"Woi berhenti...!!"
Disaat Rojali tengah anteng membawa motornya membonceng Nadira, tiba-tiba saja muncul dua orang pria yang mengejar mereka menggunakan motor juga.
Kedua pria itu bahkan berteriak meminta Rojali menghentikan motornya ke pinggir.
Hal itu membuat Nadira menjadi panik, ia tak mengenali siapa kedua pria itu. Namun, ia yakin sekali kalau mereka bukan orang baik-baik.
"Bang, mereka siapa?" tanya Nadira cemas.
"Aku juga gak tahu, Dira. Udah gausah dipeduliin, paling juga mereka begal! Kamu pegangan aja yang erat Dira, aku mau ngebut nih!" ucap Rojali.
"Ohh, iya iya. Hati-hati bang!" ucap Nadira.
"Oke!"
Rojali pun menambah kecepatan motornya untuk menghindari kejaran mereka, tapi yang namanya sial motor Rojali malah berhenti di tengah jalan dan membuat kedua pria itu berhasil menyusulnya.
"Bang, gimana ini?" tanya Nadira cemas.
"Waduh, sial banget nih motor pake mati segala! Kita harus cari cara lain Dira!" ujar Rojali.
"Cara lain apa?" tanya Nadira.
Nadira celingak-celinguk melihat dua orang pria yang turun dari motor dan menghampirinya, mereka bertubuh besar hingga membuat ia takut.
Sementara Rojali masih terus berusaha menghidupkan motornya, namun tidak berhasil karena memang motor tersebut sudah tua dan tak mudah untuk menyala.
"Bang, buruan!" ujar Nadira.
"Iya, ini kagak mau nyala!" ujar Rojali.
"Duh, ayo usaha lagi bang! Itu mereka keburu dekat sama kita!" ucap Nadira terus panik.
"Sabar Dira!" ujar Rojali.
Lambat laun kedua pria itu sudah semakin dekat dengan Nadira, mereka juga terus menatap ke arah Nadira sambil senyum-senyum.
"Hey, turun kamu dan ikut sama kita!" ujar salah satu pria yang tak lain ialah Udin.
"Bener tuh, jangan berusaha buat kabur! Atau kita bakal bikin kamu mati!" sahut Cecep.
Udin dan Cecep sudah berhasil mencegat mereka di depan, sehingga kini Nadira tak memiliki pilihan lain selain menyerah pada kedua pria itu.
"Kalian itu siapa dan mau apa?" tanya Nadira.
"Ohh, kamu nanya sama kita?" ujar Udin.
"Ya iyalah, emang siapa lagi?!" bentak Nadira.
"Hahaha, kita ini mau bawa kamu ketemu sama seseorang. Udah, sebaiknya kamu nurut aja dan ikut sama kita! Kalau kamu melawan, nyawa kamu yang jadi taruhannya!" ancam Udin.
"Heh! Jangan berani-berani kalian sentuh neng Dira, dia itu punya saya!" ucap Rojali membela Nadira.
"Wah wah, si kuncir ini mau cari gara-gara sama kita, Cep! Belum tahu dia gimana ganasnya kita berdua, mau cobain pukulan tangan yang kanan apa yang kiri nih? Yang kanan bisa bikin lu masuk ke UGD, kalo yang kiri langsung bisa bawa satu keluarga lu datang ke rumah!" ujar Udin.
Rojali melongok tak mengerti.
"Halah kelamaan! Udah ayo sini ikut kita!" ujar Cecep.
Cecep yang sudah tak sabar, langsung bergerak maju mendekati Nadira dan menarik paksa gadis itu untuk ikut dengannya.
Namun, Nadira berusaha melawan tak mau mengikuti kemauan mereka. Rojali juga turut membantu dengan mendorong tubuh Cecep hingga tersungkur ke tanah.
Rojali turun dari motornya bermaksud melawan mereka demi melindungi Nadira.
"Hey, jangan berani kalian sentuh neng Dira! Sekali aja kalian sentuh dia, maka kalian sama aja bikin saya ngamuk!" ucap Rojali.
"Bener-bener nih si kuncir!" umpat Udin geram.
Bughh...
Cecep bangkit kembali dan langsung memukul wajah Rojali dengan keras.
Nadira yang melihatnya tampak syok dan reflek menutupi mulutnya.
"Rasain tuh! Hajar aja Cep!" ujar Udin.
"Heh! Lu mainnya diem-diem ya, awas lu!" ujar Rojali sambil meringis menahan sakit.
"Ah banyak omong lu!"
Cecep kembali menghajar Rojali habis-habisan sampai pria itu tak berdaya di tanah, terakhir ia menendang tubuh Rojali dengan keras membuat pria itu berteriak kencang.
"Aaaaa... Dira, lari neng!" teriak Rojali.
Nadira yang mendengar itu, langsung turun dari motor dan hendak kabur. Namun terlambat, ia sudah berhasil ditahan oleh Udin yang berdiri di dekatnya dan mendekap tubuh Nadira dengan erat.
"Hehe, mau kemana kamu?" ujar Udin nyengir.
"Lepasin saya!" ujar Nadira berusaha berontak.
Udin tak menggubris itu, ia langsung membawa pergi Nadira dari sana bersama Cecep dengan motornya.
Sementara Rojali masih disana kesakitan, ia berusaha bangkit untuk mengejar Nadira tetapi gagal karena rasa sakitnya itu.
