Fitting Gaun Pengantin

"Oke, saya janji akan membela dan melindungimu, di manapun kamu kalau ada yang mengganggu kamu, pasti kamu akan saya bela. Lagian siapa sih yang akan gangguin kamu? Yang ada mungkin kamu kali yang akan menjadi pengganggu nanti dalam rumah mama saya. Kamu pasti akan usil ke semua pembantu-pembantu mama saya dirumah. Kamu kan cewek barbar, hehehe"

"Hadeh, udah tahu barbar diajak nikah segala! Yaudah, gajadi nikah ka!"

Adiva ngambek dong juga berkacak pinggang. Alzam jadi merasa ceroboh dan bersalah karena sudah ngomong gitu didepan Adiva, padahal sebenarnya itu cuma candaan. Alzam harus merayu Adiva nih supaya nggak ngambek lagi. Alzam memejamkan mata penyesalan sejenak kemudian menyiapkan, Alzam akan mengeluarkan kata-kata yang manis untuk Adiva, siapa tahu Adiva jadi luluh kembali.

"Adivaku yang cantik? Maafin kakanda ya? Kakanda janji nggak akan nyinyirin Adiva lagi? Kamu adalah salah satu perempuan tercantik di dunia, yang pernah kakanda lihat loh. Siapapun pria yang menjadi suami kamu, dia adalah pria yang beruntung, termasuk juga kakanda." ucap Alzam berusaha merayu Adiva, namun aslinya Alzam sangat tidak ikhlas bilang begitu untuk Adiva.

"Sumpah lebay banget! Kakanda, kakanda, cuih." batin Adiva jijik.

Adiva terus berkacak pinggang sambil melirik sinis ke samping, ia yakin Alzam cuma pura-pura merayunya.

"Berhenti merayu gue! Apa yang kamu bilang itu hoax banget! Mana ada gue cantik, yang ada gue itu bertampang pas-pasan, jorok, dan juga bar bar. Tapi kalau soal kesetian, kakak ga usah meragukan gue deh, hehehe."

"Yaudah buruan kita fitting gaun pengantin! Nggak usah banyak ngoceh ya! Awas kalau nanti kamu berbuat ulah di tempat kamu akan fitting gaun, butik yang akan kita datangi nanti adalah butik nomor satu di Indonesia. Paling bergengsi!"

Adiva melotot kesal karena Alzam terus memarahi dan mengancamnya.

"Iya kakak bawel!" sahut Adiva kesal.

Alzam mengajak Adiva masuk kedalam mobilnya, akan segera pergi melaju menuju butik yang akan didatangi oleh Alzam. Sepanjang perjalanan menuju butik mereka berdua tampak terlihat canggung. Tidak ada obrolan sama sekali.

Adiva juga sedang memegang buket bunga dan coklat yang diberikan Alzam. Baru kali ini dirinya mendapat bunga dan coklat dari seorang laki-laki. Entah mengapa hatinya menjadi senang dan moodnya menjadi makin semangat karena pemberian kecil dari Alzam ini.

Adiva terus memandangi coklat dan buket bunga yang ia pegang dengan tatapan haru. Meski dirinya tomboy tapi naluri cewek tetaplah ada. Bunga yang indah ini sangat Adiva sukai hingga tak sadar Adiva menghirup aromanya dengan begitu menikmati.

"Katanya cewek tomboy, tapi suka bunga juga ya?" sindir Alzam mengejutkan Adiva.

"Hah?" sahut Adiva langsung melempar bunga itu ke jok belakang.

"Emang kenapa sih? Emang salah ya kalau gue cium-cium bunga?"

"Ya nggak salah sih, tapi ya heran aja lihat kamu cium-cium bunga. Kaya cewek feminim pada umumnya yang rata-rata suka sama bunga."

"Idih, cowok juga ada kali yang suka cium-cium bunga. Lagian lo segala hal tentang gue selalu aja lo bahas kak, kaya nggak ada bahasan lain gitu? CEO populer kok kepo bahas hal-hal receh sih."

"Diam deh, cuma kamu sepertinya perempuan yang berani ngoceh dan protes terus di depan saya! Diam atau kamu akan..."

"Akan apa ya kak!"

