Kehidupan baru

Nadira membuka matanya secara perlahan, ia merasakan sakit yang amat sangat di bagian sensitif miliknya saat hendak bergerak merubah posisi tidurnya.

Ya saat ini wanita cantik itu masih terikat di atas ranjang empuk dengan hanya mengenakan pakaian tipis tanpa dalaman.

Jarak pengikat yang jauh, membuat Nadira masih bisa bergerak dan terduduk di atas ranjang. Walau begitu, ia cukup kesulitan saat hendak bangkit karena rasa sakit pada area sensitifnya itu.

"Awwhhh sshhh..." ia meringis menahan nyeri.

Nadira melihat ke arah jam, terlihat sudah pukul delapan pagi dan matahari pun mulai masuk menyinari kamar tersebut dari arah samping.

Nadira sadar betul kalau ia saat ini berada di dalam kamar yang berbeda dengan sebelumnya, kamar ini lebih terang dan nyaman serta banyak dekorasi indah yang tertempel di setiap sudut.

"Sebenarnya aku dimana...??" ujarnya bingung.

Nadira memegangi keningnya yang tiba-tiba terasa sakit, ia tak tahu apa yang terjadi pada dirinya karena sekujur tubuhnya seperti merasa nyeri hebat saat hendak digerakkan.

Padahal seingatnya, ia dan pria pemerkosanya hanya melakukan satu kali hubungan tidak lebih.

"Awhh, ini kenapa sakit banget ya?"

Tiba-tiba saja Nadira merasa kebelet ingin buang air, ia pun celingak-celinguk mencari orang yang bisa membantunya melepaskan ikatan tersebut.

"TOLOONGG SIAPAPUN TOLONG AKU...!!"

Tak lama kemudian, terdengar suara seseorang tengah membuka kunci pintu dari luar.

Ceklek..

Dan benar saja seorang wanita paruh baya yang mengenakan pakaian seperti pelayan muncul membuka pintu, ia menghampiri Nadira sambil tersenyum dengan tubuh sedikit membungkuk.

"Iya non, non cantik butuh apa? Biar saya yang siapin, non gak perlu khawatir! Saya ini pelayan disini yang ditugaskan untuk bantu non, udah non tinggal bilang aja butuh apa gak perlu ragu atau sungkan sama saya mah!" ucap pelayan itu.

"Oh ya, perkenalkan nama saya mbok Widya! Non bisa panggil saya si mbok atau bibik, tapi biasanya tuan Albert panggil mbok aja!" sambungnya.

"Eee iya mbok, saya Nadira. Mbok bisa bantu saya lepas ikatan ini? Saya pengen buang air mbok, udah gak tahan banget!" ucap Nadira.

"Buka ikatan non? Waduh, maaf non saya gak berani kalau soal itu! Tuan Albert udah kasih perintah ke saya buat enggak bebasin non dari ikatan itu, nanti saya bisa dihukum non!" ucap Widya.

"Mbok, tapi kan cuma sebentar aja! Abis pipis juga aku bakal balik lagi kok!" ujar Nadira.

"Eeee..."

Widya tampak bingung plus ragu untuk membantu Nadira atau tidak, ia tak bisa membayangkan jika nantinya Nadira harus pipis di ranjang itu. Namun, ia juga takut kalau Albert akan menghukumnya.

"Mbok, ayolah! Tuan siapa tadi tuh namanya?"

"Albert, non!"

"Nah iya itu, tuan Albert gak bakal tau kok! Aku bisa jamin kalau aku cuma buang air sebentar, aku pasti balik lagi kesini mbok! Atau kalau mbok gak percaya, mbok bisa kok ikut sama saya ke kamar mandi!" ucap Nadira meyakinkan pelayan itu.

"Eee iya iya non, saya bantu lepaskan ya? Tapi, non tolong jangan kabur dari sini!" ucap Widya.

"Tenang aja mbok!"

Akhirnya Widya melepaskan ikatan di tangan serta kaki Nadira, ya gadis yang baru terenggut kesucian nya itu dapat merasakan bebas kembali. Ia tersenyum lega karena itu.

"Huh akhirnya bisa bebas juga!"

"Non, mari saya antar ke kamar mandi!" ucap Widya.

