang disembunyikan oleh ibunya.

"Bu!" ucap Nadira.

"Iya sayang, kenapa?" tanya Sulastri.

"Sebenarnya ada apa sih, Bu? Cerita aja sama Nadira! Aku yakin pasti ada sesuatu yang ibu sembunyiin dari aku, terus juga orang-orang yang kemarin itu siapa Bu?" ujar Nadira mengintrogasi ibunya.

Sulastri terkejut saat putrinya bertanya begitu, ia pun bingung dan tak tahu harus menjawab apa.

"Eee sayang, se-sebenarnya...."

Belum sempat Sulastri selesai bicara, suaminya sudah datang bersama Rojali.

"Bu, ini Rojali nya sudah siap! Ayo Nadira, langsung ke depan ya!" potong Suhendra.

"I-i-iya pak," ucap Nadira.

Sulastri pun menghela nafas lega sembari mengelus dadanya, ia selamat dari cecaran Nadira yang terus menaruh curiga padanya.

Mereka bertiga keluar menemui Rojali yang sudah bersiap di depan rumah dengan motornya.

"Ehehe, neng Dira makin cakep aja euy! Mau kemana ini kamu cantik?" ujar Rojali.

"Begini Rojali, Nadira itu mau main ke rumah neneknya dan nginep beberapa hari disana. Tolong kamu antarkan dia ya sampai kesana, jangan diturunin di jalan!" ucap Suhendra.

"Oh, siap atuh mang Hendra!" ujar Rojali.

"Nah bagus! Yaudah, Nadira sayang kamu naik gih ke motornya Rojali! Sini kopernya biar bapak bantu bawa!" ucap Suhendra.

"Iya pak! Bu, Nadira pamit ya?" ucap Nadira mencium tangan ibunya.

"Iya sayang, hati-hati ya! Salam buat nenek kamu!" ucap Sulastri.

"Iya Bu,"

Suhendra pun membawa tas milik Nadira ke arah motor Rojali.

"Sini mang saya bantu!" ujar Rojali.

"Siap, makasih ya Jali!" ucap Suhendra.

"Sama-sama, mang!" ucap Rojali.

Nadira melangkah maju mendekat ke arah motor dan mencium tangan bapaknya.

"Aku pamit ya, pak?" ucap Nadira.

"Iya sayang," ucap Suhendra.

Nadira pun naik ke motor Rojali, ia sangat menjaga jarak dengan tubuh pria itu karena khawatir akan bau badan yang pernah ia rasakan sebelumnya.

"Udah siap neng?" tanya Rojali.

"Udah," jawab Nadira singkat.

"Pegangan atuh!" perintah Rojali.

"Iya Nadira, pegangan biar gak jatuh!" sahut Suhendra.

Nadira menurut dan memegang sisi pinggang pria itu dengan sangat tipis. Setelahnya, Rojali pun pamitan pada kedua orang tua Nadira.

"Yaudah ya mang, teh, saya pamit dulu!" ucap Rojali.

"Iya, hati-hati ya Jali!" ucap Suhendra.

Rojali langsung menancap gas pergi meninggalkan rumah itu dengan perasaan gembira.

Suhendra merangkul istrinya, kemudian membawa sang istri masuk ke dalam.

❤️

Sementara itu, dari arah yang tak jauh terdapat dua orang pria asing yang sepertinya tengah memata-matai rumah Suhendra.

"Cep, itu Nadira mau dibawa kemana ya?" tanya satu orang pria bernama Udin.

"Gak tahu, kita lapor aja sama si bos! Ini berita penting, gue yakin si bos pasti senang kalo kita kasih tahu dan kita bisa dapat bonus!" usul Cecep.

"Bagus juga ide kamu, yaudah bentar!" ujar Udin.

Udin pun menelpon seseorang yang merupakan bosnya untuk melaporkan itu.

📞"Halo bos!" ujar Udin.

📞"Ya, ada apa?"

