Kemarahan Sang CEO

Alzam menyuruh Amel untuk menunggu disini sementara. Alzam mau membeli banyak roti yang lezat dulu. Didekat sini ada tempat toko roti premium yang enak.

"Tapi aku nggak mau kamu tinggalin aku disini mas? Aku takut sama mereka!" rengek Amel sembari memegang lengan kekar Alzam.

"Loh, ngapain kamu takut sama anak kecil? Aku cuma sebentar kok. Aku mau beli makanan untuk mereka semua. Kasihan mereka, pasti mereka belum pada makan. Sementara kamu tunggu mereka disini ya? Kalau perlu kamu harus sapa mereka, hibur mereka, kasihani mereka." titah Alzam kepada Amel.

Alzam menaikan salah satu alisnya, Alzam ingin Amel menuruti perintahnya dan terpaksa, demi mendapatkan hati Alzam maka Amel pun mau menuruti titah Alzam untuk menunggu disini. Meski dirinya sendiri merasa super malas.

"Baiklah mas, tapi kamu jangan lama-lama ya?"

Alzam mengangguk kemudian kembali lagi ke dalam mobilnya. Alzam meninggalkan Amel bersama anak-anak jalanan untuk sementara waktu.

Dua anak jalanan perempuan terlihat sangat dekil dan miris berjalan menghampiri Amel. Amel merasa risih ketika di dekatnya ada dua anak yang berpakaian kotor dengan bau tidak sedap. Amel menatap jijik kepada mereka berdua.

"Jangan dekat-dekat dong! Kalian bau banget deh. Pasti kalian nggak pernah mandi ya?" tanya Amel sembari menutup hidungnya.

"Kita habis bekerja mencari sampah kak, makannya badan kita jadi bau." jawab salah satu dari anak yang menghampiri Amel.

"Hah,sampah?" tanya Amel.

"Iya kak, kakak cantik sekali, kami pengin cantik kaya kakak." harap anak jalanan yang satu lagi.

"Kalian jangan ngimpi ya! Jangan dekat-dekat dong, hush! Minggir sana!" pekik Amel seraya berjalan mundur namun dirinya sendiri malah terpeleset bebatuan, sehingga Amel jatuh ke debu yang kotor.

"Aaaaa, aku jadi kotor dan penuh kuman! ini semua gara-gara kalian!" bentak Amel marah.

Dua anak jalanan itu menjadi sedih kala Amel tidak menghargai keberadaan mereka.

"Dasar kakak sombong!" teriak anak jalanan yang lain.

"Diam kamu! Kalian mau saya lempar pakai sepatu mahal saya hah! Dasar anak-anak gembel menjijikkan!" marah Amel lagi.

***

Alzam membeli banyak roti di toko roti terdekat, yang menjual roti dengan kualitas yang bagus dan tentu saja teksturnya empuk dan lezat. Alzam akan membagikan roti-roti itu untuk anak jalanan yang kelaparan. Biar bagaimanapun mereka, biar tubuh mereka dipenuhi dengan kuman, mereka adalah anak-anak yang pastinya harus mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Alzam lah salah satu dari orang-orang yang mau memberi perhatian kepada mereka.

Alzam juga akan membagikan uang untuk bekal mereka selama seminggu kedepan. Dulu semasa Zahra masih hidup, Alzam selalu datang ke tempat itu setiap minggunya bersama dengan Zahra. Mereka selalu kompak berdua bersama berbagi rezeki kepada anak-anak jalanan itu. Kegembiraan mereka bukan cuma dengan foya-foya saja, tapi berbagi pula kepada sesama manusia.

"Zahra, sungguh aku sangat merindukanmu. Aku merindukan kala kita pergi berdua untuk berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yang kurang beruntung itu. Sayang, engkau jauh disana tapi disini aku, akan selalu berhubungan denganmu lewat doa yang selalu aku panjatkan kepada Tuhan. Semoga kamu bahagia disana sayang." harap Alzam didalam mobil setelah membeli banyak roti.

Alzam kembali menyetir mobil menuju tempat Amel dan anak-anak jalanan. Di tempat itu Amel masih marah-marah kepada anak jalanan disana, kemarahan Amel membuat mereka menjadi gemetar dan ketakutan. Bahkan ada yang menangis karena saking takutnya.

