"Mmmhhh ssshhh uhhh..."
Desahh dari Vanesa terus terdengar sembari menggoyangkan pinggulnya di atas paha sang bos besar, yakni Albert.
Ya keduanya memang seringkali terlibat hubungan badan seperti ini, awalnya memang Vanesa cukup kaget saat Albert mengajaknya berhubungan, namun akhirnya lama-kelamaan Vanesa pun ketagihan.
Biarpun sudah memiliki Nadira, akan tetapi hasrat Albert tak bisa terpenuhi begitu saja oleh seorang wanita. Ya pria itu memang memiliki gairah yang berlebihan dan ingin terus melakukan itu.
"Oohhh aaahhh teerruuss babbyyy...!!" racau El menikmati goyangan pinggul sekretaris nya.
Ini sudah kesekian kalinya mereka melakukan itu di dalam ruangan pribadi yang kedap suara itu, Albert memang sengaja mendesain khusus ruangan tersebut agar ia bisa menikmati hubungan badan bersama sekretaris cantiknya tersebut.
"Sayang, kamu berdiri dulu!" titah Albert.
"Iya pak,"
Vanesa menuruti kemauan bosnya, ia berdiri perlahan dan mengambil posisi menungging seperti yang diperintahkan Albert.
Pria itu juga ikut bangkit dan melepaskan celana miliknya dengan sempurna, lalu tanpa basa-basi ia mengarahkan pusakanya ke dalam milik Vanesa dengan sekali hentakan.
Jlebb...
"Aaahhhh..."
Wanita itu mendesahh kencang merasakan miliknya ditembus secara kasar oleh sang bos.
"Aaahhh ssshhh mantapphh..." racau Vanesa.
Albert langsung memompa miliknya cukup cepat dan kencang, hingga membuat Vanesa terus merem melek sembari berpegangan erat pada ujung meja.
Permainan panas itu berlangsung lebih dari dua jam, memang Albert sulit sekali mendapat kepuasan selama ini, baru Nadira saja yang benar-benar bisa membuatnya tergila-gila.
"Aaahhh ohhh uhh aakkhhuu maauuu sampaii.."
"Barengin sayang!" ucap Albert sambil terus memompa miliknya.
"Aaahhhh..." desahh mereka bersamaan.
Ya Albert mengeluarkan cairannya di dalam milik Vanesa tanpa rasa ragu, wanita itu langsung melotot saat merasakan cairan hangat di perutnya.
"Tuan, apa tuan keluarin di dalam?" tanya Vanesa panik.
Albert baru sadar akan kelakuan bodohnya itu, ia pun panik dan langsung mencabut miliknya hingga membuat Vanesa kesakitan.
"Aahhh sshhh..."
"Maaf maaf! Saya gak sengaja, tadi saya khilaf keluarin di dalam!" ucap Albert ikut panik.
"Tuan, terus gimana dong?" tanya Vanesa.
"Itu masalah kamu! Saya akan berikan uang banyak untuk kamu, cari cara yang terbaik supaya benih saya tidak tumbuh di rahim kamu!" ucap Albert tanpa rasa ragu.
"Ba-baik tuan!" ucap Vanesa gugup.
Albert membenarkan pakaiannya setelah membersihkan area miliknya dengan tisu, lalu kembali duduk santai di kursinya.
Sementara Vanesa pun bangkit secara perlahan mengenakan tisu untuk membersihkan miliknya juga, ia menarik roknya ke atas dan merapihkan baju serta rambutnya.
"Baiklah, kalau begitu saya permisi tuan!" ucap Vanesa berusaha menahan tangisnya.
"Ya silahkan! Tapi, kalau saya butuh kamu lagi, kamu harus datang!" ucap Albert.
"Siap tuan!" ucap Vanesa.
Akhirnya wanita itu melangkah keluar dari ruangan bosnya dengan perasaan sedih plus cemas, sedangkan Albert hanya duduk santai seperti tidak ada kesalahan yang baru ia lakukan.
Albert justru mengambil ponselnya dan mengecek kamera cctv rumahnya untuk memperhatikan Nadira.
"Ternyata gadis ini benar-benar penurut, dia masih tetap disana dan gak kemana-mana. Tunggu saya di rumah baby, setelahnya saya akan kembali menghajar tubuh kamu!" gumam Albert.
•
•
Sementara itu, Nadira tak menyadari kalau ia sedang diperhatikan oleh Albert dari jauh. Yang ia rasakan saat ini hanyalah kesedihan mendalam setelah ia harus mendapatkan cobaan hidup yang berat, ya Nadira kini tak tahu ada dimana dan berpisah jauh dengan ibu bapaknya, bahkan Nadira juga sudah kehilangan mahkotanya yang paling berharga.
Gadis yang sudah tak menjadi gadis itu menangis sesenggukan sembari menekuk lututnya.
"Hiks hiks.... aku harus apa sekarang? Gimana caranya aku bisa kabur dari sini dan kembali ke rumah ketemu sama ibu bapak?" gumamnya.