Nadira menoleh ke arah si pelayan, lalu tersenyum mengangguk.

Widya pun membantu Nadira turun dari ranjangnya, karena terlihat wanita itu memang kesulitan.

"Awhh!"

"Pelan-pelan non!" ucap Widya.

"Iya mbok,"

Widya mengantar sampai depan pintu kamar mandi, ia membiarkan Nadira masuk ke dalam seorang diri karena menurutnya wanita itu tidak akan bisa kabur karena tak ada jalan keluar dari sana.

Saat di dalam, Nadira tampak memikirkan cara untuk bisa kabur dari sana. Ia menoleh ke atas, bawah serta samping kanan-kiri ruangan tersebut. Namun, ia tak menemukan celah atau apalah itu.

"Haish, ini kamar mandi model apaan sih? Kok gak ada jendela sama sekali? Kalo gini gimana aku bisa kabur coba?" gumamnya.

Setelah selesai buang air, Nadira tak lupa menyiramnya lalu berdiri kembali. Ya tanpa memakai dalaman membuat Nadira lebih mudah untuk melakukan aktivitas tersebut, walau ia juga merasa tidak nyaman dengan pakaian itu.

Ceklek...

Nadira membuka pintu dan kembali menemui Widya, ia melangkah perlahan sembari berpegangan pada dinding serta gagang pintu.

Widya pun sigap membantu Nadira agar tidak jatuh, ia meraih tangan Nadira lalu menggenggam nya.

"Non, kita kembali ke ranjang ya non?" ucap Widya dan hanya diangguki oleh Nadira.

Pelayan itu kembali mengikat tali pada tangan serta kaki Nadira, membuat wanita itu lagi-lagi merasa sedih. Apalagi saat ia mengingat kejadian semalam dan juga kedua orangtuanya.

"Bu, bapak, tolong Nadira!"

Tiba-tiba saja Widya berbicara dan membuyarkan lamunan Nadira.

"Non, pasti non lapar kan? Mau saya ambilkan makanan di dapur?" tanya Widya.

"Ah eee iya sih, saya lapar. Tapi, apa makanannya aman buat saya makan?" ucap Nadira ragu.

"Tenang aja non! Dijamin semua makanan yang ada disini itu higienis dan terjaga kualitasnya, terus enak-enak lagi non! Jadi, non gak perlu khawatir begitu!" ucap Widya.

"Ohh, yaudah mbok aku mau!" ucap Nadira.

"Tunggu sebentar ya non, jangan kemana-mana!" ucap Widya.

"Iya mbok,"

Widya beranjak dari ranjang, lalu pergi ke luar kamar meninggalkan Nadira. Tak lupa pelayan itu juga mengunci kembali kamar tersebut agar Nadira tak bisa keluar.

"Huft, apa ini kehidupan baru aku sekarang?"

Sementara itu, Albert selaku CEO utama di perusahaan miliknya pun sudah berada di ruangannya sejak pagi tadi.

Biarpun Albert dikenal ganas dan haus akan hal-hal berbau s*eks, namun Albert juga merupakan seorang bisnisman sejati yang tak melupakan urusan kerjaan nya itu.

Walau begitu, Albert tetap belum dapat melupakan kejadian semalam saat ia berhasil merasakan darah perawan milik Nadira.

"Semalam benar-benar membuat saya bahagia! Tubuh wanita kecil itu amat sangat menggoda dan berhasil membawa saya terbang ke langit ketujuh, dia adalah sosok wanita yang saya cari-cari dan inginkan selama ini! Saya tidak akan membiarkan kamu lepas begitu saja, Nadira!" gumamnya.

Disaat ia tengah asyik melamun membayangkan kejadian semalam, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu ruangannya dari luar membuat Albert merasa terganggu.

TOK TOK TOK...

"Ya masuk!" teriak Albert sembari memencet tombol otomatis yang ada di atas mejanya.

Tentu saja tombol itu berguna untuk membuka pintu secara otomatis.

"Permisi tuan!" ucap seorang wanita cantik dengan pakaian khas karyawan, serta heels yang menjadi alas kakinya.

Ya wanita itu adalah Vanesa, sekretaris Albert.

"Ada apa?" tanya Albert dingin.