Alzam menepikan mobilnya sejenak kemudian Alzam menatap wajah Adiva tanpa berkedip. Dua detik kemudian Alzam mendekatkan wajahnya ke wajah Adiva yang tampak gugup karena perbuatan Alzam itu.

"Mau apa kamu kak?!" tanya Adiva sedikit membentak tapi juga takut, semakin gugup.

Alzam terus mendekat, wajah maskulin Alzam membuat Adiva bertambah gugup. Apakah hari ini, laki-laki didepannya yang akan mendapatkan ciuman pertamanya? Adiva memejamkan mata pasrah lalu...

"Mau lepasin shift bell kamu, kan kita udah sampai di butiknya."

Adiva menghembuskan nafas lega

"Hadeeh, kirain lu mau nodain kesucian bibir gue kak!"

"Geer banget ya kamu! Siapa juga yang tertarik sama bibir kering pecah-pecah itu!"

Bibir Adiva memang terlihat tidak merona dan cenderung pecah-pecah, karena Adiva adalah orang yang jarang minum, juga tidak suka memakai lipstik.

Alzam mencopot shift bell yang mengikat ditubuh Adiva kemudian menyuruh Adiva untuk segera keluar dari dalam mobil. Adiva melihat sebuah bangunan yang besar dan keren sekali. Itu adalah butik yang menyiapkan gaun pengantin. Baru kali ini dirinya akan masuk ke tempat yang semewah ini menjual pakaian. Yang Adiva tahu dulu kakaknya juga pernah diajak ke butik mewah. Zahra pernah menceritakan waktu ia akan menikah dengan Alzam dulu.

Alzam dan Adiva berdiri berjejeran sebelum masuk kedalam butik, Adiva bertanya...

"Kak, apakah ini butik yang sama waktu dulu kak Zahra fitting gaun pengantin?"

Alzam diam saja, wajahnya malah tampak sedih. Adiva melihat ke wajah laki-laki gagah yang berada di sampingnya itu, air mata mengalir di wajah tampannya.

"Maafin gue ya kak? Gue udah membuka ingatan akan kenangan indah bersama kak Zahra dulu, maafin gue?" lirih Adiva merasa bersalah sembari memegang bahu Alzam. Adiva juga merasa sedih kalau ingat kakaknya.

Alzam tidak menjawab lirih Adiva, Alzam malah berjalan masuk duluan ke dalam butik. Melihat Adiva yang masih saja berdiri mematung disisi mobil, Alzam kesal melirik ke Adiva, kode buat dirinya untuk segera mengikuti langkahnya menuju kedalam butik.

Adiva dan Alzam sama-sama masuk kedalam butik, sebelum masuk tadi mereka sudah disambut dengan ramah oleh satpam penjaga, Adiva heran bahkan satpam itu tadi sempat-sempatnya mau minta foto sama CEO Alzam.

"Wah, keren banget butiknya!" teriak Adiva yang membuat semua pengunjung jadi menoleh ke Alzam dan Adiva. Bahkan sebagian dari mereka ada yang tersenyum mungkin mereka berpikir sikap Adiva yang norak, seperti baru pertama kali masuk kedalam butik mahal.

"Jangan malu-maluin saya ya! Kamu harus elegan, mengerti! Jangan bersikap norak!" bisik Alzam di kuping Adiva, Adiva merasa geli karena hal itu.

Adiva memanyunkan wajahnya kemudian Alzam membawa Adiva bertemu sang pemilik butik.

"Selamat siang Dince?" sapa Alzam.

Dince sang pemilik butik yang melambai dan sok cantik itu terkesima melihat Alzam datang.

"Wah, suatu kebanggaan bagi butik kecil saya kedatangan calon suami, eh maksudnya pak Alzam. Seorang yang luar biasa sekali seperti Pak Alzam ini? Ada perlu apa ya pak datang kesini, hmm apa mau lamar dince? Hehehe,"

"Dince, saya ingin penampilan dan gaun yang terbaik buat calon istri saya ini?" titah Alzam seraya merangkul bahu Adiva. Adiva merasa risih dibuatnya.

Namanya Dince, tapi itu bukanlah nama aslinya. Dince memperhatikan dengan seksama penampilan Adiva dari ujung rambut hingga ke ujung kaki.

"Mungut mbak ini dimana ya pak Alzam? Penampilannya si mbak terlihat tidak sopan dipandang mata. Mbak namanya siapa?" nyinyir Dince lanjut bertanya.

