Kemarahan Calon Mertua

"Merawat kuku-kuku cantik saya adalah kesenangan yang asyik dalam hidup saya. Uuh, kuku-kuku indah ini..." lirih mama Linda sembari memuji satu per satu dari kuku-kuku jarinya yang cantik.

Netra mama Linda teralihkan dengan datangnya mobil sang anak yang mulai memasukki area depan pagar.

"Dia sudah pulang, habis darimana saja ya dia? Hari ini kan dia ambil cuti kerja, apakah dia sedari tadi bersenang-senang bersama dengan teman-temannya?" terka mama Linda di dalam hatinya.

Mama Linda melotot tatkala menetra anak pertama keluar dari dalam mobil dengan seorang perempuan berpenampilan blangsak bak preman muda.

"What? Alzam keluar dengan seorang perempuan? Apa dia akan jadi pembantu baru? Tapi sepertinya saya tidak sedang mencari atau membutuhkan pembantu baru lagi deh, eh bentar! Itu seperti adiknya si menantu nggak berguna yang udah masuk kedalam liang lahat itu." gerutunya.

Alzam dan Adiva sama-sama menoleh kearah mama Linda yang sedang selonjoran santai diatas kursi taman. Mama Linda menatap tajam mereka, membuat Adiva sedikit gerogi. Adiva yakin, pasti dirinya akan dimarah-marahi sama wanita galak itu.

Lalu mereka berdua sama-sama berjalan menghampiri mama Linda. Setelah mereka sampai di depan Mama Linda, sang mama menatap nyalang ke area tubuh Adiva dari atas rambut hingga ke ujung kaki, penampilan Adiva benar-benar semrawut dan nggak jelas menurut mama Linda.

"Ngapain kamu bawa preman kesini nak? Mau kamu suruh mengacau di rumah mama? Karena kamu nggak terima dijodohin terus sama Amel?" tanya mama Linda sembari menatap tajam ke anaknya.

Baru datang saja Adiva langsung disambut dengan sambutan yang tidak menyenangkan oleh calon mama mertuanya, apalagi kedepan kalau tahu bahwa dirinya adalah calon istri dari anaknya.

"Dia adalah calon istriku ma."

Jawaban Alzam langsung membuat wajah mama Linda terkejut nyalang.

"Alzam mau bilang bahwa kita akan menikah seminggu lagi. Mama siap-siap ya bantuin aku sebar undangan ke teman-teman mama." jawab Alzam langsung membuat mama Linda bangkit dan akan marah!

"Apa! Perempuan seperti ini akan menjadi istri kamu?" geram mama Linda, menujuk kasar ke wajah Adiva.

"Alzam kamu masih waras kan nak? Masa kamu mau jadiin perempuan macam dia sebagai istri kamu? Saya tidak sudi ya nyebar undangan, itu adalah aib bagi saya! Heh!"

Mama Linda membentak kasar sembari mendorong Adiva sampai Adiva terdorong, bokongnya menghujam batu berukuran sedang diatas rumput.

"Kamu pasti pelet anak saya ya gadis kere?!" tanya mama Linda dengan nada tinggi sambil menunjuk wajah Adiva.

Adiva menggeleng pelan, bokongnya agak nyeri.

Apa itu pelet? Sama sekali dirinya tidak tahu apa itu pelet, satu kata yang diucapkan oleh calon mama mertuanya? Adiva pernah mendengar kata itu tapi belum pernah ia cari tahu.

"Pelet itu apa sih mas?" tanya Adiva polos karena memang benar-benar tidak tahu.

"Udah nggak usah dibahas. Mama, aku jatuh cinta sama Adiva tulus dari hatiku yang paling dalam! Kalau aku sudah resmi menjadi suami Adiva nanti, mama nggak berhak lagi buat menjodohkan aku dengan Amel. Setuju atau tidak setuju, aku nggak peduli, aku akan tetap menikahi Adiva. Menjadi ayah dari anak-anak kita. Terpenting adalah, aku menikah dengan gadis yang benar-benar aku suka, bukan dipaksa karena perjodohan." tutur Alzam seraya tersenyum manis.

