Duka Yang Mendalam

Mama Linda diikuti oleh beberapa asisten rumah tangganya berlari cepat ke depan rumah. Semua tampak melangkah dengan cemas. Saat mereka telah sampai di depan rumah, alangkah terkejutnya mereka.

"Apa yang terjadi dengan Zahra nak?" tanya mama Linda dengan ekspresi wajah panik kepada Alzam.

Alzam hanya menangis, tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh mamanya. Mama Linda melangkah mendekat ke area Alzam sedang memeluk pilu kekasih yang sudah tidak bernyawa. Jiwa itu sudah keluar dari raganya.

"Apa yang terjadi nak? Zahra, kamu kenapa menantuku?!" tanya mama Linda sedikit keras suaranya.

Alzam masih menangis, tangisan seorang suami yang begitu pilu, siapa yang tidak sesedih itu kala di tinggal mati oleh sang permaisuri.

"Menantumu ma, istriku sudah meninggal, barusan itu ditembak oleh orang misterius!" jawab Alzam dengan tersedu-sedu.

"Semua salah Alzam, kenapa tadi tinggalkan dia sendirian disini." lanjut Alzam menyalahkan diri sendiri.

Mama Linda menutup mulutnya yang terbuka dengan menggunakan salah satu tangannya. Mama Linda terlihat seolah sama sekali tidak menyangka ada orang yang menembak mati menantu yang sebenarnya ia tidak sukai itu.

"Nak, ini salah mama, harusnya tadi mama ga teriak jadi kamu ga bakal masuk kedalam nyusulin mama. Ini salah mama nak, hohoho," ucap mama Linda sembari menangis juga.

Selama ini mama Linda tidak menyukai Zahra sebagai menantu karena Zahra adalah perempuan yang biasa saja, bukan perempuan dari kalangan kelas atas.

Mama Linda tidak bisa membanggakan menantu seperti Zahra kepada teman-teman sosialitanya. Maka dari itu setiap hari, mama Linda selalu bersikap ketus dan kejam kepada Zahra, tanpa sepengetahuan Alzam. Karena didepan Alzam, mama Linda selalu bersikap lembut dan manis kepada Zahra.

Hujan turun tak lama berselang, membuat suasana malam ini, kala tragedi kematian istri Alzam bertambah mencekam.

Mama Linda menenangkan anaknya yang terus menangis, mama Linda memeluk Alzam dan jasad Zahra dari samping.

"Kamu yang tabah ya sayang, ikhlaskanlah kepergian istrimu. Sekarang kita lebih baik membawa jasad Zahra kedalam kamar, mama akan segera mempersiapkan pemakaman untuk Zahra esok hari. Mama juga akan menelpon adiknya, karena cuma adiknya satu-satunya keluarga istri kamu yang masih hidup." lirih mama Linda dari samping Alzam. Para ART yang sedang berdiri di belakang mereka juga sangat sedih melihat nyonya muda dalam rumah ini sudah mati. Nyonya muda adalah orang yang baik dan sayang sekali ia mati terbunuh dalam keadaan hamil muda.

Mereka sebenarnya tahu hari-hari bak di neraka yang selalu dihadapi oleh Zahra kala Alzam sedang bekerja di kantor atau sedang bertugas di luar kota. Namun mama Linda menyuruh mereka semua untuk tutup mulut atau resikonya keluarga mereka akan menjadi incaran yang tentu saja akan membahayakan keluarga mereka.

Alzam belum bisa tabah namun Alzam langsung membopong jasad istrinya membawa masuk kedalam rumah. Darah berceceran diatas lantai menemani langkah Alzam menuju kamar. Alzam membaringkan jasad istrinya diatas kasur yang biasa mereka gunakan untuk terlelap dalam mimpi bersama.

Alzam mengusap rambut indah Zahra dengan hati yang sangat sedih sekali. Hari ini adalah hari air mata baginya, tidak bisa dibayangkan bagaimana kehidupannya kedepan tanpa ada Zahra lagi disisinya. Alzam kembali menangis sedih sembari duduk disamping jasad Zahra.

34 menit kemudian...

Adiva sampai ke rumah mama Linda dengan menaiki sepeda motor butut miliknya. Adiva buru-buru berlari dan memencet bel. Setelah Adiva dipersilahkan masuk oleh satpam Adiva langsung berjalan cepat mengikuti mama Linda menuju kamar tempat jasad Zahra berada.

