Rencana Perjodohan

Pagi hari adalah awal untuk memulai hari. Pagi hari adalah permulaan aktifitas, awal untuk berpikir entah apa saja yang akan terjadi pada hari ini. Entah hal baik, hal buruk, namun orang-orang selalu mengharapkan hal yang baik terjadi dan tidak mengharapkan hal yang buruk terjadi. Itulah manusia.

Adiva mulai membiasakan diri hidup tanpa kakaknya, toh setelah kakaknya menikah dengan Alzam, Adiva sudah terbiasa hidup mandiri. Adiva menyambung hidupnya dengan bekerja menjadi seorang pemetik kopi di sebuah kebun kopi yang rimbun dan luas, ditepi lembah yang indah.

Bayarannya cukup untuk membeli makanan untuknya makan sehari-hari, sedangkan uang untuk biaya kuliah, Adiva dapatkan dari bekerja paruh waktu sebagai seorang waitress khusus shift sore sampai malam. Pihak cafe yang baik hati sering memberi bonus untuk Adiva dan Adiva gunain bonus itu untuk tambahan biaya kuliah.

Hari ini Adiva tidak ada jadwal kuliah, Adiva harus pergi ke kebun kopi pagi-pagi sekali sehabis melakukan sholat Shubuh, Adiva hanya memakan sepotong roti dan segelas air putih hangat sebelum bekerja. Adiva sangat bersemangat dalam mengais rezeki demi untuk menyambung hari-harinya kedepan.

Berhubung jarak dari rumah menuju kebun kopi tidak terlalu jauh, Adiva memutuskan untuk jalan kaki saja. Lagipula jalan kaki di pagi hari termasuk kategori olahraga. Sekalian hemat ongkos bensin motor bututnya, yang sering ia gunain buat berangkat kampus.

Adiva sampai ke kebun kopi, disana sudah ada dua laki-laki yang sedang duduk di sebuah gubug kecil. Mereka berdua juga bekerja menjadi pemetik kopi disana. Kebun kopinya sangat rimbun dan luas sekali, saat panen kopi adalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang baik pemilik, pekerja, dan juga pengepul kopi.

"Met pagi abang-abang ganteng?" sapa Adiva ramah kepada mereka berdua yang sedang meminum kopi.

"Eh mbak Adiva datang pagi sekali, mbak Adiva udah sarapan belum?" tanya dari salah satu laki-laki itu, usianya masih cukup muda, namanya adalah Jono. Usianya sekitar tiga puluh satu tahun dan diam-diam, Jono menyimpan rasa suka kepada Adiva. Jono juga masih lajang.

"Gue udah sarapan bang tadi, yaudah ya, gue mau metik kopi dulu. Para pengepul kopi nanti siang kan mau datang bang, jadi kita harus semangat kerja hari ini!" lantang Adiva seraya mengambil sebuah keranjang.

Jono tersenyum melihat semangat gadis muda yang berada di depannya itu. Jono juga akan mulai memetik kopi sesaat lagi, tinggal beberapa teguk kopi manis lagi. Udin, laki-laki yang lebih dewasa yang duduk di sampingnya menyinggung status jomblo Jono

"Jon lu udah berumur, kapan lu nikah? Gue aja udah punya anak empat Jok diusia gue yang masih kepala tiga ini."

"Wuih mantap bener lu bang Udin? Istri lu gak capek ya lahiran terus? Target mau punya buntut berapa nih bang? Hahaha, Waduh bang Udin, jangan tanya itu terus dah. Gua belum berani nyatain perasaan gua ini kepada orang yang gua suka bang."

"Woy Jon, emang siapa orang yang lu suka? Lu buru-buru gih nyatain perasaan lu, lu mau kah jadi bujang lapuk? Buruan nikah!"

Jono melirik kearah Adiva yang sedang sibuk memetik kopi, seraya tersenyum Jono ingin sekali menjadikan Adiva sebagai pendamping hidupnya, namun Jono masih belum punya cukup keberanian untuk mengutarakan perasaan sukanya kepada Adiva. Apalagi Adiva juga calon sarjana, sedangkan dirinya cuma lulusan SMP dulu.

"Ada deh bang, ntar kalau gua udah berani ngomong ke dia, gua bakal tunjukin ke abang siapa orang yang gua suka. Yaudah bang, buru habisin kopinya, kita metik kopi sekarang!"