Adiva rada kesal karena Alzam tak peduli padanya yang masih terduduk nyeri diatas rumput.

"Drama kamu bagus juga ya kak." batin Adiva kagum melihat akting pura-pura Alzam.

Mama Linda bertambah murka mendengar apa yang dijelaskan oleh Alzam barusan, mama Linda mengepalkan salah satu tangannya, rasanya ingin menonjok wajah Alzam dan Adiva saat ini juga, tetapi mama Linda memutuskan untuk masuk saja kedalam rumah. Dirinya tidak punya kuasa untuk melarang pernikahan Alzam dan Adiva.

Mama Linda masuk kedalam kamarnya kemudian duduk dengan perasaan yang sangat kesal sekali. Memeluk guling yang ia jadikan sebagai topangan nyaman. Dirinya tidak habis pikir mengapa Alzam lebih memilih untuk menikah dengan cewek blangsak seperti Adiva ketimbang menikah dengan gadis kaya nan anggun seperti Amel itu?

"Apa ada masalah dengan otak anak saya? Dipilihin gadis yang cantik, mulus, seksi, malah milih gadis kampungan yang jelek, semrawut, dan norak! Heran sama Alzam deh!" gerutu mama Linda terheran.

Di depan rumah, Adiva dan Alzam masih bersama. Adiva merasa tidak enak hati karena gara-gara dirinya, calon mertuanya jadi marah.

"Kak, yakin nih mau lanjutin pernikahan kita?" tanya Adiva ragu.

"Yakin lah! Ngapain nggak yakin sih! Ingat ya, kamu udah janji mau nikah sama saya! Awas saja kalau sampai kamu mengingkari janjimu itu lalu kabur saat hari pernikahan kita! Kamu bakalan saya cari sampai ketemu! Keujung dunia sekalipun akan terus saya cari! terus kalau udah ketemu, saya akan hidangkan langsung kepada buaya."

"Sadis amat lu kak. Psikopat ya?"

"Tenang saja, mama saya cuma marah pasti sebentar lagi hilang. Dia hanya sedang kaget saja,"

"Idih, serem amat sih ancaman kakak! Yaudah kalau gitu antar gue pulang aja deh sekarang?"

"Iya saya antar, tapi sebelum pulang saya mau kasih sesuatu lagi sama kamu."

"Apa tuh?" kepo Adiva.

"Jaga diri kamu baik-baik ya, saya nggak mau kamu sampai jatuh sakit terus hari pernikahan kita tertunda dari jadwal yang udah ditentukan. Besok kita mendaftar ke KUA. Kalau boleh saya mau minta nomor rekening kamu?"

Adiva merasa bingung mau jawab apa, betapa malunya dia karena belum punya nomor rekening. Semua uang selalu dia simpan didalam lemari baju.

"Tapi..."

"Tapi apa?"

"Gue belum punya nomor rekening Kak!"

"Ya ampun, benar-benar malang, ketinggalan zaman ya kamu! Yaudah tunggu sebentar!"

Alzam mengambil uang lima juta rupiah dari dalam dompet mahalnya kemudian Alzam memberikan uang kes itu untuk Adiva.

"Uang untuk apa ini kak?"

"Untuk kamu beli baju, celana, yang lebih bagus dari yang kamu pakai sekarang. Saya tidak akan membiarkan penampilan kamu acak-acakan seperti itu! Bisa juga kamu gunakan untuk biaya isi bensin dan lain-lain, sebenarnya saya ingin transfer lima puluh juta untuk kamu tapi sepertinya kita harus bikin rekening dulu untuk kamu besok."

"Hah, lima puluh juta?"

"Nggak usah kaget gitu deh, uang segitu mah receh bagi saya. Ini sebagai bentuk rasa terimakasih saya karena kamu mau jadi istri saya."