Adiva masih berusaha menyangkal di dalam hatinya kalau kakaknya itu tidak benar-benar sudah tiada. Tapi Adiva melihat banyak ceceran darah diatas lantai yang sedang di pel sama pembantu. Adiva tidak ingin kehilangan kakak tercinta untuk selama-lamanya.

Saat mereka sudah sampai di depan pintu kamar, Adiva berdiri mematung, dirinya seolah belum siap jika ternyata apa yang dibilang oleh mama Linda tadi benar adanya.

"Buat apa kamu berdiri seperti patung disitu terus? Adiva, buruan masuk kedalam! Kamu nggak mau melihat kakak kamu untuk yang terakhir kalinya?" tanya mama Linda, nada bicaranya terdengar sewot.

Adiva menarik nafas dalam kemudian mulai membuka pelan pintu kamar. Adiva masuk kedalam kamar lalu melihat pemandangan yang membuat hatinya menjadi sedu.

Kakaknya terbaring kaku dan pucat diatas ranjang. Ada noda darah yang bersimbah di baju kakaknya. Adiva berjalan dengan perlahan menghampiri jasad kakaknya.

"Ini pasti cuma mimpi buruk." yakin Adiva lalu mencubit tangannya.

Alzam melihat kedatangan adik iparnya seolah tidak peduli, karena Alzam berpikir kedatangan Adiva hanya akan menambah suasana sedih pada malam ini, pikir Alzam. Adiva ia kira akan menangis lebay disamping jasad istrinya.

Alzam mengira begitu, Adiva akan menjadi lemah dan berlebihan kala sedang berduka, namun ternyata, Adiva tidak menangis lebay seperti yang ia perkirakan. Adiva hanya menangis pelan saja.

Adiva tidak menangis lebay seperti dalam bayangan Alzam barusan, ternyata Adiva adalah sosok wanita yang tegar dan kuat, bahkan saat ditinggal pergi oleh satu-satunya keluarga yang tersisa.

"Kakak, ini nggak mungkin terjadi kan? Ini cuma mimpi, gue yakin ini cuma mimpi!" ucap Adiva yang membuat Alzam dan mama Linda menjadi terheran.

Adiva mencoba mencubit lengannya lagi, rasanya sakit yang artinya kakaknya meninggal itu adalah kenyataan. Kenyataan yang membuatnya hatinya perih dan sedih. Adiva menitikkan air mata, menangis layaknya orang yang sedang berduka.

Adiva ikut duduk juga disamping jasad kakaknya. Adiva duduk berdekatan dengan kakak iparnya. Mereka berdua sama-sama sedih melihat wanita baik itu telah pergi untuk selama-lamanya.

Tidak dengan mama Linda yang diam-diam tersenyum sinis melihat menantu yang tak ia anggap itu sudah mati.

***

Keesokan harinya, tepatnya pukul sepuluh pagi, jasad Zahra sudah dimasukkan kedalam liang lahat. Prosesi pemakaman Zahra sudah berakhir dan banyak orang, baik dari tetangga dan kerabat dekat mama Linda yang melayat akan kembali pulang ke hunian mereka masing-masing.

Kini hanya tersisa Adiva, mama Linda, Daffa, dan Alzam yang masih bersimpuh dengan satu kakinya di samping kuburan istrinya. Mama Linda dan Daffa berdiri beriringan seraya kembali memasang kacamata hitam. Mereka berdua rasanya sudah ingin segera pulang ke rumah, tidak betah berlama-lama disini. Lagian kepergian Zahra tidak membuat mama Linda benar-benar merasa sedih. Mama Linda hanya berpura-pura sedih saja di depan Alzam dan Adiva.

Adiva ikut bersimpuh disamping kuburan kakaknya sembari menaburi bunga, mempercantik makam yang masih basah itu.

"Kakak, semoga kakak tenang ya disana. Adiva janji, Adiva nggak akan pernah melupakan kakak, Adiva akan selalu mendoakan kakak, semoga segala dosa kakak diampuni oleh Allah, dan semoga semua amal baik kakak, diterima oleh Allah." harap Adiva seraya tersenyum perih menatap nisan kakaknya.

Alzam mengamini doa Adiva, namun hanya dalam hatinya saja. Setelah itu, Alzam bangkit kemudian berjalan pergi duluan meninggalkan Adiva, mama Linda, dan juga Daffa.