"Iya sabar dong Jon!"

***

Mama Linda mengantarkan sarapan ke kamar Alzam. Pagi ini Alzam harus sarapan dan juga minum obat atas saran dokter kemarin. Mama Linda membawa sepiring nasi goreng rempah tanpa kecap kesukaan Alzam. Mama Linda menetra anaknya yang masih rebahan diatas ranjang. Sepertinya Alzam sudah membaik pikirannya.

"Selamat pagi nak? Boleh kan mama masuk?" tanya mama Linda sehabis mengetuk pintu kamar Alzam.

"Silahkan mama," jawab Alzam.

Mama Linda masuk kedalam kamar anak sulungnya kemudian mama Linda meletakkan piring yang ia bawa diatas meja samping ranjang.

"Bagaimana keadaan kamu pagi ini nak? Udah lebih mendingan kan?" tanya mama Linda seraya duduk di samping Alzam.

Alzam menghela nafasnya, wajahnya masih menampakkan duka yang teramat dalam.

"Kamu harus ceria kembali dong nak, istri kamu disana pasti sedih kalau tahu kamu juga sedih mulu. Sarapan dulu ya nak, mama udah buatin kamu nasi goreng bumbu rempah kesukaan kamu." ucap mama Linda mempersilakan Alzam makan.

"Mau mama suapin?" tawar mama Linda lembut.

Alzam terserah mau disuapin atau tidak disuapin, mama Linda memutuskan untuk menyuapi anaknya. Disaat yang sedih seperti yang sedang dialami oleh Alzam, pasti Alzam butuh perhatian dan dimanja olehnya.

Mama Linda menyuapi makanan ke dalam mulut anaknya dengan sepenuh hati. Biar bagaimanapun Alzam, adalah anak pertamanya, darah dagingnya, anak dari almarhum Atalaric Abian, sang perintis perusahaan Atalaric Corp yang sekarang diwariskan kepada Alzam dan nantinya Daffa sepeninggal almarhum.

Usai menyuapi Alzam makan, mama Linda menyuruh Alzam untuk meminum obat yang diresepkan oleh dokter pribadi mereka.

"Bagus nak, kamu harus segera pulih. Kamu tidak boleh terlalu larut dalam dukamu. Mama juga berduka, tapi lihat mama sekarang, mama sudah kembali ceria dan mengikhlaskan kepergian Zahra, menantu mama yang baik itu. Kamu harus seperti mama dong."

Alzam mengangguk diiringi senyuman yang kurang lebar.

"Ehm, buat kamu supaya nggak kepikiran orang yang sudah nggak ada mulu, mama udah siapin calon istri yang tentu saja akan membuat kamu kembali bahagia dan bergairah. Dia cantik, dia baik, dia seksi, kamu pasti bakal suka nak."

Alzam tidak habis pikir dengan jalan pikiran mamanya, belum juga dua hari setelah kematian Zahra, mama sudah ingin punya menantu baru.

"Mama, kuburan almarhumah istriku juga belum kering, masih basah mah, mama udah mau jodoh-jodohin aku?"

"Bukan begitu maksud mama nak, niat mama itu baik, mama hanya ingin kamu kembali bersemangat nak. Mama yakin kalau kamu menikah secepatnya, kamu akan kembali ceria dan bergairah dalam menjalani kehidupanmu. Kamu juga akan melupakan istri kamu yang sudah nggak ada, jadi kamu nggak akan sedih terus kaya gini?"

"Tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi Zahra di hati aku mah! Dia adalah cinta pertama aku. Jangan membahas hal yang berbau pernikahan dulu, Alzam lebih baik fokus bekerja saja. Bahkan mungkin Alzam tidak akan tertarik buat menikah lagi."

"Yaudah terserah kamu nak, kamu harus tenang. Maafin mama ya udah bikin kamu marah, tapi perjodohon ini akan segera mama atur setelah kondisi kamu kembali baik."

Mama Linda keluar dari dalam kamar Alzam dengan membawa piring yang tadi digunakan sebagai wadah untuk nasi goreng sarapan Alzam. Alzam menjadi bermuram durja karena mamanya tahu-tahu udah main jodoh-jodohin aja dengan perempuan yang belum ia tahu seperti apa orang dan karakternya.

