Aldirch dan Daffin pamit dengan Tian, setelah itu pergi menuju kontrakannya. Daffin hanya mengikuti karena dia tidak tahu dimana kontrakan Aldirch berada.
Setelah sampai.
Daffin di buat syok saat melihat rumah kecil untuk tempat tinggal mereka. "Kau tidak bercanda kan Al?" tanya Daffin melihat sekeliling.
"Bercanda kenapa?" tanya Aldirch bingung dan membuka pintu kamar kontrakan nya.
"Ini! Tentang tempat tinggal mu. Kita tidak akan beneran tinggal disini kan?" tanya nya lagi masih tidak percaya.
"Aku ini memang tinggal disini. Jika kau menyusul ku kemari bukan kah kau sudah tahu seperti apa kehidupan kami?" tanya Aldirch masuk kedalam kontrakan.
"Ayo masuk," perintahnya.
Daffin masuk, matanya melihat sekeliling ruangan sempit itu. "Aku tidak tahu jika kau tinggal di tempat yang kecil seperti ini. Ku kira kau tinggal di Apartement," jawab Daffin duduk di kursi sambil meneken nekan kursi yang keras.
"Dalam mimpi mu," jawab Aldirch kebelakang mengambil air putih.
Tak butuh waktu lama, Aldirch kini kembali sambil membawa segelas air putih di tangan nya. "Nih, ku yakin kau pasti haus dan Syok melihat keadaan ku seperti ini," ucap Aldirch sambil menyerahkan minuman.
"Kau benar. Aku bener bener syok dengan ini semua Ku kira kau liburan disini, jadi aku menyusul mu," ucap Daffin meneguk habis air putih itu.
"Hah.....apes ternyata diri ku," sambungnya dengan lesu. Aldirch yang melihat terkekeh, ia tahu pastinya Daffin akan kecewa dengan semua ini
........
........
........
Di rumah Brian. Chloe dan Brian mengatakan niatnya kepada Meli tentang ingin membuka usaha baru nya.
"Ibu mau, tapi usaha apa yang akan kita jalani?" tanya Meli kepada kedua nya.
"Itulah masalah nya Bu, kami belum tahu usaha apa yang akan kita buat," jawab Chloe.
"Tapi tempat nya kira kira sudah ada belom Chloe? Masalah apa yang akan kita jual ibu bisa memikirkan nya jika tempat nya sudah ada." ucap Meli bertanya.
"Untuk masalah tempat, aku akan mencari nya besok. Ibu pikirkan saja apa yang akan kita jual," jelas Chloe agar Meli tidak perlu khawatir tentang tempat jualan nya nanti.
"Baiklah, setelah kamu mendapatkam tempat nya kita akan mulai untuk berjualan nya," ucap Meli bersemangat.
"Baik Bu," jawab keduanya saling pandang.
Setelah cukup lam berada di rumah Brian, Chloe pulang dengan di antar oleh Brian menggunakan motor bututnya.
"Yuk aku antar," tawar Brian mengambil m? keotor nya.
"Beneran mau nganter aku?" tanya Chloe menaikkan satu alisnya tidak percaya sambil melihat Brian yang mengambil motornya
"Beneran dong," jawab Brian sudah naik di motor bututnya.
"Gak takut motornya mogok?" tanya Chloe terkekeh.
Memang biasanya Brian akan selalu banyak alasan jika di suruh mengantarkan nya pulang. Namun berbeda dengan sekarang, tanpa Chloe minta Brian sudah menawarkan diri untuk mengantarkan nya.
"Tentu saja takut, tapi jika beneran mogok kita dorong bareng bareng," jawab Brian terkekeh.
"Tidak mau," jawab Chleo naik dan memeluk pinggang Brian. Brian tersenyum setelah itu menyalakan motor dan melajukan nya.
Di jalan Chloe terus saja ngedumel karena asap motor Brian yang mengepul di belakang nya.
"Kenapa asap nya banyak?" tanya Chloe melihat asap yang keluar dari knalpot dan hal itu mengganggu pengendara lain.
"Nama nya juga motor tua Chloe, dan lagi tidak pernah ku servis. Gak ada dwit," jawab Brian masih santai mengendarai motor nya.
"Tapi ini mengganggu pengendara lainnya Bri, lihat lah! Mereka seperti nya ngedumel sama seperti diri ku," jawab Chleo yang melihat pengendara di belakangnya.