Dince tampak ilfil melihat penampilan Adiva yang sangat semrawut. Tapi Adiva lebih ilfil lagi lihat Dince.

Episodes
1 Malam Tragedi Pembantaian
2 Duka Yang Mendalam
3 Pikiran Kacau
4 Rencana Perjodohan
5 Bertemu Calon Istri
6 Sebuah Tes Penentuan
7 Kemarahan Sang CEO
8 Menolak Perjodohan
9 Dilamar CEO Perfect
10 Menerima Lamaran CEO
11 Fitting Gaun Pengantin
12 Ketegangan Calon Istri
13 Kemarahan Calon Mertua
14 Lamaran Dari Laki-laki Lain
15 Perdebatan manja
16 Jelang Momen Sakral
17 Wanita Ular Mendatangi Pernikahan
18 Bersiap Menghadapi Mertua
19 Mama Mertua Marah
20 Malam Pertama?
21 Membalas Geng Sombong
22 Perkelahian Di Kampus
23 Pingsan karena ulah mertua
24 Kemarahan Suami
25 Makan Malam Bareng Mertua
26 Perang kecil menantu dan mertua
27 Karena istriku
28 Siksaan mama mertua
29 Belajar masak
30 Mama Mertua dan Suami marah besar
31 Getaran Cinta Mulai Datang
32 Rencana apalagi wahai mama mertua
33 Si Tomboy Jadi Putri Kerajaan
34 Pusat Perhatian Malah Mereka
35 Rasa Itu Menjadi Nyata
36 Drama Dua Wanita Ular
37 Pergi dari rumah?
38 Diary itu?
39 Liciknya Mama Mertua
40 Suami Idaman Banget Sih
41 Malam Pertama
42 Menampar Mama Jahat
43 Tantangan Pertandingan Merias Wajah?
44 Melawan Cewek Pembully Sombong
45 Persaingan Yang Sengit
46 Kekalahan Yang Mengejutkan
47 Hari Kebahagiaan Adiva
48 Mama Mertua Kembali Beraksi
49 Niat Mempermalukan Malah Dipermalukan
50 Hukuman Untuk Menantu Malang
51 Cinta Yang Semakin Nyata
52 Liburan Yang Hangat
53 Kemesraan Sepasang Kekasih
54 Rencana Tergelap
55 Hampir Mati Tenggelam
56 Marah Karena?
57 Hari Pernikahan Wanita Ular
58 Malam Pertama, Lagi
59 Si Menantu Pemalas
60 Digunjing Mertua
61 Mencari Diary Itu
62 Keberanian Menantu Tomboy
63 Mama Mertua Yang Tak Peduli
64 Mantan Pacar Wanita Ular
65 Menantu Licik Kepanasan
66 Kakak Beradik Kembali Akur
67 Hamil Diluar Nikah?
68 Dia Ingin Membunuhnya
69 Perdamaian Kedua Geng
70 Dikerjain Dua Wanita Ular
71 Bukan Menantu Menye-Menye
72 Rahasia Manis Menantu Pemberani
73 Bunuh diri?
74 Ketika Mama Mertua Mati Kutu
75 Perdebatan Mertua dan Menantu
76 Kabur Dari Laki-Laki Jahat
77 Dipermalukan Ibu-Ibu Galak
78 Pertikaian Dengan Mertua Lagi
79 Rencana Aborsi
80 Kesedihan Wanita Licik
81 Suami Bersikap Dingin
82 Kekocakan Suami Istri Goals
83 Rasa Perhatian Dibalas Dengan Kebencian
84 Perjuangan Tersembunyi
85 Ternyata Salon Ini Milik Menantu Miskin Itu
86 CEO tampan itu cemburu
87 CEO tampan yang membuat hatinya tersentuh
88 Bodyguard Untuk Istri Tercinta
89 Sekretaris Genit
90 Perasaan Tidak Enak
91 Teriakan Mengerikan
92 Diserang Psikopat Bayaran
93 Berusaha Selamat Dari Serangan Psikopat
94 Kegagalan Rencana Mama Mertua Jahat
95 Adiva Mau Bunuh Diri?
96 Rencana Penyelidikan Kematian
97 Perhatian Seorang Suami
98 Penjagaan Yang Berlebihan
