Brian diam sambil menatap Chloe dengan sungguh sungguh. Berpikir apakah yang di ucapkan Chloe beneran atau tidak.
"Kau sedang tidak bercanda kan Chloe?" tanya Brian.
"Tidak!" jawab Chleo menggeleng. "Jika kamu mau kita bisa membuka usaha bareng bareng. Tapi untuk usahanya aku belum tahu apa. Kita bisa tanyakan kepada Ibu, dan aku yakin ibu pasti akan senang mendengar ini,"
"Ya kau benar, ibu pasti akan senang. Kita tunggu ibu pulang dari belanja, setelah itu kita bicarakan semua ini," jawab Brian senang dan di angguki Chloe.
.
.
Siang hari, Meli pulang dari pasar sambil membawa barang belanjaannya. "Sini Bu biar Brian yang bawain ke dapur," Brian mengambil belanjaan dalam keresek dari tangan Meli.
Meli tersenyum senang dengan putranya itu, dia bersyukur memiliki anak seperti Brian yang mau membantu dan tanpa malu dengan kehidupan sederhana nya.
Brian membawa belanjaan itu ke dapur, sedangkan Meli duduk di kursi dengan di temani Chloe. Chloe yang melihat wajah lelah Meli bertanya tanya apakah pasar yang di datanginya sangat jauh pikirnya.
Brian yang dari belakang kini kembali dengan membawa satu gelas air putih dan di serahkan nya kepada Meli. "Bu ini minumnya, ibu pasti haus,"
"Terimakasih Bri," Meli mengambil minuman itu dari tangan Brian dan meneguknya hingga habis.
"Apakah pasar nya jauh Bu? Aku lihat ibu sangat kelelahan?" tanya Chloe yang sedari tadi penasaran.
Brian dan meli menoleh, Brian bertanya. "Kau belum tahu pasar sini?"
"Belum," jawab Chloe menggeleng dengan cepat.
"Lain kali ibu akan mengajak mu jika pergi belanja," ucap Meli yang tahu bahwa Chloe penasaran dengan pasar yang baru saja ia datangi.
.
.
Di lain tempat, Alvin yang pernah bertemu dengan Chloe di restoran kini sedang mencari dimana gadis itu tinggal. Dan kini dia telah mengetahui semuanya. Dari mulai tempat tinggalnya dan kampus tempat kuliah nya. Dia tersenyum setelah mendapatkan laporan tentang gadis yang telah mengganggu pikiran nya selama ini.
Alvin akan berusaha mendapatkan Chloe bagaimanapun cara nya. Dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama nya.
Di meja makan Alvin senyam senyum sendiri saat mengingat wajah gadis di restoran yang telah ia ketahui nama nya CHLOE.
"Cantik," gumamnya sambil melamun.
Papa, Mama Alvin yang melihat anak nya mesam mesem saling pandang, bingung dengan anak sulungnya. Pikir nya apakah anak nya itu kerasukan dedemit hingga senyum senyum sendiri
"Vin," panggil Anne Johnson menyentuh lengan Alvin.
"Ah, iya. Ada apa Ma?" tanya Alvin sadar dari lamunannya.
"Kamu kenapa? Senyam senyum seperti itu?" ucap Anne menatap Alvin penuh selidik.
"Ah, tidak. Alvin hanya teringat sesuatu yang lucu tadi," jawab Alvin berbohong
"Oh...Mama kira apa. Ya sudah lanjut kan makan nya,"
Setelah selesai makan, Alvin ingin mengatakan keinginan nya kepada papa dan mama nya tentang keinginan pindah di universitas Yonsei. Kini Alvin duduk bersama kedua orang tua nya. "Ma, Pa," panggil Alvin.
"Ada apa? Apakah ada yang ingin kau katakan?" tanya Kenric Johnson
"Ya, Pa. Memang ada yang ingin Alvin bicarakan," ucap Alvin
"Katakan," perintah nya. Kenric tahu jika Alvin ingin mengatakan hal penting, tapi dia tidak tahu apa itu.
"Aku ingin pindah kuliah di Universitas Yonsei," serunya melihat ke arah kedua orang tuanya yang kini saling pandang mendengar keinginan nya.
"Lah bukan kah kamu waktu dulu menolak di kampus itu, lalu kenapa sekarang berubah?" tanya Anne bingung.
"Alvin bosen saja di kampus sekarang, ingin cari tempat lain. Menurut yang Alvin dengar di Yonsei sangat bagus, maka dari itu Alvin ingin pindah disana," jelas Alvin dengan bersungguh sungguh.
Kenric menoleh ke Anne, seolah berbicara lewat mata. Dan setelah itu berkata. "Baiklah, Papa akan mengurusnya," ucap Kenric dan menyesap teh nya.
"Jadi Mama dan Papa menyetujui keinginan ku?" tanya Alvin dan di angguki keduanya.
Melihat kedua orang tua nya menyetujui, Alvin langsung mencium Mama dan Papa nya dengan sayang. "Terimakasih Ma, terimakasih Pa."
.
.