Adiva menatap tidak percaya, dirinya akan dikasih uang sebanyak itu? Kaya mendadak! Sungguh rezeki nomplok pikir Adiva.

Adiva merasa terharu dengan kepedulian Alzam, Alzam peduli dan mau membantu banyak hal yang berarti. Ternyata dibalik sikap dinginnya itu, Alzam adalah laki-laki yang perhatian dan baik. Adiva yakin pasti kakaknya dulu sangat bahagia saat pernah menjadi istri dari seorang yang baik seperti Alzam ini.

"Kok diem aja? Yakin nih nggak mau terima uangnya?"

Adiva tersadar dari pikiran kagumnya lalu bergegas merebut uang lima juta yang diberikan Alzam.

"Kalau giliran uang aja gercep banget ya kamu?"

"Ya iyalah kak, uang gitu loh. Semua orang mah butuh uang kali."

Alzam justru merasa senang meski hanya di dalam hatinya saja, melihat si Adiva bukan orang yang jaim nggak mau menerima pemberian uang darinya padahal sejatinya dia membutuhkan karena keterbatasan ekonomi. Alzam suka tipe orang yang apa adanya seperti Adiva ini, meski dirinya tidak akan mungkin bisa mencintai Adiva, almarhumah Zahra tetaplah cinta sejatinya, selamanya.

Pernikahan yang akan ia lakukan dengan Adiva hanyalah pernikahan diatas kertas, tidak didasari rasa cinta sama sekali, hanya pernikahan untuk mencegah pernikahan lain yang tidak diinginkan.

"Adiva, sekali lagi saya mau bilang terimakasih ya karena kamu mau bantuin saya? Saya janji, selagi saya bekerja, saya akan berusaha selalu memenuhi kebutuhan hidup kamu selama saya mampu menghasilkan uang."

"Iya, beres ah," sahut Adiva sembari menghitung lembar demi lembar uang seratus ribuan.

"Yaudah, buruan antar gue pulang kak? Gue harus cuci baju-baju gue nih banyak banget yang numpuk dirumah!"

Dengan senang hati Alzam akan mengantarkan gadis berpenampilan semrawut itu pulang, bahkan dengan penuh perhatian Alzam membukakan pintu mobil untuk Adiva.

"Apaan sih kak gue bisa buka sendiri kali."

"Ya gak apa-apa, karena saya merasa sangat berterimakasih sekali sama kamu,ga ada salahnya saya manjain kamu."

"Awas loh nanti lama-lama baper, naksir aku beneran."

"Jangan geer kamu ya." kesal Alzam dan lagi-lagi mengacak rambut Adiva.

Adiva hanya bisa pasrah dan setelah itu giliran Alzam yang masuk kedalam mobil kemudian pergi melajukan mobilnya menuju ke rumah Adiva.