Mama Linda dan Daffa jelas ikut menyusul Alzam dan sekarang hanya menyisakan Adiva seorang yang masih berada disamping makam kakaknya.

"Gue pergi dulu ya kak, kakak adalah sosok kakak yang terbaik, meski hubungan persaudaraan kita sempat renggang dulu, tapi maafin gue ya kak? Gue ga akan lupain semua jasa-jasa kakak. Doa dari gue akan selalu mengalir untuk kebahagiaan kakak disana. Jangan takut kak, kakak orang baik, gue yakin Allah pasti sayang sama kakak." ucap Adiva sembari mengusap air matanya. Kemudian dia berdiri dan berjalan pergi dengan penuh kesedihan meninggalkan makam kakaknya. Diiringi bunga-bunga Kamboja yang berjatuhan terkena terpaan angin kesedihan.

Bersambung...

Episodes
1 Malam Tragedi Pembantaian
2 Duka Yang Mendalam
3 Pikiran Kacau
4 Rencana Perjodohan
5 Bertemu Calon Istri
6 Sebuah Tes Penentuan
7 Kemarahan Sang CEO
8 Menolak Perjodohan
9 Dilamar CEO Perfect
10 Menerima Lamaran CEO
11 Fitting Gaun Pengantin
12 Ketegangan Calon Istri
13 Kemarahan Calon Mertua
14 Lamaran Dari Laki-laki Lain
15 Perdebatan manja
16 Jelang Momen Sakral
17 Wanita Ular Mendatangi Pernikahan
18 Bersiap Menghadapi Mertua
19 Mama Mertua Marah
20 Malam Pertama?
21 Membalas Geng Sombong
22 Perkelahian Di Kampus
23 Pingsan karena ulah mertua
24 Kemarahan Suami
25 Makan Malam Bareng Mertua
26 Perang kecil menantu dan mertua
27 Karena istriku
28 Siksaan mama mertua
29 Belajar masak
30 Mama Mertua dan Suami marah besar
31 Getaran Cinta Mulai Datang
32 Rencana apalagi wahai mama mertua
33 Si Tomboy Jadi Putri Kerajaan
34 Pusat Perhatian Malah Mereka
35 Rasa Itu Menjadi Nyata
36 Drama Dua Wanita Ular
37 Pergi dari rumah?
38 Diary itu?
39 Liciknya Mama Mertua
40 Suami Idaman Banget Sih
41 Malam Pertama
42 Menampar Mama Jahat
43 Tantangan Pertandingan Merias Wajah?
44 Melawan Cewek Pembully Sombong
45 Persaingan Yang Sengit
46 Kekalahan Yang Mengejutkan
47 Hari Kebahagiaan Adiva
48 Mama Mertua Kembali Beraksi
49 Niat Mempermalukan Malah Dipermalukan
50 Hukuman Untuk Menantu Malang
51 Cinta Yang Semakin Nyata
52 Liburan Yang Hangat
53 Kemesraan Sepasang Kekasih
54 Rencana Tergelap
55 Hampir Mati Tenggelam
56 Marah Karena?
57 Hari Pernikahan Wanita Ular
58 Malam Pertama, Lagi
59 Si Menantu Pemalas
60 Digunjing Mertua
61 Mencari Diary Itu
62 Keberanian Menantu Tomboy
63 Mama Mertua Yang Tak Peduli
64 Mantan Pacar Wanita Ular
65 Menantu Licik Kepanasan
66 Kakak Beradik Kembali Akur
67 Hamil Diluar Nikah?
68 Dia Ingin Membunuhnya
69 Perdamaian Kedua Geng
70 Dikerjain Dua Wanita Ular
71 Bukan Menantu Menye-Menye
72 Rahasia Manis Menantu Pemberani
73 Bunuh diri?
74 Ketika Mama Mertua Mati Kutu
75 Perdebatan Mertua dan Menantu
76 Kabur Dari Laki-Laki Jahat
77 Dipermalukan Ibu-Ibu Galak
78 Pertikaian Dengan Mertua Lagi
79 Rencana Aborsi
80 Kesedihan Wanita Licik
81 Suami Bersikap Dingin
82 Kekocakan Suami Istri Goals
83 Rasa Perhatian Dibalas Dengan Kebencian
84 Perjuangan Tersembunyi
85 Ternyata Salon Ini Milik Menantu Miskin Itu