📞"Begini bos, saya mau lapor! Daritadi kan kita udah mata-matain rumahnya Suhendra, nah terus barusan itu anaknya pergi bos naik motor sama cowok. Bawa koper segala bos, gede lagi!" jelas Udin.

📞"Hah? Mau kemana dia?"

📞"Nah, itu dia bos yang saya kagak tahu. Saya harus gimana ini bos?" ujar Udin.

📞"Kamu kejar dia! Jangan sampai dia lolos!"

📞"Oh begitu bos, ya? Oke deh bos, saya sama Cecep langsung meluncur kejar itu motor!" ujar Udin.

📞"Yasudah, jangan sampe gagal!"

📞"Siap bos!"

Tuuutttt...

Orang yang merupakan bos mereka, langsung menutup telpon.

"Apa kata si bos?" tanya Cecep penasaran.

"Kita disuruh kejar Nadira, ayo cepet!" jelas Udin.

"Oh oke!"

Kedua pria itu pun bergerak mengejar Nadira serta Rojali dengan motornya, tentu jika dibandingkan dengan motor milik Rojali, motor mereka jauh lebih bagus dan lebih kencang.

...•••...

Disisi lain, Albert membanting ponselnya ke atas meja karena kesal.

"Aaarrgghh!! Kurang ajar tuh Suhendra, beraninya dia main-main sama gue! Bukannya setuju sama syarat dari gue, malah dia bawa kabur tuh anaknya! Emang gak tahu diuntung tuh orang! Oke, sekarang saya bakal tunjukkan siapa saya ke anda Suhendra! Kita lihat aja, apa yang akan terjadi selanjutnya dengan putri anda itu?!" geram Albert sembari mengepal tangannya kuat.

Albert bangkit dari duduknya, lalu melangkah pergi menuju ke luar rumah dengan perasaan marah.

Ya tentu saja Albert marah, karena ia merasa telah dikerjai oleh Suhendra. Padahal Albert sudah sangat berharap bisa mendapatkan Nadira, tetapi nyatanya Suhendra justru meminta Nadira pergi.

"Awas aja lu Suhendra...!!"

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Sya Aniesy

Sya Aniesy

sebagai bakal menantu&suami harus ubah sikap lo pak Albert....klo lo sllu kasar sama org tuanya nadira...lo fikir nadira bakalan jatuh hati sama lo...lagian nadira masih sekolah ishh geram gk ada sopan² nya bapak Albert ini🤣🤣 ....org bucin...cinta pandang pertama 🤣🤣🤣