Episodes
1 Malam Tragedi Pembantaian
2 Duka Yang Mendalam
3 Pikiran Kacau
4 Rencana Perjodohan
5 Bertemu Calon Istri
6 Sebuah Tes Penentuan
7 Kemarahan Sang CEO
8 Menolak Perjodohan
9 Dilamar CEO Perfect
10 Menerima Lamaran CEO
11 Fitting Gaun Pengantin
12 Ketegangan Calon Istri
13 Kemarahan Calon Mertua
14 Lamaran Dari Laki-laki Lain
15 Perdebatan manja
16 Jelang Momen Sakral
17 Wanita Ular Mendatangi Pernikahan
18 Bersiap Menghadapi Mertua
19 Mama Mertua Marah
20 Malam Pertama?
21 Membalas Geng Sombong
22 Perkelahian Di Kampus
23 Pingsan karena ulah mertua
24 Kemarahan Suami
25 Makan Malam Bareng Mertua
26 Perang kecil menantu dan mertua
27 Karena istriku
28 Siksaan mama mertua
29 Belajar masak
30 Mama Mertua dan Suami marah besar
31 Getaran Cinta Mulai Datang
32 Rencana apalagi wahai mama mertua
33 Si Tomboy Jadi Putri Kerajaan
34 Pusat Perhatian Malah Mereka
35 Rasa Itu Menjadi Nyata
36 Drama Dua Wanita Ular
37 Pergi dari rumah?
38 Diary itu?
39 Liciknya Mama Mertua
40 Suami Idaman Banget Sih
41 Malam Pertama
42 Menampar Mama Jahat
43 Tantangan Pertandingan Merias Wajah?
44 Melawan Cewek Pembully Sombong
45 Persaingan Yang Sengit
46 Kekalahan Yang Mengejutkan
47 Hari Kebahagiaan Adiva
48 Mama Mertua Kembali Beraksi
49 Niat Mempermalukan Malah Dipermalukan
50 Hukuman Untuk Menantu Malang
51 Cinta Yang Semakin Nyata
52 Liburan Yang Hangat
53 Kemesraan Sepasang Kekasih
54 Rencana Tergelap
55 Hampir Mati Tenggelam
56 Marah Karena?
57 Hari Pernikahan Wanita Ular
58 Malam Pertama, Lagi
59 Si Menantu Pemalas
60 Digunjing Mertua
61 Mencari Diary Itu
62 Keberanian Menantu Tomboy
63 Mama Mertua Yang Tak Peduli
64 Mantan Pacar Wanita Ular
65 Menantu Licik Kepanasan
66 Kakak Beradik Kembali Akur
67 Hamil Diluar Nikah?
68 Dia Ingin Membunuhnya
69 Perdamaian Kedua Geng
70 Dikerjain Dua Wanita Ular
71 Bukan Menantu Menye-Menye
72 Rahasia Manis Menantu Pemberani
73 Bunuh diri?
74 Ketika Mama Mertua Mati Kutu
75 Perdebatan Mertua dan Menantu
76 Kabur Dari Laki-Laki Jahat
77 Dipermalukan Ibu-Ibu Galak
78 Pertikaian Dengan Mertua Lagi
79 Rencana Aborsi
80 Kesedihan Wanita Licik
81 Suami Bersikap Dingin
82 Kekocakan Suami Istri Goals
83 Rasa Perhatian Dibalas Dengan Kebencian
84 Perjuangan Tersembunyi
85 Ternyata Salon Ini Milik Menantu Miskin Itu
86 CEO tampan itu cemburu
87 CEO tampan yang membuat hatinya tersentuh
88 Bodyguard Untuk Istri Tercinta
89 Sekretaris Genit
90 Perasaan Tidak Enak
91 Teriakan Mengerikan
92 Diserang Psikopat Bayaran
93 Berusaha Selamat Dari Serangan Psikopat
94 Kegagalan Rencana Mama Mertua Jahat
95 Adiva Mau Bunuh Diri?
96 Rencana Penyelidikan Kematian
97 Perhatian Seorang Suami
98 Penjagaan Yang Berlebihan
99 Rencana Baru Pembunuh Bayaran Mama Mertua
100 Berhasil Melawan Pembunuh Suruhan
101 CEO Tampan Yang Tertuduh