Di kerajaan NEVOLEON
"Bagaimana keadaan anak anak mu disana?" tanya Ceril manja menyandarkan kepalanya di bahu Tian.
"Semua baik baik saja, mereka menjalani hidup dengan baik layak nya orang biasa. Entah kanapa kedua anak kita itu menginginkan hidup seperti itu. Padahal aku sudah mati matian bekerja dan banting tulang agar kehidupan anak anak kita tidak ada yang kekurangan nantinya. Tapi mereka malah....Hah.....Aku tidak mengerti jalan pemikiran mereka berdua," ucap Tian pasrah dengan sifat kedua anak nya itu. Berbanding terbalik dengan nya. Jika dulu dia ingin hidup sukses, berbeda dengan kedua anak nya yang ingin hidup miskin. Sungguh memusingkan.
"Aku sendiri juga bingung. Tapi biarlah, mungkin dengan cara ini mereka bisa menghargai kehidupan masyarakat biasa nantinya, terutama Aldirch yang akan menjadi menerus mu nanti," ucap Ceril mengelus dada bidang suami nya.
Walaupun umur mereka sudah tidak muda lagi, keromantisan mereka selalu saja terlihat. Saat asyik mengobrol berdua, Handphone Tian berdering.
"Siapa?" tanya Tian.
"Kakak," jawab Ceril dan mengangkat panggilan itu.
"Ada apa kak?"
"Suami mu ada," tanya Nickel.
"Ada, dia ada di samping ku," jawab Ceril.
"Berikan pada nya, aku mau bicara dengan nya," perintah nya.
Ceril memberikan Handphone itu pada Tian. Dan Tian pun bertanya," Ada apa kak?" tanya Tian yang sudah merubah panggilan Tuan menjadi kakak sejak dia menikahi Ceril.
"Apakah benar Chloe dan Aldirch pergi ke negara K?" tanya Nickel pada intinya.
"Benar kak, memang kenapa?" tanya Tian.
"Keponakan mu Daffin terus saja ngeyel dan ngotot ingin ikut mereka. Aku tidak tahu telinga nya itu mendengar dari siapa, dan hari ini bisa tidak bisa dia harus menyusul mereka. Jika aku tidak menurutinya dia akan kabur dan akan membuatkan cucu untuk ku. Aku kesal sekali dengan dia. Dan jika aku benar benar tidak mengabulkan keinginannya, aku yakin dia akan benar benar membuatkan cucu untuk ku dalam waktu singkat ini," ucap Nickel pusing dengan anak laki laki nya yang memang Playboy cap kakap.
Daffin Alexander memang suka semaunya, tidak seperti Nickel. Mungkin sifat nya itu menurun dari ibu nya, Sesil yang suka semau nya dan sedikit nakal.
Daffin tidak takut dengan siapa pun termasuk ayah nya. Namun Daffin hanya takut dengan Tian, karena Daffin tahu siapa Om nya itu. Seorang ketua Mafia dan sekaligus Raja.
Tian yang mendengar Nickel akan di buatkan cucu oleh Daffin tertawa keras. Sedangkan Nickel mendengus kesal karena Tian malah menertawakan dirinya.
"Bukankah itu sangat bagus jika Daffin memberikan mu cucu! Kakak akan terhibur dengan adanya suara anak kecil nanti di kediaman Alexander," jawab Tian dengan terkekeh.
"Aku tidak butuh untuk sekarang. Lagian aku tidak ingin memiliki cucu dari wanita wanita yang selalu mengangkang di bawah nya. Jika pun ingin, aku ingin dia memberikan cucu dari wanita baik baik." jelas Nickel sedikit kesal dengan adik ipar nya ini.
"Lalu bagaimana sekarang, apakah kakak akan mengizinkan nya menyusul princess dan Al?" tanya Tian.
"Ya, aku akan mengizinkan nya. Dan ku harap saat dia nanti disana dia berubah, tidak mengumbar burung nya itu kemana mana. Aku tidak ingin burung nya itu lepas kendali dan bertelur di sarang yang salah. Aku benar benar sudah pusing dengan nya. Dan tolong bilang pada nya, kau akan mengizinkan dia menyusul Princess dan Al asal kan dia merubah sifat buruk nya itu," ucap Nickel berharap Tian mau membantu putra nya agar bisa berubah.
"Baiklah, aku akan menghubungi nya nanti dan mengingatkan nya," jawab Tian.
.
.
.
.
SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA DUKUNGAN NYA
DENGAN LIKE
KOMEN
TAP FAVORIT
BERI HADIAH
DAN VOTENYA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Helen Nirawan
Waduhhh , bs tambah rame d tuh si chloe , tambah pusing /Smirk//Smirk/
2024-06-11
0
Sandisalbiah
lah.. satu lagi perusuh yg bakal nyusulin Chloe dan si Daffin bakal jd biang rusuh deh Kek-nya...
2024-02-12
0
Truely Jm Manoppo
thor ... lucu juga kalimatmu, burung bertelur di sangkar yang salah 😍😍😍
2023-11-07
0