LAPOR! ADA ++ DI BAB INI, BAGI YANG GAK MAU LIHAT YAUDAH SKIP AJA!
...🔞🔞🔞...
"Lapor tuan! Dua orang yang saya perintahkan untuk memata-matai rumah Suhendra, telah berhasil mendapatkan Nadira. Mereka juga saat ini sedang dalam perjalanan menuju kesini bersama Nadira, tuan!" ucap Keenan melapor pada Albert.
Albert yang sedang duduk santai di sofa pun langsung tersenyum smirk sembari mengelus dagunya.
"Bagus! Suruh mereka berdua bawa gadis itu ke kamar yang sudah saya persiapkan khusus untuknya, jangan lupa ikat tubuhnya serta tutup matanya!" ucap Albert memerintahkan asistennya itu.
"Baik tuan!"
Setelah selesai melapor, Keenan pun kembali ke posisinya untuk menghubungi Cecep serta Udin dan menyampaikan apa yang tadi dikatakan oleh Albert padanya.
Sedangkan Albert sendiri masih tersenyum merasa puas karena anak buahnya telah berhasil mendapatkan Nadira, walau tadinya ia sempat geram dan kesal karena telah dipermainkan oleh Suhendra.
"Rasakan kamu Suhendra! Anakmu sekarang sudah ada bersama saya, hahaha!" gumamnya.
Albert bangkit kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celana dan mulai menelpon Suhendra, tentu saja ia ingin menyampaikan berita gembira itu.
📞"Halo, siapa ini?"
📞"Halo Suhendra! Ini saya, Albert!" ucap Albert dengan senyum tipis di wajahnya.
📞"Tu-tuan Albert...??"
📞"Ya betul, ini saya! Kenapa Suhendra, kok kaget gitu? Saya cuma ingin menyampaikan kekesalan saya pada kamu, Suhendra! Saya ini sudah memberikan penawaran terbaik supaya kamu bisa melunasi hutang-hutang kamu, tapi kenapa kamu malah main-main sama saya dan suruh anak kamu pergi dari rumah...??!!" ucap Albert emosi.
📞"Ma-maaf tuan, saya—"
📞"Ah sudah lah! Saya gak mau terlalu lama berbincang dengan kamu, Suhendra! Oh ya, satu lagi yang ingin saya sampaikan. Anak kamu sekarang sudah berada di tangan saya, dan kalau kamu ingin dia selamat terus hutang-hutang kamu lunas, datang besok pagi ke acara pernikahan saya dengan anak kamu sebagai saksi!" potong Albert dengan nada keras sembari mematikan teleponnya.
Ya Albert sudah tak ingin terlalu berbincang dengan Suhendra saat ini, karena yang ia inginkan adalah segera menemui Nadira dan menikah dengan gadis cantik itu.
"Saya harus segera menikahinya...!!"
Tak lama kemudian, sebuah pesan masuk ke ponsel miliknya. Albert pun membacanya sekilas karena ia memiliki kemampuan membaca dengan cepat.
Keenan : Tuan, perintah sudah dilaksanakan! Gadis itu sekarang aman di kamar, tuan!
Begitulah isi pesan dari Keenan, asisten Albert.
Tanpa berpikir panjang, Albert pun segera melangkah menuju kamar tempat Nadira berada sambil menaruh ponselnya di saku jas.
Sesampainya di depan kamar, pria itu langsung saja membuka pintu karena ia memang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan wanita yang sebentar lagi ia nikahi itu.
Ceklek...
Albert langsung menutup kembali pintu itu, tak lupa pula ia menguncinya rapat-rapat agar tak ada yang bisa masuk kesana.
Mendengar suara pintu terbuka, wanita yang tak lain ialah Nadira itu merasa cemas dan langsung mengarahkan pandangan ke pintu, walau ia tak bisa melihat apapun.
"Si-siapa itu...??"
Albert hanya tersenyum, matanya tak bisa teralihkan dari tubuh mulus nan seksi milik gadis itu.
Ia duduk di sebelah tubuh Nadira yang kini sudah berpakaian seksi itu, sehingga Albert dapat melihat dengan jelas tubuh Nadira dengan matanya.
"Hey cantik! Ini aku, tuanmu!" ucap Albert seraya mengelus paha mulus gadis itu.
"Jangan sentuh saya! Ka-kamu itu siapa?" ujar Nadira dengan nada gugup.
Nadira terus berusaha menggerakkan tangan serta kakinya, ia ingin sekali berontak agar tak bisa disentuh oleh lelaki yang tak ia kenali. Namun, ia gagal melakukan itu karena tubuhnya diikat kencang.
"Sssttt! Tadi kan udah saya bilang, saya ini tuan kamu, Nadira Sophia Putri. Kamu gak perlu takut, saya orang baik kok!" ucap Albert.
"Saya gak percaya kamu orang baik! Pasti kamu orang jahat! Cepat jelaskan, apa mau kamu sebenarnya?! Kenapa kamu culik saya?" teriak Nadira emosi.
Albert justru terkekeh dan menghentikan gerakan tangannya.
Ia merendahkan tubuhnya mendekat ke arah wajah Nadira, dengan perlahan tangannya mulai bergerak mengusap wajah mulus gadis itu.
"Karena saya ingin memiliki kamu!" ucap Albert di telinga Nadira.
Merasakan hembusan nafas pada telinganya, membuat gadis itu sedikit geli. Apalagi Albert tak hanya berbicara, tetapi juga menggigil tipis daun telinganya itu.
"Cukup! Jangan sentuh saya lagi!" bentak Nadira.