102 Terbongkar Sudah Kejahatan Mama Mertua
103 Dipenjara Atau Tidak?
104 Memperkeruh Suasana
105 Diary Itu Ketemu
106 Situasi Yang Sulit
107 Polisi Yang Siap Menjemput Mama Mertua
108 Adiva Dipukul Oleh Daffa
109 Napi-Napi Kasar
110 Tahanan Yang Menyebalkan
111 Penderitaan Mama Mertua Di Penjara
112 Sekretaris Genit Berniat Mencelakai Adiva
113 Fitnah Yang Gagal
114 Amel Kesal Dengan Alzam dan Adiva
115 Pengen Rumah Baru Juga
116 Rumah Baru Yang Begitu Memukau
117 Amel Iri Melihat Rumah Adiva
118 Tuduhan Amel
119 Rumah Baru Amel
120 Tuan Rumah Stress
121 Adiva hamil
122 Adiva Menjenguk Mama Mertua Jahat
123 Baby Blues
124 Ayah Kandung Anak Amel Datang
125 Menantang Amel Tes DNA
126 Kecurigaan Alzam
127 Tetangga Baru
128 Rasa Cemburu Adivaa
129 Sosok Pak Nick Yang Mengerikan
130 Mama Mertua Ingin Bundir Dipenjara
131 Permintaan Konyol Mama Mertua
132 Mama Mertua Jahat Ingin Berubah?
133 Istri Orang Menginap?
134 Kekejaman Suami Jenna
135 KDRT
136 Malas Menjenguk Mama Mertua Jahat
137 Cemburu Oh Cemburu
138 Melabrak Suami Tetangga Yang Kejam
139 Diam-Diam Tes DNA
140 Perubahan Penampilan Adiva
141 Daffa Tahu Masa Lalu Amel
142 Hukuman Dari Daffa Untuk Amel
143 Berdebat Dengan Mantan Pacar Jahat
144 Berusaha Meraih Simpati Suami Lagi
145 Adiva dan Jenna Hampir Menabrak Amel
146 Amel Ingin Menyaingi Bisnis Adiva
147 Launching Mel's Beauty
148 Adiva Mau Melahirkan
149 Pak Nick Ingin Membunuh Adiva
150 Perjuangan Adiva Melahirkan Anaknya
151 Pak Nick Tertangkap
152 Orang Suruhan Pak Nick
153 Memberi Nama
154 Perkenalan Mama Linda dan Pak Nick
155 Kabur Dari Penjara
156 Bersembunyi Di Sebuah Tempat
157 Rencana Licik Mama Linda
158 Diserang Pencuri
159 Memburu Mama Linda
160 Usaha Kabur Dari Kejaran Polisi
161 Mama Mertua Yang Masih Berkeliaran
162 Mata Terluka Akibat Mama Mertua
163 Mama Linda Menyerang
164 Amel Diculik Mama Linda
165 Amel Tersiksa
166 Peristiwa Tragis Kematian Amel
167 Kekacauan Saat Pemakaman Amel
168 Mengamankan Diri Di Tempat Terpencil
169 Ternyata Mama Mertua Jahat Ikut
170 Menyusul Seorang Gadis Kedalam Hutan
171 Misteri Hilangnya Stok Makanan
172 Rencana Menghabisi Penghuni Kabin
173 Diserang Mama Linda
174 Nasib Malang Tiga Petugas Keamanan
175 Mama Linda Tertangkap!
176 Ada Pengkhianat!
177 Kebiadaban Penjahat
178 Semakin Menegangkan
179 Menang!
180 Alzam Menyalahkan Dirinya Sendiri
181 Tegang Saat Menyatakan Cinta
182 Kebaikan Hati Alzam dan Adiva
183 Hukuman Mati Untuk Mama Linda
184 Mama Linda Kabur Lagi
185 Ketakutan Alzam Yang Berlebihan
186 Penyesalan Mama Linda
187 Kebaikan Hati Nak Rey
188 Diam-Diam Pergi Dari Rumah
189 Membujuk Mas Alzam
190 Adiva Menghilang
191 Kembali Menerima Ibu
192 Daffa Sulit Untuk Menerima Ibunya Kembali
193 Ending
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Malam Tragedi Pembantaian