"Kalian itu cuma sampah yang nggak berguna tahu nggak! Masa depan kalian suram, sesuram malam! Kalau mau, aku lebih baik menjual kalian ke mafia penjualan organ dalam! Daripada kalian hidup cuma jadi pemandangan yang bikin sepet mata aja! Lebih baik kalian dijual saja!" lantang Amel. Sifat aslinya keluar tatkala Alzam sedang pergi membeli roti.

Mobil Alzam mulai melintas memasuki tempat itu, sebuah kebun gersang yang amat luas di pinggir jembatan. Tempat berkumpulnya anak-anak jalanan yang malang. Alzam sangat geram melihat Amel sedang memarahi-marahi anak-anak jalanan itu, hingga membuat mereka sampai ketakutan?

"Amel!" pekik Alzam seraya membuka pintu mobil dengan cepat.

Amel menoleh ke belakang, jadi sangat terkejut karena ternyata Alzam sudah kembali. Amel khawatir Alzam melihat kejadian yang barusan, dikala dirinya marah-marah kepada anak kecil.

"Mas Alzam? Kamu sejak kapan ada disini?" tanya Amel dengan wajah gugup.

"Jadi gini ya sifat asli kamu kalau berada di belakang aku? Kamu memarahi anak kecil yang nggak tahu apa-apa! Lantas bagaimana kamu akan jadi ibu yang baik buat anak-anak kita nanti kalau kita menikah? Aku nggak mau ya punya istri yang hanya akan menjadi contoh buruk buat anak nanti!"

"Nggak seperti yang kamu kira mas! Kamu itu cuma salah paham, aku begini karena tadi mereka nakal sama aku. Jadi ya wajar dong kalau aku memarahi mereka!"

"Nggak! Mereka bukan anak-anak yang nakal apalagi nakal sama wanita dewasa seperti kamu! Aku sudah mengenal watak mereka dari dulu. Mereka pasti segan buat melakukan kenakalan dan kamu jangan berani-beraninya mengarang cerita di depan aku ya! Kamu tahu aku ini siapa! Aku ini seorang CEO bertangan dingin! Dalam sekejap aku bisa saja menghancurkan karir perusahaan ayah kamu!" gertak Alzam yang membuat Amel langsung menunduk gemetar. Ketika tadi bertaring seperti serigala betina, sekarang Amel lesu nan pucat seperti orang penyakitan.

Alzam kemudian berjalan menghampiri anak-anak jalanan yang sedang ketakutan itu. Alzam bersimpuh dengan satu kaki di depan mereka, menyuruh mereka semua untuk memeluk dirinya.

Dekapan nyaman mereka dapatkan dari seorang laki-laki kaya yang baik dan perhatian. Sementara Amel sedang melihati sinis sembari nyinyir didalam hatinya.

"What? Mas Alzam kok mau-maunya pelukan sama kuman-kuman raksasa?"

Selepas memeluk hangat anak-anak yang kurang mendapat perhatian dari figur orang dewasa, Alzam membagi-bagikan roti lezat yang sudah ia beli untuk mereka semua. Mereka mengambil jatah mereka masing-masing lalu memakan makanan yang diberikan Alzam dengan lahap, Alzam sangat senang, salah satu kebahagiaan dalam hidupnya adalah ketika dirinya berhasil menjadi orang yang berguna untuk orang lain. Alzam menunggu mereka semua makan sampai habis lalu baru memberikan uang dan pergi dari tempat ini.

Amel di jarak yang cukup jauh tampak sedang badmood, cemberut bete, duduk sendiri diatas sebuah batu. Amel merasa boring dan ingin cepat-cepat pergi dari sini.

"Kenapa sih mas Alzam ngajak aku ke tempat ini? Mana barusan marah-marahin aku pula, baru kali ini ada cowok yang berani memarahi cewek secantik dan se seksi aku? Biasanya aku selalu jadi pujaan laki-laki, jadi rebutan yang mahal dan berkelas. " gerutu Amel memanyunkan bibirnya.

Alzam melihat Amel dari kejauhan dengan sinis, Alzam tidak menyukai perempuan seperti Amel karena Amel sangat jauh dari tipe wanita yang bisa ia jadikan sebagai seorang istri. Lagipula, Alzam belum ada rencana untuk menikah lagi, belum kepikiran untuk melakukan pernikahan lagi, Alzam belum bisa melupakan Zahra begitu saja.