2023-02-19

1

Aneisha Adisty

Aneisha Adisty

gimana ko kosa kta ny ganti ganti sihh gue saya
jadi pebelit🙏🏻😌

2022-10-25

1

@Kristin

@Kristin

mampir lagi y Thor 🤗

2022-08-23

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Cari tahu tentang dia!
3 Tagih hutang
4 Tinggal di rumah nenek
5 Nadira pergi
6 Ditangkap
7 Aku tuanmu
8 Hilangnya kesucian
9 Kehidupan baru
10 Mencoba kabur
11 Perkenalan + Visual
12 Will you marry me?
13 Jebakan Albert
14 Bermain kembali
15 Kelakuan jahat Albert
16 Pernikahan
17 Resepsi
18 Ditukar uang
19 Mencampakkan dia
20 Hamil?
21 Bertemu teman-teman
22 Marah
23 Hukuman
24 Hukuman Albert
25 Sisi lembut Albert
26 Ancaman
27 Telah diketahui
28 Amarah dan kekecewaan
29 Mulai candu
30 Pakai dasi
31 Kenapa ini?
32 Keenan & Nadira
33 Siapa pelakunya?
34 Ketahuan
35 Nakal
36 Jalan-jalan yuk!
37 Ke mall
38 Bertemu lagi dengan ayah & ibu
39 Masalah semakin besar
40 Donat untuknya
41 Kepergok
42 Demo dimulai
43 Keinginan bayi
44 Tekad Cakra
45 Mama mau pulang
46 Membujuk Nadira
47 Singkirkan Keenan!
48 Kedatangan mama
49 Penculikan dimulai
50 Keenan panik
51 Selamat
52 Keenan dan para preman
53 Patah tangan
54 Albert dan emosinya
55 Nonton film
56 Sampai sarjana
57 Vanesa penasaran
58 Bodyguard tidak benar
59 Cinta tapi gengsi
60 Amplop
61 Selingkuh
62 Kabur
63 Ada kecerahan
64 Bangun bang!
65 Dipecat
66 Albert stress
67 Rencana Keenan
68 Bukan salah papa
69 Firasat Albert
70 Berita baik dan buruk
71 Datang ke apartemen
72 Nadira pulang
73 Sudah digugurkan
74 Dipantau
75 Sama-sama gagal
76 Kejujuran Vanesa
77 Kelakuan Chelsea
78 Main sampai malam
79 Akting Vanesa
80 Balon-balon
81 Sekretaris baru
82 Meoongg
83 Mencari alamat Vanesa
84 Dikenalkan
85 Jangan cemburu!
86 Apa benar?
87 Resign
88 Apa alasannya
89 Mencari cara
90 Berbaikan
91 Clarity
92 Kapan nikah?
93 Kesal
94 Perampokan
95 Tetap bantu kok
96 Proses penangkapan
97 Beri hukuman
98 Gagal lagi
99 Diantar pulang
100 Kecemasan Chelsea
101 Penuturan Chelsea
102 Antarkan saya temui Vanesa!
103 Mendatangi Vanesa
104 Tamat riwayatnya
105 Merajuk
106 Persetujuan Nadira
107 Apa yang abang lakuin?
108 Keributan
109 Lu milik gue!
110 Vanesa kejam
111 Bercanda atau serius?
112 Diawasi
113 Cari Cakra!
114 Tamparan Abigail
115 Aku lapar tau
116 Harus nurut sama calon suami
117 Arisan
118 Pingsan
119 Celine ngambek
120 Telah meninggal
121 Vanesa taubat?
122 Keenan pembunuh?
123 Diikat
124 Kegelisahan Keenan
125 Kita putus
126 Kontraksi
127 Melahirkan
128 Telah lahir
129 Kehilangan
130 Jaga putraku!
131 Kebohongan Albert
132 Ke makam
133 Pikiran yang tidak-tidak
134 Butuh aktor
135 Chelsea pergi
136 Sudah besar
137 Nenek galak
138 Nadira curiga
139 Dimarahi
140 Cemburu nih ye
141 Jangan marah dulu!
142 Tawaran kerjaan
143 Darimana saja?
144 Kalung pelacak
145 Healing dong
146 Pembohong besar
147 Mimpi atau bukan?
148 Vanesa beraksi
149 Ambil anak aku
150 Semuanya tewas
151 Buang kalungnya
152 Pergi saja tuan!
153 Akhir hidup kita?
154 Berbalik tertekan
155 It's over
156 Nafas terakhir
157 Kepergian Albert
158 Jalani bisnis kamu
159 Info sekuel
160 Sudah up!!!
161 Promo novel baru
162 Giveaway (wajib baca!)
163 Promo novel baru (lagi)
164 Bonus chapter (spesial Albert & Nadira)