86 CEO tampan itu cemburu
87 CEO tampan yang membuat hatinya tersentuh
88 Bodyguard Untuk Istri Tercinta
89 Sekretaris Genit
90 Perasaan Tidak Enak
91 Teriakan Mengerikan
92 Diserang Psikopat Bayaran
93 Berusaha Selamat Dari Serangan Psikopat
94 Kegagalan Rencana Mama Mertua Jahat
95 Adiva Mau Bunuh Diri?
96 Rencana Penyelidikan Kematian
97 Perhatian Seorang Suami
98 Penjagaan Yang Berlebihan
99 Rencana Baru Pembunuh Bayaran Mama Mertua
100 Berhasil Melawan Pembunuh Suruhan
101 CEO Tampan Yang Tertuduh
102 Terbongkar Sudah Kejahatan Mama Mertua
103 Dipenjara Atau Tidak?
104 Memperkeruh Suasana
105 Diary Itu Ketemu
106 Situasi Yang Sulit
107 Polisi Yang Siap Menjemput Mama Mertua
108 Adiva Dipukul Oleh Daffa
109 Napi-Napi Kasar
110 Tahanan Yang Menyebalkan
111 Penderitaan Mama Mertua Di Penjara
112 Sekretaris Genit Berniat Mencelakai Adiva
113 Fitnah Yang Gagal
114 Amel Kesal Dengan Alzam dan Adiva
115 Pengen Rumah Baru Juga
116 Rumah Baru Yang Begitu Memukau
117 Amel Iri Melihat Rumah Adiva
118 Tuduhan Amel
119 Rumah Baru Amel
120 Tuan Rumah Stress
121 Adiva hamil
122 Adiva Menjenguk Mama Mertua Jahat
123 Baby Blues
124 Ayah Kandung Anak Amel Datang
125 Menantang Amel Tes DNA
126 Kecurigaan Alzam
127 Tetangga Baru
128 Rasa Cemburu Adivaa
129 Sosok Pak Nick Yang Mengerikan
130 Mama Mertua Ingin Bundir Dipenjara
131 Permintaan Konyol Mama Mertua
132 Mama Mertua Jahat Ingin Berubah?
133 Istri Orang Menginap?
134 Kekejaman Suami Jenna
135 KDRT
136 Malas Menjenguk Mama Mertua Jahat
137 Cemburu Oh Cemburu
138 Melabrak Suami Tetangga Yang Kejam
139 Diam-Diam Tes DNA
140 Perubahan Penampilan Adiva
141 Daffa Tahu Masa Lalu Amel
142 Hukuman Dari Daffa Untuk Amel
143 Berdebat Dengan Mantan Pacar Jahat
144 Berusaha Meraih Simpati Suami Lagi
145 Adiva dan Jenna Hampir Menabrak Amel
146 Amel Ingin Menyaingi Bisnis Adiva
147 Launching Mel's Beauty
148 Adiva Mau Melahirkan
149 Pak Nick Ingin Membunuh Adiva
150 Perjuangan Adiva Melahirkan Anaknya
151 Pak Nick Tertangkap
152 Orang Suruhan Pak Nick
153 Memberi Nama
154 Perkenalan Mama Linda dan Pak Nick
155 Kabur Dari Penjara
156 Bersembunyi Di Sebuah Tempat
157 Rencana Licik Mama Linda
158 Diserang Pencuri
159 Memburu Mama Linda
160 Usaha Kabur Dari Kejaran Polisi
161 Mama Mertua Yang Masih Berkeliaran
162 Mata Terluka Akibat Mama Mertua
163 Mama Linda Menyerang
164 Amel Diculik Mama Linda
165 Amel Tersiksa
166 Peristiwa Tragis Kematian Amel
167 Kekacauan Saat Pemakaman Amel
168 Mengamankan Diri Di Tempat Terpencil
169 Ternyata Mama Mertua Jahat Ikut
170 Menyusul Seorang Gadis Kedalam Hutan
171 Misteri Hilangnya Stok Makanan
172 Rencana Menghabisi Penghuni Kabin
173 Diserang Mama Linda
174 Nasib Malang Tiga Petugas Keamanan
175 Mama Linda Tertangkap!
176 Ada Pengkhianat!
177 Kebiadaban Penjahat
178 Semakin Menegangkan
179 Menang!
180 Alzam Menyalahkan Dirinya Sendiri
181 Tegang Saat Menyatakan Cinta
182 Kebaikan Hati Alzam dan Adiva