Alzam mengambil salah satu foto kenangan bersama Zahra di dalam laci meja. Foto waktu mereka berdua sedang berada di depan air terjun yang sangat indah dan asri.

"Sayang, sampai kapanpun tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi kamu di hati aku. Sekuat tenaga aku akan menggagalkan rencana perjodohan mama. Aku tidak mau menikah dengan perempuan yang aku nggak kenal, dan nggak aku cintai." ucap Alzam sembari menatap sedih kearah foto.

Episodes
1 Malam Tragedi Pembantaian
2 Duka Yang Mendalam
3 Pikiran Kacau
4 Rencana Perjodohan
5 Bertemu Calon Istri
6 Sebuah Tes Penentuan
7 Kemarahan Sang CEO
8 Menolak Perjodohan
9 Dilamar CEO Perfect
10 Menerima Lamaran CEO
11 Fitting Gaun Pengantin
12 Ketegangan Calon Istri
13 Kemarahan Calon Mertua
14 Lamaran Dari Laki-laki Lain
15 Perdebatan manja
16 Jelang Momen Sakral
17 Wanita Ular Mendatangi Pernikahan
18 Bersiap Menghadapi Mertua
19 Mama Mertua Marah
20 Malam Pertama?
21 Membalas Geng Sombong
22 Perkelahian Di Kampus
23 Pingsan karena ulah mertua
24 Kemarahan Suami
25 Makan Malam Bareng Mertua
26 Perang kecil menantu dan mertua
27 Karena istriku
28 Siksaan mama mertua
29 Belajar masak
30 Mama Mertua dan Suami marah besar
31 Getaran Cinta Mulai Datang
32 Rencana apalagi wahai mama mertua
33 Si Tomboy Jadi Putri Kerajaan
34 Pusat Perhatian Malah Mereka
35 Rasa Itu Menjadi Nyata
36 Drama Dua Wanita Ular
37 Pergi dari rumah?
38 Diary itu?
39 Liciknya Mama Mertua
40 Suami Idaman Banget Sih
41 Malam Pertama
42 Menampar Mama Jahat
43 Tantangan Pertandingan Merias Wajah?
44 Melawan Cewek Pembully Sombong
45 Persaingan Yang Sengit
46 Kekalahan Yang Mengejutkan
47 Hari Kebahagiaan Adiva
48 Mama Mertua Kembali Beraksi
49 Niat Mempermalukan Malah Dipermalukan
50 Hukuman Untuk Menantu Malang
51 Cinta Yang Semakin Nyata
52 Liburan Yang Hangat
53 Kemesraan Sepasang Kekasih
54 Rencana Tergelap
55 Hampir Mati Tenggelam
56 Marah Karena?
57 Hari Pernikahan Wanita Ular
58 Malam Pertama, Lagi
59 Si Menantu Pemalas
60 Digunjing Mertua
61 Mencari Diary Itu
62 Keberanian Menantu Tomboy
63 Mama Mertua Yang Tak Peduli
64 Mantan Pacar Wanita Ular
65 Menantu Licik Kepanasan
66 Kakak Beradik Kembali Akur
67 Hamil Diluar Nikah?
68 Dia Ingin Membunuhnya
69 Perdamaian Kedua Geng
70 Dikerjain Dua Wanita Ular
71 Bukan Menantu Menye-Menye
72 Rahasia Manis Menantu Pemberani
73 Bunuh diri?
74 Ketika Mama Mertua Mati Kutu
75 Perdebatan Mertua dan Menantu
76 Kabur Dari Laki-Laki Jahat
77 Dipermalukan Ibu-Ibu Galak
78 Pertikaian Dengan Mertua Lagi
79 Rencana Aborsi
80 Kesedihan Wanita Licik
81 Suami Bersikap Dingin
82 Kekocakan Suami Istri Goals
83 Rasa Perhatian Dibalas Dengan Kebencian
84 Perjuangan Tersembunyi
85 Ternyata Salon Ini Milik Menantu Miskin Itu
86 CEO tampan itu cemburu
87 CEO tampan yang membuat hatinya tersentuh
88 Bodyguard Untuk Istri Tercinta
89 Sekretaris Genit
90 Perasaan Tidak Enak