165 Honeymoon Albert & Nadira
166 Sekuel terakhir
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Prolog
2
Cari tahu tentang dia!
3
Tagih hutang
4
Tinggal di rumah nenek
5
Nadira pergi
6
Ditangkap
7
Aku tuanmu
8
Hilangnya kesucian
9
Kehidupan baru
10
Mencoba kabur
11
Perkenalan + Visual
12
Will you marry me?
13
Jebakan Albert
14
Bermain kembali
15
Kelakuan jahat Albert
16
Pernikahan
17
Resepsi
18
Ditukar uang
19
Mencampakkan dia
20
Hamil?
21
Bertemu teman-teman
22
Marah
23
Hukuman
24
Hukuman Albert
25
Sisi lembut Albert
26
Ancaman
27
Telah diketahui
28
Amarah dan kekecewaan
29
Mulai candu
30
Pakai dasi
31
Kenapa ini?
32
Keenan & Nadira
33
Siapa pelakunya?
34
Ketahuan
35
Nakal
36
Jalan-jalan yuk!
37
Ke mall
38
Bertemu lagi dengan ayah & ibu
39
Masalah semakin besar
40
Donat untuknya
41
Kepergok
42
Demo dimulai
43
Keinginan bayi
44
Tekad Cakra
45
Mama mau pulang
46
Membujuk Nadira
47
Singkirkan Keenan!
48
Kedatangan mama
49
Penculikan dimulai
50
Keenan panik
51
Selamat
52
Keenan dan para preman
53
Patah tangan
54
Albert dan emosinya
55
Nonton film
56
Sampai sarjana
57
Vanesa penasaran
58
Bodyguard tidak benar
59
Cinta tapi gengsi
60
Amplop
61
Selingkuh
62
Kabur
63
Ada kecerahan
64
Bangun bang!
65
Dipecat
66
Albert stress
67
Rencana Keenan
68
Bukan salah papa
69
Firasat Albert
70
Berita baik dan buruk
71
Datang ke apartemen
72
Nadira pulang
73
Sudah digugurkan
74
Dipantau
75
Sama-sama gagal
76
Kejujuran Vanesa
77
Kelakuan Chelsea
78
Main sampai malam
79
Akting Vanesa
80
Balon-balon
81
Sekretaris baru
82
Meoongg
83
Mencari alamat Vanesa
84
Dikenalkan
85
Jangan cemburu!
86
Apa benar?
87
Resign
88
Apa alasannya
89
Mencari cara
90
Berbaikan
91
Clarity
92
Kapan nikah?
93
Kesal
94
Perampokan
95
Tetap bantu kok
96
Proses penangkapan
97
Beri hukuman
98
Gagal lagi
99
Diantar pulang
100
Kecemasan Chelsea
101
Penuturan Chelsea
102
Antarkan saya temui Vanesa!
103
Mendatangi Vanesa
104
Tamat riwayatnya
105
Merajuk
106
Persetujuan Nadira
107
Apa yang abang lakuin?
108
Keributan
109
Lu milik gue!
110
Vanesa kejam
111
Bercanda atau serius?
112
Diawasi
113
Cari Cakra!
114
Tamparan Abigail
115
Aku lapar tau
116
Harus nurut sama calon suami
117
Arisan
118
Pingsan
119
Celine ngambek
120
Telah meninggal
121
Vanesa taubat?
122
Keenan pembunuh?
123
Diikat
124
Kegelisahan Keenan
125
Kita putus
126
Kontraksi
127
Melahirkan
128
Telah lahir
129
Kehilangan
130
Jaga putraku!
131
Kebohongan Albert
132
Ke makam
133
Pikiran yang tidak-tidak
134
Butuh aktor
135
Chelsea pergi
136
Sudah besar
137
Nenek galak
138
Nadira curiga
139
Dimarahi
140
Cemburu nih ye
141
Jangan marah dulu!
142
Tawaran kerjaan
143
Darimana saja?
144
Kalung pelacak
145
Healing dong
146
Pembohong besar
147
Mimpi atau bukan?
148
Vanesa beraksi
149
Ambil anak aku
150
Semuanya tewas
151
Buang kalungnya
152
Pergi saja tuan!
153
Akhir hidup kita?
154
Berbalik tertekan
155
It's over
156
Nafas terakhir
157
Kepergian Albert
158
Jalani bisnis kamu
159
Info sekuel
160
Sudah up!!!
161
Promo novel baru
162
Giveaway (wajib baca!)
163
Promo novel baru (lagi)
164
Bonus chapter (spesial Albert & Nadira)
165
Honeymoon Albert & Nadira
166
Sekuel terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!