183 Hukuman Mati Untuk Mama Linda
184 Mama Linda Kabur Lagi
185 Ketakutan Alzam Yang Berlebihan
186 Penyesalan Mama Linda
187 Kebaikan Hati Nak Rey
188 Diam-Diam Pergi Dari Rumah
189 Membujuk Mas Alzam
190 Adiva Menghilang
191 Kembali Menerima Ibu
192 Daffa Sulit Untuk Menerima Ibunya Kembali
193 Ending
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Malam Tragedi Pembantaian
2
Duka Yang Mendalam
3
Pikiran Kacau
4
Rencana Perjodohan
5
Bertemu Calon Istri
6
Sebuah Tes Penentuan
7
Kemarahan Sang CEO
8
Menolak Perjodohan
9
Dilamar CEO Perfect
10
Menerima Lamaran CEO
11
Fitting Gaun Pengantin
12
Ketegangan Calon Istri
13
Kemarahan Calon Mertua
14
Lamaran Dari Laki-laki Lain
15
Perdebatan manja
16
Jelang Momen Sakral
17
Wanita Ular Mendatangi Pernikahan
18
Bersiap Menghadapi Mertua
19
Mama Mertua Marah
20
Malam Pertama?
21
Membalas Geng Sombong
22
Perkelahian Di Kampus
23
Pingsan karena ulah mertua
24
Kemarahan Suami
25
Makan Malam Bareng Mertua
26
Perang kecil menantu dan mertua
27
Karena istriku
28
Siksaan mama mertua
29
Belajar masak
30
Mama Mertua dan Suami marah besar
31
Getaran Cinta Mulai Datang
32
Rencana apalagi wahai mama mertua
33
Si Tomboy Jadi Putri Kerajaan
34
Pusat Perhatian Malah Mereka
35
Rasa Itu Menjadi Nyata
36
Drama Dua Wanita Ular
37
Pergi dari rumah?
38
Diary itu?
39
Liciknya Mama Mertua
40
Suami Idaman Banget Sih
41
Malam Pertama
42
Menampar Mama Jahat
43
Tantangan Pertandingan Merias Wajah?
44
Melawan Cewek Pembully Sombong
45
Persaingan Yang Sengit
46
Kekalahan Yang Mengejutkan
47
Hari Kebahagiaan Adiva
48
Mama Mertua Kembali Beraksi
49
Niat Mempermalukan Malah Dipermalukan
50
Hukuman Untuk Menantu Malang
51
Cinta Yang Semakin Nyata
52
Liburan Yang Hangat
53
Kemesraan Sepasang Kekasih
54
Rencana Tergelap
55
Hampir Mati Tenggelam
56
Marah Karena?
57
Hari Pernikahan Wanita Ular
58
Malam Pertama, Lagi
59
Si Menantu Pemalas
60
Digunjing Mertua
61
Mencari Diary Itu
62
Keberanian Menantu Tomboy
63
Mama Mertua Yang Tak Peduli
64
Mantan Pacar Wanita Ular
65
Menantu Licik Kepanasan
66
Kakak Beradik Kembali Akur
67
Hamil Diluar Nikah?
68
Dia Ingin Membunuhnya
69
Perdamaian Kedua Geng
70
Dikerjain Dua Wanita Ular
71
Bukan Menantu Menye-Menye
72
Rahasia Manis Menantu Pemberani
73
Bunuh diri?
74
Ketika Mama Mertua Mati Kutu
75
Perdebatan Mertua dan Menantu
76
Kabur Dari Laki-Laki Jahat
77
Dipermalukan Ibu-Ibu Galak
78
Pertikaian Dengan Mertua Lagi
79
Rencana Aborsi
80
Kesedihan Wanita Licik
81
Suami Bersikap Dingin
82
Kekocakan Suami Istri Goals
83
Rasa Perhatian Dibalas Dengan Kebencian
84
Perjuangan Tersembunyi
85
Ternyata Salon Ini Milik Menantu Miskin Itu
86
CEO tampan itu cemburu
87
CEO tampan yang membuat hatinya tersentuh
88
Bodyguard Untuk Istri Tercinta
89
Sekretaris Genit
90
Perasaan Tidak Enak
91
Teriakan Mengerikan
92
Diserang Psikopat Bayaran
93
Berusaha Selamat Dari Serangan Psikopat
94
Kegagalan Rencana Mama Mertua Jahat
95
Adiva Mau Bunuh Diri?
96
Rencana Penyelidikan Kematian