91 Teriakan Mengerikan
92 Diserang Psikopat Bayaran
93 Berusaha Selamat Dari Serangan Psikopat
94 Kegagalan Rencana Mama Mertua Jahat
95 Adiva Mau Bunuh Diri?
96 Rencana Penyelidikan Kematian
97 Perhatian Seorang Suami
98 Penjagaan Yang Berlebihan
99 Rencana Baru Pembunuh Bayaran Mama Mertua
100 Berhasil Melawan Pembunuh Suruhan
101 CEO Tampan Yang Tertuduh
102 Terbongkar Sudah Kejahatan Mama Mertua
103 Dipenjara Atau Tidak?
104 Memperkeruh Suasana
105 Diary Itu Ketemu
106 Situasi Yang Sulit
107 Polisi Yang Siap Menjemput Mama Mertua
108 Adiva Dipukul Oleh Daffa
109 Napi-Napi Kasar
110 Tahanan Yang Menyebalkan
111 Penderitaan Mama Mertua Di Penjara
112 Sekretaris Genit Berniat Mencelakai Adiva
113 Fitnah Yang Gagal
114 Amel Kesal Dengan Alzam dan Adiva
115 Pengen Rumah Baru Juga
116 Rumah Baru Yang Begitu Memukau
117 Amel Iri Melihat Rumah Adiva
118 Tuduhan Amel
119 Rumah Baru Amel
120 Tuan Rumah Stress
121 Adiva hamil
122 Adiva Menjenguk Mama Mertua Jahat
123 Baby Blues
124 Ayah Kandung Anak Amel Datang
125 Menantang Amel Tes DNA
126 Kecurigaan Alzam
127 Tetangga Baru
128 Rasa Cemburu Adivaa
129 Sosok Pak Nick Yang Mengerikan
130 Mama Mertua Ingin Bundir Dipenjara
131 Permintaan Konyol Mama Mertua
132 Mama Mertua Jahat Ingin Berubah?
133 Istri Orang Menginap?
134 Kekejaman Suami Jenna
135 KDRT
136 Malas Menjenguk Mama Mertua Jahat
137 Cemburu Oh Cemburu
138 Melabrak Suami Tetangga Yang Kejam
139 Diam-Diam Tes DNA
140 Perubahan Penampilan Adiva
141 Daffa Tahu Masa Lalu Amel
142 Hukuman Dari Daffa Untuk Amel
143 Berdebat Dengan Mantan Pacar Jahat
144 Berusaha Meraih Simpati Suami Lagi
145 Adiva dan Jenna Hampir Menabrak Amel
146 Amel Ingin Menyaingi Bisnis Adiva
147 Launching Mel's Beauty
148 Adiva Mau Melahirkan
149 Pak Nick Ingin Membunuh Adiva
150 Perjuangan Adiva Melahirkan Anaknya
151 Pak Nick Tertangkap
152 Orang Suruhan Pak Nick
153 Memberi Nama
154 Perkenalan Mama Linda dan Pak Nick
155 Kabur Dari Penjara
156 Bersembunyi Di Sebuah Tempat
157 Rencana Licik Mama Linda
158 Diserang Pencuri
159 Memburu Mama Linda
160 Usaha Kabur Dari Kejaran Polisi
161 Mama Mertua Yang Masih Berkeliaran
162 Mata Terluka Akibat Mama Mertua
163 Mama Linda Menyerang
164 Amel Diculik Mama Linda
165 Amel Tersiksa
166 Peristiwa Tragis Kematian Amel
167 Kekacauan Saat Pemakaman Amel
168 Mengamankan Diri Di Tempat Terpencil
169 Ternyata Mama Mertua Jahat Ikut
170 Menyusul Seorang Gadis Kedalam Hutan
171 Misteri Hilangnya Stok Makanan
172 Rencana Menghabisi Penghuni Kabin
173 Diserang Mama Linda
174 Nasib Malang Tiga Petugas Keamanan
175 Mama Linda Tertangkap!
176 Ada Pengkhianat!
177 Kebiadaban Penjahat
178 Semakin Menegangkan
179 Menang!
180 Alzam Menyalahkan Dirinya Sendiri
181 Tegang Saat Menyatakan Cinta
182 Kebaikan Hati Alzam dan Adiva
183 Hukuman Mati Untuk Mama Linda
184 Mama Linda Kabur Lagi
185 Ketakutan Alzam Yang Berlebihan
186 Penyesalan Mama Linda