99 Rencana Baru Pembunuh Bayaran Mama Mertua
100 Berhasil Melawan Pembunuh Suruhan
101 CEO Tampan Yang Tertuduh
102 Terbongkar Sudah Kejahatan Mama Mertua
103 Dipenjara Atau Tidak?
104 Memperkeruh Suasana
105 Diary Itu Ketemu
106 Situasi Yang Sulit
107 Polisi Yang Siap Menjemput Mama Mertua
108 Adiva Dipukul Oleh Daffa
109 Napi-Napi Kasar
110 Tahanan Yang Menyebalkan
111 Penderitaan Mama Mertua Di Penjara
112 Sekretaris Genit Berniat Mencelakai Adiva
113 Fitnah Yang Gagal
114 Amel Kesal Dengan Alzam dan Adiva
115 Pengen Rumah Baru Juga
116 Rumah Baru Yang Begitu Memukau
117 Amel Iri Melihat Rumah Adiva
118 Tuduhan Amel
119 Rumah Baru Amel
120 Tuan Rumah Stress
121 Adiva hamil
122 Adiva Menjenguk Mama Mertua Jahat
123 Baby Blues
124 Ayah Kandung Anak Amel Datang
125 Menantang Amel Tes DNA
126 Kecurigaan Alzam
127 Tetangga Baru
128 Rasa Cemburu Adivaa
129 Sosok Pak Nick Yang Mengerikan
130 Mama Mertua Ingin Bundir Dipenjara
131 Permintaan Konyol Mama Mertua
132 Mama Mertua Jahat Ingin Berubah?
133 Istri Orang Menginap?
134 Kekejaman Suami Jenna
135 KDRT
136 Malas Menjenguk Mama Mertua Jahat
137 Cemburu Oh Cemburu
138 Melabrak Suami Tetangga Yang Kejam
139 Diam-Diam Tes DNA
140 Perubahan Penampilan Adiva
141 Daffa Tahu Masa Lalu Amel
142 Hukuman Dari Daffa Untuk Amel
143 Berdebat Dengan Mantan Pacar Jahat
144 Berusaha Meraih Simpati Suami Lagi
145 Adiva dan Jenna Hampir Menabrak Amel
146 Amel Ingin Menyaingi Bisnis Adiva
147 Launching Mel's Beauty
148 Adiva Mau Melahirkan
149 Pak Nick Ingin Membunuh Adiva
150 Perjuangan Adiva Melahirkan Anaknya
151 Pak Nick Tertangkap
152 Orang Suruhan Pak Nick
153 Memberi Nama
154 Perkenalan Mama Linda dan Pak Nick
155 Kabur Dari Penjara
156 Bersembunyi Di Sebuah Tempat
157 Rencana Licik Mama Linda
158 Diserang Pencuri
159 Memburu Mama Linda
160 Usaha Kabur Dari Kejaran Polisi
161 Mama Mertua Yang Masih Berkeliaran
162 Mata Terluka Akibat Mama Mertua
163 Mama Linda Menyerang
164 Amel Diculik Mama Linda
165 Amel Tersiksa
166 Peristiwa Tragis Kematian Amel
167 Kekacauan Saat Pemakaman Amel
168 Mengamankan Diri Di Tempat Terpencil
169 Ternyata Mama Mertua Jahat Ikut
170 Menyusul Seorang Gadis Kedalam Hutan
171 Misteri Hilangnya Stok Makanan
172 Rencana Menghabisi Penghuni Kabin
173 Diserang Mama Linda
174 Nasib Malang Tiga Petugas Keamanan
175 Mama Linda Tertangkap!
176 Ada Pengkhianat!
177 Kebiadaban Penjahat
178 Semakin Menegangkan
179 Menang!
180 Alzam Menyalahkan Dirinya Sendiri
181 Tegang Saat Menyatakan Cinta
182 Kebaikan Hati Alzam dan Adiva
183 Hukuman Mati Untuk Mama Linda
184 Mama Linda Kabur Lagi
185 Ketakutan Alzam Yang Berlebihan
186 Penyesalan Mama Linda
187 Kebaikan Hati Nak Rey
188 Diam-Diam Pergi Dari Rumah
189 Membujuk Mas Alzam
190 Adiva Menghilang
191 Kembali Menerima Ibu
192 Daffa Sulit Untuk Menerima Ibunya Kembali
