Albert pulang ke rumah dengan raut penasaran, ia masih bingung siapa gadis cantik yang tadi sempat ia temui di rumah Suhendra. Akibatnya, hingga kini ia tidak bisa diam dan selalu mondar-mandir di ruang tamu rumahnya memikirkan gadis itu.
"Siapa sih cewek itu? Kenapa dia bisa ada di rumah Suhendra, apa hubungannya sama Suhendra?"
Disaat Albert tengah melamun sambil menggigit jari, tiba-tiba saja tanpa sengaja ia menabrak tubuh seorang pelayan yang hendak mengantarkan minuman untuknya.
Bruuukkk...
Sialnya, minuman itu tumpah dan membasahi jas mahal milik Albert.
"Hah? Ya ampun, tu-tuan saya minta maaf! Sa-saya gak sengaja tuan!" ucap pelayan itu gemetaran.
Albert terlihat emosi, ia berusaha membersihkan jasnya dengan tangan. Sedangkan si pelayan dengan niat baik coba membantu Albert untuk mengelap air yang tumpah ke jasnya itu.
Akan tetapi, Albert merasa jijik dan mendorong tubuh pelayan itu hingga tersungkur ke lantai.
"Kurang ajar, dasar pembantu songong! Beraninya kamu sentuh tubuh saya, mau cari perkara kamu sama saya ha?!" bentak Albert.
"Ma-maaf tuan, saya gak bermaksud begitu!" ujar si pelayan membela diri.
"Halah! Emang dasar pembantu gak becus! Siapa nama kamu ha?" ujar Albert.
"Sri tuan," jawab pelayan itu gugup.
Albert mengusap dagunya, kemudian berteriak memanggil nama seseorang.
"Liam, Harry...!!"
Tak lama kemudian, dua orang pria berbadan kekar dengan pakaian hitam-hitam muncul di dekat Albert.
"Iya tuan, ada apa?" ucap Liam.
"Kalian bawa pembantu kurang ajar ini pergi dari rumah saya! Saya gak sudi punya pembantu seperti dia, cepat usir dia! Mulai sekarang kamu bukan lagi pembantu disini!" ujar Albert.
"Baik tuan!" ucap Liam dan Harry.
Sontak si pelayan langsung tercengang mendengar perkataan tuannya.
"Tuan, saya mohon jangan pecat saya tuan! Saya masih ingin bekerja disini, tolong tuan jangan pecat saya!" rengek si pelayan.
"Ah diam!" bentak Liam keras.
Tanpa basa-basi, Liam dan Harry langsung menyeret paksa tubuh pelayan bernama Sri itu keluar dari rumah Albert.
Albert tak lagi perduli dengan pelayan itu, ia kembali berteriak memanggil seseorang.
"Darsih, Darsih...!!" teriak Albert.
"Iya tuan, saya disini!" ujar seorang wanita yang agak dewasa dengan pakaian khas pelayan.
"Kamu kan kepala pembantu disini, yang saya tugaskan langsung untuk memilih pelayan agar bisa bekerja disini. Kenapa kamu malah milih pelayan yang gak bisa kerja dengan benar kayak si Sri tadi? Apa kamu mau saya pecat, ha?" bentak Albert.
"Ampun tuan! Saya minta maaf kalau saya salah, tapi Sri itu yang saya tahu baik orangnya dan juga jarang bikin kesalahan, tuan!" ucap wanita bernama Darsih itu menunduk.
"Baik apanya? Dia udah kurang ajar sama saya, sekarang kamu bereskan barang-barang dia dan bawa ke depan! Saya gak mau lihat muka dia lagi di rumah ini, kali ini saya juga masih maafkan kamu! Tapi, kalau ada pekerja yang gak bener lagi, kamu juga akan menyusul si Sri!" ancam Albert.
"Ba-baik tuan, saya janji!" ucap Darsih gugup.
"Yasudah, sana pergi!" ujar Albert.
"Siap tuan!"
Darsih berbalik badan, kemudian pergi dari sana untuk membereskan barang-barang milik Sri sesuai perintah dari Albert.
Sementara Albert mengambil sebuah tisu disana lalu membersihkan jasnya yang terkena tumpahan air minum tadi, ia sungguh dibuat kesal oleh kelakuan Sri pelayan di rumahnya itu.
"Emang kurang ajar tuh pembokat! Gak tahu diuntung banget jadi orang!" umpatnya.
Lalu, Albert pun duduk di sofa dan mengambil ponsel miliknya dari saku kemeja. Ia menghubungi seseorang disana.
📞"Halo, cepat temui saya di ruang tamu!"
📞"Baik tuan!"
Albert langsung mematikan telpon lalu kembali menaruh ponsel di saku bajunya, dan menaruh satu kaki di atas kaki yang lainnya.