97
Perhatian Seorang Suami
98
Penjagaan Yang Berlebihan
99
Rencana Baru Pembunuh Bayaran Mama Mertua
100
Berhasil Melawan Pembunuh Suruhan
101
CEO Tampan Yang Tertuduh
102
Terbongkar Sudah Kejahatan Mama Mertua
103
Dipenjara Atau Tidak?
104
Memperkeruh Suasana
105
Diary Itu Ketemu
106
Situasi Yang Sulit
107
Polisi Yang Siap Menjemput Mama Mertua
108
Adiva Dipukul Oleh Daffa
109
Napi-Napi Kasar
110
Tahanan Yang Menyebalkan
111
Penderitaan Mama Mertua Di Penjara
112
Sekretaris Genit Berniat Mencelakai Adiva
113
Fitnah Yang Gagal
114
Amel Kesal Dengan Alzam dan Adiva
115
Pengen Rumah Baru Juga
116
Rumah Baru Yang Begitu Memukau
117
Amel Iri Melihat Rumah Adiva
118
Tuduhan Amel
119
Rumah Baru Amel
120
Tuan Rumah Stress
121
Adiva hamil
122
Adiva Menjenguk Mama Mertua Jahat
123
Baby Blues
124
Ayah Kandung Anak Amel Datang
125
Menantang Amel Tes DNA
126
Kecurigaan Alzam
127
Tetangga Baru
128
Rasa Cemburu Adivaa
129
Sosok Pak Nick Yang Mengerikan
130
Mama Mertua Ingin Bundir Dipenjara
131
Permintaan Konyol Mama Mertua
132
Mama Mertua Jahat Ingin Berubah?
133
Istri Orang Menginap?
134
Kekejaman Suami Jenna
135
KDRT
136
Malas Menjenguk Mama Mertua Jahat
137
Cemburu Oh Cemburu
138
Melabrak Suami Tetangga Yang Kejam
139
Diam-Diam Tes DNA
140
Perubahan Penampilan Adiva
141
Daffa Tahu Masa Lalu Amel
142
Hukuman Dari Daffa Untuk Amel
143
Berdebat Dengan Mantan Pacar Jahat
144
Berusaha Meraih Simpati Suami Lagi
145
Adiva dan Jenna Hampir Menabrak Amel
146
Amel Ingin Menyaingi Bisnis Adiva
147
Launching Mel's Beauty
148
Adiva Mau Melahirkan
149
Pak Nick Ingin Membunuh Adiva
150
Perjuangan Adiva Melahirkan Anaknya
151
Pak Nick Tertangkap
152
Orang Suruhan Pak Nick
153
Memberi Nama
154
Perkenalan Mama Linda dan Pak Nick
155
Kabur Dari Penjara
156
Bersembunyi Di Sebuah Tempat
157
Rencana Licik Mama Linda
158
Diserang Pencuri
159
Memburu Mama Linda
160
Usaha Kabur Dari Kejaran Polisi
161
Mama Mertua Yang Masih Berkeliaran
162
Mata Terluka Akibat Mama Mertua
163
Mama Linda Menyerang
164
Amel Diculik Mama Linda
165
Amel Tersiksa
166
Peristiwa Tragis Kematian Amel
167
Kekacauan Saat Pemakaman Amel
168
Mengamankan Diri Di Tempat Terpencil
169
Ternyata Mama Mertua Jahat Ikut
170
Menyusul Seorang Gadis Kedalam Hutan
171
Misteri Hilangnya Stok Makanan
172
Rencana Menghabisi Penghuni Kabin
173
Diserang Mama Linda
174
Nasib Malang Tiga Petugas Keamanan
175
Mama Linda Tertangkap!
176
Ada Pengkhianat!
177
Kebiadaban Penjahat
178
Semakin Menegangkan
179
Menang!
180
Alzam Menyalahkan Dirinya Sendiri
181
Tegang Saat Menyatakan Cinta
182
Kebaikan Hati Alzam dan Adiva
183
Hukuman Mati Untuk Mama Linda
184
Mama Linda Kabur Lagi
185
Ketakutan Alzam Yang Berlebihan
186
Penyesalan Mama Linda
187
Kebaikan Hati Nak Rey
188
Diam-Diam Pergi Dari Rumah
189
Membujuk Mas Alzam
190
Adiva Menghilang
191
Kembali Menerima Ibu
192
Daffa Sulit Untuk Menerima Ibunya Kembali
193
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!