"Maaf tuan! Ada yang ingin bertemu dengan anda, saya sudah bilang kalau anda sibuk, tapi dia memaksa ingin ketemu!" jelas Vanesa.

"Siapa?"

"Saya!"

Suara berat muncul dari arah belakang sang sekretaris, Albert seketika mengarahkan pandangan kesana dan terkejut melihat sosok pria yang lebih tua daripadanya itu muncul disana.

"Om Darius?" ujar Albert terkejut.

Vanesa pun menyingkir dari hadapan Albert, memberi ruang bagi Darius, Ceo besar yang terkenal lewat perusahaan gunatama grup miliknya itu.

"Ya, apa kabar Albert? Ponakan om yang tampan dan sukses ini!" ujar Darius tersenyum.

"Ah saya baik, om! Om sendiri gimana kabarnya? Saya dengar-dengar, om mau ngadain projek besar dengan usahawan dari Arab Saudi?" ujar Albert langsung berdiri menyambut pamannya itu.

"Kamu ini tau saja, Albert! Ya rencananya sih begitu, om kan maunya perusahaan milik om itu berkembang lebih pesat ke depannya. Bukan seperti kamu, yang malah ingin menjatuhkan perusahaan sebesar ini!" ucap Darius.

Albert tersentak dengan perkataan Darius, seketika amarahnya memuncak akibat kata-kata dari si pria yang tak lain adalah pamannya itu.

"Umm, maaf tuan! Saya mohon izin permisi," ucap Vanesa yang merasa tidak nyaman terus disana.

"Silahkan!" ucap Albert singkat.

Sekretaris cantik itu pun mengarah keluar meninggalkan dua orang pria disana

"Albert Albert, saya tahu kamu itu anak yang berpendidikan tinggi! Tapi, kenapa kamu mudah sekali untuk puas? Baru mendapat gelar predikat usahawan terbaik di kota, eh sudah leha-leha dan membuat perusahaan hampir bangkrut! Mau ditaruh dimana muka papa kamu, Suryawan Walaspati itu? Dia dulu usahawan besar loh, kamu mah masih jauh dibanding papa kamu, Albert!" ucap Darius.

"Maaf om, om ini maunya apa sih datang kesini? Kalau om pengen cari ribut, om salah tempat! Lagian ini perusahaan pribadi milik saya, hasil jerih payah saya sendiri! Bukan seperti om, yang mengelola perusahaan milik almarhum kakek saya!" ujar Albert.

Kali ini giliran Darius yang tersentak dengan kata-kata dari Albert.

"Yaudah om, sebaiknya om pergi aja deh! Kehadiran om disini itu gak diharapkan, saya bisa urus perusahaan saya sendiri!" ucap Albert emosi.

Darius tersenyum tipis sembari menaruh dua tangan di kantungnya.

"Haha, baiklah saya pergi dari sini Albert. Oh ya satu lagi, saya kelupaan tadi. Dengar-dengar, kamu ada main ya sama sekretaris kamu sendiri? Albert Albert, gairah masa muda memang sulit ditahan ya?!" ujar Darius sengaja memancing amarah Albert.

"Sialan nih om-om tua!" umpatnya dalam hati.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