193 Ending
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Malam Tragedi Pembantaian
2
Duka Yang Mendalam
3
Pikiran Kacau
4
Rencana Perjodohan
5
Bertemu Calon Istri
6
Sebuah Tes Penentuan
7
Kemarahan Sang CEO
8
Menolak Perjodohan
9
Dilamar CEO Perfect
10
Menerima Lamaran CEO
11
Fitting Gaun Pengantin
12
Ketegangan Calon Istri
13
Kemarahan Calon Mertua
14
Lamaran Dari Laki-laki Lain
15
Perdebatan manja
16
Jelang Momen Sakral
17
Wanita Ular Mendatangi Pernikahan
18
Bersiap Menghadapi Mertua
19
Mama Mertua Marah
20
Malam Pertama?
21
Membalas Geng Sombong
22
Perkelahian Di Kampus
23
Pingsan karena ulah mertua
24
Kemarahan Suami
25
Makan Malam Bareng Mertua
26
Perang kecil menantu dan mertua
27
Karena istriku
28
Siksaan mama mertua
29
Belajar masak
30
Mama Mertua dan Suami marah besar
31
Getaran Cinta Mulai Datang
32
Rencana apalagi wahai mama mertua
33
Si Tomboy Jadi Putri Kerajaan
34
Pusat Perhatian Malah Mereka
35
Rasa Itu Menjadi Nyata
36
Drama Dua Wanita Ular
37
Pergi dari rumah?
38
Diary itu?
39
Liciknya Mama Mertua
40
Suami Idaman Banget Sih
41
Malam Pertama
42
Menampar Mama Jahat
43
Tantangan Pertandingan Merias Wajah?
44
Melawan Cewek Pembully Sombong
45
Persaingan Yang Sengit
46
Kekalahan Yang Mengejutkan
47
Hari Kebahagiaan Adiva
48
Mama Mertua Kembali Beraksi
49
Niat Mempermalukan Malah Dipermalukan
50
Hukuman Untuk Menantu Malang
51
Cinta Yang Semakin Nyata
52
Liburan Yang Hangat
53
Kemesraan Sepasang Kekasih
54
Rencana Tergelap
55
Hampir Mati Tenggelam
56
Marah Karena?
57
Hari Pernikahan Wanita Ular
58
Malam Pertama, Lagi
59
Si Menantu Pemalas
60
Digunjing Mertua
61
Mencari Diary Itu
62
Keberanian Menantu Tomboy
63
Mama Mertua Yang Tak Peduli
64
Mantan Pacar Wanita Ular
65
Menantu Licik Kepanasan
66
Kakak Beradik Kembali Akur
67
Hamil Diluar Nikah?
68
Dia Ingin Membunuhnya
69
Perdamaian Kedua Geng
70
Dikerjain Dua Wanita Ular
71
Bukan Menantu Menye-Menye
72
Rahasia Manis Menantu Pemberani
73
Bunuh diri?
74
Ketika Mama Mertua Mati Kutu
75
Perdebatan Mertua dan Menantu
76
Kabur Dari Laki-Laki Jahat
77
Dipermalukan Ibu-Ibu Galak
78
Pertikaian Dengan Mertua Lagi
79
Rencana Aborsi
80
Kesedihan Wanita Licik
81
Suami Bersikap Dingin
82
Kekocakan Suami Istri Goals
83
Rasa Perhatian Dibalas Dengan Kebencian
84
Perjuangan Tersembunyi
85
Ternyata Salon Ini Milik Menantu Miskin Itu
86
CEO tampan itu cemburu
87
CEO tampan yang membuat hatinya tersentuh
88
Bodyguard Untuk Istri Tercinta
89
Sekretaris Genit
90
Perasaan Tidak Enak
91
Teriakan Mengerikan
92
Diserang Psikopat Bayaran
93
Berusaha Selamat Dari Serangan Psikopat
94
Kegagalan Rencana Mama Mertua Jahat
95
Adiva Mau Bunuh Diri?
96
Rencana Penyelidikan Kematian
97
Perhatian Seorang Suami
98
Penjagaan Yang Berlebihan
99
Rencana Baru Pembunuh Bayaran Mama Mertua
100
Berhasil Melawan Pembunuh Suruhan