Albert terdiam menatap tajam ke arah wajah Nadira, lalu menamparnya dengan cukup keras.
Plaaakk...
"Berhenti membentak saya, atau saya akan bikin kamu menderita seumur hidup!" tegas Albert.
Nadira merasakan perih yang amat sangat pada bagian pipi kanannya, tetapi ia tak bisa berbuat apa-apa saat ini selain menangis dan pasrah karena tubuhnya masih terikat.
"Dengar, kamu harus menuruti semua kemauan saya dan gak boleh membangkang! Setiap kali kamu melawan dengan saya, kamu akan saya beri hukuman! Ngerti kamu?" ucap Albert.
Gadis itu hanya terdiam menangis.
"NGERTI GAK..??!!" bentak Albert.
Akhirnya Nadira mengangguk diiringi isak tangis yang menggelora.
"Bagus, itu baru gadis saya!" ucap Albert tersenyum.
Albert beranjak dari tempat tidur, kemudian mulai melepas jasnya. Ia juga membuka satu persatu kancing kemejanya dan hanya menyisakan tubuh polosnya yang dipenuhi roti sobek itu.
Albert sengaja membuang kemejanya yang dipenuhi keringat itu ke atas wajah Nadira.
"Hirup aroma tubuh saya! Kali ini melalui kemeja saya dulu, baru setelahnya kamu bisa menghirup secara langsung melalui tubuh saya ini!" ucapnya.
Nadira masih tak berhenti menangis.
Setelah dirasa cukup, Albert pun mengambil kembali kemejanya dan membuang ke sembarang tempat. Ia naik ke atas ranjang, lalu mendekati gadis itu lagi sambil tersenyum.
Perlahan Albert menurunkan tali baju Nadira yang sangat tipis itu, sampai dua gundukan milik si gadis menyembul keluar membuat Albert terkejut.
"It's amazing!" ucapnya.
Nadira semakin ketakutan, ia merasakan hawa dingin mulai menyentuh bagian intim tubuhnya.
"Berhenti!" rengek Nadira.
"Tidak akan! Saya tidak akan berhenti, sampai saya merasa puas! Kamu gak bisa menghentikan saya Nadira, karena hanya diri saya sendiri yang bisa melakukan itu!" ucap Albert tegas.
"Jangan, tolong jangan!" ucap Nadira memelas.
Namun, permohonan Nadira tak digubris oleh Albert yang keras itu. Justru Albert mulai melahap dua buah gundukan kenyal milik Nadira dengan rakus dan kasar hingga menimbulkan sensasi aneh di tubuh Nadira sendiri.
"Ahhh..."
Gadis itu melenguh pelan sambil mendongakkan kepala saat buah dadanya diraup oleh Albert, ada rasa sakit serta nikmat yang muncul di dalam tubuhnya saat ini.
"Tolong, hentikan ini! Siapapun kamu, saya mohon jangan teruskan ini!" rengek Nadira.
Albert sama sekali tak memperdulikan itu, ia masih asyik meremass serta mengulum buah dada milik Nadira sambil sesekali menggigit titik pusatnya.
"Eenngghh..." erang Nadira tertahan.
"Lepaskan aja, jangan ditahan! Saya ingin dengar suara merdu kamu!" ucap Albert.
"Gak akan!"
Plaaakk...
Lagi-lagi Albert menampar wajah Nadira, kali ini pipi bagian kirinya. Ya lengkap sudah kedua pipi gadis itu berwarna merah saat ini.
"Jangan membangkang!" bentak Albert emosi.
"Nikmati dan ikuti kata-kata saya!" sambungnya.
Nadira pun hanya bisa pasrah, ia mendesahh seperti kemauan Albert walaupun ia sangat tidak ingin melakukan itu.
Lambat laun Albert telah berhasil menelanjangi Nadira, tubuh mulus itu kini terpampang sempurna tanpa sehelai benangpun yang menutupinya sehingga Albert dapat melihatnya jelas.
Pria itu melepas sabuk yang ia kenakan, lalu mulai ia gerakan pada area tubuh sang gadis.
Albert mengarahkan sabuknya ke bagian bawah gadis itu, hingga membuat Nadira merasakan sensasi aneh yang belum pernah ia rasakan.
"Ahh jangan!" lirih Nadira.
"Kamu menikmati ini, gadisku?" tanya Albert menggoda.
Nadira menggeleng, namun ia tak dapat memungkiri kalau tubuhnya saat ini merasakan sensasi hebat.
Albert menghentikan aksinya, lalu melepas celana jeans yang ia kenakan dan juga celana pendek miliknya. Kini ia pun resmi telanjang seperti Nadira, dan senjatanya yang panjang dan besar itu langsung berdiri tegak seperti sudah siap menghantam Nadira.
Albert mengarahkan pusakanya itu ke mulut Nadira, ia memaksa gadis itu memuaskan nya melalui mulut walau Nadira terus menolak.
"Gak mau!"
Sampai akhirnya Albert melakukan cara paksa untuk bisa membuka mulut Nadira, ya pria itu mencekik Nadira dengan kuat sehingga mau tidak mau Nadira pun terpaksa membuka mulut.
Ya tanpa basa-basi lagi, Albert segera memasukkan miliknya ke dalam mulut Nadira.
"Uhuk uhuk..."
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Mama Beru
kayaknya si albert itu pesikipat org a.jadi jijik sama Albert..
2022-10-13
1
🎯™вєуzα😎 ♡⃝ 𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂ
Wah-wah Albert kok jahat gitu, kasian Nadira. nya
2022-07-31
1
Yuli Purwa
jahat 😡😡😡 blm nikah dah kdrt
2022-07-12
1