Sepulangnya nanti Alzam akan langsung mengatakan kepada pak Wijaya dan bu Ratih bahwa dirinya menolak perjodohan dengan Amel sombong.

"Wanita yang tidak baik seperti kamu Amel, yang hanya memandang harta sebagai tujuan dalam pernikahan sakral, yang sombong dan tidak menghargai keberadaan manusia-manusia miskin dan lemah. Sama sekali bukan tipe wanita yang aku dambakan, jauh banget dari Zahra almarhumah istriku, mungkin kamu memang jauh lebih cantik dari Zahra, tapi Zahra jauh lebih baik daripada kamu." ucap Alzam di dalam hatinya terus menatap tajam kearah Amel.

Episodes
1 Malam Tragedi Pembantaian
2 Duka Yang Mendalam
3 Pikiran Kacau
4 Rencana Perjodohan
5 Bertemu Calon Istri
6 Sebuah Tes Penentuan
7 Kemarahan Sang CEO
8 Menolak Perjodohan
9 Dilamar CEO Perfect
10 Menerima Lamaran CEO
11 Fitting Gaun Pengantin
12 Ketegangan Calon Istri
13 Kemarahan Calon Mertua
14 Lamaran Dari Laki-laki Lain
15 Perdebatan manja
16 Jelang Momen Sakral
17 Wanita Ular Mendatangi Pernikahan
18 Bersiap Menghadapi Mertua
19 Mama Mertua Marah
20 Malam Pertama?
21 Membalas Geng Sombong
22 Perkelahian Di Kampus
23 Pingsan karena ulah mertua
24 Kemarahan Suami
25 Makan Malam Bareng Mertua
26 Perang kecil menantu dan mertua
27 Karena istriku
28 Siksaan mama mertua
29 Belajar masak
30 Mama Mertua dan Suami marah besar
31 Getaran Cinta Mulai Datang
32 Rencana apalagi wahai mama mertua
33 Si Tomboy Jadi Putri Kerajaan
34 Pusat Perhatian Malah Mereka
35 Rasa Itu Menjadi Nyata
36 Drama Dua Wanita Ular
37 Pergi dari rumah?
38 Diary itu?
39 Liciknya Mama Mertua
40 Suami Idaman Banget Sih
41 Malam Pertama
42 Menampar Mama Jahat
43 Tantangan Pertandingan Merias Wajah?
44 Melawan Cewek Pembully Sombong
45 Persaingan Yang Sengit
46 Kekalahan Yang Mengejutkan
47 Hari Kebahagiaan Adiva
48 Mama Mertua Kembali Beraksi
49 Niat Mempermalukan Malah Dipermalukan
50 Hukuman Untuk Menantu Malang
51 Cinta Yang Semakin Nyata
52 Liburan Yang Hangat
53 Kemesraan Sepasang Kekasih
54 Rencana Tergelap
55 Hampir Mati Tenggelam
56 Marah Karena?
57 Hari Pernikahan Wanita Ular
58 Malam Pertama, Lagi
59 Si Menantu Pemalas
60 Digunjing Mertua
61 Mencari Diary Itu
62 Keberanian Menantu Tomboy
63 Mama Mertua Yang Tak Peduli
64 Mantan Pacar Wanita Ular
65 Menantu Licik Kepanasan
66 Kakak Beradik Kembali Akur
67 Hamil Diluar Nikah?
68 Dia Ingin Membunuhnya
69 Perdamaian Kedua Geng
70 Dikerjain Dua Wanita Ular
71 Bukan Menantu Menye-Menye
72 Rahasia Manis Menantu Pemberani
73 Bunuh diri?
74 Ketika Mama Mertua Mati Kutu
75 Perdebatan Mertua dan Menantu
76 Kabur Dari Laki-Laki Jahat
77 Dipermalukan Ibu-Ibu Galak
78 Pertikaian Dengan Mertua Lagi
79 Rencana Aborsi
80 Kesedihan Wanita Licik
81 Suami Bersikap Dingin
82 Kekocakan Suami Istri Goals
83 Rasa Perhatian Dibalas Dengan Kebencian
84 Perjuangan Tersembunyi
85 Ternyata Salon Ini Milik Menantu Miskin Itu
86 CEO tampan itu cemburu
87 CEO tampan yang membuat hatinya tersentuh