Tak lama kemudian, seorang pria tampan berpakaian rapih muncul dan menghadap Albert disana.
"Permisi tuan, saya sudah datang!" ucapnya.
Albert melirik sekilas ke arah pria itu lalu menyuruhnya untuk duduk.
"Duduk!" ucap Albert seraya memajukan dagunya.
"Baik tuan!" pria itu menurut kemudian duduk di samping Albert sembari menaruh dua sikunya di atas paha dan sedikit memajukan tubuhnya.
"Eee ada apa ya tuan minta saya kesini?" tanya pria itu penasaran.
"Saya ada tugas buat kamu. Kamu cari tahu siapa wanita cantik yang ada di rumah Suhendra, saya penasaran siapa dia dan apa hubungannya dengan si Suhendra itu! Kalau sudah dapat, langsung kasih tahu ke saya! Dan ingat, jangan pake lama!" jelas Albert.
"Baik tuan! Tapi, untuk apa ya tuan meminta saya mencari informasi tentang gadis cantik yang ada di rumah Suhendra?" ujar pria itu terheran-heran.
Albert tak menjawab, ia hanya memberikan tatapan tajam ke arah pria di depannya yang membuat dia langsung gemetar dan menundukkan kepala tak jadi bertanya seperti itu.
"Ma-maaf tuan, saya permisi!" ucap pria itu gugup.
"Ya,"
Setelah dipersilahkan oleh Albert, pria itu pun beranjak dari sofa dan pergi dengan ketakutan.
...•••...
Disisi lain, keluarga Suhendra tengah menikmati makan malam di meja bersama-sama. Biarpun begitu, suasana disana cukup sunyi dan penuh ketentraman karena Suhendra serta istrinya masih kepikiran dengan ancaman Albert.
Sementara Nadira, putri mereka itu hanya bisa diam menyaksikan kedua orangtuanya seperti orang yang sedang ketakutan. Nadira memang tak mengerti masalah apa yang tengah dihadapi oleh mereka, karena mereka tak pernah bercerita padanya.
"Ibu, bapak, sebenarnya ini ada apa sih? Kenapa ibu sama bapak ketakutan begitu?" tanya Nadira heran.
Suhendra dan istrinya pun terkejut, seketika menatap wajah Nadira secara bersamaan dengan ekspresi bingung.
"Bu, pak, udah cerita aja sama aku!" ucap Nadira.
"Nadira, ibu sama bapak gak ketakutan kok. Kamu jangan mikir yang enggak-enggak ya sayang! Ibu sama bapak ini cuma mau fokus makan, kalau lagi makan kan gak boleh ngobrol!" ucap si ibu.
"Haish, ibu tuh kenapa sih? Selalu aja sembunyiin masalah dari aku, apa aku gak berhak buat tau masalah ibu dan bapak?" ujar Nadira kesal.
Akhirnya Nadira memilih untuk pergi dari meja makan dan masuk ke kamarnya, ia juga tak menghabiskan makanan di piring karena kesal dengan ibu bapaknya.
"Nadira, hey sayang tunggu nak!" teriak si ibu.
Akan tetapi, Nadira tak menggubris dan malah membanting pintu dengan keras.
Braakkk...
"Bu, tahan!" ucap Suhendra menenangkan.
"Pak, Nadira itu harus dikasih tahu! Dia juga anak kita dan dia berhak tau semua masalah kita, gimana kalau nanti anak buah tuan Albert cegat Nadira di jalan waktu dia pulang sekolah?" ucap si ibu.
"Maksud ibu? Emangnya tuan Albert sudah tahu tentang anak kita?" tanya Suhendra.
"Sudah pak, tadi Nadira datang pas tuan Albert dan anak buahnya ada disini cariin bapak. Ibu yakin dia pasti punya rencana yang akan membahayakan Nadira, pak! Ibu gak mau kalau Nadira sampai terlihat dalam masalah kita ini, ayolah pak cepat bapak cari cara untuk bisa lepas dari kejaran tuan Albert!" ucap si ibu gelisah.
"Sabar dulu Bu! Bapak juga lagi cari cara, itu sebabnya bapak kerja keras di sawah supaya hasil panen bisa semakin banyak! Tapi, ibu kan tahu sendiri hutang bapak ke tuan Albert itu gak sedikit!" ucap Suhendra.
Si ibu pun mengangguk dan melanjutkan makan, Suhendra coba menenangkan hati istrinya dengan cara mengelus lembut pergelangan tangan sang istri sambil tersenyum.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Be___Mei
awas ketahuan anak suhendra bakal di jadikan istri kamu nadira
2022-08-13
1
Anita_Kim
Mampir Kak.
2022-08-12
1
Senajudifa
albert ini orang paling ngga jelas dia salah dia yg marah
2022-08-12
1