Tiara mengikuti mamah mertua nya membuat kue di dapur. Sementara Mile merasa kesal dan pergi.
Keluarga besar Mile sudah ngumpul.
Orang tua Tiara juga datang. Tiara melihat orang tua nya datang membuat dia merasa takut.
"Tiara." panggil pak Daniel.
"Iyah Pah." ucap jawab Tiara.
"Kamu di panggil sama Ayah Ibu kamu." ucap pak Daniel.
Tiara menoleh kearah Ayah dan ibu nya yang duduk di luar.
Tiara menyusul mereka keluar.
"Ibu, Ayah." sapa Tiara sambil menyalim kedua orang tua nya.
"Duduk nak, Ayah mau berbicara serius." ucap pak Yuda, Tiara duduk di samping Ibu nya. "Nih Obat kamu ketinggalan di rumah." ucap Pak Yuda memberikan ramuan itu pada Tiara.
"Terimakasih ayah." ucap Tiara.
"Apa kamu sudah merasa janin kamu sudah meninggal? Obat nya tinggal sedikit kenapa belum ada tanda-tanda kalau kamu keguguran." ucap buk Rosa.
"Sudah ada kok Buk, Tiap malam perut ku sakit, bahkan aku merasa seperti tidak orang hamil lagi." ucap Tiara.
Tiara mengingat Tiap malam perut nya selalu sakit.
"Bagus lah kalau begitu, jangan sampai semua nya di ketahui oleh keluarga suami kamu." ucap Pak Yuda.
Cukup lama berbicara dengan mereka, mereka pun ikut bergabung ke dalam.
"Tiara mana suami kamu? Panggil gih." ucap Buk Vina.
Tiara mengangguk dia pun mencari Mile. Namun sudah mencari kemana-mana tetap saja tidak menemukan Mile.
Tiara menelpon namun tak juga di jawab.
"Bik lihat Mile gak?" tanya Tiara pada Bibik yang baru saja lewat.
"Oohh den Mile ada di ruangan kerjanya." ucap Bibik.
"Kalau boleh tau di sebelah mana yah Bik?" tanya Tiara karena pertama kali di sana dia belum tau ruangan apa saja, dan juga karena sangat besar dia bisa kesasar.
"Mari saya antar Non." ucap Bibik mengantarkan Tiara masuk ke dalam. Setelah sudah di depan pintu ruangan kerja Mile, bibik meninggalkan Tiara.
"Tok.. tok.. tok.." Tiara mengetuk pintu. "Masuk!." jawab Mile dari dalam.
Tiara masuk.
"Kamu kenapa malah di sini? Sudah jelas keluarga kamu datang." ucap Tiara. "Kamu tidak melihat saya bekerja? Jangan ganggu saya!' ucap Mile.
"Ya ampun, ini semua bisa di kerjakan, sekarang ayo turun." ajak Tiara menutup laptop Mile dan semua buku Mile, menarik tangan Mile keluar.
"Auhhh sakit." tiba-tiba pinggang Tiara sakit. Mile Masih tetap dengan wajah dingin nya.
Tiara menggenggam tangan Mile sangat erat. "Kamu jangan bercanda." ucap Mile. Tiara tidak lagi merespon Mile. Mila mulai percaya kalau Tiara tidak berpura-pura. Dia membantu Tiara duduk di sofa.
"Apa yang terjadi?" tanya Mile. Tiara menggeleng kan kepala nya.
"Bagaimana kalau kita ke rumah sakit?" tanya Mile. Tiara langsung menggeleng kan kepala nya, "Tidak perlu!" ucap Tiara. Mili bingung mau melakukan apa.
Dia melihat Tiara memegang pinggang nya dia pun memijit-mijit nya dan karena pijitan nya Tiara sedikit tenang dia lega melihat sakit pinggang Tiara perlahan hilang.
"Saya sudah bilang untuk kamu istirahat terlebih dahulu, namun karena berusaha mengambil hati orang tua saya kamu memaksakan diri." ucap Mile.
Tiara berbalik dia menatap wajah Mile.
"Kamu kenapa sih sensi banget melihat Mamah kamu sendiri?" ucap Tiara. "Dia bukan Mamah saya! Anak dia hanya Roy." ucap Mile.