187 Kebaikan Hati Nak Rey
188 Diam-Diam Pergi Dari Rumah
189 Membujuk Mas Alzam
190 Adiva Menghilang
191 Kembali Menerima Ibu
192 Daffa Sulit Untuk Menerima Ibunya Kembali
193 Ending
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Malam Tragedi Pembantaian
2
Duka Yang Mendalam
3
Pikiran Kacau
4
Rencana Perjodohan
5
Bertemu Calon Istri
6
Sebuah Tes Penentuan
7
Kemarahan Sang CEO
8
Menolak Perjodohan
9
Dilamar CEO Perfect
10
Menerima Lamaran CEO
11
Fitting Gaun Pengantin
12
Ketegangan Calon Istri
13
Kemarahan Calon Mertua
14
Lamaran Dari Laki-laki Lain
15
Perdebatan manja
16
Jelang Momen Sakral
17
Wanita Ular Mendatangi Pernikahan
18
Bersiap Menghadapi Mertua
19
Mama Mertua Marah
20
Malam Pertama?
21
Membalas Geng Sombong
22
Perkelahian Di Kampus
23
Pingsan karena ulah mertua
24
Kemarahan Suami
25
Makan Malam Bareng Mertua
26
Perang kecil menantu dan mertua
27
Karena istriku
28
Siksaan mama mertua
29
Belajar masak
30
Mama Mertua dan Suami marah besar
31
Getaran Cinta Mulai Datang
32
Rencana apalagi wahai mama mertua
33
Si Tomboy Jadi Putri Kerajaan
34
Pusat Perhatian Malah Mereka
35
Rasa Itu Menjadi Nyata
36
Drama Dua Wanita Ular
37
Pergi dari rumah?
38
Diary itu?
39
Liciknya Mama Mertua
40
Suami Idaman Banget Sih
41
Malam Pertama
42
Menampar Mama Jahat
43
Tantangan Pertandingan Merias Wajah?
44
Melawan Cewek Pembully Sombong
45
Persaingan Yang Sengit
46
Kekalahan Yang Mengejutkan
47
Hari Kebahagiaan Adiva
48
Mama Mertua Kembali Beraksi
49
Niat Mempermalukan Malah Dipermalukan
50
Hukuman Untuk Menantu Malang
51
Cinta Yang Semakin Nyata
52
Liburan Yang Hangat
53
Kemesraan Sepasang Kekasih
54
Rencana Tergelap
55
Hampir Mati Tenggelam
56
Marah Karena?
57
Hari Pernikahan Wanita Ular
58
Malam Pertama, Lagi
59
Si Menantu Pemalas
60
Digunjing Mertua
61
Mencari Diary Itu
62
Keberanian Menantu Tomboy
63
Mama Mertua Yang Tak Peduli
64
Mantan Pacar Wanita Ular
65
Menantu Licik Kepanasan
66
Kakak Beradik Kembali Akur
67
Hamil Diluar Nikah?
68
Dia Ingin Membunuhnya
69
Perdamaian Kedua Geng
70
Dikerjain Dua Wanita Ular
71
Bukan Menantu Menye-Menye
72
Rahasia Manis Menantu Pemberani
73
Bunuh diri?
74
Ketika Mama Mertua Mati Kutu
75
Perdebatan Mertua dan Menantu
76
Kabur Dari Laki-Laki Jahat
77
Dipermalukan Ibu-Ibu Galak
78
Pertikaian Dengan Mertua Lagi
79
Rencana Aborsi
80
Kesedihan Wanita Licik
81
Suami Bersikap Dingin
82
Kekocakan Suami Istri Goals
83
Rasa Perhatian Dibalas Dengan Kebencian
84
Perjuangan Tersembunyi
85
Ternyata Salon Ini Milik Menantu Miskin Itu
86
CEO tampan itu cemburu
87
CEO tampan yang membuat hatinya tersentuh
88
Bodyguard Untuk Istri Tercinta
89
Sekretaris Genit
90
Perasaan Tidak Enak
91
Teriakan Mengerikan
92
Diserang Psikopat Bayaran
93
Berusaha Selamat Dari Serangan Psikopat
94
Kegagalan Rencana Mama Mertua Jahat
95
Adiva Mau Bunuh Diri?
96
Rencana Penyelidikan Kematian
97
Perhatian Seorang Suami
98
Penjagaan Yang Berlebihan