"Biarkan saja," jawab Brian.
Di lampu merah mereka berdua berhenti, menunggu lampu hijau menyala. "Panas tidak?" tanya Brian menoleh menatap Chloe.
"Panas," jawab Chloe dengan nada manja.
Brian yang melihat terkekeh, setelah itu memberikan topinya pada Chloe, memakaikan topi itu di kepala. Sungguh so sweet sekali jika di lihat.
Sedangkan di samping Brian dan Chloe, Alvin yang berada di dalam mobil tidak sengaja melihat mereka berdua. Matanya melihat dengan sungguh sungguh, benarkah yang dia lihat adalah gadis incaran nya atau bukan.
"Itu Chloe kan?" batinnya dengan mata terus menatap.
"Iya, dia bener Chloe. Tapi dengan siapa dia? Mungkinkah dia pacarnya?" tanya nya pada diri sendiri.
Alvin mengepalkan tangan, cemburu saat melihat mereka yang nampak terlihat mesra, apalagi saat melihat Brian memakaikan topi di kepala Chloe.
"Sial! Ini benar benar membuat ku cemburu," gerutunya saat merasakan hatinya tidak senang.
Lampu pun berubah menjadi hijau dan kini Brian dan pengendara lain nya melajukan kembali kendaraan nya.
Chloe benar benar manja di boncengan Brian, dia menyandarkan kepala nya di punggung bidang Brian. Entah kenapa itu sangat sangat nyaman. Brian pun tidak keberatan sama sekali saat Chloe memeluk pinggang dan menyadarkan kepala nya di tubuh nya.
"rasanya mengantuk Bri" ucap Chloe yang menyandarkan kepala nya
"Jangan tidur, kita belum sampai. Tahan dulu, sebentar lagi kita sampai," seru Brian masih fokus dengan jalanan.
"Aku ngantuk karena bersandar di punggung mu tau," ucap Chloe mencubit pinggang Brian.
"Aduh sakit Chloe. Kenapa kau mencubit ku? Bagaimana jika pinggang ku lecet?" ucap Brian berlebihan.
"Lebay," pukul Chloe di punggung Brian.
Hahahaha
Brian tertawa keras, mereka memang akhir kahir ini sering seperti itu, bertingkah layak nya sepasang kekasih. Tapi kenyataan nya tidak sama sekali. Chloe tidak memiliki perasaan apapun pada Brian, sedangkan Brian entahlah.
Berbeda dengan Brian yang senang, di belakang mereka Alvin sangat kesal dan geram melihat mereka berdua. Ya, Alvin sejak melihat Chloe di lampu merah Alvin membuntuti mereka berdua.
Setelah sampai di kontrakan Chloe, Chloe turun dan menyerahkan topinya. "Nih aku kembalikan."
"Gak kamu ambil saja?" tanya Brian yang masih berada di motornya.
"Aku takut kamu gak kuat beli topi lagi," jawab Chloe dan malah membuat Brian tertawa.
"Kau memang selalu benar," Brian mengambil topi itu dan memakai nya.
"Tampan," ucap Chloe yang melihat Brian sudah memakai topinya.
"Aku ini memang tampan Chloe. Jadi jika kau mengakui aku tampan apakah kau mau menjadi kekasih ku?" tanya Brian menahan senyum di bibirnya sambil mendekatkan wajah nya.
Chloe yang melihat langsung mendorong wajah itu agar menjauh. "Kau ingin aku menjadi kekasih mu?" tanya Chloe dan diangguki Brian.
"Baiklah, aku terima. Tapi setelah itu kau harus terus menjemput ku, dari mulai pagi berangkat kuliah dan pulang kuliah. Bagaimana?" tanya Chloe bersedekap.
"Oke, tidak masalah. Walaupun seperti pacar ojek saja," jawab Brian dan membuat mereka berdua tertawa bersama.
.
.
.
.
Selamat membaca.
Jangan lupa dukungan nya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Chloe.. niatmu murni temenan tp hati Brian gak ada yg tau kan.. bisa aja dia baper krn kedekatan kalian kan..
2024-02-12
0
Varhan Thio
aduh motor Brian ko asapnya bisa bikin polusi udara
2023-05-12
0
Yuni Verro
cie udh resmi jadian
2023-04-27
0