🎯™вєуzα😎 ♡⃝ 𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂ

🎯™вєуzα😎 ♡⃝ 𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂ

om nya ini musuh atau teman dah👀🤔

2022-07-31

1

Yuli Purwa

Yuli Purwa

waduh Albert maniac sex 😡😡😡 kasian Nadira

2022-07-12

1

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

ish punya om kok gtu ya maksa 😅

2022-06-03

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Cari tahu tentang dia!
3 Tagih hutang
4 Tinggal di rumah nenek
5 Nadira pergi
6 Ditangkap
7 Aku tuanmu
8 Hilangnya kesucian
9 Kehidupan baru
10 Mencoba kabur
11 Perkenalan + Visual
12 Will you marry me?
13 Jebakan Albert
14 Bermain kembali
15 Kelakuan jahat Albert
16 Pernikahan
17 Resepsi
18 Ditukar uang
19 Mencampakkan dia
20 Hamil?
21 Bertemu teman-teman
22 Marah
23 Hukuman
24 Hukuman Albert
25 Sisi lembut Albert
26 Ancaman
27 Telah diketahui
28 Amarah dan kekecewaan
29 Mulai candu
30 Pakai dasi
31 Kenapa ini?
32 Keenan & Nadira
33 Siapa pelakunya?
34 Ketahuan
35 Nakal
36 Jalan-jalan yuk!
37 Ke mall
38 Bertemu lagi dengan ayah & ibu
39 Masalah semakin besar
40 Donat untuknya
41 Kepergok
42 Demo dimulai
43 Keinginan bayi
44 Tekad Cakra
45 Mama mau pulang
46 Membujuk Nadira
47 Singkirkan Keenan!
48 Kedatangan mama
49 Penculikan dimulai
50 Keenan panik
51 Selamat
52 Keenan dan para preman
53 Patah tangan
54 Albert dan emosinya
55 Nonton film
56 Sampai sarjana
57 Vanesa penasaran
58 Bodyguard tidak benar
59 Cinta tapi gengsi
60 Amplop
61 Selingkuh
62 Kabur
63 Ada kecerahan
64 Bangun bang!
65 Dipecat
66 Albert stress
67 Rencana Keenan
68 Bukan salah papa
69 Firasat Albert
70 Berita baik dan buruk
71 Datang ke apartemen
72 Nadira pulang
73 Sudah digugurkan
74 Dipantau
75 Sama-sama gagal
76 Kejujuran Vanesa
77 Kelakuan Chelsea
78 Main sampai malam
79 Akting Vanesa
80 Balon-balon
81 Sekretaris baru
82 Meoongg
83 Mencari alamat Vanesa
84 Dikenalkan
85 Jangan cemburu!
86 Apa benar?
87 Resign
88 Apa alasannya
89 Mencari cara
90 Berbaikan
91 Clarity
92 Kapan nikah?
93 Kesal
94 Perampokan
95 Tetap bantu kok
96 Proses penangkapan
97 Beri hukuman
98 Gagal lagi
99 Diantar pulang
100 Kecemasan Chelsea
101 Penuturan Chelsea
102 Antarkan saya temui Vanesa!
103 Mendatangi Vanesa
104 Tamat riwayatnya
105 Merajuk
106 Persetujuan Nadira
107 Apa yang abang lakuin?
108 Keributan
109 Lu milik gue!
110 Vanesa kejam
111 Bercanda atau serius?
112 Diawasi
113 Cari Cakra!
114 Tamparan Abigail
115 Aku lapar tau
116 Harus nurut sama calon suami
117 Arisan
118 Pingsan
119 Celine ngambek
120 Telah meninggal
121 Vanesa taubat?
122 Keenan pembunuh?
123 Diikat
124 Kegelisahan Keenan
125 Kita putus
126 Kontraksi
127 Melahirkan
128 Telah lahir
129 Kehilangan
130 Jaga putraku!
131 Kebohongan Albert
132 Ke makam
133 Pikiran yang tidak-tidak
134 Butuh aktor
135 Chelsea pergi
136 Sudah besar
137 Nenek galak
138 Nadira curiga
139 Dimarahi
140 Cemburu nih ye
141 Jangan marah dulu!
142 Tawaran kerjaan
143 Darimana saja?
144 Kalung pelacak
145 Healing dong
146 Pembohong besar
147 Mimpi atau bukan?
148 Vanesa beraksi
149 Ambil anak aku
150 Semuanya tewas
151 Buang kalungnya
152 Pergi saja tuan!
153 Akhir hidup kita?
154 Berbalik tertekan
155 It's over
156 Nafas terakhir
157 Kepergian Albert
158 Jalani bisnis kamu
159 Info sekuel
160 Sudah up!!!
161 Promo novel baru