99
Rencana Baru Pembunuh Bayaran Mama Mertua
100
Berhasil Melawan Pembunuh Suruhan
101
CEO Tampan Yang Tertuduh
102
Terbongkar Sudah Kejahatan Mama Mertua
103
Dipenjara Atau Tidak?
104
Memperkeruh Suasana
105
Diary Itu Ketemu
106
Situasi Yang Sulit
107
Polisi Yang Siap Menjemput Mama Mertua
108
Adiva Dipukul Oleh Daffa
109
Napi-Napi Kasar
110
Tahanan Yang Menyebalkan
111
Penderitaan Mama Mertua Di Penjara
112
Sekretaris Genit Berniat Mencelakai Adiva
113
Fitnah Yang Gagal
114
Amel Kesal Dengan Alzam dan Adiva
115
Pengen Rumah Baru Juga
116
Rumah Baru Yang Begitu Memukau
117
Amel Iri Melihat Rumah Adiva
118
Tuduhan Amel
119
Rumah Baru Amel
120
Tuan Rumah Stress
121
Adiva hamil
122
Adiva Menjenguk Mama Mertua Jahat
123
Baby Blues
124
Ayah Kandung Anak Amel Datang
125
Menantang Amel Tes DNA
126
Kecurigaan Alzam
127
Tetangga Baru
128
Rasa Cemburu Adivaa
129
Sosok Pak Nick Yang Mengerikan
130
Mama Mertua Ingin Bundir Dipenjara
131
Permintaan Konyol Mama Mertua
132
Mama Mertua Jahat Ingin Berubah?
133
Istri Orang Menginap?
134
Kekejaman Suami Jenna
135
KDRT
136
Malas Menjenguk Mama Mertua Jahat
137
Cemburu Oh Cemburu
138
Melabrak Suami Tetangga Yang Kejam
139
Diam-Diam Tes DNA
140
Perubahan Penampilan Adiva
141
Daffa Tahu Masa Lalu Amel
142
Hukuman Dari Daffa Untuk Amel
143
Berdebat Dengan Mantan Pacar Jahat
144
Berusaha Meraih Simpati Suami Lagi
145
Adiva dan Jenna Hampir Menabrak Amel
146
Amel Ingin Menyaingi Bisnis Adiva
147
Launching Mel's Beauty
148
Adiva Mau Melahirkan
149
Pak Nick Ingin Membunuh Adiva
150
Perjuangan Adiva Melahirkan Anaknya
151
Pak Nick Tertangkap
152
Orang Suruhan Pak Nick
153
Memberi Nama
154
Perkenalan Mama Linda dan Pak Nick
155
Kabur Dari Penjara
156
Bersembunyi Di Sebuah Tempat
157
Rencana Licik Mama Linda
158
Diserang Pencuri
159
Memburu Mama Linda
160
Usaha Kabur Dari Kejaran Polisi
161
Mama Mertua Yang Masih Berkeliaran
162
Mata Terluka Akibat Mama Mertua
163
Mama Linda Menyerang
164
Amel Diculik Mama Linda
165
Amel Tersiksa
166
Peristiwa Tragis Kematian Amel
167
Kekacauan Saat Pemakaman Amel
168
Mengamankan Diri Di Tempat Terpencil
169
Ternyata Mama Mertua Jahat Ikut
170
Menyusul Seorang Gadis Kedalam Hutan
171
Misteri Hilangnya Stok Makanan
172
Rencana Menghabisi Penghuni Kabin
173
Diserang Mama Linda
174
Nasib Malang Tiga Petugas Keamanan
175
Mama Linda Tertangkap!
176
Ada Pengkhianat!
177
Kebiadaban Penjahat
178
Semakin Menegangkan
179
Menang!
180
Alzam Menyalahkan Dirinya Sendiri
181
Tegang Saat Menyatakan Cinta
182
Kebaikan Hati Alzam dan Adiva
183
Hukuman Mati Untuk Mama Linda
184
Mama Linda Kabur Lagi
185
Ketakutan Alzam Yang Berlebihan
186
Penyesalan Mama Linda
187
Kebaikan Hati Nak Rey
188
Diam-Diam Pergi Dari Rumah
189
Membujuk Mas Alzam
190
Adiva Menghilang
191
Kembali Menerima Ibu
192
Daffa Sulit Untuk Menerima Ibunya Kembali
193
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!