101
CEO Tampan Yang Tertuduh
102
Terbongkar Sudah Kejahatan Mama Mertua
103
Dipenjara Atau Tidak?
104
Memperkeruh Suasana
105
Diary Itu Ketemu
106
Situasi Yang Sulit
107
Polisi Yang Siap Menjemput Mama Mertua
108
Adiva Dipukul Oleh Daffa
109
Napi-Napi Kasar
110
Tahanan Yang Menyebalkan
111
Penderitaan Mama Mertua Di Penjara
112
Sekretaris Genit Berniat Mencelakai Adiva
113
Fitnah Yang Gagal
114
Amel Kesal Dengan Alzam dan Adiva
115
Pengen Rumah Baru Juga
116
Rumah Baru Yang Begitu Memukau
117
Amel Iri Melihat Rumah Adiva
118
Tuduhan Amel
119
Rumah Baru Amel
120
Tuan Rumah Stress
121
Adiva hamil
122
Adiva Menjenguk Mama Mertua Jahat
123
Baby Blues
124
Ayah Kandung Anak Amel Datang
125
Menantang Amel Tes DNA
126
Kecurigaan Alzam
127
Tetangga Baru
128
Rasa Cemburu Adivaa
129
Sosok Pak Nick Yang Mengerikan
130
Mama Mertua Ingin Bundir Dipenjara
131
Permintaan Konyol Mama Mertua
132
Mama Mertua Jahat Ingin Berubah?
133
Istri Orang Menginap?
134
Kekejaman Suami Jenna
135
KDRT
136
Malas Menjenguk Mama Mertua Jahat
137
Cemburu Oh Cemburu
138
Melabrak Suami Tetangga Yang Kejam
139
Diam-Diam Tes DNA
140
Perubahan Penampilan Adiva
141
Daffa Tahu Masa Lalu Amel
142
Hukuman Dari Daffa Untuk Amel
143
Berdebat Dengan Mantan Pacar Jahat
144
Berusaha Meraih Simpati Suami Lagi
145
Adiva dan Jenna Hampir Menabrak Amel
146
Amel Ingin Menyaingi Bisnis Adiva
147
Launching Mel's Beauty
148
Adiva Mau Melahirkan
149
Pak Nick Ingin Membunuh Adiva
150
Perjuangan Adiva Melahirkan Anaknya
151
Pak Nick Tertangkap
152
Orang Suruhan Pak Nick
153
Memberi Nama
154
Perkenalan Mama Linda dan Pak Nick
155
Kabur Dari Penjara
156
Bersembunyi Di Sebuah Tempat
157
Rencana Licik Mama Linda
158
Diserang Pencuri
159
Memburu Mama Linda
160
Usaha Kabur Dari Kejaran Polisi
161
Mama Mertua Yang Masih Berkeliaran
162
Mata Terluka Akibat Mama Mertua
163
Mama Linda Menyerang
164
Amel Diculik Mama Linda
165
Amel Tersiksa
166
Peristiwa Tragis Kematian Amel
167
Kekacauan Saat Pemakaman Amel
168
Mengamankan Diri Di Tempat Terpencil
169
Ternyata Mama Mertua Jahat Ikut
170
Menyusul Seorang Gadis Kedalam Hutan
171
Misteri Hilangnya Stok Makanan
172
Rencana Menghabisi Penghuni Kabin
173
Diserang Mama Linda
174
Nasib Malang Tiga Petugas Keamanan
175
Mama Linda Tertangkap!
176
Ada Pengkhianat!
177
Kebiadaban Penjahat
178
Semakin Menegangkan
179
Menang!
180
Alzam Menyalahkan Dirinya Sendiri
181
Tegang Saat Menyatakan Cinta
182
Kebaikan Hati Alzam dan Adiva
183
Hukuman Mati Untuk Mama Linda
184
Mama Linda Kabur Lagi
185
Ketakutan Alzam Yang Berlebihan
186
Penyesalan Mama Linda
187
Kebaikan Hati Nak Rey
188
Diam-Diam Pergi Dari Rumah
189
Membujuk Mas Alzam
190
Adiva Menghilang
191
Kembali Menerima Ibu
192
Daffa Sulit Untuk Menerima Ibunya Kembali
193
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!