88 Bodyguard Untuk Istri Tercinta
89 Sekretaris Genit
90 Perasaan Tidak Enak
91 Teriakan Mengerikan
92 Diserang Psikopat Bayaran
93 Berusaha Selamat Dari Serangan Psikopat
94 Kegagalan Rencana Mama Mertua Jahat
95 Adiva Mau Bunuh Diri?
96 Rencana Penyelidikan Kematian
97 Perhatian Seorang Suami
98 Penjagaan Yang Berlebihan
99 Rencana Baru Pembunuh Bayaran Mama Mertua
100 Berhasil Melawan Pembunuh Suruhan
101 CEO Tampan Yang Tertuduh
102 Terbongkar Sudah Kejahatan Mama Mertua
103 Dipenjara Atau Tidak?
104 Memperkeruh Suasana
105 Diary Itu Ketemu
106 Situasi Yang Sulit
107 Polisi Yang Siap Menjemput Mama Mertua
108 Adiva Dipukul Oleh Daffa
109 Napi-Napi Kasar
110 Tahanan Yang Menyebalkan
111 Penderitaan Mama Mertua Di Penjara
112 Sekretaris Genit Berniat Mencelakai Adiva
113 Fitnah Yang Gagal
114 Amel Kesal Dengan Alzam dan Adiva
115 Pengen Rumah Baru Juga
116 Rumah Baru Yang Begitu Memukau
117 Amel Iri Melihat Rumah Adiva
118 Tuduhan Amel
119 Rumah Baru Amel
120 Tuan Rumah Stress
121 Adiva hamil
122 Adiva Menjenguk Mama Mertua Jahat
123 Baby Blues
124 Ayah Kandung Anak Amel Datang
125 Menantang Amel Tes DNA
126 Kecurigaan Alzam
127 Tetangga Baru
128 Rasa Cemburu Adivaa
129 Sosok Pak Nick Yang Mengerikan
130 Mama Mertua Ingin Bundir Dipenjara
131 Permintaan Konyol Mama Mertua
132 Mama Mertua Jahat Ingin Berubah?
133 Istri Orang Menginap?
134 Kekejaman Suami Jenna
135 KDRT
136 Malas Menjenguk Mama Mertua Jahat
137 Cemburu Oh Cemburu
138 Melabrak Suami Tetangga Yang Kejam
139 Diam-Diam Tes DNA
140 Perubahan Penampilan Adiva
141 Daffa Tahu Masa Lalu Amel
142 Hukuman Dari Daffa Untuk Amel
143 Berdebat Dengan Mantan Pacar Jahat
144 Berusaha Meraih Simpati Suami Lagi
145 Adiva dan Jenna Hampir Menabrak Amel
146 Amel Ingin Menyaingi Bisnis Adiva
147 Launching Mel's Beauty
148 Adiva Mau Melahirkan
149 Pak Nick Ingin Membunuh Adiva
150 Perjuangan Adiva Melahirkan Anaknya
151 Pak Nick Tertangkap
152 Orang Suruhan Pak Nick
153 Memberi Nama
154 Perkenalan Mama Linda dan Pak Nick
155 Kabur Dari Penjara
156 Bersembunyi Di Sebuah Tempat
157 Rencana Licik Mama Linda
158 Diserang Pencuri
159 Memburu Mama Linda
160 Usaha Kabur Dari Kejaran Polisi
161 Mama Mertua Yang Masih Berkeliaran
162 Mata Terluka Akibat Mama Mertua
163 Mama Linda Menyerang
164 Amel Diculik Mama Linda
165 Amel Tersiksa
166 Peristiwa Tragis Kematian Amel
167 Kekacauan Saat Pemakaman Amel
168 Mengamankan Diri Di Tempat Terpencil
169 Ternyata Mama Mertua Jahat Ikut
170 Menyusul Seorang Gadis Kedalam Hutan
171 Misteri Hilangnya Stok Makanan
172 Rencana Menghabisi Penghuni Kabin
173 Diserang Mama Linda
174 Nasib Malang Tiga Petugas Keamanan
175 Mama Linda Tertangkap!
176 Ada Pengkhianat!
177 Kebiadaban Penjahat
178 Semakin Menegangkan
179 Menang!
180 Alzam Menyalahkan Dirinya Sendiri
181 Tegang Saat Menyatakan Cinta
182 Kebaikan Hati Alzam dan Adiva
183 Hukuman Mati Untuk Mama Linda
184 Mama Linda Kabur Lagi