162 Giveaway (wajib baca!)
163 Promo novel baru (lagi)
164 Bonus chapter (spesial Albert & Nadira)
165 Honeymoon Albert & Nadira
166 Sekuel terakhir
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Prolog
2
Cari tahu tentang dia!
3
Tagih hutang
4
Tinggal di rumah nenek
5
Nadira pergi
6
Ditangkap
7
Aku tuanmu
8
Hilangnya kesucian
9
Kehidupan baru
10
Mencoba kabur
11
Perkenalan + Visual
12
Will you marry me?
13
Jebakan Albert
14
Bermain kembali
15
Kelakuan jahat Albert
16
Pernikahan
17
Resepsi
18
Ditukar uang
19
Mencampakkan dia
20
Hamil?
21
Bertemu teman-teman
22
Marah
23
Hukuman
24
Hukuman Albert
25
Sisi lembut Albert
26
Ancaman
27
Telah diketahui
28
Amarah dan kekecewaan
29
Mulai candu
30
Pakai dasi
31
Kenapa ini?
32
Keenan & Nadira
33
Siapa pelakunya?
34
Ketahuan
35
Nakal
36
Jalan-jalan yuk!
37
Ke mall
38
Bertemu lagi dengan ayah & ibu
39
Masalah semakin besar
40
Donat untuknya
41
Kepergok
42
Demo dimulai
43
Keinginan bayi
44
Tekad Cakra
45
Mama mau pulang
46
Membujuk Nadira
47
Singkirkan Keenan!
48
Kedatangan mama
49
Penculikan dimulai
50
Keenan panik
51
Selamat
52
Keenan dan para preman
53
Patah tangan
54
Albert dan emosinya
55
Nonton film
56
Sampai sarjana
57
Vanesa penasaran
58
Bodyguard tidak benar
59
Cinta tapi gengsi
60
Amplop
61
Selingkuh
62
Kabur
63
Ada kecerahan
64
Bangun bang!
65
Dipecat
66
Albert stress
67
Rencana Keenan
68
Bukan salah papa
69
Firasat Albert
70
Berita baik dan buruk
71
Datang ke apartemen
72
Nadira pulang
73
Sudah digugurkan
74
Dipantau
75
Sama-sama gagal
76
Kejujuran Vanesa
77
Kelakuan Chelsea
78
Main sampai malam
79
Akting Vanesa
80
Balon-balon
81
Sekretaris baru
82
Meoongg
83
Mencari alamat Vanesa
84
Dikenalkan
85
Jangan cemburu!
86
Apa benar?
87
Resign
88
Apa alasannya
89
Mencari cara
90
Berbaikan
91
Clarity
92
Kapan nikah?
93
Kesal
94
Perampokan
95
Tetap bantu kok
96
Proses penangkapan
97
Beri hukuman
98
Gagal lagi
99
Diantar pulang
100
Kecemasan Chelsea
101
Penuturan Chelsea
102
Antarkan saya temui Vanesa!
103
Mendatangi Vanesa
104
Tamat riwayatnya
105
Merajuk
106
Persetujuan Nadira
107
Apa yang abang lakuin?
108
Keributan
109
Lu milik gue!
110
Vanesa kejam
111
Bercanda atau serius?
112
Diawasi
113
Cari Cakra!
114
Tamparan Abigail
115
Aku lapar tau
116
Harus nurut sama calon suami
117
Arisan
118
Pingsan
119
Celine ngambek
120
Telah meninggal
121
Vanesa taubat?
122
Keenan pembunuh?
123
Diikat
124
Kegelisahan Keenan
125
Kita putus
126
Kontraksi
127
Melahirkan
128
Telah lahir
129
Kehilangan
130
Jaga putraku!
131
Kebohongan Albert
132
Ke makam
133
Pikiran yang tidak-tidak
134
Butuh aktor
135
Chelsea pergi
136
Sudah besar
137
Nenek galak
138
Nadira curiga
139
Dimarahi
140
Cemburu nih ye
141
Jangan marah dulu!
142
Tawaran kerjaan
143
Darimana saja?
144
Kalung pelacak
145
Healing dong
146
Pembohong besar
147
Mimpi atau bukan?
148
Vanesa beraksi
149
Ambil anak aku
150
Semuanya tewas
151
Buang kalungnya
152
Pergi saja tuan!
153
Akhir hidup kita?
154
Berbalik tertekan
155
It's over
156
Nafas terakhir
157
Kepergian Albert
158
Jalani bisnis kamu
159
Info sekuel
160
Sudah up!!!
161
Promo novel baru
162
Giveaway (wajib baca!)
163
Promo novel baru (lagi)
164
Bonus chapter (spesial Albert & Nadira)
165
Honeymoon Albert & Nadira
166
Sekuel terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!