"Papah kamu sudah menikahi Mamah Vina, dan juga sudah memberikan kamu adik, memang bukan mamah yang melahirkan kamu, tapi dia tetap istri papah kamu yang harus di hargai." ucap Tiara.
Mile sama sekali tidak perduli.
"Ya sudah lah kalau begitu, kamu tidak perlu berbaikan dengan Siapapun, sendiri saja selama nya dan selalu membenci keluarga kamu." ucap Tiara.
Mile menghela nafas panjang. "Kamu mau kemana?" tanya Mile melihat Tiara beranjak. "Mau keluar lah." ucap Tiara.
"Apa tidak sebaiknya kamu istirahat dulu? Kamu sudah baikan?" tanya Mile.
Tiara menggerakkan pinggang nya.
"Semua nya sudah baik, terimakasih pijatan nya." ucap Tiara tersenyum. Mile hanya diam saja dia melihat Tiara keluar.
"Loh Mile kok gak ikut Tiara?" tanya Pak Daniel.
"Dia mempunyai kerjaan yang tidak bisa di tinggal kan Pah." ucap Tiara. Pak Daniel langsung naik ke atas menyusul Mile ke dalam ruangan Kerja nya.
"Mile turun lah ikut berkumpul dengan keluarga, ini adalah acara kamu, tentu nya kamu harus ada di sana." ucap Mile.
"Aku sibuk Pah." ucap Mile terus fokus pada laptop nya.
"Jangan membantah papah! Segera Keluar!" ucap Pak Daniel. "Aku tidak menginginkan acara ini, aku malu bertemu keluarga besar Kita. Aku malu di jodohkan aku tidak suka seperti ini Pah." ucap Mile.
Tiba-tiba pak Daniel menampar wajah Mile.
"Jangan mencoba untuk membantah! papah tidak suka anak yang pembanntah, semua yang papah lakukan pada mu adalah yang terbaik." ucap pak Daniel.
Tiara yang mendengar pembicaraan dari dalam dan juga tamparan Pak Daniel membuat Tiara Takut. Ternyata papah mertua nya tidak kalah galak dan tegas pada anaknya.
"Cepat keluar menyusul papah, jangan membuat malu saja." ucap Pak Daniel. Tiara mendengar pak Daniel mau keluar dia langsung beranjak dari tempat nya menguping.
Tidak beberapa lama Mile keluar. Dia sama sekali tidak berbicara apa pun, namun dia fokus pada Tiara yang asik berbincang-bincang dengan Roy di sudut lain.
Di malam hari nya keluarga Mile sudah pulang. Tinggal lah orang tua dia dan orang tua Tiara.
Tidak beberapa lama orang tua Tiara juga pulang.
"Mile, Tiara malam ini kami pulang. Kalian berdua tidak apa-apa kan di sini?" tanya Pak Daniel.
"Gak apa-apa Kok Pah. Papah hati-hati di jalan." ucap Tiara.
Setelah berpamitan mereka pun pulang.
Tiara mengantarkan nya ke depan. Setelah mereka pergi Tiara masuk menutup pintu utama yang sangat besar. Dia melihat Mile yang duduk melamun di ruang tamu.
Tiara datang membawa Air es dalam mangkuk dan juga kain.
"Berhubung tadi kamu sudah bantuin aku, aku bantuin kamu ngilangin rasa sakit yang di pipi kamu." ucap Tiara meletakkan kain yang dingin di pipi Mile. Tiba-tiba Mile menahan nya.
"Tidak perlu." ucap Mile beranjak namun di tahan oleh Tiara.
"Duduk dulu! Jangan membantah." ucap Tiara memaksa Mile duduk namun lagi-lagi Mile menepis tangan Tiara.
Tiara tidak menyerah dia memaksa Mile duduk dan mengompres dengan kasar.
"Ssstt.. pelan-pelan." ucap Mile.
"Aku heran deh sama kamu, sudah jelas papah kamu perduli pada kamu, tapi kamu tetap saja tidak bisa menerima keputusan nya." ucap Tiara.
"Maksud kamu?"
"Kamu marah pada papah kamu karena buk Vina kan?" tanya Tiara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Chotijah Eka
lanjut up-nya author 🙏
2022-06-24
0