185 Ketakutan Alzam Yang Berlebihan
186 Penyesalan Mama Linda
187 Kebaikan Hati Nak Rey
188 Diam-Diam Pergi Dari Rumah
189 Membujuk Mas Alzam
190 Adiva Menghilang
191 Kembali Menerima Ibu
192 Daffa Sulit Untuk Menerima Ibunya Kembali
193 Ending
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Malam Tragedi Pembantaian
2
Duka Yang Mendalam
3
Pikiran Kacau
4
Rencana Perjodohan
5
Bertemu Calon Istri
6
Sebuah Tes Penentuan
7
Kemarahan Sang CEO
8
Menolak Perjodohan
9
Dilamar CEO Perfect
10
Menerima Lamaran CEO
11
Fitting Gaun Pengantin
12
Ketegangan Calon Istri
13
Kemarahan Calon Mertua
14
Lamaran Dari Laki-laki Lain
15
Perdebatan manja
16
Jelang Momen Sakral
17
Wanita Ular Mendatangi Pernikahan
18
Bersiap Menghadapi Mertua
19
Mama Mertua Marah
20
Malam Pertama?
21
Membalas Geng Sombong
22
Perkelahian Di Kampus
23
Pingsan karena ulah mertua
24
Kemarahan Suami
25
Makan Malam Bareng Mertua
26
Perang kecil menantu dan mertua
27
Karena istriku
28
Siksaan mama mertua
29
Belajar masak
30
Mama Mertua dan Suami marah besar
31
Getaran Cinta Mulai Datang
32
Rencana apalagi wahai mama mertua
33
Si Tomboy Jadi Putri Kerajaan
34
Pusat Perhatian Malah Mereka
35
Rasa Itu Menjadi Nyata
36
Drama Dua Wanita Ular
37
Pergi dari rumah?
38
Diary itu?
39
Liciknya Mama Mertua
40
Suami Idaman Banget Sih
41
Malam Pertama
42
Menampar Mama Jahat
43
Tantangan Pertandingan Merias Wajah?
44
Melawan Cewek Pembully Sombong
45
Persaingan Yang Sengit
46
Kekalahan Yang Mengejutkan
47
Hari Kebahagiaan Adiva
48
Mama Mertua Kembali Beraksi
49
Niat Mempermalukan Malah Dipermalukan
50
Hukuman Untuk Menantu Malang
51
Cinta Yang Semakin Nyata
52
Liburan Yang Hangat
53
Kemesraan Sepasang Kekasih
54
Rencana Tergelap
55
Hampir Mati Tenggelam
56
Marah Karena?
57
Hari Pernikahan Wanita Ular
58
Malam Pertama, Lagi
59
Si Menantu Pemalas
60
Digunjing Mertua
61
Mencari Diary Itu
62
Keberanian Menantu Tomboy
63
Mama Mertua Yang Tak Peduli
64
Mantan Pacar Wanita Ular
65
Menantu Licik Kepanasan
66
Kakak Beradik Kembali Akur
67
Hamil Diluar Nikah?
68
Dia Ingin Membunuhnya
69
Perdamaian Kedua Geng
70
Dikerjain Dua Wanita Ular
71
Bukan Menantu Menye-Menye
72
Rahasia Manis Menantu Pemberani
73
Bunuh diri?
74
Ketika Mama Mertua Mati Kutu
75
Perdebatan Mertua dan Menantu
76
Kabur Dari Laki-Laki Jahat
77
Dipermalukan Ibu-Ibu Galak
78
Pertikaian Dengan Mertua Lagi
79
Rencana Aborsi
80
Kesedihan Wanita Licik
81
Suami Bersikap Dingin
82
Kekocakan Suami Istri Goals
83
Rasa Perhatian Dibalas Dengan Kebencian
84
Perjuangan Tersembunyi
85
Ternyata Salon Ini Milik Menantu Miskin Itu
86
CEO tampan itu cemburu
87
CEO tampan yang membuat hatinya tersentuh
88
Bodyguard Untuk Istri Tercinta
89
Sekretaris Genit
90
Perasaan Tidak Enak
91
Teriakan Mengerikan
92
Diserang Psikopat Bayaran
93
Berusaha Selamat Dari Serangan Psikopat
94
Kegagalan Rencana Mama Mertua Jahat
95
Adiva Mau Bunuh Diri?
96
Rencana Penyelidikan Kematian
97
Perhatian Seorang Suami