Ceklek...
Tiba-tiba saja, terdengar suara pintu terbuka dari luar yang membuat Nadira terkejut lalu mendongakkan kepalanya ke arah pintu. Nadira menatap sosok pria tampan yang muncul tersebut dengan mata sembabnya.
"Ka-kamu siapa? Mau apa kamu masuk kesini?" tanya Nadira panik.
"Eee tenang dulu non, jangan panik!" ucap pria itu.
Namun, Nadira tetap panik karena ia trauma berat dengan kejadian semalam dan membuatnya tak mau percaya begitu saja dengan omongan pria asing.
"Gak, jangan dekati saya! Sana pergi!" ujar Nadira sambil terus memundurkan tubuhnya.
"Duh gimana ini?"
Pria itu terlihat kebingungan sambil garuk-garuk kepala melihat reaksi Nadira saat melihat kehadiran dirinya.
"Non, saya ini Keenan, asistennya tuan Albert. Saya datang kesini diperintahkan oleh beliau untuk mengantarkan anda ke suatu tempat, cuma itu non!" ucap pria yang tak lain ialah Keenan itu.
"Te-tempat apa?" tanya Nadira bingung.
"Eee tuan Albert meminta saya merahasiakan itu, non. Jadi, sebaiknya sekarang non segera bersiap dan dandan yang cantik! Baru setelahnya, kita bisa berangkat kesana menemui tuan Albert!" jawab Keenan.
Nadira membuang muka dan tampak bingung harus melakukan apa, namun akhirnya ia setuju.
"Baik, saya mau ikut! Tapi, gimana saya bisa dandan kalo kondisi saya aja terikat begini?" ujar Nadira.
"Tenang non, untuk itu saya masuk kesini! Mari biar saya bantu buka ikatan di tubuh non!" ucap Keenan tersenyum lalu menghampiri Nadira.
Keenan maju mendekati Nadira, perlahan ia membuka ikatan di tangan serta kaki wanita itu.
Entah mengapa saat berdekatan dengan Nadira, tiba-tiba saja jantung Keenan berdetak kencang dan ia merasakan sesuatu yang berbeda dan belum pernah ia alami selama ini.
"Duh, saya kenapa ya?" batinnya.
Namun, Keenan berusaha menepis jauh-jauh perasaan itu karena ia tak boleh menggoda wanita milik tuannya.
"Sudah nyonya, mari saya bantu sampai ke tempat rias! Kebetulan di depan sudah ada perias yang menunggu, dia yang akan membantu nyonya untuk berdandan cantik malam ini!" ucap Keenan.
"Iya..." ucap Nadira singkat.
Keenan menuntun Nadira untuk duduk di kursi dekat cermin, lalu ia berpesan pada Nadira agar tetap disana selagi ia memanggil perias tersebut.
"Eee nyonya, tolong tunggu sebentar ya! Saya akan panggilkan perias itu untuk datang kesini," ucap Keenan.
Nadira hanya mengangguk tanpa berbicara.
Merasa aman, Keenan pun keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Nadira. Tak lupa ia mengunci pintu dan memerintahkan dua penjaga yang ada di depan untuk menjaga Nadira.
Sementara Nadira langsung beranjak dari kursinya dan mencari-cari celah untuk kabur, pandangannya langsung tertuju pada sebuah jendela yang ada di kamar itu, ya menurutnya itu adalah satu-satunya jalan agar ia bisa lepas dari sana.
"Aku harus bisa kabur dari sini! Sebelum asisten pria itu datang lagi!" batinnya.
Nadira membuka gorden tersebut, lalu mulai berusaha untuk membuka jendelanya. Akan tetapi, itu sangat sulit karena ternyata jendela tersebut dikunci rapat oleh Albert.
"Haish, kok gak bisa dibuka sih??" ujarnya.
Nadira terus berusaha membukanya, ia mendorong-dorong kaca tersebut berharap dapat terbuka.
Namun, ekspektasi tak sesuai realita karena kaca itu terbuat dari bahan yang cukup kuat dan tidak akan mudah dipecahkan begitu saja.
"Aaaa gak bisa...!!" rengek Nadira kesal.
Ceklek...
Sampai pada akhirnya, Keenan kembali kesana bersama seorang wanita perias dan tak sengaja melihat Nadira tengah berdiri di dekat jendela.
"Nyonya, nyonya sedang apa?" tanya Keenan heran.
"Eee sa-saya..."
Nadira gugup dan bingung harus bagaimana menjelaskan pada Keenan, ia tak mau pria itu tau kalau ia sedang berusaha kabur dari sana karena takut Keenan akan melapor pada Albert.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
🎯™вєуzα😎 ♡⃝ 𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂ
Albert kamu sangat meresahkan sekali, ga ramah bintang ⭐
2022-07-31
0
Yuli Purwa
aaaaaaa Nadira dpt sisaan 😢😢😢😢😢
2022-07-12
1
ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀⸙ᵍᵏ
wah celap celup sana sini
2022-06-22
1