2
Duka Yang Mendalam
3
Pikiran Kacau
4
Rencana Perjodohan
5
Bertemu Calon Istri
6
Sebuah Tes Penentuan
7
Kemarahan Sang CEO
8
Menolak Perjodohan
9
Dilamar CEO Perfect
10
Menerima Lamaran CEO
11
Fitting Gaun Pengantin
12
Ketegangan Calon Istri
13
Kemarahan Calon Mertua
14
Lamaran Dari Laki-laki Lain
15
Perdebatan manja
16
Jelang Momen Sakral
17
Wanita Ular Mendatangi Pernikahan
18
Bersiap Menghadapi Mertua
19
Mama Mertua Marah
20
Malam Pertama?
21
Membalas Geng Sombong
22
Perkelahian Di Kampus
23
Pingsan karena ulah mertua
24
Kemarahan Suami
25
Makan Malam Bareng Mertua
26
Perang kecil menantu dan mertua
27
Karena istriku
28
Siksaan mama mertua
29
Belajar masak
30
Mama Mertua dan Suami marah besar
31
Getaran Cinta Mulai Datang
32
Rencana apalagi wahai mama mertua
33
Si Tomboy Jadi Putri Kerajaan
34
Pusat Perhatian Malah Mereka
35
Rasa Itu Menjadi Nyata
36
Drama Dua Wanita Ular
37
Pergi dari rumah?
38
Diary itu?
39
Liciknya Mama Mertua
40
Suami Idaman Banget Sih
41
Malam Pertama
42
Menampar Mama Jahat
43
Tantangan Pertandingan Merias Wajah?
44
Melawan Cewek Pembully Sombong
45
Persaingan Yang Sengit
46
Kekalahan Yang Mengejutkan
47
Hari Kebahagiaan Adiva
48
Mama Mertua Kembali Beraksi
49
Niat Mempermalukan Malah Dipermalukan
50
Hukuman Untuk Menantu Malang
51
Cinta Yang Semakin Nyata
52
Liburan Yang Hangat
53
Kemesraan Sepasang Kekasih
54
Rencana Tergelap
55
Hampir Mati Tenggelam
56
Marah Karena?
57
Hari Pernikahan Wanita Ular
58
Malam Pertama, Lagi
59
Si Menantu Pemalas
60
Digunjing Mertua
61
Mencari Diary Itu
62
Keberanian Menantu Tomboy
63
Mama Mertua Yang Tak Peduli
64
Mantan Pacar Wanita Ular
65
Menantu Licik Kepanasan
66
Kakak Beradik Kembali Akur
67
Hamil Diluar Nikah?
68
Dia Ingin Membunuhnya
69
Perdamaian Kedua Geng
70
Dikerjain Dua Wanita Ular
71
Bukan Menantu Menye-Menye
72
Rahasia Manis Menantu Pemberani
73
Bunuh diri?
74
Ketika Mama Mertua Mati Kutu
75
Perdebatan Mertua dan Menantu
76
Kabur Dari Laki-Laki Jahat
77
Dipermalukan Ibu-Ibu Galak
78
Pertikaian Dengan Mertua Lagi
79
Rencana Aborsi
80
Kesedihan Wanita Licik
81
Suami Bersikap Dingin
82
Kekocakan Suami Istri Goals
83
Rasa Perhatian Dibalas Dengan Kebencian
84
Perjuangan Tersembunyi
85
Ternyata Salon Ini Milik Menantu Miskin Itu
86
CEO tampan itu cemburu
87
CEO tampan yang membuat hatinya tersentuh
88
Bodyguard Untuk Istri Tercinta
89
Sekretaris Genit
90
Perasaan Tidak Enak
91
Teriakan Mengerikan
92
Diserang Psikopat Bayaran
93
Berusaha Selamat Dari Serangan Psikopat
94
Kegagalan Rencana Mama Mertua Jahat
95
Adiva Mau Bunuh Diri?
96
Rencana Penyelidikan Kematian
97
Perhatian Seorang Suami
98
Penjagaan Yang Berlebihan
99
Rencana Baru Pembunuh Bayaran Mama Mertua
100
Berhasil Melawan Pembunuh Suruhan
101
CEO Tampan Yang Tertuduh