98
Penjagaan Yang Berlebihan
99
Rencana Baru Pembunuh Bayaran Mama Mertua
100
Berhasil Melawan Pembunuh Suruhan
101
CEO Tampan Yang Tertuduh
102
Terbongkar Sudah Kejahatan Mama Mertua
103
Dipenjara Atau Tidak?
104
Memperkeruh Suasana
105
Diary Itu Ketemu
106
Situasi Yang Sulit
107
Polisi Yang Siap Menjemput Mama Mertua
108
Adiva Dipukul Oleh Daffa
109
Napi-Napi Kasar
110
Tahanan Yang Menyebalkan
111
Penderitaan Mama Mertua Di Penjara
112
Sekretaris Genit Berniat Mencelakai Adiva
113
Fitnah Yang Gagal
114
Amel Kesal Dengan Alzam dan Adiva
115
Pengen Rumah Baru Juga
116
Rumah Baru Yang Begitu Memukau
117
Amel Iri Melihat Rumah Adiva
118
Tuduhan Amel
119
Rumah Baru Amel
120
Tuan Rumah Stress
121
Adiva hamil
122
Adiva Menjenguk Mama Mertua Jahat
123
Baby Blues
124
Ayah Kandung Anak Amel Datang
125
Menantang Amel Tes DNA
126
Kecurigaan Alzam
127
Tetangga Baru
128
Rasa Cemburu Adivaa
129
Sosok Pak Nick Yang Mengerikan
130
Mama Mertua Ingin Bundir Dipenjara
131
Permintaan Konyol Mama Mertua
132
Mama Mertua Jahat Ingin Berubah?
133
Istri Orang Menginap?
134
Kekejaman Suami Jenna
135
KDRT
136
Malas Menjenguk Mama Mertua Jahat
137
Cemburu Oh Cemburu
138
Melabrak Suami Tetangga Yang Kejam
139
Diam-Diam Tes DNA
140
Perubahan Penampilan Adiva
141
Daffa Tahu Masa Lalu Amel
142
Hukuman Dari Daffa Untuk Amel
143
Berdebat Dengan Mantan Pacar Jahat
144
Berusaha Meraih Simpati Suami Lagi
145
Adiva dan Jenna Hampir Menabrak Amel
146
Amel Ingin Menyaingi Bisnis Adiva
147
Launching Mel's Beauty
148
Adiva Mau Melahirkan
149
Pak Nick Ingin Membunuh Adiva
150
Perjuangan Adiva Melahirkan Anaknya
151
Pak Nick Tertangkap
152
Orang Suruhan Pak Nick
153
Memberi Nama
154
Perkenalan Mama Linda dan Pak Nick
155
Kabur Dari Penjara
156
Bersembunyi Di Sebuah Tempat
157
Rencana Licik Mama Linda
158
Diserang Pencuri
159
Memburu Mama Linda
160
Usaha Kabur Dari Kejaran Polisi
161
Mama Mertua Yang Masih Berkeliaran
162
Mata Terluka Akibat Mama Mertua
163
Mama Linda Menyerang
164
Amel Diculik Mama Linda
165
Amel Tersiksa
166
Peristiwa Tragis Kematian Amel
167
Kekacauan Saat Pemakaman Amel
168
Mengamankan Diri Di Tempat Terpencil
169
Ternyata Mama Mertua Jahat Ikut
170
Menyusul Seorang Gadis Kedalam Hutan
171
Misteri Hilangnya Stok Makanan
172
Rencana Menghabisi Penghuni Kabin
173
Diserang Mama Linda
174
Nasib Malang Tiga Petugas Keamanan
175
Mama Linda Tertangkap!
176
Ada Pengkhianat!
177
Kebiadaban Penjahat
178
Semakin Menegangkan
179
Menang!
180
Alzam Menyalahkan Dirinya Sendiri
181
Tegang Saat Menyatakan Cinta
182
Kebaikan Hati Alzam dan Adiva
183
Hukuman Mati Untuk Mama Linda
184
Mama Linda Kabur Lagi
185
Ketakutan Alzam Yang Berlebihan
186
Penyesalan Mama Linda
187
Kebaikan Hati Nak Rey
188
Diam-Diam Pergi Dari Rumah
189
Membujuk Mas Alzam
190
Adiva Menghilang
191
Kembali Menerima Ibu
192
Daffa Sulit Untuk Menerima Ibunya Kembali
193
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!