"Nadira....!!" teriak Rojali.
•
•
Sementara itu, Suhendra dan Sulastri tampak panik mencemaskan kondisi putri mereka. Entah mengapa tiba-tiba saja perasaan mereka langsung menjadi cemas semenjak Nadira pergi dari sana.
Sulastri juga terus menanti kabar dari Nadira untuk memastikan apakah gadis itu baik-baik saja atau tidak, karena ia sangat cemas dan tidak bisa diam jika belum mendapat kabar apapun.
"Pak, perasaan ibu kenapa jadi gelisah gini ya? Ibu takut Nadira kenapa-napa!" ujar Sulastri.
"Tenang Bu! Mungkin cuma perasaan ibu aja kali, kita doakan saja semoga Nadira baik-baik aja dan selamat sampai di rumah neneknya!" ucap Hendra.
"Iya deh pak, aamiin!" ujar Sulastri.
Tak lama kemudian, ponsel milik pria itu berdering dan ada telpon masuk dari nomor yang tak dikenal.
"Siapa pak?" tanya Sulastri.
"Gak tahu, dari nomor asing!" jawab Suhendra.
"Angkat aja pak! Siapa tahu penting?" usul Sulastri.
"Iya Bu,"
Suhendra pun mengangkat telepon dan mulai berbicara dengan orang di telpon tersebut.
📞"Halo, siapa ini?" ujar Suhendra.
📞"Halo Suhendra! Ini saya, Albert!"
📞"Tu-tuan Albert...??" ujar Suhendra gemetar.
Sulastri juga ikut syok mendengar suaminya menyebut nama Albert.
📞"Ya betul, ini saya! Kenapa Suhendra, kok kaget gitu? Saya cuma ingin menyampaikan kekesalan saya pada kamu, Suhendra! Saya ini sudah memberikan penawaran terbaik supaya kamu bisa melunasi hutang-hutang kamu, tapi kenapa kamu malah main-main sama saya dan suruh anak kamu pergi dari rumah...??!!"
Suhendra terkejut mendengar Albert mengatakan itu padanya, ia bingung bagaimana bisa Albert mengetahui tentang itu.
📞"Ma-maaf tuan, saya—"
📞"Ah sudah lah! Saya gak mau terlalu lama berbincang dengan kamu, Suhendra! Oh ya, satu lagi yang ingin saya sampaikan. Anak kamu sekarang sudah berada di tangan saya, dan kalau kamu ingin dia selamat terus hutang-hutang kamu lunas, datang besok pagi ke acara pernikahan saya dengan anak kamu sebagai saksi!"
Tuuutttt...
Telpon langsung mati begitu saja, sehingga Suhendra belum sempat berbicara lagi.
"Ada apa, pak?" tanya Sulastri cemas.
"Gawat Bu! Tuan Albert tau kalau kita suruh Nadira pergi dari sini!" jawab Suhendra panik.
"Hah? Darimana tuan Albert bisa tau, pak?" ujar Sulastri tak mengerti.
"Itu yang bapak bingung, tuan Albert juga bilang kalau sekarang ini Nadira udah ada sama dia!" ucap Suhendra.
"Apa??"
Sulastri terkejut bukan main mendengar penjelasan dari suaminya.
❤️
Setelah selesai menelpon Suhendra, kini Albert tampak senyum-senyum sembari mencium ponselnya itu.
"Hahaha, untung aja saya sempat menyuruh orang untuk memata-matai rumah Suhendra tadi! Jadi, saya gak ketinggalan info tentang Suhendra maupun Nadira! Lihat aja Suhendra, apa yang akan terjadi kalau kamu berani main-main dengan saya!" gumam Albert.
Pria itu menaruh ponselnya di saku jas, lalu berjalan meninggalkan tempatnya.
Ia sampai di sebuah kamar yang besar dan mewah, matanya langsung tertuju pada sosok gadis cantik yang tengah terbaring di atas ranjang dengan posisi terikat serta mata ditutup oleh kain.
Albert pun menghampiri gadis itu, tak lupa ia mengunci pintu agar tidak ada yang mengganggu nya, ia tersenyum sembari melangkah mendekati gadis cantik yang ada disana.
Mendengar suara pintu terbuka, membuat gadis itu reflek mengarahkan pandangan ke pintu walau ia tak bisa melihat apa-apa.
"Si-siapa itu...??"
Albert hanya tersenyum tanpa menjawab, ia berhenti tepat di samping tubuh gadis yang kini hanya mengenakan pakaian seksi itu. Karena sebelum ini, Albert telah memerintahkan pelayanannya untuk mengganti pakaian gadis itu.
"Hey cantik! Ini aku, tuanmu!" ucap Albert seraya mengelus paha mulus gadis itu.
Gadis itu hanya bisa mengerang merasakan pahanya disentuh oleh tangan dingin dari orang yang tak dapat ia kenali.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
🎯™вєуzα😎 ♡⃝ 𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂ
di saat lagi genteng eh genting, motor nya pake mogok segala🤒
2022-07-31
1
ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀⸙ᵍᵏ
ketemu calon suami 😁😁
2022-06-22
1
rahmawati
maaf thor harusnya tu bos ada wibawanya dikit thor,,ada di gin" nya dikit gitu,,ini malah selengek an 😂😂,,tapi saya suka ama alur ceritanya semangat thor biar dapat lake yg banyak
2022-06-16
3