102
Terbongkar Sudah Kejahatan Mama Mertua
103
Dipenjara Atau Tidak?
104
Memperkeruh Suasana
105
Diary Itu Ketemu
106
Situasi Yang Sulit
107
Polisi Yang Siap Menjemput Mama Mertua
108
Adiva Dipukul Oleh Daffa
109
Napi-Napi Kasar
110
Tahanan Yang Menyebalkan
111
Penderitaan Mama Mertua Di Penjara
112
Sekretaris Genit Berniat Mencelakai Adiva
113
Fitnah Yang Gagal
114
Amel Kesal Dengan Alzam dan Adiva
115
Pengen Rumah Baru Juga
116
Rumah Baru Yang Begitu Memukau
117
Amel Iri Melihat Rumah Adiva
118
Tuduhan Amel
119
Rumah Baru Amel
120
Tuan Rumah Stress
121
Adiva hamil
122
Adiva Menjenguk Mama Mertua Jahat
123
Baby Blues
124
Ayah Kandung Anak Amel Datang
125
Menantang Amel Tes DNA
126
Kecurigaan Alzam
127
Tetangga Baru
128
Rasa Cemburu Adivaa
129
Sosok Pak Nick Yang Mengerikan
130
Mama Mertua Ingin Bundir Dipenjara
131
Permintaan Konyol Mama Mertua
132
Mama Mertua Jahat Ingin Berubah?
133
Istri Orang Menginap?
134
Kekejaman Suami Jenna
135
KDRT
136
Malas Menjenguk Mama Mertua Jahat
137
Cemburu Oh Cemburu
138
Melabrak Suami Tetangga Yang Kejam
139
Diam-Diam Tes DNA
140
Perubahan Penampilan Adiva
141
Daffa Tahu Masa Lalu Amel
142
Hukuman Dari Daffa Untuk Amel
143
Berdebat Dengan Mantan Pacar Jahat
144
Berusaha Meraih Simpati Suami Lagi
145
Adiva dan Jenna Hampir Menabrak Amel
146
Amel Ingin Menyaingi Bisnis Adiva
147
Launching Mel's Beauty
148
Adiva Mau Melahirkan
149
Pak Nick Ingin Membunuh Adiva
150
Perjuangan Adiva Melahirkan Anaknya
151
Pak Nick Tertangkap
152
Orang Suruhan Pak Nick
153
Memberi Nama
154
Perkenalan Mama Linda dan Pak Nick
155
Kabur Dari Penjara
156
Bersembunyi Di Sebuah Tempat
157
Rencana Licik Mama Linda
158
Diserang Pencuri
159
Memburu Mama Linda
160
Usaha Kabur Dari Kejaran Polisi
161
Mama Mertua Yang Masih Berkeliaran
162
Mata Terluka Akibat Mama Mertua
163
Mama Linda Menyerang
164
Amel Diculik Mama Linda
165
Amel Tersiksa
166
Peristiwa Tragis Kematian Amel
167
Kekacauan Saat Pemakaman Amel
168
Mengamankan Diri Di Tempat Terpencil
169
Ternyata Mama Mertua Jahat Ikut
170
Menyusul Seorang Gadis Kedalam Hutan
171
Misteri Hilangnya Stok Makanan
172
Rencana Menghabisi Penghuni Kabin
173
Diserang Mama Linda
174
Nasib Malang Tiga Petugas Keamanan
175
Mama Linda Tertangkap!
176
Ada Pengkhianat!
177
Kebiadaban Penjahat
178
Semakin Menegangkan
179
Menang!
180
Alzam Menyalahkan Dirinya Sendiri
181
Tegang Saat Menyatakan Cinta
182
Kebaikan Hati Alzam dan Adiva
183
Hukuman Mati Untuk Mama Linda
184
Mama Linda Kabur Lagi
185
Ketakutan Alzam Yang Berlebihan
186
Penyesalan Mama Linda
187
Kebaikan Hati Nak Rey
188
Diam-Diam Pergi Dari Rumah
189
Membujuk Mas Alzam
190
Adiva Menghilang
191
Kembali Menerima Ibu
192
Daffa Sulit Untuk Menerima Ibunya Kembali
193
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!